Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 2

MAKALAH
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN STUDI ISLAM DI
INDONESIA
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas
Mata Kuliah: Metodologi Studi Islam
Dosen Pengampu: Dr. Surya Sukti, M.A.

Disusun Oleh:
Khalilur Rahman
2312110050
Khairin Hafijhin
2312110026
Muhammad Fadhilah Nur’in
2312110009

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
TAHUN 2023/2024
MOTTO

ِ ٍ ِ ۟ ِ ‫ه‬ ِ ۟ ِ ‫ي رفَ ِع ه‬
‫ي‬ ‫ب‬ ‫خ‬ ‫ن‬‫و‬‫ل‬
ُ ‫م‬‫ع‬ ‫ت‬ ‫ا‬ ِ
‫ِب‬ ‫ه‬
‫ٱَّلل‬
‫َ َََ َ ُ َ َْ َ َ َ ر‬ ‫و‬ ۚ ‫ت‬ َٰ
‫ج‬ ‫ر‬ ‫د‬ ‫ْم‬
‫ل‬ ‫ْع‬‫ل‬ ‫ٱ‬ ‫وا‬ ‫ت‬‫ُو‬
‫أ‬ ‫ين‬
ُ َ َْ ‫ذ‬ ‫ل‬ ‫ٱ‬‫و‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬ ‫م‬ ‫وا‬ َ ‫ٱَّللُ ٱلهذ‬
ُ‫ين ءَ َامن‬ َْ

“niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Mujadalah: 11)

i
DAFTAR ISI

MOTTO ................................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
ABSTRAK............................................................................................................................. iii
KATA PENGANTAR...............................................................................................................iv
BAB I .................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang......................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
C. Tujuan ..................................................................................................................... 3
D. Metode Penulisan ................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 5
A. Fase-fase Perkembangan Studi Islam di Indonesia ................................................. 5
B. Paradigma dan Faktor-faktor perubahan STAIN/IAIN menjadi UIN ....................... 7
BAB III .................................................................................................................................. 9
Penutup............................................................................................................................... 9
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 9
B. Saran ....................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 10

ii
Abstract
Islamic teachings are not addressed to a particular group or nation, but
rather as rahmatan lil ‘alamin. Islam has developed into standard and rigid
teachings and is taboo against the touches of rationality and the demands of
change and development of the times. Muslims’ thinking about islamic Studies or
dirasah islamiyah is rooted in the difficulty of a religionist to differentiate
between normativity and historicity in the growth and development of human
history, so islam can be said to be a scientific discipline, namely islamic sciences
or islamic studies.

ABSTRAK
Ajaran Islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau bangsa tertentu,
melainkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Islam telah berkembang menjadi ajaran-
ajaran yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan-sentuhan akal rasionalitas
dan tuntutan perubahan dan perkembangan zaman. Pemikiran umat islam tentang
Islamic Studies atau Dirasah Islamiyah berakar pada kesukaran seorang
agamawan untuk membedakan antara normativitas dan historisitas dalam
bertumbuh kembangnya dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam dapat
dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni Ilmu Keislaman atau Islamic
Studies.

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Syukur Alhamdulillah kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. yang Maha
Esa atas ridho dan hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul “Sejarah dan Perkembangan Studi Islam di Indonesia” dengan penuh
keyakinan serta usaha yang maksimal. Sehingga dengan terselesaikannya tugas ini
dapat memberikan pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya kami juga ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Surya
Sukti, M.A selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Studi Islam yang
telah memberikan tugas makalah kepada kami sehingga dapat memicu motivasi
kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya
mengenai “Metodologi Studi Islam” sehingga kami dapat menemukan hal-hal
baru yang belum kami ketahui.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah


ikut berpartisipasi dalam penyusnan dan pengumpulan data makalah. Tanpa
bantuan dan dukungan dari teman-teman semua makalah ini tidak akan
terselesaikan dengan tepat waktu.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Palangka Raya, 13 September 2023

