Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MENERAPKAN PROSES KEPERAWATAN JIWA, PRINSIP-


PRINSIP LEGAL ETIS DAN LINTAS BUDAYA DALAM
ASUHAN KEPERAWATN JIWA

KELOMPOK 6
Dosen Pembimbing;
Ns. Zuhriya Meilita, S.Kep, М.Kep
Disusun Oleh

1.Namiroh Rahmawati (2720220018)

2. Nadiyya Rosyad (2720220013)

3. Khairima Rahma Aulia (2720237273)


Agenda Pembahasan
A. Proses Keperawatan Jiwa
B.Prinsip etis dalam asuhan keperawatan jiwa
C. Lintas budaya dalam keperawatan jiwa
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas limpahan rahmatnya penyusun dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Pada kesempatan ini kami juga berterima kasih atas
bimbingan dan masukan dari semua pihak yang telah
memberikan bantuan untuk dapat menyelesaikan
makalah ini;

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini


masih banyak kekurangan karena keterbatasan kami.
Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
A. Proses Keperawatan Jiwa
Pada tahap pengkajian, data yang
dikumpulkan berupa data biologis,
psikologis, sosial dan spiritual,
Data subjektif yang mungkin muncul
adalah rasa malas berinteraksi, penolakan
dari orang lain, dan perasaan tidak
berguna, berdasarkan data
tersebut dapat dibentuk pohon
pohon masalah (Dalam et al, 2009)
Stuart dan Sudeen (2002)
menyebutkan bahwa faktor pre
disposisi, presipitasi, penilaian
stessor, sumber koping, dan
kemampuan koping pasien adalah
asek yang harus digali selama proses
pengkajian.
Secara lebih terstruktur pengkajian
kesehatan jiwa meliputi hal berikut;
A. Identitas pasien
B. Keluhan utama/alasan masuk
C. Faktor predisposis
D. Aspek fisik/biologis
E. Aspek psikososial
F. Status mental
G. Kebutuhan persiapan pulang
H. Mekanisme koping
I. Masalah psikosial dan lingkungan
J. Pengetahuan
K. Aspek medis
B. Prinsip Legal Dalam Asuhan Keperawatan jiwa

1. Otonomi (Autonomi) Yakin bahwa individu mampu berpikir logis dan


membuat keputusan

2. Berbuat baik (Beneficence) Berbuat baik berarti hanya mengajarkan sesuatu


yang baik

3. Keadilan (Justice)Keadilan dibutuhkan untuk tujuan yang sama dan adil


terhadap orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip mora, legal dan
kemanusiaan
4. Tidak merugikan (Non-maleficence)Tidak menimbulkan bahaya atau
cidera fisik dan psikologis pada pasien

5. Kejujuran (Veracity)

bertindak dengan penuh kebenaran

6. Menepati janji (Fidelity)Menghargai janji dan komitmennya terhadap


orang lain.

7. Kerahasiaan (Confidentiality)Informasi tentang pasien harus dijaga

8. Akuntabilitas (Accountability) Standar tindakan seseorang professional


dapat dinilai dalam situasi apapun.
Lintas Budaya Dalam Asuhan Keperawatan Jiwa
Kebudayaan adalah suatu gangguan, tindakan, hasil karya manusia yang
diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan masyarakat
(Koentjoroningrat, 1986).

Budaya merupakan salah satu dari perwujudan atau bentuk interaksi yang
nyata sebagai manusia yang bersifat social.

Pemberian asuhan keperawatan lintas budaya, perawat secara sadar


mempelajari norma-norma, nilai-nilai, dan cara hidup budaya tertentu
dalam rangka memberikan asuhan dengan tujuan untuk membantu individu.
Tujuan keperawatan lintas budaya yaitu;
1. Membantu individu/keluarga dengan budaya yang berbeda-beda
untuk mampu memahami kebutuhannya terhadap asuhan keperawatan
dan kesehatan.
2. Membantu perawat dalam mengambil keputusan selama pemberian
asuhan keperawatan pada individu//keluarga melalui pengkajian gaya
hidup, keyakinan tentang kesehatan dan praktik kesehatan pasien

3. Asuhan keperawatan yang relevan dengan budaya dan sensitive


terhadap kebutuhan pasien akan menurunkan kemungkinan stress dan
konflik karena kesalahpahaman budaya
Peran perawat yaitu menjembatani antara system perawatan yang
dilakukan masyarakat dengan system perawat melalui asuhan
keperawatan.
Thank
You

Anda mungkin juga menyukai