Kelompok 2 :
Selyta Indrilasari (23306021116) 2B PAUD
Aisyah Devi Yanti (23306021031) 2B PAUD
Putri Rahma Dhani (23306021169) 2B PAUD
Beatrix M ( 23306021042 ) 2B PAUD
Dosen Pengampu:
Guslinda, S.Pd,M.Pd
AISYIYAH RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena atas rahmatnya dalam
kesempatan yang berbahagia ini kita masih di beri nikmat dan karunia oleh Nya. Di dalam
pembahasan makalah kali ini bertajuk seperti yang tertera di Cover, dengan itu kami berfokus
dalam materi seperti yang akan kita bahas nanti.
Makalah yang tersusun ini sebagai tugas mata kuliah seni rupa AUD, dengan berbekal apa yang
ada dalam Referensi. Selanjutnya kami banyak mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen
Guslinda, S.Pd,M.Pd, sebagai dosen Pengampu mata kuliah seni rupa AUD,dan juga kepada
rekan-rekan semuanya yang telah berpartisipasi dalam penyelesaian makalah ini .
Selanjutnya kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini bukanlah sesuatu yang
terjadi begitu sempurna, masih banyak kekurangan yang memang itu adalah dari kami sendiri,
harapan kami memohon untuk memberikan kritikan atau saran yang bersifat membangun.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih.
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................iii
A Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan .......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................
A. Kesimpulan................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran bagi anak usia dini merupakan suatu kegiatan yang di
dalamnya melibatkan kegiatan bermain. Proses bermain tersebut secara
alamiah dan spontan dapat mengembangkan kemampuan dan potensinya.
Bermain dan berteman bukan hanya menjadi karakteristik pembelajaran, tetapi
merupakan aktivitas yang dilakukan anak dalam kehidupan sehari-hari. Selain
itu dalam pembelajaran disesuaikan pada aspek-aspek perkembangan anak
usia dini, yang meliputi aspek kognitif, aspek bahasa, aspek moral dan agama,
aspek fisik, aspek sosial emosional dan aspek seni.
Seni rupa anak adalah karya rupa yang mengandung hasil pemikiran
dan perasaan anak tentang diri dan lingkungannya. Objek atau isi karya datang
dari situasi sesungguhnya, cerita yang diberikan orang, pengamatan tentang
lingkungan sekitar anak, peristiwa yang pernah di alami serta pikiran futuristik
(jangkauan masa depan). Karya anak berupa karya dua dan tiga dimensi,
masing-masing digunakan untuk mewujudkan gagasan dan pikirannya serta
perasaannya. Karya dua dimensi adalah karya rupa yang mempunyai ukuran
panjang dan lebar serta karya tiga dimensi adalah karya yang mempunyai
ruang dan berukuran panjang – lebar – tinggi. Semua karya ini digunakan
sebagai media berkomunikasi alat bermain, berimajinasi, bercerita dengan
orang lain.
B. Rumusan Masalah
2. Gambar bebas atau sukarela : yakni gambar yang dibuat atas permintaan
guru atau orang tua atau teman namun tema dan objek gambar dipilih
oleh
anak.
anak bisa berbeda dan juga berhubungan secara tidak langsung dengan
keserdasannya.
Penyaluran daya nalar yang dimiliki anak untuk digunakan dalam melakukan
kegiatan berolah senirupa. Anak yang cerdas, cakap kemampuan pikirnya
dapat menjadi pemicu munculnya daya kreativitas seni. Dengan kecerdasan
(kecerdasan emosional) yang dimilikinya akan dapat digunakan untuk
melakukan aktivitas seni dengan cepat, lancar, dan tepat serta mudah untuk
menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
1) Pendekatan Definitif
Guru memulai memberikan tugas dengan menjelaskan materi, bagi anak usia
dini dapat dilakukan dengan memberikan keterangan yangmudah diterima
oleh anak. Misalnya, gambarlah keramaian kota; dimulai dengan menjelaskan
peristiwa perjalanan di sebuah kota yang ramai. 2) Pendekatan Partisipatif
Pendidik ikut serta menggambar untuk memotivasi siswa agar bergairah
menggambar. Guru tidak hanya duduk dan melihat anak menggambar,
melainkan ikut peran menggambar bersama anak, sehingga anak akan merasa
bahwa Ibu/Bapak Guru juga melakukan seperti yang dilakukan anak dan
telah memahami dunia anak.
