Anda di halaman 1dari 5

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

TOPIK 3-AKSI NYATA

Yosi Agustin, S.Pd

PGSD B

Dosen Pengampu :
Dr. Hendri Marhadi, S.E, M.Pd
Mahmud Alpusari, M.Pd

PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN GEL I

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS RIAU

2023
TOPIK 3-AKSI NYATA

FILOSOFI PENDIDIKAN

1. Mahasiswa mengobservasi secara kritis tanda dan simbol yang ada di ekosistem sekolah
dan proses pembelajaran tentang penghargaan dan penghayatan terhadap
kebhinekatunggalikaan?
Jawab :
Menurut saya, kebhinekatunggalikaan menjadi sebuah semboyan pemersatu
keberagaman yang ada di lingkungan sekitar saya. Tentunya, banyak perbedaan dan
keragaman dalam kehidupan sehari-hari sebab Indonesia tercipta dari beberapa
keragaman yang ada. Salah satu contohnya dalam lingkungan sekolah, di sekolah
tentunya terdapat banyak budaya atau kebiasaan yang di bawa oleh masing-masing tiap
peserta didik karena mereka berasal dari wilayah yang berbeda. Setiap wilayah pastinya
memiliki keberagaman budaya baik bahasa, adat, agama, dan sebagainya.
Identitas manusia Indonesia ditunjukkan dari banyaknya keberagaman seperti suku,
RAS, agama dan kebudayaan. Manusia memiliki identitas dalam dirinya tumbuh seiring
berjalannya aktivitas di kehidupan bermasyarakat. Masyarakat indonesia juga
diarahkan untuk membudayakan gotong-royong, saling tolong menolong, ramah,
santun, toleransi, dan perduli terhadap sesama dalam keberagaman yang ada.
Dengan menggali nilai-nilai luhur yang sudah dihidupi masyarakat di kepulauan
nusantara, Soekarno menjadikan Pancasila sebagai identitas bangsa Indonesia dan
sekaligus manusia Indonesia. Karena nilai - nilai luhur identitas manusia indonesia
bersumber dari kebudayaan yang menjadi dasar dan dapat dimaknai sebagai identitas /
jati diri suatu bangsa yang harus dikembangkan lewat pendidikan.
Berdasarkan hasil observasi yang saya dilakukan SDN 105 Pekanbaru, selama
PPL saya melihat di SDN 105 Pekanbaru ada siswa yang berlatar belakang agama yang
berbeda yaitu Islam dan Kristen. Namun, walaupun berbeda keyakinan peserta didik
dilingkungan sekolah ini memiliki toleransi dan rasa menghargai. Selain berbeda
keyakinan, ada juga yang berbeda suku dan daerah, peserta didik di sekolah ini mayoritas
memiliki suku Minang yang berasal dari Sumatera Barat, ada juga suku Batak, Jawa dan
Melayu. Melalui perkuliahan ini saya mengetahui bahwa manusia Indonesia itu khas dan
unik. Indonesia sebagai rumah bagi kita dengan warga Negaranya yang majemuk dan
bermacam-macam latar belakang, mulai dari latar belakang agama, bahasa, adat istiadat,
kebudayaan, suku, dan lain sebagainya.
Walau pun demikian, banyak sekali perbedaan-perbedaan yang saya temui ketika
berada di lingkungan sekolah, namun tidak menyurutkan rasa persaudaraan kita semua
sebagai bangsa Indonesia yang berkebinekaan tunggal ika dan mencetak para pelajar
pancasila yang memahami nilai-nilai dari tiap butir Pancasila untuk dapat diamalkan
dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, keragaman sebagai nilai yang khas dan menjadi
identitas suatu bangsa, dalam hal ini yakni identitas bangsa Indonesia dengan
keberagaman kultural yang ada. Walau banyaknya keberagaman semuanya memuat nilai-
nilai yang menjiwai dinamika hidup bersama dengan corak yang berbeda-beda.
Keberagaman yang ada di negara kita ini merupakan salah satu landasan terbentukanya
semboyan negara yaitu "Bhineka Tunggal Ika" yang artinya "berbeda-beda tetapi tetap
satu jua". Mengingat manusia Indonesia adalah manusia yang majemuk, beragam sosial,
etnis, budaya, agama dan sebagainya. Maka manusia indonesia sering disebut dengan
manusia multikultural.
Sehingga kita sebagai warga negara hidup rukun tanpa membeda-bedakan satu
sama lainnya, karena kita sebagai warga negara Indonesia di bawah payung yang
bernama Bhineka Tunggal Ika.Saya amati ketika PPL, guru dalam mengajar
memperlakukan sama semua peserta didik,tanpa membedakan latar belakang peserta
didik tersebut. Jadi ketika pembelajaran, guru tidak mengistimewakan salah satu peserta
didiknya dan tidak mendiskriditkan peserta didik lainnya. Semua diperlakukan sama,
tidak pandang bulu. Hal ini bersifat positif karena kita sebagai warga Indonesia memang
tidak boleh untuk membedak-bedakan antar satu orang dengan orang lainnya karena latar
belakang yang berbeda. Berdasarkan observasi di SDN 105 Pekanbaru telah adanya
penghargaan dan penghayatan kebhinekatunggalikaan. Hal ini dapat dilihat dari
tanda dan simbol kebhinekatunggalikaan sebagai berikut:
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa disetiap kelas selalu dipajang foto presiden dan juga
gambar Pancasila. Di dalam pembelajaran siswa duduk berkelompok, agar bisa belajar
dengan bersama-sama.

