Anda di halaman 1dari 10

METODE PEMBELAJARAN KITAB KUNING DAN TINGKATAN PEMAHAMAN

BELAJAR KITAB KUNING

Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata KUliah Literasi Digital Kitab Kuning

DOSEN PENGAMPU : Rohmatul Fawaiz, S. Ag. M. Pd.I

Disusun Oleh :

Hasanudin

2281131227

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN (FITK)

PJJ PAI IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Asalamualaikum warohmatullahi Wabarokatuh

Puji dan Syukur kita panjatkan Kehadirat Allah Swt, karna berkat Ridho Nya jugalah
makalah ini bisa terselesaikan penyusunannya meskipun disana sini ada kekurangannya. Dalam
era globalisasi dan Teknologi Informasi yang semakin berkembang dengan begitu pesat,
kebutuhan akan pembelajaran yang efektif dan efisien adalah semakin penting .

Salah satu asfek yang tidak bisa kita abaikan dalam konteks pembelajaran adalah peran
dari pada kitab kuning. Sebagai sumber utama dalam pengajaran Agama Islam. Makalah ini
bertujuan untuk sedikit memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang metode dalam
memahami Kitab Kuning sebagai bahan ajar dalam pendidikan Agama Islam.

Dengan kita memahami sedikit metode yang tepat untuk pembelajaran kitab kuning maka
diharapkan pembelajaran kitab kuning akan sedikit lebih menarik dan diminati positif bagi para
pelajar. Artikel ini akan mengetengahkan berbagai metode pembelajaran yang mudah digunakan.
Semoga tulisan ini bisa berguna dan bermanfaat buat kita.

Bandar lampung 13,maret 2024

HASANUDIN

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2

2.1 Kajian Lafadz....................................................................................... 2

2.2 Makna Lafadz....................................................................................... 2

2.Murod.......................................................................................................4

2.4 Arti.........................................................................................................4

2.5 Bukti......................................................................................................5

BAB III PENUTUP............................................................................................ 6

3.1 Kesimpulan.......................................................................................... 6

3.2 Kritik dan Saran.....................................................................................6

3.3 Daftar Pustaka........................................................................................7

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesempurnaan Islam tidak hanya sebatas pada ranah akidah saja, akan tetapi bagaimana
kemampuan umat Islam mempelajari dan memahami Al-Qur’an dan sunah sebagai pedoman
pokok dalam kehidupan kaum umat muslim.

Dengan kaitan itu, tidak kalah pentingnya dengan bagaimana cara mempelajari dan
mengsiasi kitab kuning. Selama ini kitab kuning hanya terkesan cukup orang – orang pondok
saja, kadang santri – santri saja yang wajib menguasai dan memahami apa itu kitab kuning. Akan
tetapi sekarang saatnya kita bisa menguasai dan memahami kandungan – kandungan kitab
kuning.

Memang hal ini bukan hal yang mudah, tapi minimal kita harus niatkan bagaimana
memasyarakatkan pembelajran kitab kuning, agar bisa dapat diterima di tengah – tengah
kalangan masyarakat Islam.

1.2 Rumusan Masalah


1. Kajian Lafadz Kitab Kuning
2. Makna Lafadz
3. Apa itu Murod ?
4. Arti
5. Bukti

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kajian Lafadz

Kajian Lafadz Kitab kuning merujuk pada analisa atau pencerdasan mendalam terhadap
sebuah kata - kata atau prase tertentu dalam konteks bahasa, sastra agama ataupun pada bidang –
bidang lain. Dalam konteks agama ‘ KAJIAN LAFADZ sering kali di gunakan untuk
memahami makna Implikasi dan Aplikasi dari kata - kata yang terdapat pada teks - teks suci
seperti Alquran dan Hadist atau kitab kitab yang lain. Kajian Lafadz dapat melibatkan asfek
asfek seperti ; Etimologi, Tata bahasa, Kontek historis dan Interpretasi.