3) Pendekatan Eksploratif
Pembelajaran seni dapat melihat teori terjadinya seni. Abdul Kadir (Hajar
Pamadhi, 2007: 83) menyatakan teori kehadiran seni adalah:
2) Metode Pembinaan
d) Metode mencipta terpimpin, yaitu strategi yang dilakukan guru agar siswa
kreatif. Sifat ini masih didominasi oleh instruksi guru, misalnya menentukan
bentuk, warna, teknik, atau penyelesaiannya. Dengan demikian keterikatan
siswa dengan guru sangat tinggi.
Langkah pembelajaran seni khususnya seni rupa dapat mengacu pada dua
teori. Teori yang pertama adalah teori behavioristik. Teori behavioristik atau
menggunakan pendekatan kemanusiaan yaitu suatu cara memberikan
instruksi kepada siswa dengan penghargaan
Teori ini berasumsi bahwa setiap orang memiliki dorongan untuk melakukan
tindakan, sehingga sesuatu yang menyentuh perasaan atau memiliki
kesamaan ide, gagasan akan lebih cepat diterima. Setiap anak mempunyai
imajinasi sendiri-sendiri ketika diminta untuk menggambar. Pembelajaran
seni yang menggunakan tema sebagai batasan suatu karya akan menyebabkan
perbedaan ide yang dimiliki oleh anak. Tidak semua anak mampu memahami
ide atau tema yang telah ditentukan. Oleh karena itu, memberi tema dan topik
kepada anak hanya sebatas stimulasi atau rangsangan, agar anak dapat
mengembangkan ide dan gagasan yang telah ia miliki dan tidak
dibatasi.Teori yang kedua yaitu teori tabularasa. Teori ini menganut paham
bahwa ketika anak masuk kelas, pengetahuannya masih putih (Hajar
Pamadhi, 2007: 86). Seorang anak perlu diberikan tema atau topik sebagai
arahan agar pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Pemberikan tema dan topik dalam pembelajaran merupakan alat
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan, sehingga
gambaran awal yang telah dimiliki anak seolah disingkirkan.Pembelajaran
seni dapat diterapkan menggunakan dua teori tersebut sesuai dengan situasi
dan kondisi anak. Ketika anak mengalami kebingungan atau belum
mendapatkan ide untuk berkarya, maka motivasi dengan pemberian tema
sangat penting. Tidak menutup kemungkinan adanya faktor eksternal
lingkungan keluarga memungkinkan terjadinya pola mendidik instruksional
sehingga kehadiran anak dalam kelas menjadi kertas putih yangharus ditulis
oleh pendidiknya. Hal ini berbeda, jika lingkungan keluarga telah
memberikan banyak stimulus pada anak dan kebebasan pada anak untuk
berkarya, maka pendidik hanya memberikan beberapa rangsangan kecil saja
pada anak.
2) Penguatan Ide
Ide merupakan kerangka dasar dalam berkarya seni. Gilbert Highet (Hajar
Pamadhi, 2007: 88) menyatakan bahwa mengajar adalah seni, artinya
mengajar bukan suatu ilmu pasti yang hasilnya akan sama ketika seorang
pendidik memberikan instruksi, oleh karena itu mengajar harus mengikuti
irama belajar anak dan bersifat kondisional. Ide yang dimiliki oleh anak
adalah ide yang alami dan naluriah. Ide tersebut dapat dikembangkan dengan
memberi kesempatan pada anak untuk berkarya sesuai keinginan mereka dan
ide-ide mereka. Pendidik sebagai pengawas dan mengarahkan apabila anak
mengalami kemacetan atau kebingungan untuk membuat sebuah karya seni.
3) Pembinaan Ketrampilan Teknis BerkaryaPendidikan seni bertujuan
memberikan fasilitas kepada peserta didik agar mampu berekspresi seni.
Memfasilitasi berarti memberi jalan, langkah pendidik dapat memulai dengan
memberi sarana menggambar, melatih ketrampilan, memberi motivasi serta
memberikan kebebasan mengutarakan pendapat sesuai dengan karakter anak
(Hajar Pamadhi, 2007: 88). Akan tetapi dalam praktiknya banyak orang tua
yang keliru menafsirkannya, bahwa yang dimaksud dengan memberi fasilitas
dengan melatih ketramplan anak
4) Pengelolaan Kelas
Ada dua jenis kelas yang dapat diterapkan dalam pembelajaran seni, yaitu
kelas individual, kelas kelompok dan kelas bersama. Kelas individual adalah
kelas yang digunakan untuk pembinaan seni secara individu berdasarkan
minat, kemampuan dan tujuan. Sedangkan kelas kelompok adalah kelas yang
dikelompokkan berdasarkan minat dan kemampuan, pembinaan kelas
kelompok ini dianggap mempunyai kesamaan arah, sehingga pembinaan
kelompok mempunyai pola: (a) sejenis atau paralel dimana satu kelompok
mempunyai tugas dan tanggung jawab sama, (b) proyek, yaitu satu kelompok
mengerjakan satu proyek, tugas dibagi sesuai dengan tingkat kemampuan dan
minat anak. Jika tugas selesai maka akan disatukan menjadi suatu kesatuan
bentuk tugas, (c) kelompok minat, memberikan kesempatan pada sebuah
kelompok untuk bekerja berdasarkan minat anak. Kelas bersama merupakan
satu kelas yang terdapat beberapa kelompok, yaitu kelompok dengan minat
menggambar, minat melukis, minat membuat karya 3 dimensi,Metode
pembinaan seni rupa AUD : Pembinaan ekspresi adalah pembinaan proses
pengungkapan tentang isi jiwa baik itupikiran, perasaan, ataupun kehendak
dengan cara-cara anak itu sendiri (Self Expression, menurut Lowenfeld).
