Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PROFESIONALISME”
Mata Kuliah Etika Profesi

Dosen Pengampu : Jusmardi, S.Kom,.M.Pd.T.

Oleh Kelompok 3 :

Maulana Ihsan (22346013)


Mauliza Aprilia (22346014)
Natha Fahrezi Azra A (22346017)
Putri Kamila (22346018)
Salman Rizky (22346022)
Sepfliana Qethi J.E.P (22346023)

PROGRAM STUDI INFORMATIKA


DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan Rahmat serta Karunia-Nya,
sehingga Kelompok 3 bisa menyelesaikan Makalah Kelompok dalam Mata Kuliah Etika Profesi pada
semester genap Januari-Juli tahun 2024 dengan pembahasan materi mengenai “Profesionalisme” ini
dengan baik dan tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Etika Profesi yaitu Bapak
Jusmardi, S.Kom,.M.Pd.T. yang telah memberikan arahan maupun saran kepada kami, dan kepada
semua pihak yang sudah mendorong dan membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta banyak kesalahan.
Oleh karena itu, kami berharap para pembaca dapat memberikan kritik ataupun saran yang
membangun untuk dapat menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca dan banyak orang.

Sago, 25 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................................... ii


BAB I .................................................................................................................................................. iv
PENDAHULUAN.............................................................................................................................. iv
I. Latar Belakang ....................................................................................................................... iv
II. Rumusan Masalah................................................................................................................... v
III. Tujuan ...................................................................................................................................... v
BAB II ................................................................................................................................................. 6
PEMBAHASAN ................................................................................................................................. 6
1. Pengertian Profesionalisme .................................................................................................... 6
2. Aspek-aspek Profesionalime ................................................................................................ 10
3. Ciri Profesionalisme .............................................................................................................. 10
4. Dimensi Profesionalisme ....................................................................................................... 11
BAB III .............................................................................................................................................. 13
PENUTUP ......................................................................................................................................... 13
I. Kesimpulan ............................................................................................................................ 13
II. Saran ...................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Dalam dinamika masyarakat modern yang terus berkembang, konsep profesionalisme


telah menjadi semakin penting. Fenomena ini tidak hanya terbatas pada ranah pekerjaan
formal, tetapi juga merasuk ke dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk pemerintahan,
pendidikan, kesehatan, dan bisnis. Perubahan globalisasi, kemajuan teknologi, dan
kompleksitas tuntutan pasar telah mengubah paradigma dalam memandang profesionalisme,
menjadikannya sebuah aspek yang tak terpisahkan dari keberhasilan individu dan organisasi.

Dahulu, profesionalisme mungkin hanya dipandang sebagai kemahiran teknis dalam


menjalankan tugas tertentu. Namun, kini pandangan tersebut telah meluas, mencakup aspek
moral, etika, dan integritas dalam setiap tindakan dan keputusan. Profesionalisme tidak lagi
sekadar tentang melakukan tugas dengan baik, tetapi juga tentang bagaimana individu
menjaga reputasi, memenuhi harapan stakeholder, dan bertanggung jawab terhadap dampak
sosial dari pekerjaannya.

Perkembangan ini menempatkan profesionalisme sebagai landasan yang kuat dalam


membangun hubungan saling percaya antara individu, organisasi, dan masyarakat. Dalam
dunia yang terus berubah dengan cepat, profesionalisme menjadi alat yang sangat diperlukan
untuk menavigasi kompleksitas dan memastikan keberlanjutan dalam mencapai tujuan
individu dan kolektif. Oleh karena itu, pemahaman yang mendalam tentang konsep ini
menjadi kunci untuk menghadapi tantangan masa depan dengan percaya diri dan integritas
yang tinggi.

iv
II. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari profesionalisme?


