Anda di halaman 1dari 12

ENTITAS EGO DALAM KUMPULAN PUISI KASMARAN KARYA USMAN ARRUMY: KAJIAN

METAFISIKA MUHAMMAD IQBAL

Damayanti
Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
damnyanti04@gmail.com

Titik Indarti
Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Surabaya
titikindarti@unesa.ac.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, 1) kebebasan ego Tuhan dan manusia dalam kumpulan puisi
Kasmaran karya Usman Arrumy, 2) kebebasan ego manusia dan sesamanya dalam kumpulan puisi Kasmaran karya
Usman Arrumy. Teori yang digunakan adalah teori kebebasan ego Muhammad Iqbal. Teori tersebut terdiri atas sembilan
gagasan yaitu jangka waktu asali, filsafat ketuhanan, panenteisme, tingkat-tingkat pengetahuan, akal dan intuisi,
pengalaman religius, filsafat manusia, kekekalan ego dan kehendak kreatif. Metode penelitian yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif dengan data yang berhubungan dengan unit-unit rumusan masalah. Pendekatan yang digunakan
adalah pendekatan objektif. Sumber data yang digunakan adalah kumpulan puisi Kasmaran karya Usman Arrumy dengan
data berupa kata, baris, dan bait yang berhubungan dengan unit-unit rumusan masalah. Teknik pengumpulan data
menggunakan teknik baca catat. Teknik analisis data dilakukan menggunakan penafsiran pembacaan heuristik dan
hermeneutik. Hasil penelitian menunjukkan sembilan kajian metafisika Muhammad Iqbal: jangka waktu asali yang
memuat tujuh puisi, filsafat ketuhanan yang memuat delapan puisi, panenteisme memuat dua puisi, tingkat-tingkat
pengetahuan terdiri dari delapan puisi, akal dan intuisi terdapat lima puisi, pengalaman religius terdiri dari tiga puisi,
filsafat manusia terdiri dari lima puisi , kekekalan ego terdiri dari lima puisi, dan kehendak kreatif terdiri dari tiga puisi.
Kata kunci: Kebebasan Ego, Metafisika, Kasmaran.

ABSTRACT
This study aims to describe, 1) the freedom of the ego of God and humans in a collection of Kasmaran poems
by Usman Arrumy, 2) freedom of the human ego and others in the collection of Kasmaran poems by Usman Arrumy.
The theory used is Muhammad Iqbal's theory of ego freedom. The theory consists of nine ideas namely the original time
period, the philosophy of God, panenteism, levels of knowledge, reason and intuition, religious experience, human
philosophy, immortality of the ego and creative will. The research method used is descriptive qualitative with data relating
to units of the problem statement. The approach used is an objective approach. The data source used was a collection of
Kasmaran poems by Usman Arrumy with data in the form of words, lines and stanzas related to the problem statement
units. Data collection techniques using note-taking techniques. The data analysis technique was performed using the
interpretation of heuristic and hermeneutic readings. The results showed nine metaphysics studies of Muhammad Iqbal:
the original time period containing seven poems, the philosophy of the Godhead containing eight poems, panenteism
containing two poems, the levels of knowledge consisting of eight poems, reason and intuition contained five poems,
religious experience consisting of three poetry, human philosophy consists of five poems, eternal ego consists of five
poems, and creative will consists of three poems.
Keywords: Ego Freedom, Metaphysics, Kasmaran.

