Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN PEMBELAJARAN SENI RUPA AUD

Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah

SENI RUPA AUD

Kelompok 2 :
Selyta Indrilasari (23306021116) 2B PAUD
Aisyah Devi Yanti (23306021031) 2B PAUD
Putri Rahma Dhani (23306021169) 2B PAUD
Beatrix M ( 23306021042 ) 2B PAUD

Dosen Pengampu:

Guslinda, S.Pd,M.Pd

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN PENDIDIKAN STKIP

AISYIYAH RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya dalam
kesempatan yang berbahagia ini kita masih di beri nikmat dan karunia oleh Nya. Di dalam
pembahasan makalah kali ini bertajuk seperti yang tertera di Cover, dengan itu kami berfokus
dalam materi seperti yang akan kita bahas nanti.

Makalah yang tersusun ini sebagai tugas mata kuliah seni rupa AUD, dengan berbekal apa yang
ada dalam Referensi. Selanjutnya kami banyak mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen

Guslinda, S.Pd,M.Pd, sebagai dosen Pengampu mata kuliah seni rupa AUD,dan juga kepada
rekan-rekan semuanya yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini .

Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini bukanlah sesuatu yang
terjadi begitu sempurna, masih banyak kekurangan yang memang itu adalah dari kami sendiri,
harapan kami memohon untuk memberikan kritikan atau saran yang bersifat membangun.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih.

…., Maret ,2024 .

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

KATA PENGANTAR......................................................................................... i

DAFTAR ISI........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................iii

A Latar Belakang...........................................................................................1

B. Rumusan Masalah.....................................................................................1

C. Tujuan .......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................

A. Perencanaan pembelajaran seni rupa AUD...............................................2

B. Metode pembelajaran seni rupa AUD..................................................... 2

C. Jenis kegiatan seni rupa AUD ................................................................ 3

D. Pemilihan tema ……………………..…..…………………………… 3

BAB III PENUTUP.............................................................................................

A. Kesimpulan................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran bagi anak usia dini merupakan suatu kegiatan yang di
dalamnya melibatkan kegiatan bermain. Proses bermain tersebut secara
alamiah dan spontan dapat mengembangkan kemampuan dan potensinya.
Bermain dan berteman bukan hanya menjadi karakteristik pembelajaran, tetapi
merupakan aktivitas yang dilakukan anak dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu dalam pembelajaran disesuaikan pada aspek-aspek perkembangan anak
usia dini, yang meliputi aspek kognitif, aspek bahasa, aspek moral dan agama,
aspek fisik, aspek sosial emosional dan aspek seni.
Seni rupa anak adalah karya rupa yang mengandung hasil pemikiran
dan perasaan anak tentang diri dan lingkungannya. Objek atau isi karya datang
dari situasi sesungguhnya, cerita yang diberikan orang, pengamatan tentang
lingkungan sekitar anak, peristiwa yang pernah di alami serta pikiran futuristik
(jangkauan masa depan). Karya anak berupa karya dua dan tiga dimensi,
masing-masing digunakan untuk mewujudkan gagasan dan pikirannya serta
perasaannya. Karya dua dimensi adalah karya rupa yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar serta karya tiga dimensi adalah karya yang mempunyai
ruang dan berukuran panjang – lebar – tinggi. Semua karya ini digunakan
sebagai media berkomunikasi alat bermain, berimajinasi, bercerita dengan
orang lain.

B. Rumusan Masalah

1. Apa metode pembinaan seni rupa AUD?


2. Apa saja jenis kegiatan seni rupa AUD?
3.Bagaimana pemilihan tema?

C. Tujuan Pembahasan Masalah


Untuk mengetahui definisi perencaan pembelajaran,
Untuk mengetahui metode perencaan pembelajaran,
Dan untuk mengetaui jenis-jenis perencaan pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencaan pembelajaran seni rupa di taman kanak - kanak.