2. Apa saja aspek-aspek profesionalisme?
3. Apa saja ciri dari profesionalisme itu?
4. Apa saja dimensi profesionalisme?

III. Tujuan

1. Mampu menjelaskan definisi profesionalisme


2. Mampu menjelaskan aspek-aspek profesionalisme
3. Mampu menjelaskan apa saja ciri profesionalisme
4. Mampu memahami dimensi profesionalisme

v
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Profesionalisme

Dalam perkembangan masyarakat modern dewasa ini, profesionalisme

merupakan fenomena yang amat penting, yang dulunya tidakpernah dibahas, baik oleh

masyarakat kapital-liberal maupun masyarakat komunis otoriter. Prof.Talcott Parsons

menulis artikel tentang profesions dan profesionalism dalam Encyclopedia, berkata

bahwa profesionalisasi merupakan suatu proses yang tidak dapat ditahan-tahan dalam

perkembangandunia perusahaan modern dewasa ini (Anoraga, 2009).

Sebelum membahas definisi profesionalisme, terlebih dahulu diawali pengertian

profesi dan profesional dalam Anoraga (2009), profesi tidak hanya pengetahuan dan

keahlian khusus melalui persiapan dan latihan, tetapi dalam arti “profession” terpaku juga

suatu “panggilan”, suatu roeping, suatu calling, suatu strong inner impulse. Dengan

begitu, maka arti “profession” mengandung dua unsur. Pertama unsur keahlian dan kedua

unsur panggilan. Sehingga seorang “profesional” harus memadukan dalam diri

pribadinya kecakapan teknik yang diperlukan untuk menjalankan pekerjaannya, dan juga

kematangan etik. Penguasaan teknik saja tidak membuat seseorang menjadi

“profesioanal” kedua-duanya harus menunggal.

Profesional adalah tingkat penguasaan dan pelaksanaan terhadap

knowledge, skill, dan character. Seorang yang profesional akan mempunyai

6
tingkat tertentu pada ketiga bidang tersebut (Bernardi, 1994). Perilaku profesional

diperlukan bagi semua profesi, agar profesi yang telah menjadi pilihannya mendapat

kepercayaan dari masyarakat (Bonner and Lewis, 1990).

Menurut Kurniawan (2005), istilah profesional itu berlaku untuk semua aparat

pegawai mulai dari tingkat atas sampai tingkat bawah. Professionalisme dapat diartikan

sebagai suatu kemampuan dan keterampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan

menurut bidang dan tingkatan masing-masing. Profesionalisme menyangkut kecocokan

antar kemampuan yang dimiliki oleh birokrasi dengan kebutuhan tugas. Terpenuhinya

kecocokan antara kemampuan dengan kebutuhan tugas merupakan salah satu syarat

terbentuknya pegawai pegawai yang professional. Artinya keahlian dan kemampuan

aparat merefleksikan arah dan tujuan yang ingin dicapai oleh suatu organisasi.

Orang yang profesional adalah orang yang mempunyai komitmem pribadi yang

mendalam atas pekerjaan, melibatkan seluruh dirinya dengan giat, tekun dan serius

menjalankan pekerjaannya. Disiplin dan keseriusanadalah perwujudan dari komitmen

atas pekerjaannya. Orang profesional diandalkan dan dipercaya masyarakat karena

mempunyai komitmen moral/pribadi serta tanggung jawab yang mendalam atas

pekerjaannya (Keraf,1998).

Profesionalisme berasal dari bahasa Anglosaxon yang mengandung pengertian

kecakapan, keahlian dan disiplin. Profesionalisme mengandung

7
juga pengertian menjalankan suatu profesi untuk keuntungan atau sumber penghidupan.

Kamus Webster Amerika menegaskan bahwa profesionalisme adalah suatu tingkah laku,

suatu tujuan atau rangkaian kualitas yang menandai atau melukiskan coraknya suatu

“profesi” (Anoraga, 2009). Profesionalisme mengandung pula pengertian menjalankan

suatu profesi untuk keuntungan atau sumber penghidupan.

Koehn (2000) bahwa profesionalisme merupakan suatu tindakan yang

ditujukan untuk membantu yang didasarkan pada ilmu pengetahuan untuk

mendapatkan kepercayaan dan bertanggung jawab atas tindakan tersebut.