2. Mahasiswa menuliskan secara kritis bagaimana penghayatan nilai-nilai Pancasila yang


ada di sekolah menguatkan identitas manusia Indonesia.
Jawab : Adapun penghayatan nilai-nilai Pancasila yang ada di sekolah dalam menguatkan
identitas manusia Indonesia, yaitu sebagai berikut :
1) Sila Pertama “Ketuhanan yang Maha Esa
Kegiatan yang dilaksanakan :
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar di kelas.
 Menghormati dan menghargai teman yang berbeda agama dengan kita.
 Melakukan pembiasaan IMTAQ setiap hari jum’at
 Dalam setiap pembelajaran selalu diajarkan untuk beryukur atas semua ciptaan
yang telah dijadikan Tuhan
2) Sila Kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”
Kegiatan yang dilakukan untuk mengamalkan nilai Pancasila :
 Sopan santun terhadap guru
 Menghargai semua teman sebagai individu yang memiliki hak asasi manusia.
 Mendengarkan nasihat guru.
 Mentaati tata tertib di sekolah Saling menolong saat ada warga sekolah yang
mengalami kesusahan.
 Peduli terhadap teman yang sedang sakit.
3) Sila Ketiga : “Persatuan Indonesia”
Kegiatan yang dilakukan untuk mengamalkan nilai Pancasila :
 Tidak membeda-bedakan teman dari manapun asalnya.
 Bersatu padu dan bekerja sama dengan teman-teman di sekolah.
 Tidak menimbulkan keributan antar warga sekolah.
 Melakukan piket kelas
4) Sila Keempat: “Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan”
Kegiatan yang dilakukan untuk mengamalkan nilai Pancasila :
 Menghargai hasil musyawarah kelas atau kelompok.
 Mau mendengarkan pendapat guru, teman kelas, atau kelompok belajar.
 Ikut serta dalam pemilihan ketua kelas dan perangkat kelas
5) Sila Kelima: “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Kegiatan yang dilakukan untuk mengamalkan nilai Pancasila :
 Tidak membeda-bedakan teman.
 Bersikap adil dengan semua teman di sekolah.
 Menghormati hak masing-masing teman di kelas.
 Saling berbagi dengan adil terhadap temannya.

Anda mungkin juga menyukai