“Fiqh Munakahat”
Dosen pengampu:
FAKULTAS SYARI’AH
2023
KATA PENGANTAR
Semoga dengan adanya kritik dan saran tersebut dapat bermanfaat dan
menjadi pedoman bagi penulis dalam penyusunan makalah ini pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya,segala kelebihan hanya milik Allah dan segala
kekurangan hanya milik hambanya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... ii
BAB I: PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah.................................................................................... 1
A. Kesimpulan…………………………………………………………… 9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Mahar di Indonesia sangat banyak perbedaan terhadap apa yang
ingin diberikan kepada pasanganya. Mahar biasanya dibayar dengan emas,
jasa, alat shalat serta yang lainnya.
Mahar merupakan sesuatu yang penting dalam pernikahan, mahar
sebagai pemberi calon suami kepada calon istri sebagai kesungguhan dan
cerminan kasih saying calon suami terhadap calon istrinya yang besar
kecilnya ditetapkan atas persetujuan kedua belah pihak, dengan penuh
kerelaan hati oleh calon istrinya sebagai tulang punggung keluarga dan
rasa tanggung jawab sebagai seorang suami.
Mahar diberikan oleh calon suami untuk menunjukan kemuliaan
akan pentingnya akad pernikahan dan menetapkan mas kawin bukan
merupakan sebuah timbal balik, kewajiban menyerahkan mahar bukan
berarti calon istri dengan pemberian mahar sepenuhnya telah dimiliki
suaminya, yang seenaknya suami memperlakukan istri. akan tetapi, suami
dan istri sama-sama memiliki hak berkumpul dan satu atap sebagai suami
istri dan dengan adanya akad nikah mereka terikat berbagai hak dan
kewajiban seperti apa yang telah ditetapkan oleh agama islam.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian mahar ?
2. Sebutkan dalil-dalil tentang mahar ?
3. Apa perbedaan pandangan tentang mahar ?
4. Macam-macam Mahar
iv
C. Tujuan makalah
Mahasiswa mampu memahami mahar terdiri dari perngertian dasar
hukum, perbedaan mengenai mahar dan macam-macam mahar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mahar
v
atau ditetapkan setelahnya dengan keridhaan kedua belah pihak atau
hakim.1
َو ٰا ُتوا الِّنَس ۤا َء َص ُد ٰق ِتِهَّن ِنْح َلًة ۗ َفِاْن ِط ْبَن َلُك ْم َع ْن َش ْي ٍء ِّم ْنُه َنْفًسا
َفُك ُلْو ُه َهِنْۤي ًٔـا َّم ِرْۤي ًٔـا
Artinya: Dan berikanlah maskawin (mahar) kepada perempuan
(yang kamu nikahi) sebagai pemberian yang penuh kerelaan.
Kemudian, jika mereka menyerahkan kepada kamu sebagian dari
(maskawin) itu dengan senang hati, maka terimalah dan nikmatilah
pemberian itu dengan senang hati.
Maksud dari ayat ini adalah seorang lelaki diwajibkan membayar
mahar kepada calon istrinya sebagai suatu keharusan. Hendaknya hal
1
Theadora Rahmawati, Fiqih Munakahat 1, CV. Duta Media 2021 hal 80-81
2
Ibid hal 81
vi
tersebut dilakukannya dengan senang hati. Sebagaimana seseorang
memberikan hadiahnya secara suka rela, maka seseorang diharuskan
memberikan mahar kepada istrinya secara senang hati pula. Jika pihak
istri dengan suka hati sesudah penyebutan mahar mengembalikan
sebagian dari maskawin itu kepadanya, maka pihak suami boleh
memakannya dengansenang hati dan halal.3
vii
Penentuan mahar berdasarkan asas kesederhanaan dan kemudahan yang
dianjurkan oleh ajaran Islam.
Pasal 32
Mahar diberikan langsung kepada calon mempelai wanita dan sejak itu
menjadi hak pribadinya.