Profesionalisme adalah cara kerja yang lebih didominasi oleh sikap, bukan hanya

satu set daftar dari skill dan kompetensi yang dimilki. Dapat dicermati bahwa atttitude

adalah sikap yang mendasar, sementara skill adalah suatu yang dapat dipelajari dan

diajarkan. Profesionalisme saat ini menjadi bentuk yang harus melekat pada setiap entitas,

setiap karyawan yang berinteraksi dalam pasar global. Jika tidak, maka dihadapkan

dengan satu pilihan termaginalkan dan collaps. Jadi seluruh pelaku pasar dunia yang

memasuki pasar global terus melakukan penyesuaian dari segi skill untuk dapat

mempertahankan daya saing dan eksistensinya (Marsellia, 2000).

Menurut Arens & Loobecke (2009) profesionalisme adalah suatu tanggung jawab

yang dibebankan lebih dari sekedar dari memenuhi tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya dan lebih dari sekedar dari memenuhi Undang-undang dan peraturan

masyarakat.

8
Profesionalisme sebagai sikap dan perilaku seseorang dalam melakukan profesi

tertentu. Ia menyebutkan bahwa seorang yang profesional, di samping mempunyai

keahlian dan kecakapan teknis, harus mempunyai kesungguhan dan ketelitian bekerja,

mengejar kepuasan orang lain, keberanian menanggung risiko, ketekunan dan ketabahan

hati, integritas tinggi, konsistensi dan kesatuan pikiran, kata dan perbuatan (Christian,

1994).

Profesionalisme menurut Tjokrowinoto (dalam Tangkilisan, 2005) adalah

kemampuan untuk merencanakan, mengoordinasikan, dan melaksanakan fungsinya

secara efisien, inovatif, lentur dan mempunyai etos kerja tinggi. Siagian (dalam

Tangkilisan, 2005) yang dimaksud dengan profesionalisme adalah keandalan dalam

pelaksanaan tugas sehingga terlaksana dengan mutu tinggi, waktu yang tepat, cermat, dan

dengan prosedur yang mudah dipahami dan diikuti oleh pelanggan

Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah adanya sikap

dan perilaku seseorang dalam melakukan suatu profesi yang mana untuk dapat dikatakan

seseorang itu profesional harus memenuhi beberapa kriteria diantaranya memiliki

keahlian, memiliki pengetahuan yang memadai dan mematuhi kode etik dalam

menjalankan tugas profesinya.

9
2. Aspek-aspek Profesionalime

Profesionalisme berkaitan dengan dua aspek penting yaitu aspekstructural dan


sikap (Hall dalam Jantje, 2003) :

1. Aspek Struktural

Aspek struktural yang karakteristiknya merupakan bagian daripembentukan sekolah


pelatihan, pembentukan asosiasi professional dan pembentukan kode etik. Aspek
struktural meliputi pembentukan institusi pendidikan dan pelatihan, asosiasi
profesional, serta kode etik yang menjadi panduan dalam menjalankan profesi.

2. Aspek Sikap

Aspel sikap sendiri berkaitan dengan pembentukan jiwa profesionalisme. Aspek sikap
menitikberatkan pada pembentukan jiwa profesionalisme, yang mencakup pengabdian
pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi, dan
hubungan dengan sesama profesi.

3. Ciri Profesionalisme

Anoraga (2009) mengemukakan beberapa ciri profesionalisme yaitu :

1. Profesionalisme menghendaki sifat mengejar kesempurnaan hasil, sehingga


dituntut untuk selslu mencari peningkatan mutu.
2. Profesionalisme memerlukan kesungguhan dan ketelitian kerja yang hanya dapat

diperoleh melalui pengalaman dan kebiasaan.

3. Profesionalisme menuntut ketekunan dan ketabahan, yaitu sifat tidakmudah puas

atau putus asa sampai hasil tercapai.

4. Profesionalisme memerlukan integritas tinggi yang tidak tergoyahkan oleh“keadaan

terpaksa” atau godaan iman seperti harta dan kenikmatan hidup.