a. Memberikan
1. Eksplorasi
2. Eksperimen
yaitu Kegiatan menemukan hal-hal baru yang didapat dalam proses mencoba
berbagai media ungkap.
D. Pemilihan tema
Prinsip Memilih, Menentukan Tema dan Subtema PAUD K13 Prinsip Memilih,
Menentukan Tema dan Subtema PAUD K13. Sesuai dengan kurikulum 2013
PAUD, pembelajaan tematik PAUD adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan tema untuk
mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada
siswa.
1. PRINSIP KEDEKATAN
Kedekatan artinya tema hedaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat dengan kehidupan anak.
Dekat dimaksud dapat dekat secara fisik dapat juga dekat secara emosi atau minat anak.Contoh
tema yang terdekat dengan peserta didik misalnya diri sendiri. Di dalam tema diri sendiri dapat
dikembangkan menjadi sub tema aku dengan topik bahasan antara lain :
Setelah tema diri sendiri pendidik dapat memilih tema lain yang dekat dengan kehidupan sehari-
hari peserta didik. Masing-masing lembaga tentu memiliki kondisi yang berbeda-beda. Misalnya
bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan pantai, maka tema lingkunganku
dengan sub tema “pantaiku yang indah” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip
kedekatan. Bagi lembaga PAUD yang lingkungannya dekat dengan perkebunan, tema
lingkunganku dengan sub tema “Kebun” dengan topik bahasan “kebun mangga”, “kebun kelapa”
atau lainnya. “Kebun” dapat menjadi pilihan tema sesuai dengan prinsip kedekatan.
3. Prinsip kesederhanaan
Kesederhanaan artinya tema yang dipilih yang sudah dikenal anak agar anak dapat
menggali lebih banyak pengalamannya. Jadi pemilihan tema tidak perlu yang muluk-
muluk.
4. Contoh : Berdasarkan prinsip kesederhanaan kita dapat memilih tema “lingkungan”
dengan sub tema “Kebun Mangga” melalui topik bahasan yang sederhana kepada
peserta didik. Misalnya :
Cara memelihara kebun mangga :Macam-macam kebun mangga, Peralatan yang
digunakan di kebun mangga, Manfaat buah mangga bagi Kesehatan, Cara
mengkonsumsi buah mangga.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
Perencaan adalah kegiatan menetapkan, merumuskan tujuan dan
mempersiapkan segala hal guna untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditentukan.Pembelajaran adalah adanya proses merencanakan,
melaksanakan,
dan mengevaluasi sesuai dengan metode serta strategi yang telah ditentukan
dimana proses belajar pada anak usia dini ini berorientasi bukan pada hasil
melainkan dari prosesnya,pembelajaran yang tepat digunakan untuk anak
usia dini yaitu dengan bermain sambil belajar.Perencaaan pembelajaran anak
usia dini adalah gambaran bagaimana langkah-langkah yang mencakup
unsur-unsur yang akan diharapkan nantinya dimana berupa materi yanga
akan diberikan kepada anak usia dini dengan menggunakan metode/strategi
yang digunakan oleh pendidik untuk nantinya dapat melihat pencapaian
tujuan perencaan tersebut melalui evaluasi yang dilakukan oleh pendidik
untuk menilai hasil belajar peserta didik,perencaan pembelajaran dibuat
sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.Terdapat tema dan jenis-jenis
perencaan pembelajaran yang harus disusun dan disampaikan oleh guru
sebelum melaksanakan pelajaran.
Saran.
Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai perencaaan
pembelajaran,metode,jenis dan menentukan tema dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Penulis menyadari akan kemampuan yang penulis miliki masih kurang.
Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik yang membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://massofa.wordpress.com/2008/03/18/perencanaan-
pembelajaran-seni-rupa-di-taman-kanak-kanak/https://text-id.