Penulis

iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai agama samawi berfungsi sebagai rahmat dan
petunjuk bagi seluruh manusia. Allah SWT mewahyukan agama Islam ini
mempunyai nilai kesempurnaan baik duniawi maupun ukhrawi yang
bertujuan untuk mewujudkan kebahagiaan lahir dan batin serta dunia
akhirat. Agama Islam bersifat universal, sesuai dengan fitrah manusia
sebagai makhluk ciptaan Allah yang Maha Kuasa.
Ajaran Islam tidak ditujukan kepada suatu kelompok atau bangsa
tertentu, melainkan sebagai rahmatan lil ‘alamin. Seluruh ajaran Islam
baik akidah, syari’ah maupun akhlak, bertujuan membebaskan manusia
dari berbagai belenggu penyakit mental-spiritual dan stagnasi berpikir,
serta mengatur tingkah laku perbuatan manusia secara tertib agar tidak
terjerumus ke lembah kehinaan dan keterbelakangan, sehingga tercapai
kesejahteraan dan kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.1
Pendekatan studi keislaman yang mendominasi kalangan ulama
Islam lebih cenderung bersifat subyektif, apologis dan doktriner, serta
menutup diri terhadap pendekatan yang dilakukan oleh kalangan luas
Islam yang sumber dasarnya al-Qur’an dan as-Sunnah yang pada dasarnya
bersifat rasional dan adaptif terhadap tuntutan perubahan dan
pengembangan zaman. Islam telah berkembang menjadi ajaran-ajaran
yang baku dan kaku serta tabu terhadap sentuhan-sentuhan akal
rasionalitas dan tuntutan perubahan dan perkembangan zaman. Bahkan
kehidupan keagamaan serta sosial budya umat Islam terkesan mandeg,
membeku dan ketinggalan zaman. Dan celakanya, keadaan yang demikian
inilah yang menjadi sasaran atau obyek study dari kaum orientalisme
dalam study keislamannya. Dengan pendekatan yang sifatnya obyektif

1
Rosihon Anwar, Pengantar Studi Islam, Bandung, 2017, hlm. 17

1
rasional atau pendekatan ilmiah, mereka mendapatkan kenyataan-
kenyataan bahwa ajaran agama Islam sebagaimana yang nampak dalam
fenomena dan praktik umatnya ternyata tidak rasional dan tidak mampu
menjawab tantangan zaman.2
Di kalangan para ahli masih terdapat perdebatan di sekitar
permasalahan apakah studi Islam (agama) dapat dimasukkan ke dalam
bidang ilmu pengetahuan, mengingat sifat dan karakteristik antara ilmu
pengetahuan dan agama yang berbeda. Permasalahan ini banyak
ditemukan oleh para pemikir Islam. Pemikiran mereka tentang Islamic
Studies atau Dirasah Islamiyah berakar pada kesukaran seorang
agamawan untuk membedakan antara normativitas dan historisitas dalam
bertumbuh kembangnya dalam sejarah kehidupan manusia, maka Islam
dapat dikatakan sebagai sebuah disiplin ilmu, yakni Ilmu Keislaman atau
Islamic Studies.3
Secara istilah Islamic Studies, secara sederhana dapat dikatakan
sebagai usaha untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan agama
Islam. Usaha mempelajari agama Islam tersebut dalam kenyataannya
bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga
dilaksanakan oleh orang-orang di luar kalangan umat Islam. Dengan kata
lain Studi Islam adalah usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan
memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk beluk atau hal-
hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan
ajaran, sejarah,maupun yang praktik-praktik pelaksanaannya secara nyata
dalam kehidupan sehari-hari, sepanjang sejarahnya. 4
Di kalangan umat Islam, studi keislmaman bertujuan untuk
memahami dan mendalami serta membahas ajaran-ajaran Islam agar
mereka dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar.

2
Muhaimin, Dimensi-Dimensi Study Islam, Surabaya: Karya Abdi Tama, 1994, hal. 12-13
3
Abudin nata, Metodologi Studi Islam, Jakarta, 2012, hlm. `143
4
Muhammad Arif, Studi Islam Dalam Dinamika Global, STAIN Kediri Press, 2017, hlm. 3

2
Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa Studi
Islam adalah suatu usaha sistematis membahas agama Islam, baik
mengenai ajaran-ajaran ideal dan elaborasi teoritis serta aplikasi-
praktisnya agar diperoleh pemahaman yag benar tentang agama Islam
untuk kemudian diamalkan.
Kita dituntut untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-
pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang
bersifat hakiki, universal, dan dinamis serta eternal, untuk dihadapkan atau
dipertemukan dengan kultur dan dunia modern, agar mampu memberikan
alternatif pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia pada
umumnya dan umat Islam pada khususnya, dengan tetap menggunakan
cara pendekatan yang sekiranya relevan yang lebih bersifat multi disiplin.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat
dibuat perumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Fase-fase perkembangan studi islam di Indonesia?
2. Apa saja Paradigma dan faktor faktor perubahan STAIN/IAIN menjadi
UIN?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan diatas, tujuan penulisan ini adalah untuk:
1. Mengetahui sistem langgar, sistem pesantren, sistem kerajaan islam, dan
sistem sekolah (barat)
2. Mengetahui Paradigma dan Faktor-faktor Perubahan STAIN/IAN Menjadi
UIN

3
D. Metode Penulisan
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Kepustakaan, yang bertujuan
untuk mengkaji perkembangan Studi Islam di Indonesia yang semakin
diminati oleh masyarakat. Kegiatan penelitian kepustakaan dilakukan
dengan menghimpun data dari berbagai literatur. Bahan bacaan atau
literatur yang dipergunakan terdiri atas buku, bahan-bahan dokumentasi,
jurnal, artikel ilmiah, penelitian-penelitian terdahulu.5
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: (1)
pemilihan literatur, dimana peneliti harus memilih literatur yang relevan
dengan penelitian, (2) membaca cepat literatur terkait, (3) drafting, fokus
dari penelitian ditulis secara garis besar terlebih dahulu.
Dalam penelitian ini, konsep yang ingin dikaji adalah
perkembangan Studi Islam Di Indonesia yang semakin diminati oleh
masyarakat Indonesia.