2.2 Makna Lafadz

Makna Lafadz berdasar pemahaman atau Interprestasi dari kata - kata atau Prase yang di
ucapkan Dalam sebuah teks atau pembicaraan. Ini melibatkan proses pemahaman makna literal.
Kata -kata serta implikasi atau konotasi yang mungkin terkandung didalamnya.

Dalam konteks Bahasa pemahaman makna Lafadz sangatlah penting, dimana untuk kita
mengkomunikasikan ide ide dan perasaan perasan kita dengan tepat.

Makna kata "belajar" dalam konteks kitab kuning memiliki beberapa aspek yang relevan
dengan tradisi pesantren dan budaya salaf. Berikut adalah beberapa poin yang dapat membantu
memahami makna "belajar" dalam konteks kitab kuning:

1. Penafsiran Kitab Kuning: Istilah "penafsiran" atau "ngabsahi" merujuk pada kegiatan santri
dalam mencatat dan menulis makna dari kitab kuning yang diajarkan oleh kiai. Santri akan
mencatat apa yang perlu ditorehkan pada kitab kuning yang dimilikinya. Tulisan dalam
kitab kuning menggunakan arab pegon, yaitu tulisan hijaiyah yang sudah diadaptasikan ke
bahasa Jawa. Ini memungkinkan penulisan huruf-huruf yang tidak ada dalam huruf
hijaiyah, seperti "nga," "nya," "pa," dan sebagainya.

2. Tips Penafsiran Kitab Kuning:

2
• Gunakan bolpoin dengan ujung yang kecil dan output line yang halus.

• Tulis makna yang belum diketahui, sementara makna yang sudah diketahui tidak
perlu ditulis agar kitab tidak terlihat penuh dan mudah dibaca.

• Gunakan singkatan untuk menunjukkan kedudukan kalimat dalam i’rob (tata


bahasa Arab). Misalnya, "mubtada’" atau "utawi" diganti dengan "mim," "fa’il"
atau "sopo" diganti dengan "fa’" panjang, dan "opo" diganti dengan "fa’" pendek.

• Gunakan juga tanda "ruju’" untuk menunjukkan tempat kembalinya kalimat dalam
i’rob. Ini membantu merangkum tulisan makna kitab kuning dan memudahkan saat
mengkaji kembali.

3. Singkatan dan Ruju’:

• Singkatan digunakan untuk menunjukkan mahall al-i’rob (kedudukan kalimah


dalam tata bahasa Arab) dan menunjukkan makna.

• Ruju’ menunjukkan tempat kembalinya kalimat dalam i’rob.

Dengan memahami makna "belajar" dalam kitab kuning, santri dapat lebih efektif dalam menulis
dan mengkaji kitab kuning.

Setelah memeriksa dengan cermat dari sudut pandang ilmu shorof dan nahwu, dalam mempelajari
kitab kuning, penting untuk mengkaji makna dari setiap kata meskipun kajian ini tidak dapat
dipisahkan dari ilmu shorof dan nahwu. Memahami makna dari setiap kata sangatlah penting
dalam mempelajari kitab kuning. Berikut adalah beberapa hal yang dapat membantu para santri
dalam memahami makna kata dalam kitab kuning:

1. Gunakan bolpoin dengan ujung yang kecil untuk menulis. Mulailah dengan ujung 0.3 mm
ke bawah. Pilihlah bolpoin yang berkualitas tinggi agar tulisan tidak mudah pudar, dan
pilihlah warna hitam untuk kejelasan. Hindari penggunaan bolpoin murahan karena tulisan
dapat pudar dengan cepat, membuat kitab kuning menjadi sulit dibaca. Tujuannya adalah
agar tulisan tetap jelas dibaca dan tidak luntur bahkan setelah bertahun-tahun.

2. Tulislah hanya makna yang belum diketahui, sementara untuk makna yang sudah dikenal

3
lebih baik tidak perlu ditulis agar kitab tidak terlihat penuh dan tetap mudah dibaca.