Sebagai guru di taman kanak – kanak,kita penting memperhatikan bahwa
bagi anak – anak TK bukan hasil karya yang diutamakan namun
pengalaman belajar yang menyenangkan dan karya eksplorasi yang
dibutuhkan.
Pengalaman ini akan menimbulkan kesan yang mendalam dan memberikan
kesenangan, kepuasan dan kenyamanan.Hal ini dimungkinkan karena
program kegiatan seni bersifat fleksibel.Rasa percaya diri adalah faktor
utama dalam pengalaman seni anak.Berbagai stimulus yang yang dapat
diberikan untuk anak – anak balita agar mereka termotivasi berkreasi seni
yang mudah dikuasai,menyediakan ruang yang nyaman untuk berkarya,dan
memberi kebebasan anak untuk mengsksplorasi materi seni sesuai
keinginannya.
Tema yang disenangi anak – anak TK dalam berkarya seni rupa
biasanya bersumber dari realitas dunia anak,misalnya anggota keluarga,
lingkungan bermain, alat permainan, hewan peliharaan atau kesayangan,
dongeng yang diceritakan guru, sirkus, kebun bintang, kolam renang, taman
bermain dan sebagainya. Suatau pengkajian terhadap gambar anak
menunjukkan hasil bahwa gambar anak dapat diklasifikasi dalam 4 kategori
yakni :
1. Gambar spontan : yakni gambar yang dibuat atas inisiatif anak sendiri
sebagai suatau kegiatan bermain.

2. Gambar bebas atau sukarela : yakni gambar yang dibuat atas permintaan
guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih
oleh

anak.

3. Gamabar terarah : yakni gambar yang tema atau topiknya sudah


diarahkan.
4. Menyalin gambar atau melengkapi gambar : yakni gambar yang telah
disiapkan contohnya dalam format lembar kerja siswa.
Situasi atau kondisi yang dapat memotivasi anak dalam berkarya dapat
dilakukan melalui bermacam – macam metode pembinaan, antara lain : metode
pembinaan ekspresi, metode pembinaan kreatuvitas, metode pembinaan
sensitivitas.

Pembinaan ekspresi merupakan pembinaan termasuk ungkapan jiwa.pembinaan


ekspresi meliputi dua hal :

1. Memberikan rangsangan kepada anak untuk mengaktifkan pengungkapan


jiwa dengan cara :
1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa – peristiwa di luar kelas,
misalnya : mengenal proporsi, bayangan, mengenal bermacam – macam
aroma, tekstur.
2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak.
2. melatih keberanian, spontanitas dan keterampilan menggunakan bemacam –
macam media ungkap, sebagai saran mengekspresikan perasaan jiwa dengan
cara :
1. Eksplorasi : kegiatan menjelajah, mencoba – coba ide atau material lain.
2. Eksperimen : kegiatan menemukan hal – hal baru yang di dapat dalam
proses mencoba berbagai media ungkap.
Pembinaan kreativitas, bisa diartikan dengan kemampuan mecipta, menanggapi
persoalan,memiliki keaslian serta memiliki kemampuan berpikir secara
menyeluruh.pembinaan sensitivitas berarti kepekaan rangsangan dari luar yang
diserap melalui pancaindra.cara membina sensitivitas dapat ditempuh melalui ;

1. Latihan melihat atau mengamati sesuatu,misalnya mengamati macam


bentuk, warna, tekstur, kemudian diserap oleh anak – anak sehinga
menimbulkan berbagai tanggapan dan perasaan.
2. Latihan merespon pengalaman sensori,misalnya mengenali karakter
macam – macam tekstur dengan meraba permukaan sesuatu benda.
3. Mempelajari, menganalisis susunan sesuatu, misalnya : mula – mula anak
mengamati susunan benda ( objek ) kemudian diteruskan dengan
menganalisis kondosi, karakter objek, selanjutnya dicoba mengungkapkan
hasil pengamatan itu.
Metode pembinaan keterampilan.keterampilan di sini meliputi segala macam
taknik penggunaan serta pengenalan alat – alat atau media ungkap seni
rupa.Apresiasi seni adalah kesadaran akan nilai – nilai seni.kesadaran ini
meliputi pemahaman, penghayatan, dan kemampuan untuk menghargai karya
seni.

B.Metode pembelajaran seni rupa AUD


- Pembelajaran Seni Rupa AUD

anak bisa berbeda dan juga berhubungan secara tidak langsung dengan
keserdasannya.

- Sebagai Media untuk Mengembangkan Kemampuan Berpikir

Penyaluran daya nalar yang dimiliki anak untuk digunakan dalam melakukan
kegiatan berolah senirupa. Anak yang cerdas, cakap kemampuan pikirnya
dapat menjadi pemicu munculnya daya kreativitas seni. Dengan kecerdasan
(kecerdasan emosional) yang dimilikinya akan dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas seni dengan cepat, lancar, dan tepat serta mudah untuk
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.