5. Profesionalisme memerlukan adanya kebulatan fikiran dan perbuatan, sehingga

terjaga efektivitas kerja yang tinggi

10
4. Dimensi Profesionalisme

Hall, (1986) menyatakan bahwa sikap profesionalisme adalah sikap seseorang

terhadap pekerjaannya, yang dinilai melalui lima dimensi sebagaiberikut:

6. Pengabdian pada profesi. Profesionalisme adalah suatu pandangan yang dicerminkan

oleh dedikasi seseorang dalam menggunakan pengetahuan dan kecakapan yang

dimiliki. Sikap ini berkaitan dengan keteguhan tekad individu untuk tetap

melaksanakan pekerjaan meskipun imbalan instrinsik berkurang. Sikap pada dimensi

ini merupakan ekspresi diri total terhadap pekerjaannya.

7. Kewajiban sosial. Dimensi ini menjelaskan manfaat yang diperoleh, baik oleh

masyarakat dengan adanya suatu pekerjaan maupun bagi yang profesional.

8. Kemandirian. Dimensi ini menyatakan bahwa profesional harus mampu membuat

keputusan sendiri tanpa tekanan pihak lain. Rasa kemandirian berasal dari kebebasan

melakukan apa yang terbaik menurut pekerja yang bersangkutan dalam situasi khusus.

9. Keyakinan terhadap profesi. Keyakinan bahwa yang paling berhak dalam menilai

kinerja profesional adalah bukan pihak yang tidak mempunyai kompetensi dalam

bidang ilmu dan pekerjaan mereka.

10. Hubungan dengan sesama profesi. Profesionalitas mensyaratkan adanyaikatan profesi

baik dalam organisasi formal maupun kelompok kolega informal sebagai sumber utama

ide utama pekerjaan. Melalui ikatan profesi ini para professional membangun kesadarn

terhadap profesinya (Ariyani, 2008).

11
Selain itu, menurut Jatman (dalam Rahman 2013) bahwa dimensi

profesionalisme secara umum adalah:

1. Altruisme yaitu berani berkorban, mementingkan orang lain bukan diri sendiri, hal ini

ditunjukan melalui sikap suka membantu, problem solver, membuat keputusan secara

tepat dan obyektif.

2. Komitmen terhadap kesempurnaan, sikap profesionalnya yaitu efektif dan efisien,

memberikan atau mengerjakan yang terbaik.

3. Toleransi, sikap profesionalnya ditunjukan dengan sikap adaptasi, suka bekerjasama,

komunikatif, bijaksana, dan meminta tolong jika memang memerlukan.

4. Integritas dan karakter, sikap profesionalnya ditunjukan melalui sikap jujur, teguh,

tidak plin-plan, percaya diri, berjiwa pemimpin yang memberi teladan.

5. Respek kepada semua orang, profesional dalam menerima kritik, menepati janji,

memegang rahasia, menghormati orang lain dan tahu diri.

6. Sense of duty, sikap profesionalnya adalah disiplin dan tepat waktu.

Dimensi-dimensi tersebut menggambarkan kompleksitas profesionalisme sebagai


suatu sikap dan perilaku yang melampaui sekadar penguasaan teknis semata.

12
BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa profesionalisme adalah lebih dari sekadar
keterampilan teknis. Ini mencakup komitmen moral, dedikasi, independensi, keyakinan, dan
kolaborasi dengan sesama profesional. Untuk memperkuat profesionalisme, perlu adanya upaya
bersama antara individu, institusi pendidikan, organisasi profesional, dan pemerintah dalam
membangun kesadaran akan pentingnya sikap dan perilaku profesional dalam menjalankan tugas.

II. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah meningkatkan pendidikan dan pelatihan yang
berorientasi pada pembentukan sikap profesionalisme, menggalakkan partisipasi dalam asosiasi
profesional, memperkuat penegakan kode etik profesi, serta memfasilitasi kolaborasi
antarprofesional dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan kepercayaan masyarakat.

Dengan demikian, profesionalisme bukan hanya menjadi tuntutan praktis dalam


menjalankan suatu pekerjaan, tetapi juga menjadi fondasi yang kokoh dalam membangun
kepercayaan dan integritas dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat modern.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hilda Ponco Wirawanti, BAB II. UMP


https://repository.ump.ac.id/8071/3/Hilda%20Ponco%20Wirawanti%20BAB%20II.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai