Konsep diri (self-concept) merupakan komponen kognitif mengenai diri (self) seseorang, yaitu merujuk pada keseluruhan keyakinan individu tentang dirinya (Kassin, et. al., 2008). Menurut Hazel Markus (1977), konsep diri terdiri dari komponen kognitif (self- schemas), yaitu keyakinan individu tentang dirinya sendiri yang memandu pemrosesan informasi yang relevan dengan dirinya (Kassin, et. al., 2008). Konsep diri merupakan keyakinan yang dimiliki individu tentang atribut yang dimilikinya (Brehm & Kassin, 1996). Kenrick et al. (2002) menyatakan bahwa konsep diri merupakan sebuah representasi mental yang menggambarkan pandangan dan keyakinan individu tentang dirinya sendiri. Konsep diri merupakan keyakinan (belief) individu tentang atribut yang melekat dalam diri sendiri, dimana keyakinan tersebut muncul setelah individu menyadari tentang dirinya dengan sifat-sifat yang melekat, baik melalui pengalaman pribadi, interaksi sosial, maupun dari proses perenungan (Suryanto, et. al., 2012).
Sumber-sumber yang membentuk konsep diri atau pengetahuan tentang diri (self) menurut Kenrick, et. al. (2002) sebagai berikut :
1. Proses persepsi diri (self perception process)
Individu mempersepsi dirinya dengan mengamatiperilakunya sendiri dalam keseharian.
2. Penaksiran yang direfleksikan (reflected appraisals process)
Individu melakukan penaksiran tentang dirinya sendiri dengan merefleksikan atau bercermin dari apa yang dikatakan orang lain tentang tentang dirinya. Evaluasi tentang diri individu dipengaruhi oleh apa yang diucapkan orang lain tentang individu.
3. Perbandingan sosial (social comparison)
Menurut Festinger (1954), individu memperoleh pengetahuan tentang dirinya dengan cara membandingkan dirinya (kemampuan, sikap, keyakinan, tingkah laku) dengan orang lain.
Filosof James Mill berpendapat bahwa fenomena self dan memori bagaikan dua sisi mata uang. Tanpa memori autobiografi (ingatan tentang urutan kejadian yang telah kita alami), kita tidak akan memiliki konsep diri yang koheren (Kassin, Fein, & Markus, 2008). 5. Pengaruh budaya Konsep diri juga dipengaruhi oleh faktor budaya. Budaya individualisme dan kolektivisme mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap konsep diri dan identitas diri. Menurut Hazel Markus dan Shinobu Kitayama (1991), sebagian besar bangsa Amerika Utara dan Eropa memiliki independent view tentang self, yang beranggapan bahwa self merupakan sebuah entitas yang berbeda, otonom (mandiri), dan unik. Keberhasilan seseorang dipandang karena usaha sendiri.
Kepribadian: Pengantar ilmu kepribadian: apa itu kepribadian dan bagaimana menemukan melalui psikologi ilmiah bagaimana kepribadian mempengaruhi kehidupan kita