1
PENDAHULUAN puisi Kasmaran karya Usman Arrumy dan
Puisi adalah artefak yang baru mempunyai endeskripsikan kebebasan ego manusia dan sesamanya
makna apabila diberi makna oleh pembaca (Teeuw, dalam kumpulan puisi Kasmaran karya UsmanArrumy
1983:5). Selain memaknai puisi sebagai pembaca, puisi yang keduanya menjawab dalam rumusan masalah.
dapat juga hasil interpretasi seorang penulis yang Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan referensi
berasal dari pengalaman yang dituangkan menjadi pengkajian konsep ketuhanan, manusia dan cinta jika
pemikiran yang filosofis. Manusia religius selalu sadar dikaitkan dalam karya sastra dan sebagai referensi
dalam melaksanakan institusional religion, kepada pembaca mengenai aplikasi konsep metafisika
menghayatinya dengan sepenuh jiwanya sehingga ia Muhammad Iqbal dalam kumpulan puisi Kasmaran
kerap tenggelam dalam pengalaman religius yang karya Usman Arrumy.
merupakan pengalaman estetis. Pengalaman religius Terdapat beberapa penelitian yang relevan
inilah yang menuntun bahasa penyair menjadi bahasa dengan penelitian ini diantaranya penelitian pertama
estetik yang sampai pada dunia makna. (Rozak, 2002: dilakukan oleh Muhammad Fahrurrozy (2017) dengan
177) judul Konsep Moral Menurut Muhammad Iqbal. Dalam
Kumpulan puisi berjudul Kasmaran karya penelitian tersebut Fahrurrozi memiliki pokok
Usman Arrumy yang disusun sebagai karya yang berisi pembahasan gagasan tentang moral dalam pemikiran
tentang hubungan antara Tuhan dan manusia, manusia Muhammad Iqbal dan alur pemikirannya. Perbedaan
dan manusia yang didasari oleh cinta. Usman Arrumy penelitiaan terletak pada objek yang diteliti yakni
dalam karyanya selalu mengaitkan tiga hal; Tuhan, kumpulan puisi Kasmaran karya Usman Arrumy.
manusia, dan cinta. Usman Arrumy sebagai penyair Penelitian relevan selanjutnya dilakukan oleh
religius muda memberikan simbol-simbol ciptaan Zulkarnain (2016) dengan judul Filsafat Khudi
Tuhan yang dipadukan dengan cinta, entitas ego antara Muhammad Iqbal dan Relevansinya terhadap Masalah
manusia dan Tuhan, maupun manusia dan manusia yang Keindonesiaan Kontemporer. Dalam penelitian
memfokuskan kepada kebebasan mencintai. Terungkap tersebut, Zulkarnain memiliki tiga pembahasan gagasan
dalam bait puisi “Ada banyak cara untuk hidup di dalam yaitu latar belakang pemikiran Iqbal, filsafat Khudi
Tuhan. Salah satunya dengan penuh mencintaimu”. Muhammad Iqbal, dan Relevansi filsafat Khudi
Menurut Muhammad Iqbal, kebebasan Muhammad Iqbal dalam konteks keindonesiaan masa
manusia tidak hanya membawa persona manusia yang kini. Perbedaan penelitiaan terletak pada objek yang
bersifat individual, tetapi juga mengantarkan kepada sisi diteliti yakni kumpulan puisi Kasmaran karya Usman
religiusitas , membawa hubungan antara persona Arrumy.
manusia dengan Tuhan. Konsep kebebasan manusia Data dalam penelitian ini dikaji menggunakan
menurut Muhammad Iqbal tidak terlepas dari konsep kajian metafisika Muhammad Iqbal. Namun sebelum itu
ego. Ego adalah sesuatu yang dinamis, ia mengorganisir data akan dikaji menggunakan struktur puisi Roman
dirinya berdasarkan waktu dan terbentuk, serta Ingarden untuk memudahkan peneliti memahami arti
mendisiplinkan pengalaman sendiri. Setiap denyut puisi. Roman Ingarden membaginya menjadi lima lapis
pikiran baik masa lampau, sekarang adalah satu jalinan norma.Lapis pertama adalah lapis bunyi. Lapis kedua
tak terpisahkan dari suatu ego yang mengetahui dan adalah lapis arti. Lapis ketiga adalah lapis satuan arti.
memeras ingatannya (Adian, 2003: 78). Untuk Lapis keempat adalah lapis dunia dan yang terakhir
memperkuat ego dibutuhkan cinta (intuisi) dan adalah lapis metafisis.Dalam lapis pertama yaitu lapis
ketertarikan, sedangkan yang memperlemahnya adalah bunyi mengacu pada satuan bunyi yang berdasarkan
ketergantungan pada orang lain. pada konvensi bahwa puisi memiliki pola bunyi yang
Permasalahan yang akan dibahas adalah istimewa atau khusus sehingga memiliki efek puitis atau
mengenai tema dan gagasan besar dalam puisi yaitu nilai seni.
tentang Tuhan, manusia, dan cinta. Puisi di dalamnya Seperti pada lapis bunyi menjadi dasar pijakan
menjadi kuat apabila ketiga unsurnya dilekatkan, tetapi untuk lapis norma kedua yaitu lapis arti yang
akan menjadi lain jika salah satu unsur dari ketiga unsur beruparangkaian kata, bait, alinea, bab dan keseluruhan
dilesapkan. Oleh karena fenomena ketiga gagasan besar sajak. Lapisan arti terbagi dalam kosakata, kemitraaan,
dalam kumpulan puisi Kasmaran karya Usman Arrumy dan fasilitas retorika. Dengan menggunakan lapis ini arti
ini, sejalan dengan kajian metafisika Muhammad Iqbal dalam setiap diksi bisa semakin dekat dengan
yang membicarakan tentang kebebasan ego yang keobjektifan. Rangkaian tersebut kemudian akan
dijembatani oleh intuisi (cinta) memunculkan lapis norma ketiga yaitu lapis satuan arti
Tujuan dalam penelitian ini mendeskripsikan yang berupa latar, pelaku, objek-objek yang
kebebasan ego Tuhan dan manusia dalam kumpulan dikemukakan dan dunia pengarang. Lapis keempat

2
yakni lapis dunia menggambarkan dan merangkum 2004: 23-24). Dalam pandangan ini wujud Tuhan tidak
suasana puisi pada lapis bunyi, lapis arti, dan lapis disempitkan menjadi wujud alam, tapi alam adalah
satuan arti. Dalam setiap bait dapat digambarkan ungkapan empiris yang berada dalam segala hal, artinya
suasana dalam lirik karena sudah implisit. Lapis kelima Tuhan imanen sekaligus transenden. Tuhan mencipta
yaitu lapis metafisis yang menyebabkan pembaca secara tak terbatas. Kreatif, terus menerus dimana posisi
berkontemplasi. Pada lapis ini mampu memberikan manusia bukanlah boneka pasif bagi kehendak Tuhan
renungan kepada pembaca. (Pradopo, 2009: 15) melainkan ko-kreator yang aktif berpartisipasi dalam
Setelah dikaji menggunakan struktur puisi Roman penciptaan kreatif Tuhan. Tuhan adalah dasar spiritual
Ingarden, data akan dianalisis menggunakan kajian mutlak dari segala kehidupan yang bersifat abadi dan
metafisika Muhammad Iqbal. Kajian metafisika ini mengungkapkan dirinya dalam keragaman dan
memuat dua gagasan besar yaitu entitas ego Tuhan dan perubahan. Manusia sebagai ko-kreator pilihan Tuhan
manusia dan entitas ego manusia dan manusia. Pada berbagi kreatif genus Tuhan untuk direalisasikan dalam
gagasan pertama yaitu kebebasan ego Tuhan dan dunia atau sederhananya: manusia diberkati Tuhan
manusia memuat lima konsep yaitu: jangka waktu asali, kebebasan untuk dapat berpartisipasi aktif dalam proses
filsafat ketuhanan, panenteisme, tingkat-tingkat penciptaan-Nya. (Adian, 2003: 63-67).
pengetahuan, akal dan intuisi. Pada gagasan kedua yaitu Sifat dari pengetahuan manusia adalah konseptual,
kebebasan ego manusia dan manusia memuat empat dan dengan senjata pengetahuan yang konseptual inilah
konsep yaitu: pengalaman religius, filsafat manusia, manusia mendekati bidang yang dapat terlihat dari
kekekalan ego dan kehendak kreatif. kebenaran. (Iqbal, 1983: 46) Bagi Iqbal, nilai
Waktu asali sebagaimana dinyatakan dalam analisa pengalaman indrawi ataupun pngalaman mistis adalah
pengalaman kesadaran batin manusia, ia bukanlah suatu sama nyata dan konkretnya. Iqbal membagi taraf-taraf
runtutan dari hal-hal atau kejadian-kejadian yang dapat pengalaman ke dalam tiga tingkat: taraf benda (fisika),
dibolakbalikkan; ia adalah satu kesatuan organis dimana taraf hidup (biologi), dan taraf pikiran atau kesadaran
masa lampau tidak ditinggalkan, tetapi turut bergerak (psikologi). Sedangkan sumber pengetahuan manusia
bersama-sama dengan masa yang sekarang. Masa depan adalah alam, sejarah, dan pengalaman esoterik. (Adian,
bukan terletak di depan, ia diartikan sebagai satu 2003: 69-70). Melalui tiga taraf pengetahuan yang
