Korosi adalah rusaknya suatu material karena reaksi logam dengan lingkungannya. Bila ditinjau dari interaksi yang terjadi, korosi adalah proses transfer elektron dari logam ke lingkungannya. Logam bertindak sebagai sel yang memberikan elektron (anoda) dan lingkungan bertindak sebagai penerima elektron (katoda). Sedangkan penurunan mutu yang diakibatkan interaksi secara fisik bukan disebut korosi, namun biasa dikenal sebagai erosi dan keausan. Dengan bereaksi ini sebagian logam akan “hilang”, menjadi suatu senyawa yang lebih stabil. Di alam, logam pada umumnya berupa senyawa, karena itu peristiwa korosi juga dapat dianggap sebagai peristiwa kembalinya logam menuju bentuknya sebagaimana ia terdapat di alam. Korosi mengakibatkan kerugian karena hilangnya sebagian hasil usaha manusia memurnikan logam (Fontana, 1986). Arus densitas korosi adalah ukuran sangat cocok laju korosi bila membahas teori korosi dan sehubungan dengan pengujian korosi elektrokimia. Arus densitas juga langsung diterapkan untuk perlindungan katodik dan anodik. Pada pengujian korosi, unit µA/cm2 paling sering digunakan. Ketika berhadapan dengan proteksi katodik unit mA/m2 dan A/m2 digunakan untuk katoda (struktur yang harus dilindungi) dan anoda (Triastuti, 2013). Hubungan antara arus densitas dengan laju korosi adalah berbanding lurus, sebagai contoh kandungan garam yang terlarut dalam air laut dan temperatur sangat menentukan penghantaran listrik pada air laut, yang merupakan salah satu faktor mempercepat terjadinya proses korosi (Santoso, 2010).
I.2 Rumusan Masalah
Bagaimana cara mengetahui pengaruh pH larutan NaOH dengan konsentrasi larutan 0,12; 0,17; 0,22; 0,27 dan 0,32 terhadap arus densitas dan laju penetrasi korosi pada sampel logam Tembaga, Alumunium, Seng, dan Besi?
I.3 Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh pH larutan NaOH dengan konsentrasi larutan 0,12; 0,17; 0,22; 0,27 dan 0,32 terhadap arus densitas dan laju korosi pada sampel logam Fe, Al dan Zn.