Anda di halaman 1dari 2

Kebijakan Pemerintah Yang Tidak Sesuai Dengan Nilai Pancasila

Kebijakan Impor Pangan Yang Tidak Terkendali dan Tidak Merata

Salah satu komoditas pangan terbesar yang dihasilkan oleh Indonesia adalah beras, yang sekaligus juga
merupakan makanan pokok bagi mayoritas masyarakat di Indonesia. Berdasarkan hal itu, maka pada
dasarnya beras merupakan komoditas yang cukup penting bagi Indonesia dan juga merupakan sumber
lapangan kerja bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

Saat ini, Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 adalah undang-undang tentang pangan terakhir yang
masih berlaku menggantikan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996. UU No 18 Tahun 2012 dalam pasal
17 ini mengatakan pemerintah dan pemerintah daerah berkewajiban melindungi dan memberdayakan
petani, nelayan, pembudi daya ikan, dan pelaku usaha pangan sebagai produsen pangan.

Namun menurut Serikat Petani Indonesia (SPI), pemerintah tidak membedakan pelaku usaha pangan
besar dengan produsen pangan kecil seperti petani dan nelayan (Saragih, 2012). hal Ini berlawanan
dengan pasal 18 yang menyebutkan pemerintah berkewajiban menghilangkan berbagai kebijakan yang
berdampak pada penurunan daya saing. Jika petani mendapatkan kebijakan yang merugikan maka hasil
produksi secara nasional termasuk beras dapat mengalami penurunan. Jika hasil produktivitas menurun
maka kebutuhan pangan nasional tidak mencukupi yang berdampak melakukan impor termasuk beras.

Kejadian terhadap kebijakan impor pangan yang tidak merata ini salah satunya terjadi di Lampung yaitu
sekitar tahun 2017-2018 oleh pemerintah setempat. Pada saat itu Provinsi Lampung, tetap menjalankan
kebijakan impor beras walaupun stok ketersediaan berasnya masih aman. (Dikutip dari
LampungTribun.co.id) Provinsi Lampung sendiri merupakan penyumbang terbanyak ke tujuh penghasil
beras secara nasional pada tahun 2017 dengan menyumbangkan padinya 4,02 juta ton GKB (Gabah
Kering Basah) atau meningkat 10,39 % dari pada tahun 2015 3,64 juta ton setara 2,35 juta ton beras.
Tetapi pada kenyataannya, walaupun Provinsi Lampung masih memiliki stok beras yang bisa dikatakan
aman, namun dari tahun ke tahun Provinsi Lampung malah terus mengimpor beras yang berasal dari
Thailand, Vietnam, India, Pakistan, dan Myanmar. Impor beras ini dilakukan oleh Pemerintah Pusat yang
ditujukkan untuk Provinsi Lampung.

Kebijakan Impor Beras yang dilakukan oleh pemerintah pusat pada tahun 2018 tersebut dianggap tidak
tepat sebab Provinsi Lampung sendiri akan memasuki masa panen ditambah sisa Surplus beras yang
berasal dari akhir tahun 2017 dan awal 2018, hal ini tentunya akan mempengaruhi harga beras, yang
pada akhirnya akan merugikan petani maupun konsumen dalam negeri.

Dari peristiwa tersebut, setidaknya kita dapat menilai bahwa kebijakan impor pangan yang tidak
terkendali tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, terutama jika kebijakan tersebut merugikan
keberlanjutan ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Beberapa pertimbangan yang memengaruhi
penilaian tersebut antara lain :
 Bertentangan Dengan Sila ke 2 (Kemanusiaan yang Adil dan Beradab)
Nilai Pancasila selalu menempatkan keamanan dan kesejahteraan rakyat sebagai prioritas. Jika
kebijakan impor pangan yang dilakukan dinilai tidak adil dan merugikan produksi lokal, maka dapat
mengancam ketahanan pangan nasional dan kesejahteraan masyarakat, hal tersebut tentu
bertentangan dengan nilai Pancasila, khususnya sila ke dua

 Bertentangan dengan sila ke 5 (Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia)


Nilai Pancasila ke 5 menerapkan prinsip keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Kebijakan
impor pangan yang merugikan petani atau pelaku usaha lokal, tanpa memberikan perlindungan atau
dukungan yang cukup, dapat menciptakan ketidaksetaraan ekonomi dan merugikan prinsip
pemberdayaan rakyat. Terlebih lagi, Jika kebijakan impor pangan lebih menguntungkan kelompok
tertentu dan merugikan petani atau pelaku usaha lokal, hal ini dapat dianggap tidak adil dan
bertentangan dengan nilai keadilan sosial Pancasila.

Referensi yang ku ambil :


https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/jief/article/view/1584/822
https://digilib.unila.ac.id/59527/3/SKRIPSI%20TANPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf
https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1365152&val=1307&title=Ekonomi%20P
olitik%20dalam%20Kebijakan%20Impor%20Beras%20Membaca%20Arah%20Kebijakan%20Pemerintah%
202014-2019

Anda mungkin juga menyukai