kemungkinan yang terbuka. Untuk berwujud dalam dimulai dari dasar, maka manusia akan mencapai taraf
waktu asali tidaklah dibatasi oleh waktu beruntun, tetapi kesadaran dan tidak terbatas apa yang ia lihat saja.
ia berarti menciptakannya dari waktu ke waktu dan Akal dan intuisi itu pada dasarnya berlawanan satu
menjadi bebas mutlak dalam penciptaan itu. (Iqbal, sama lain. Mereka terbit dari akar yang sama dan saling
1983: 88-89). Menurut Iqbal hidup dalam waktu asali isi mengisi. Yang satu berpegangan pada kebenaran
berarti mengakui diri. Masa lalu dan masa depan yang sepotong-sepotong yang lain memegang nya
hanyalah runtutan yang dilumatkan oleh pikiran dalam bulatan keseluruhan. Akal dan intuisi itu secara
manusia. Waktu asali adalah perubahan manusia dari organis adalah bertalian dan bahwa akal itu harus
waktu ke waktu, sehingga masa lampau dan masa kini dengan sendirinya bersikap seolah-olah terbatas dan
bergerak beriringan. tidak memastikan karena perikatannya dengan waktu
Tuhan sebagai objek kajian metafisia yang mutlak yang silih berganti. Maka dari itu menurut watak
tidak dapat ditangkap oleh indra. Filsafat ketuhanan azasinya akal tidaklah statis atau diam; ia dinamis,
mengambil Tuhan sebagai titik akhir atau kesimpulan bergerak, dan menampakkan inti tak berawal tak
seluruh pengkajiannya. Filsafat ketuhanan Iqbal tidak berakhirnya itu pada waktunya. (Iqbal, 1983: 33-37).
mempersoalkan eksistensi Tuhan, tetapi hanya ingin Akal dan Intuisi menurut Iqbal sesungguhnya adalah
menggaris bawahi bahwa apabila tidak ada penyebab sebagai alat pelengkap manusia untuk mengetahui
pertama yang tidak disebabkan maka kedudukan benda- Dirinya. Akal terbatas pada hal-hal yang indrawi,
benda yang relatif-kontingen tidak dapat dipahami akal. sedangkan intuisi sebagai pelengkap untuk memaknai
Menurut Iqbal, manusia mampu memperoleh hal-hal supra-indrawi.
pengetahuan tentang Tuhan secara langsung melalui Salah satu cara untuk memperoleh kebenaran diri
intuisi dan pengalaman religius dan yang pertama-tama adalah meninjau dengan akal dan mencermati lambang-
tersingkap secara kuat lewat intuisi adalah keberadaan lambangnya melalui tangkapan indra. Cara lain adalah
ego atau diri yang kreatif, bebas, dan imortal. Aktivitas melalui hubungan langsung dengan kebenaran yang ada
kreatif ego menurut Iqbal membebaskan manusia dari di dalam diri manusia. (Iqbal, 1983: 48). Penemuan diri
segala bentuk determinisme. (Adian, 2013: 59-63) menurut Iqbal adalah puncak pengalaman religius,
Dalam konsep panenteisme, Tuhan dipahami sebab melalui diri itulah seseorang mengadakan relasi
sebagaimana kita memahami objek lainnya. (Enver, dengan realitas ultim. (Adian, 2003: 73-75).

