SKebudayaan 8
SKebudayaan 8
NIM : 1403619021
Dengan mengacu pada skema perkembangan terssebut, maka akan terlihat bahwa
persoalan pusat-pinggiran beru mungkin muncul pada tahap perkembangan nomor 2.
PEWARISAN NILAI DALAM MASYARAKAT JAWA
Ada beberapa saluran untuk pewarisan nilai-nilai budaya dalam suatu masyarakat. Salah
satu diantaranya adalah melalui pengasuhan anak serta segala upaya enkulturasi yang terjadi
dalam lingkungan keluarga. Saluran lain yang umumnya paling disorot adalah sistem pendidikan
yang kurang lebih bersifat formal. Adapun saluran yang ketiga adalah kegiatan-kegiatan dalam
masyarakat yang kurang lebih dapat diikuti oleh “umum” seperti pembacaan sastra, pergelaran
seni pertunjukan, penyimakan terhadap penggambaran relief pada bangunan candi, upacara dan
lain-lain.
Pada masa Jawa Kuno, yaitu ketika bahasa Jawa Kuno digunakan sebagai bahasa resmi
dalam kehidupan bermasyarakat, terdapat berbagai kegiatan pendidikan yang dapat diketahui
dari data artefaktual maupun tekstual. Yang dimaksud “kegiatan pendidikan” disini adalah dalam
artinya yang amat luas, meliputi yang bersifat formal, nonformal maupun informal. Untuk
kontenks Jawa Kuno, pendidikan formal dicirikan dengan; (1) ada guru dan ada murid dengan
kejelasan status masing-masing, (2) ada suatu pokok pelajaran tertentu yang dipelajari, (3) ada
tempat tertentu di mana proses belajar dilakukan.
Adapun yang dimaksud pendidikan nonformal dalam konteks Jawa Kuno ini dapat
ditandai oleh tidak adanya kriteria ketiga tersebut di atas, yaitu tempat belajar khusus. Lalu untuk
pendidikan informal itu tidak diikat oleh batas-batas waktu tertentu maupun tingkatan (dan
tempat) dan tujuannya adalah untuk secara umum memberikan informasi ataupun menanamkan
watak, moral maupun nilai-nilai budaya ataupun keagamaan.
Pertanyaan :