Pasal 33
lama Hanafiyah berbeda pendapat dengan jumhur ulama dalam hal ini.
Menurut ulama ini bila seorang lakilaki mengawini seorang perempuan
dengan mahar memberikan pelayanan kepadanya atau mengajarinya
AlQur’an, maka mahar itu batal dan oleh karenanya kewajiban suami adalah
mahar misil.
Kalau mahar itu dalam bentuk uang atau barang berharga, maka Nabi
menghendaki mahar itu dalam bentuk yang lebih sederhana. Hal ini
5
Theadora Rahmawati, Fiqih Munakahat 1, CV. Duta Media 2021 hal 83-84
viii
tergambar dalam sabdanya dari ‘Uqbah bin ‘Amir yang dikeluarkan oleh Abu
Daud dan disahkan oleh Hakim, ucapan Nabi: يرخ قادصال هرسًٔـیأ أartinya:
sebaik-baiknya mahar itu adalah yang paling mudah.
Islam menilai mahar itu bersifat simbolis yaitu peranan kaum pria yang
berfungsi sebagai keamanan dan ekonomi keluarganya. Jadi, mahar bukanlah
suatu tujuan yang tidak harus diutamakan.
Imam Syafi’i, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur dan fuqaha Madinah dari
kalangan tabi’in berpendapat bahwa bagi mahar tidak ada batas terendahnya.
Segala sesuatu yang dapat menjadi harga bagi sesuatu yang lain dapat
dijadikan Mahar.
Pada prinsipnya, mahar itu harus bermanfaat, bukan sesuatu yang dipakai,
dimiliki dan dimakan. Dalam hal ini Ibnu Rusyd mereduksikan mahar hanya
kepada benda saja, ketika ia mengatakan bahwa mahar harus berupa sesuatu
ix
yang dapat ditukar dan ini jelas merujuk kepada sesuatu benda. Padahal,
sesuatu yang bermanfaat itu tidak selalu dikaitkan dengan ukuran umum
tetapi bersifat subjektif sehingga tidak selalu dikaitkan dengan benda. Dalam
hal ini calon istrilah yang mempunyai hak menilai, dan hal ini sangat
kondisional.6
D. Macam-Macam Mahar
1. Mahar Musamma
6
Ibid hal 85-87
x
اَل ُج َناَح َعَلْيُك ْم ِاْن َطَّلْق ُتُم الِّنَس ۤاَء َم ا ْمَل َمَتُّس ْو ُه َّن َاْو َتْف ِر ُضْو ا ُهَلَّن َفِر ْيَض ًة ۖ َّو َم ِّتُعْو ُه َّن َعَلى اْلُمْو ِس ِع
ِس ِن ِف
َقَد ُر هٗ َو َعَلى اْلُم ْق ِرِت َقَد ُر هٗ ۚ َم َتاًعا ِۢباْلَم ْع ُر ْو ۚ َح ًّقا َعَلى اْلُم ْح َنْي
xi
Penundaan pembayaran mahar tidak terbatas sebagaimana dalam jual-beli
karena penundaan pembayaran mahar bersifat ibadah. Yang terpenting,
suami tetap wajib membayar.7
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Secara terminologi, mahar ialah pemberian wajib dari calon suami kepada
calon istri sebagai ketulusan hati calon suami untuk menimbulkan rasa cinta kasih
bagi seorang istri kepada calon suaminya. Di kalangan fuqaha, di samping
perkataan mahar, juga digunakan istilah lainnya, yakni shadaqah, nihlah, dan
faridhah yang maksudnya adalah mahar.
7
Hikmatullah, Fiqih Munakahat pernikahan dalam islam , Cipayung, Jakarta Timur, 2021
hal 55 dan 56
xii
atau hakim. Selama mahar itu bersifat simbolis atau sekedar formalitas, maka
jumlahnya sedikit pun tidak ada masalah. Hal ini sejalan dengan penjelasan
Rasulullah, “Sebaik-baik maskawin adalah seringan-ringannya.
DAFTAR PUSTAKA
xiii
xiv