- Sebagai Media untuk Memperoleh Pengalaman Estetis

Aktivitas penghayatan, apresiasi, ekspresi dan kreasi seni di TK bisa


memberikan pengalaman untuk menumbuhkan sensivitas keindahan dan nilai
seni. Berolah senirupa adalah pengalaman estetis yang menarik bagi minat
dan keinginan anak.Strategi pembelajaran seni rupa bagi anak usia dini
merupakan suatu cara atau teknik yang dapat diterapkan oleh pendidikan
dalam mengajarkan seni pada anak usia dini. Berikut ini merupakan beberapa
pendekatan belajar, metode mengajar, dan teknik mengajar yang diuraikan
dalam Hajar Pamadhi (2007: 83). a. Approach (Pendekatan Belajar-
Mengajar)

1) Pendekatan Definitif

Guru memulai memberikan tugas dengan menjelaskan materi, bagi anak usia
dini dapat dilakukan dengan memberikan keterangan yangmudah diterima
oleh anak. Misalnya, gambarlah keramaian kota; dimulai dengan menjelaskan
peristiwa perjalanan di sebuah kota yang ramai. 2) Pendekatan Partisipatif
Pendidik ikut serta menggambar untuk memotivasi siswa agar bergairah
menggambar. Guru tidak hanya duduk dan melihat anak menggambar,
melainkan ikut peran menggambar bersama anak, sehingga anak akan merasa
bahwa Ibu/Bapak Guru juga melakukan seperti yang dilakukan anak dan
telah memahami dunia anak.

3) Pendekatan Eksploratif

Pendidik bercerita mengenai banyak hal, kemudian siswa diminta merespon


dan dilanjutkan menggambar respon siswa, atau pendidik mengajak jalan-
jalan dan kemudian meminta siswa menggambar sesuatu yang pernah dilihat.

b. Method (Metode Mengajar)

1) Pengaruh Penentuan Metode Mengajar

Pembelajaran seni dapat melihat teori terjadinya seni. Abdul Kadir (Hajar
Pamadhi, 2007: 83) menyatakan teori kehadiran seni adalah:

a) Theory of Play, teori bermain yang dimaksud adalah teori kehadiranseni


berasal dari pengalaman bermain; dengan bermain-main bentuk, warna
maupun garis seseorang menemukan hakikat seni dan akhirnya diangkat
sebagai karya seni. Kesenian merupakan substansi pengalaman yang
disatukan ke dalam rasa seni dan kemudiandirancang dan dimanfaatkan rasa
seni (indah) yang ditemukan dari eksperimentasi bermain menjadi berkarya
seni.

b) Theory of Utilization, teori kebermanfaatan dari kebiasaan membuat


benda-benda praktis dan diinginkannya lebih menarik lalu dikembangkan
menjadi suatu karya seni. Sebagai contoh: ketika membuat bingkai foto
dalam tema keluarga, pendidik dapat mengajak anak untuk menghias bingkai
foto menggunakan beberapa hiasan. Anak dapat berkreasi membuat hiasan
semenarik mungkin sesuai dengan selera dan keinginan anak.
c) Theory of Magic and Regelly, gagasan kehadiran seni dikarenakan
kebutuhan penyembahan kepada yang maha Pencipta. Atas dasar nilai
spiritual diciptakan karya musik, tari maupun bentuk rupa yang indah dengan
pengharapan semoga pencipta menerima segala sesuatu yang diminta.

Fenomena kehadiran seni seperti terurai diatas dapat digunakan untuk


menyusun pola pembelajaran: (1) perilaku bermain menghadirkan metode
berekspresi bebas, (2) perilaku menghias benda menghadirkan metode
inovasi, gubahan, kreasi serta penciptaan kembali, (3) perilaku kontemplasi
spiritual menghadirkan metode eksplorasi melalui penguatan imajinasi
(Hajae Pamadhi, 2007: 84). Ketiga metode dasar ini nantinya berkembang
menjadi beberapa metode dengan langkah yang khas, dimana belajar seni
adalah belajar peningkatan rasa indah melalui berkarya seni.