3. Gunakan singkatan untuk menunjukkan kedudukan kalimat dalam i’rob, misalnya


mubtada’/utawi bisa diganti dengan 'mim', fa’il/sopo bisa diganti dengan 'fa’ panjang' dan
'opo' bisa diganti dengan 'fa’ pendek', dan sebagainya. Gunakan juga tanda ruju’ untuk
menunjukkan tempat kembalinya lafadz tersebut. Ini sangat efektif untuk merangkum
makna kitab kuning sehingga waktu penulisan bisa lebih singkat, dan tentunya akan
membantu mengikuti pembacaan yang cepat dari para kiai serta membuat kitab kuning
terlihat rapi dan mudah dipahami. Kelebihannya dalam hal ilmu nahwu dan shorof akan
mempermudah dalam memahami kembali kitab kuning karena kedudukan kalimatnya
sudah jelas dalam i’rob.

2.3. Murod

Murod adalah nama yang diambil atau berasal dari berbagai budaya dan bahasa dengan
makna Yang berbeda beda, tergantung konteks nya. Secara umum dalam Bahasa Arab ‘Murod’
bisa bermakna yang merujuk kepada sebuah tujuan tertentu. Dalam konteks lain seperti dalam
Bahasa Persia, Murod bisa menjadi nama seorang anak laki - laki yang memiliki arti yang lebih
Spesifik, sesuai dengan budaya dan kepercayaan yang berkaitan.

Untuk memahami murod dalam pembahasan teks-teks kitab turats, dibutuhkan kebiasaan
membaca kitab secara menyeluruh hingga paham secara totalitas. Ada dua pilihan untuk
membiasakan diri dengan murod, yaitu membaca kitab secara terus menerus atau membaca kitab
tersebut beserta kitab syarahnya. Dengan demikian, pelajar akan terbiasa memahami maksud dari
teks-teks yang terkandung dalam kitab kuning dan kitab turats lainnya.

2.4. Arti

Istilah arti, biasanya memiliki berbagai macam makna, Tergantung pada konteks
permasalahanya. Secara Umum ‘ARTI bisa dimaknakan pada makna atau Signifikasi dari
sesuatu, baik itu kata Simbol, Tindakan ataupun Konsep, ini semua melibatkan pemahaman atau
Interpretasi tentang apa Yang diungkapkan ataupun dilakukan Didalam konteks Filosofis ‘ARTI
sering kali terkait dengan pertanyaan tentang Tujuan Hidup atau Eksistensi Manusia.

4
Sedangkan dalam konteks Lingguistik ‘ ARTI terkait dengan makna kata atau Prase.
Didalam Bahasa. Jadi dapat kita simpulkan bahwa ‘ ARTI adalah Sebuah konsef yang Kompleks
dan dapat bervariasi tergantung pada konteks nya

Kitab kuning memiliki arti penting dalam konteks pesantren. Pertama, sebagai sumber
utama ilmu, kitab kuning menjadi sumber primer pengetahuan bagi para santri di pesantren. Kitab-
kitab ini memuat pemahaman dan penjelasan yang mendalam tentang ajaran Islam dari berbagai
perspektif. Kedua, meneruskan tradisi, kajian kitab kuning di pesantren merupakan wujud nyata
dari upaya meneruskan tradisi keilmuan Islam yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Pesantren memiliki peran penting dalam menjaga kontinuitas pengetahuan dan pemahaman agama
Islam. Ketiga, pengembangan kritis, kajian kitab kuning juga melatih para santri untuk
mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan analitis. Mereka diajarkan untuk memahami
dengan mendalam teks-teks kitab kuning, membandingkan pendapat para ulama, dan menarik
kesimpulan sendiri.

Setelah mengemukakan murod, biasanya kitab kuning mengkaji arti dalam sebuah
pembahasan yang lebih luas, memberikan contoh-contoh, serta pandangan para ulama baik yang
setuju maupun tidak beserta alasannya.

2.5. Bukti

Secara Umum ‘ BUKTI adalah hal hal yang mengacu pada Informasi, Data ataupun Fakta
yang mendukung suatu pernyataan / Klaim. Dalam konteks Filosofi atau pun Hukum ‘ BUKTI
sering kali dipergunakan untuk mendukung Argumentasi - argumentasi atau sanggahan -
sanggahan atau lebih menegaskan atas lebenaran dari sebuah pernyataan.

Didalam Ilmu pengetahuan ‘ BUKTI , sering kali kita kaitkan dengan hasi
observasi,eksperimen atau analisa yang bisa mendukung ataupun menangkal sebuah hipotesis
ataupun teori. Jadi dapatlah kita simpulkan bahwa makna ‘ BUKTI, sangatlah tergantung pada
teks nya akan tetapi secara umum ‘ BUKTI, mengacu pada informasi yang mendukung ataupun
membuktikan atas sesuatu klaim tertentu.

5
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari uraian dan penjelasan di atas bahwa dari masing - masing Istilah yang sering kita
gunakan dan kita jumpai dalam kehidupan kita sehari - hari, ternyata istilah - istilah itu masing -
masing mempunyai makna, maksud dan tujuan tertentu yang masing - masing dan berbeda -
beda, sesuai dengan konteks dan tujuannya. Oleh karnanya dengan sedikit uraian - uraian yang
sudah kami sampaikan, paling tidak bisa menambah wawasan dan Ilmu pengetahuan kita, mudah
- mudahan kita tidak hanya tau paham tentang Kajian Lafadz Makna Lafadz,Murod,Arti dan
Bukti saja, akan tetapi kita akan berupaya untuk tau lebih banyak lagi.

Kajian terhadap kitab kuning mencakup beberapa tahap, mulai dari studi lafadz dan makna
lafadz hingga pemahaman murod, arti, dan bukti-bukti pendukung yang terdapat dalam teks.
Melalui metode pembelajaran yang sesuai, kitab kuning dapat menjadi sumber ilmu yang sangat
berharga bagi generasi saat ini. Pentingnya memahami kitab kuning juga terlihat dalam konteks
pesantren, di mana kitab kuning tidak hanya menjadi sumber utama ilmu, tetapi juga sebagai
wahana untuk meneruskan tradisi keilmuan Islam dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis
para santri.

Dengan tekun dan sabar dalam belajar, serta memanfaatkan berbagai metode pembelajaran
yang tersedia, pemahaman terhadap kitab kuning dapat diperoleh dengan lebih baik. Kitab kuning
bukan hanya sekadar kumpulan teks, tetapi juga merupakan jendela ilmu yang dapat membuka
wawasan kita tentang ajaran Islam dan warisan intelektual dari para ulama terdahulu. Oleh karena
itu, penting bagi kita untuk menjaga dan mempelajari kitab kuning dengan penuh dedikasi,
sehingga kita dapat meraih manfaat ilmu yang terkandung di dalamnya.

3.2. Kritik dan saran

Saya selaku penulis, sangat menyadari betul akan Kekurangan , Keterbatasan ,


Kejanggalan dan lain - lain atas penulisan makalah saya kali ini, maka dari itu saya sangat

6
mengharapkan saran - saran dan masukan serta bimbinganya dari semua pihak yang bersifat

membangun, terutama dari Dosen Pembimbing saya. Dan juga rekan rekan semua guna
perbaikan dan kebaikan makalah saya pada lain kesempatan. Atas saran - saran dan masukanya
dari semua pihak saya ucapkan terimakasih.

DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Melinium Baru. Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 2002
Departemen Agama RI, Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2003
Kholis, R.A.N. & Karom, L.A, Penerjemahan Pegon dalam Kitab Kuning Pesantren, Jurnal
Penelitian Ilmiah INTAJ, 6(1), 2022, pp. 1–21
Kholis, R.A.N., Metode Klasikal dan Individual dalam Pembelajaran Ilmu Tashrif di Madrasah
Diniyah Annahdliyah Karangploso Malang, Jurnal Penelitian Ilmiah INTAJ, 6(2), pp. 180–
195
Martin van Bruinessen, NU, Tradisi, Relasi-relasi Kuasa, Pencarian Wacana Baru, Yogyakarta:
LKiS, 1999
Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai, Edisi Revisi.
Jakarta: LP3ES, 2011

Anda mungkin juga menyukai