5 Raihan, Metodologi Penelitian, Universitas Islam Jakarta, 2017, hal. 50

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fase-fase Perkembangan Studi Islam di Indonesia


Agama islam datang ke Indonesia dibawa melalui jalur perdamaian
seperti perdagangan, budaya, perkawinan, dan politik. Hal itu yang
menjadikan penyebaran Islam yang ada di arab dan sekitarnya yang
condong dengan peperangan atau pedang. Proses inilah yang kemudian
disebut sebagai penetration pasifique. Dari latar belakang hal tersebut,
kemudian memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pola-pola
pengembangan islam yang ada di indonesia
Studi Islam di Indonesia berkembang melalui beberapa cara, yaitu
melalui langgar, pesantren, pendidikan dikerajaan islam,dan di kelas. Yang
dimaksud dengan pendidikan di langgar adalah pendidikan yang
dilaksanakan di masjid, musholla, surau, ataupun di rumah guru-guru
ngaji. Pada sistem pembelajaran ini, yang diajarkan adalah tentang
membaca Al-Qur’an, tajwid, shalat, doa-doa, dan sebagainya.
Sedangkan dalam sistem pesantren, model pembelajaran lebih
beragam dari pada sistem di langgar. Kalau dalam sistem langgar, model
pembelajaran hanya dititikberatkan pada seorang guru yang berbicara di
depan murid-muridnya, tapi kalau dalam sistem pesantren ada sistem
bandongan, sorogan,dan sebagainya.
Selanjutnya, dalam sistem pendidikan di kerajaan islam ini di
lakukan secara resmi oleh lembaga yang ditunjuk oleh kerajaan.
Sedangkan untuk sistem yang kelas ini dipelopori oleh sistem pendidikan
yang dikembangkan oleh pemerintah Belanda. Sistem pendidikan ini
mengikuti perkembangan model pada saat itu. Ketika pemerintah Belanda
memiliki kebijakan-kebijakan dalam hal pendidikan, hal ini diikuti juga
oleh pendidikan islam.
Semua sistem inilah yang kemudian mengalami perkembangan
sampai saat ini. Pendidikan pesantren tetap bertahan sampai sekarang,

5
begitu juga sistem pendidikan di kerajaan dan kelas yang kemudian
berkembang menjadi lembaga-lembaga pendidikan saat ini, seperti
sekolah-sekolah Islam, perguruan tinggi Agama Islam, dan sebagainya.
Dampak dari campur tangan pihak kolonial Belanda menjadikan
adanya dualisme atau dikotomi pendidikan di Indonesia. Dikotomi atau
dualisme yaitu adanya pemisahan antara pendidikan agama dan pendidikan
umum. Kebijakan inilah yang masih dirasakan sampai sekarang. Dari
masalah dikotomi tersebut, kemudian menjadikan para pemikir Islam
untuk berusaha mengintegrasikan dua jenis pendidikan tersebut.6
Menurut Syafi’I Maarif dalam M. Muniran menyatakan bahwa
dalam perspektif sejarah, studi Islam dapat dilihat dalam empat dimensi
waktu: periode klasik, pra modern, modern dan neo-modern (M. Muniran,
2015: 22). Studi Islam yang paling kaya adalah studi Islam klasik yang
telah membuahkan karya-karya besar dalam filsafat, sastra, tasawuf, fiqh
dan Ushul fiqh, Ilmu Kalam, dan sejarah periode produktif ini berlangsung
sekitar enam abad (abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi. Secara
intelektual, periode ini tidak sunyi dari polemik, benturan pendapat dan
sengketa teologis. Benturan pendapat itu kadangkala begitu ganas hingga
etika Al-Qur’an tentang persaudaraan Imani bukan saja dilanggar, bahkan
telah diabaikan sama sekali.
Sejarah Studi Islam atau Kajian Islam (Dirasah Islamiyah, Islamic
Studies) di Indonesia di sini lebih difokuskan, atau bahkan dikhususkan,
pada fenomena Studi Islam secara formal, dan tentu dinamika yang ada di
dalamnya, yang terjadi7 di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
(PTKI), atau yang sebelumnya disebut dengan Perguruan Tinggi Agama
Islam (PTAI). Untuk keperluan deskripsi secara komprehensif
(menyeluruh), sekaligus dinamika progresif yang ada pada masing-masing
decade, pembahasan ini dibuat dalam bentuk periodisasi sejak tahun 1970-

6
https://www.academia.edu/29575312/Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.

7
Ifham Choli, Perkembangan Studi Islam di Indonesia, Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol. 5, No. 2, 2022, hlm. 136.

6
an sampai dengan sekarang, yang secara teoritis kemudian dibagi atas
empat periode, yaitu: periode Studi Islam tahun 1970-an, tahun 1980-an,
tahun 1990-an dan periode Studi Islam pada dua dekade belakangan ini.
Seringkali ada anggapan dari banyak pihak bahwa studi mengenai
masalah metodologi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI), tentu
terutama metodologi dalam studi Islam atau penelitian agama Islam, baru
dimulai pada awal tahun 1970-an. Tentu saja anggapan seperti ini tidak
sepenuhnya keliru, dan tidak pula mutlak benar. Anggapan tersebut bisa
dibenarkan sepanjang yang dimaksudkan adalah metodologi atau
penelitian yang diajarkan secara berdiri sendiri, dalam pengertian bukan
menjadi sub bagian dari matakuliah tertentu.8

B. Paradigma dan Faktor-faktor perubahan STAIN/IAIN menjadi UIN


Perubahan juga sebuah keniscayaan bagi instansi pendidikan,
termasuk pendidikan tinggi islam. Pendidikan tinggi islam perlu berubah
agar tidak tertinggal. Pendidikan tinggi islam harus siap menghadapi
perubahan dan perkembangan, persaingan dan tantangan. Perubahan
STAIN/IAIN menuju UIN adalah salah satu bentuk jawaban perubahan
agar perguruan tinggi islam mampu bersaing dengan perguruan tinggi
umum.
Landasan perubahan STAIN/IAIN menuuju UIN, dalam perspektif
manajemen perubahan, adalah perubahan besar-besaran atau yang disebut
dengan dramatic change. Oleh karena perubahan STAIN/IAN menjadi
UIN adalah perubahan besar, maka diperlukan landasan-landasan yang
menjadi tumpuan perubahan tersebut. Landasan-landasan tersebut antara
lain;
1. Landasan Yuridis
Dasar hukum perubahan STAIN/IAN menjadi UIN adalah;

8 Ibid, hlm. 137.

7
a. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia Nomor 3401);
b. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5336);
c. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan PP No.32 Ta

8
BAB III

Penutup

A. Kesimpulan
Studi Islam yang paling kaya adalah studi Islam klasik yang telah
membuahkan karya-karya besar dalam filsafat, sastra, tasawuf, fiqh dan
Ushul fiqh, Ilmu Kalam, dan sejarah periode produktif ini berlangsung
sekitar enam abad (abad ke-9 sampai abad ke-14 Masehi.
Sejarah Studi Islam atau Kajian Islam (Dirasah Islamiyah, Islamic
Studies) di Indonesia di sini lebih difokuskan, atau bahkan dikhususkan,
pada fenomena Studi Islam secara formal, dan tentu dinamika yang ada di
dalamnya, yang terjadi di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
(PTKI), atau yang sebelumnya disebut dengan Perguruan Tinggi Agama
Islam (PTAI).
Untuk keperluan deskripsi secara komprehensif (menyeluruh),
sekaligus dinamika progresif yang ada pada masing-masing decade,
pembahasan ini dibuat dalam bentuk periodisasi sejak tahun 1970-an
sampai dengan sekarang, yang secara teoritis kemudian dibagi atas empat
periode, yaitu: periode Studi Islam tahun 1970-an, tahun 1980-an, tahun
1990-an dan periode Studi Islam pada dua dekade belakangan ini.

B. Saran
Dikarenakan masih banyak terdapat kekurangan yang perlu
diperbaiki dalam makalah kami ini, oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sebagai bahan evaluasi kami untuk kedepannya dalam membuat makalah.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Rosihon,”Pengantar Studi Islam”, Bandung, 2017.

Arif, Muhammad, “Studi Islam Dalam Dinamika Global”, STAIN Kediri Press,
2017.

Choli, Ifham, Perkembangan Studi Islam di Indonesia, Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal


Pendidikan Islam, Vol. 5, No. 2, 2022.

Muhaimin, “Dimensi-Dimensi Study Islam”, Surabaya: Karya Abdi Tama, 1994.

Nata, Abudin, “Metodologi Studi Islam”, Jakarta, 2012.

Raihan, “Metodologi Penelitian”, Universitas Islam Jakarta, 2017.

https://www.academia.edu/29575312/Perkembangan_Studi_Islam_di_Indonesia.

10

Anda mungkin juga menyukai