2) Metode Pembinaan

a) Metode mengkopi atau mereproduksi, metode ini dilakukan apabila peserta


didik sama sekali tidak memperoleh ide atau gagasan untuk menciptakan
karya. Pendidik dapat memberikan sumber inspirasi untuk anak berupa
beberapa gambar, buku, dan objek lainnya yang dapat merangsang anak
untuk menemukan ide.

b) Metode mencontoh, pendidik memberi contoh pada peserta didik terlebih


dahulu terkait karya yang akan dibuat, misalnya gambar tentang binatang.
Pendidik memberi contoh dengan menggambar binatang gajah yang ada di
kebun binatang, kemudian pendidik dapat meminta anak untuk menggambar
binatang lainnya yang ada di kebun binatang dengan ukuran gambar sesuai
dengan keinginan anak, lebih besar, lebih kecil atau beda mediumnya.

c) Metode menggubah, metode ini hampir sama dengan metode mencontoh,


namun peserta didik diminta untuk menambah atau mengurangi bentuk yang
diberikan. Misalnya, pendidik memberi contoh menggambar rumah. Peserta
didik boleh menggambar rumah dengan bentuk lain atau ukuran yang
berbeda.

d) Metode mencipta terpimpin, yaitu strategi yang dilakukan guru agar siswa
kreatif. Sifat ini masih didominasi oleh instruksi guru, misalnya menentukan
bentuk, warna, teknik, atau penyelesaiannya. Dengan demikian keterikatan
siswa dengan guru sangat tinggi.

3) Metode Pemberian Motivasi

Motivasi merupakan dorongan internal dan eksternal. Motivasi internal


adalah dorongan kepada anak dengan menyentuh alam pikiran dan perasaan
anak. Motivasi internal sangat penting bagi anak karena dapat menumbuhkan
alam pikir anak secara imajinatif dan memberikan dorongan bagi anak untuk
menyeimbangkan pikiran, perasaan, harapan, serta kenyataan (Hajar
Pamadhi, 2007: 86).Thomas Sowel dari Stanfrd University (Hajar Pamadhi,
2007: 86) menyatakan bahwa hambatan bahasa visual dapat diatasi dengan
menggambarkan ide dan gagasannya dalam sebuah lukisan. Kata motivasi
memiliki 3 bentuk dasar, yaitu artistic motivation, intellectual motivation,
and imaginative motivation (Earl W. Linderman ddan Donald W.
Herbenthotz dalam Hajar Pamadhi, 2007: 86). Motivasi artistik adalah
dorongan menggambar karena melihat sesuatu obyek yang indah. Motivasi
penalaran merupakan dorongan berkarya seni dari pandangan obyek yang
mempunyai struktur menarik. Sedangkan motivasi imajinasi adalah dorongan
menggambar yang berasal dari imajinasi anak.

c. Technique (Teknik Mengajar) 1) Pemberian Tema dan Topik

Langkah pembelajaran seni khususnya seni rupa dapat mengacu pada dua
teori. Teori yang pertama adalah teori behavioristik. Teori behavioristik atau
menggunakan pendekatan kemanusiaan yaitu suatu cara memberikan
instruksi kepada siswa dengan penghargaan

Teori ini berasumsi bahwa setiap orang memiliki dorongan untuk melakukan
tindakan, sehingga sesuatu yang menyentuh perasaan atau memiliki
kesamaan ide, gagasan akan lebih cepat diterima. Setiap anak mempunyai
imajinasi sendiri-sendiri ketika diminta untuk menggambar. Pembelajaran
seni yang menggunakan tema sebagai batasan suatu karya akan menyebabkan
perbedaan ide yang dimiliki oleh anak. Tidak semua anak mampu memahami
ide atau tema yang telah ditentukan. Oleh karena itu, memberi tema dan topik
kepada anak hanya sebatas stimulasi atau rangsangan, agar anak dapat
mengembangkan ide dan gagasan yang telah ia miliki dan tidak
dibatasi.Teori yang kedua yaitu teori tabularasa. Teori ini menganut paham
bahwa ketika anak masuk kelas, pengetahuannya masih putih (Hajar
Pamadhi, 2007: 86). Seorang anak perlu diberikan tema atau topik sebagai
arahan agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Pemberikan tema dan topik dalam pembelajaran merupakan alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga
gambaran awal yang telah dimiliki anak seolah disingkirkan.Pembelajaran
seni dapat diterapkan menggunakan dua teori tersebut sesuai dengan situasi
dan kondisi anak. Ketika anak mengalami kebingungan atau belum
mendapatkan ide untuk berkarya, maka motivasi dengan pemberian tema
sangat penting. Tidak menutup kemungkinan adanya faktor eksternal
lingkungan keluarga memungkinkan terjadinya pola mendidik instruksional
sehingga kehadiran anak dalam kelas menjadi kertas putih yangharus ditulis
oleh pendidiknya. Hal ini berbeda, jika lingkungan keluarga telah
memberikan banyak stimulus pada anak dan kebebasan pada anak untuk
berkarya, maka pendidik hanya memberikan beberapa rangsangan kecil saja
pada anak.

2) Penguatan Ide

Ide merupakan kerangka dasar dalam berkarya seni. Gilbert Highet (Hajar
Pamadhi, 2007: 88) menyatakan bahwa mengajar adalah seni, artinya
mengajar bukan suatu ilmu pasti yang hasilnya akan sama ketika seorang
pendidik memberikan instruksi, oleh karena itu mengajar harus mengikuti
irama belajar anak dan bersifat kondisional. Ide yang dimiliki oleh anak
adalah ide yang alami dan naluriah. Ide tersebut dapat dikembangkan dengan
memberi kesempatan pada anak untuk berkarya sesuai keinginan mereka dan
ide-ide mereka. Pendidik sebagai pengawas dan mengarahkan apabila anak
mengalami kemacetan atau kebingungan untuk membuat sebuah karya seni.
3) Pembinaan Ketrampilan Teknis BerkaryaPendidikan seni bertujuan
memberikan fasilitas kepada peserta didik agar mampu berekspresi seni.
Memfasilitasi berarti memberi jalan, langkah pendidik dapat memulai dengan
memberi sarana menggambar, melatih ketrampilan, memberi motivasi serta
memberikan kebebasan mengutarakan pendapat sesuai dengan karakter anak
(Hajar Pamadhi, 2007: 88). Akan tetapi dalam praktiknya banyak orang tua
yang keliru menafsirkannya, bahwa yang dimaksud dengan memberi fasilitas
dengan melatih ketramplan anak

adalah memberi contoh agar anak mengikuti dan menuruti gagasan


pengajarannya.Ketrampilan teknis berkarya dapat dilakukan dengan cara
melatih, merangsang, dan memberi. Melatih jika anak belum mempunyai
ketrampilan, merangsang jika anak sudah lancar, dan memberi ketrampilan
jika anak macet di jalan. Dengan demikian pelatihan ketrampilan teknis
berkarya kepada anak dilaksanakan dalam situasi yang berbeda.

4) Pengelolaan Kelas

Ada dua jenis kelas yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni, yaitu
kelas individual, kelas kelompok dan kelas bersama. Kelas individual adalah
kelas yang digunakan untuk pembinaan seni secara individu berdasarkan
minat, kemampuan dan tujuan. Sedangkan kelas kelompok adalah kelas yang
dikelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan, pembinaan kelas
kelompok ini dianggap mempunyai kesamaan arah, sehingga pembinaan
kelompok mempunyai pola: (a) sejenis atau paralel dimana satu kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab sama, (b) proyek, yaitu satu kelompok
mengerjakan satu proyek, tugas dibagi sesuai dengan tingkat kemampuan dan
minat anak. Jika tugas selesai maka akan disatukan menjadi suatu kesatuan
bentuk tugas, (c) kelompok minat, memberikan kesempatan pada sebuah
kelompok untuk bekerja berdasarkan minat anak. Kelas bersama merupakan
satu kelas yang terdapat beberapa kelompok, yaitu kelompok dengan minat
menggambar, minat melukis, minat membuat karya 3 dimensi,Metode
pembinaan seni rupa AUD : Pembinaan ekspresi adalah pembinaan proses
pengungkapan tentang isi jiwa baik itupikiran, perasaan, ataupun kehendak
dengan cara-cara anak itu sendiri (Self Expression, menurut Lowenfeld).

Pembinaan ekspresi itu dapat dilakukan melalui dua hal yaitu:

a. Memberikan

rangsangan (Stimulus) pada anak untuk mengaktifkan pengungkapan isi jiwa


baik dengan cara:

1. Pendekatan langsung pada alam dan peristiwa-peristiwa diluar kelas


missal: Mengamati

cahaya dan bayangan, Mengenal macam-macam Aroma, tekstur, dll.

2. Pembangkitan minat berdasarkan pengalaman anak

b. Melatih Keberanian, Spontanitas dan Keterampilan menggunakan


bermacam-macam media.

ungkap sebagai sarana mengekspresikan isi jiwa baik denga cara:

1. Eksplorasi

yaitu Kegiatan menjelajah, mencoba-coba ide-ide atau material lain

2. Eksperimen

yaitu Kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat dalam proses mencoba
berbagai media ungkap.

C.Jenis kegiatan seni rupa AUD


jenis kegiatan seni rupa AUD : Aktivitas seni seperti, melukis, menggambar,
bermain musik, menari, dan membuat kerajinan tangan yang memberikan
kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka dengan cara
yang kreatif dan menyenangkan.

D. Pemilihan tema
Prinsip Memilih, Menentukan Tema dan Subtema PAUD K13 Prinsip Memilih,
Menentukan Tema dan Subtema PAUD K13. Sesuai dengan kurikulum 2013
PAUD, pembelajaan tematik PAUD adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.

Prinsip Memilih, Menentukan Tema dan Subtema PAUD Kurikulum 2013


Dalam memilih tema dan subtema PAUD, terdapat beberapa prinsip memilih tema PAUD yaitu
sebagai berikut :

1. PRINSIP KEDEKATAN
Kedekatan artinya tema hedaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak.
Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dapat juga dekat secara emosi atau minat anak.Contoh
tema yang terdekat dengan peserta didik misalnya diri sendiri. Di dalam tema diri sendiri dapat
dikembangkan menjadi sub tema aku dengan topik bahasan antara lain :

 Mengidentifikasi anggota tubuh


 Fungsi masing-masing anggota tubuh
 Siapa saja yang boleh menyentuh anggota tubuh tertentu dan alasan
diperbolehkannya
 Cara melindungi anggota tubuh dari hal-hal yang membahayakan

Setelah tema diri sendiri pendidik dapat memilih tema lain yang dekat dengan kehidupan sehari-
hari peserta didik. Masing-masing lembaga tentu memiliki kondisi yang berbeda-beda. Misalnya
bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan pantai, maka tema lingkunganku
dengan sub tema “pantaiku yang indah” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip
kedekatan. Bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan perkebunan, tema
lingkunganku dengan sub tema “Kebun” dengan topik bahasan “kebun mangga”, “kebun kelapa”
atau lainnya. “Kebun” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip kedekatan.

3. Prinsip kesederhanaan
Kesederhanaan artinya tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar anak dapat
menggali lebih banyak pengalamannya. Jadi pemilihan tema tidak perlu yang muluk-
muluk.
4. Contoh : Berdasarkan prinsip kesederhanaan kita dapat memilih tema “lingkungan”
dengan sub tema “Kebun Mangga” melalui topik bahasan yang sederhana kepada
peserta didik. Misalnya :
Cara memelihara kebun mangga :Macam-macam kebun mangga, Peralatan yang
digunakan di kebun mangga, Manfaat buah mangga bagi Kesehatan, Cara
mengkonsumsi buah mangga.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perencaan adalah kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan
mempersiapkan segala hal guna untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.Pembelajaran adalah adanya proses merencanakan,
melaksanakan,
dan mengevaluasi sesuai dengan metode serta strategi yang telah ditentukan
dimana proses belajar pada anak usia dini ini berorientasi bukan pada hasil
melainkan dari prosesnya,pembelajaran yang tepat digunakan untuk anak
usia dini yaitu dengan bermain sambil belajar.Perencaaan pembelajaran anak
usia dini adalah gambaran bagaimana langkah-langkah yang mencakup
unsur-unsur yang akan diharapkan nantinya dimana berupa materi yanga
akan diberikan kepada anak usia dini dengan menggunakan metode/strategi
yang digunakan oleh pendidik untuk nantinya dapat melihat pencapaian
tujuan perencaan tersebut melalui evaluasi yang dilakukan oleh pendidik
untuk menilai hasil belajar peserta didik,perencaan pembelajaran dibuat
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.Terdapat tema dan jenis-jenis
perencaan pembelajaran yang harus disusun dan disampaikan oleh guru
sebelum melaksanakan pelajaran.
Saran.
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai perencaaan
pembelajaran,metode,jenis dan menentukan tema dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Penulis menyadari akan kemampuan yang penulis miliki masih kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
https://massofa.wordpress.com/2008/03/18/perencanaan-
pembelajaran-seni-rupa-di-taman-kanak-kanak/https://text-id.

Anda mungkin juga menyukai