3
Sebagaimana telah diketahui bahwa pengalaman membahas mengenai jawaban yang terkait dengan
religius mengantarkan manusia kepada hal-hal yang pendapat, gagasan yang diungkapkan dalam kata,
tidak dapat diketahui oleh akal dan penglihatan indrawi. kalimat dan bait dalam kumpulan puisi Kasmaran karya
Filsafat manusia Iqbal berbicara tentang ego atau Usman Arrumy sehinggga pembahasannya diperlukan
diri. Ego adalah fakta mutlak realitas manusia dan pusat uraian diksi-diksi atau kata-kata mengungkapkan
kesadaran dan kehidupan kognitif aktif manusia yang fenomena dengan menggunakan logika yang ilmiah.
menjadi penggerak perbuatan dan usaha manusia. Ego Penelitian jenis kualitatif lebih mengutamakan pada
adalah kesatuan intuitif atau titik kesadaran pencerah proses penjabaran melalui pola pikir formal dan
yang menerangi pikiran, perasaan, dan kehendak argumentatif. Penelitian sastra dengan objek karya
manusia. Ego merupakan sesuatu yang dinamis, ia sastra, penulis, pembaca yang di dalamnya terkait
mengorganisir dirinya berdasarkan waktu dan terbentuk, pemaknaan pemberian interprestasi yang memerlukan
serta didisiplinkan pengalaman sendiri. setiap denyut intensitas dan kedalaman.
pikiran baik masa lampau, sekarang, adalah satu jalinan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian
tak terpisahkan dari suatu ego yang mengetahui dan ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif
memeras ingatannya. Realitas eksistensial manusia merupakan pendekatan sastra yang menekankan pada
terletak dalam sikap keterpimpinan egonya dari Sang segi intrinsik karya sastra dan menganngap karya sastra
Ilahi melalui pertimbangan-pertimbangan, kehendak- dapar berdiri sendiri (Pradopo, 2013: 162-163). Resepsi
kehendak, tujuan-tujuan, dan apresiasinya. Oleh sebab sastra menitikberatkan pada apa-apa yang tidak terdapat
itu kian jauh jarak seseorang dari Tuhan maka kian pada teks melainkan kaitannya dengan hal tertentu.
berkuranglah kekuatan egonya. (Adian, 2003: 76-78). Hermeneutika sebagai suatu metode atau cara untuk
Ego yang mengorganisasikan berbagai kemampuan menafsirkan simbol berupa teks untuk mencari arti atau
yang tidak terbatas dalam fitrah manusia memang maknanya. Hermeneutik pada dasarnya merupakan
merupakan hal yang diliputi misteri. Ia tidak dapat wahana penelitian dengan carainterprestasi (penafsiran)
diindra, tapi tampak dalam tindakan-tindakan dan terhadap teks. Kerja hermeneutik, yang oleh Riffatere
menciptakan segala hal yang tampak. Iqbal menekankan disebut juga sebagai pembacaan tertroaktif.
bahwa kekekalan ego bukanlah suatu keadaan Sumber data pada penelitian ini berupa
melainkan proses. Bagi Iqbal keberadaan ego yang kumpulan puisi Kasmaran karya Usman Arrumy yang
unified, bebas dan kekal bisa diketahui secara pasti dan diterbitkan oleh Diva Press, Yogyakarta pada tahun
tidak sekedar pengalaman logis. Manusia memiliki 2017 yang merupakan cetakan pertama. Kumpulan puisi
tanggungjawab dan menanggung beban pribadinya ini memiliki 144 halaman. Dalam kumpulan puisinya
sendiri sedangkan pilihan terakhir dari ditentukan oleh yang berjumlah 46 puisi, Usman Arrumy membagi
entitas yang paling kuat di dalam egonya. puisi-puisinya menjadi empat bagian besar yang
Kehendak kreatif adalah sesuatu yang bertujuan, ditandai dengan penulisan tahun sekaligus menandai
yaitu diri selalu bergerak ke satu arah. Secara intuitif tahun pembuatan puisi. Data penelitian ini adalah teks
manusia menyadari bahwa kehendaknya memiliki yang berupa kata, baris, dan bait yang terdapat dalam
tujuan karena bila tanpa tujuan makna kehendak kumpulan puisi Kasmaran karya Usman Arrumy sesuai
menjadi sirna. Meskipun demikian Iqbal dengan masalah yang dirumuskan yaitu kebebasan ego
mengemukakan bahwa tujuan tersebut bukan manusia dan Tuhan dan kebebasan ego manusia dan
ditetapkan oleh hukum sejarah maupun takdir sebagai sesamanya dalam kumpulan puisi Kasmaran karya
pre-conceived plan dari Tuhan. Berdasarkan asumsi Usman Arrumy.
manusia sebagai kehendak kreatif, Iqbal menolak segala Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
bentuk determinisme dan kepasifan. Penolakan tersebut adalah teknik baca catat yang bertujuan untuk
sebagai keutamaan dan sebagai gantinya ia menekankan memperoleh data yang dijadikan sumber penelitian
bahwa diri otentik adalah diri yang kuat, bersemangat, dengan membaca secara berulang-ulang kemudian
otonom dimana hal-hal yang menguatkan kekuatan, melakukan pencatatan secara cermat, terukur, dan
semangat, dan otonomi itulah yang mempertinggi teliti.Tindakan seleksi data bertujuan untuk
kualitas diri. (Adian, 2003: 83-87) memfokuskan pada data yang dibutuhkan sesuai kriteria
METODE yang telah ditentukan. Peneliti tidak serta merta
memborong semua baris atau bait untuk dimasukkan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah dalam data. Pengumpulan data secara tepat berdasarkan
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah kriteria dan mengesampingkan data yang kurang relevan
penelitian dengan memanfaatkan cara penafsiran dalam dengan masalah agar berjalan secara sistematis,
bentuk deskripsi. (Ratna, 2009: 46). Penelitian ini akan menghindari kerja serabutan (Siswantoro, 2010: 74).

4
Teknik analisis data dilakukan menggunakan tempatnya untuk berkeluh kesah dan mengadukan
penafsiran pembacaan heuristik dan hermeneutik. segala hal yang ia lampaui.Dunia yang dihadirkan
Hubungan antara heuristik dan hermeneutik dapat pengarang dalam puisi ini adalah dunia kalbu aku lirik
dipandang sebagai hubungan yang bersifat gradasi yang terhubung dengan –mu sebagai satu-satunya
sebab kegiatan pembacaan dan atau kerja hermeneutik alamatnya untuk kembali berkeluh kesah dan
haruslah didahului oleh pembacaan heuristik. mengadukan segala hal yang ia lampaui. –mu yang
(Nurgiyantoro, 2013: 46). Pembacaan heuristik adalah memiliki kelapangan hati adalah Tuhan yang selalu
pembacaan sastra berdasarkan struktur kebahasaan. menerima kesalahan manusia.Pada lapis metafisis
Pembacaan hermeneutik adalah pembacaan sastra pembaca akan berkontemplasi. Kontemplasi dari puisi
berdasarkan konvensi sastra. Setelah data terkumpul ini adalah Tuhan sebagai satu-satunya alamat manusia
kemudian dianalisis menggunakan struktur Roman untuk kembali berkeluh kesah dan mengadukan segala
Ingarden yang terdiri dari lima lapis strata norma untuk hal yang ia lampaui. Manusia sebagai hamba Tuhan
mendeskripsikan dan memperoleh data yang lebih luas tidak memiliki alamat mengadukan segala hal selain
dan jelas. Tuhan.

“Aku tak punya kampung halaman


HASIL DAN PEMBAHASAN
Namun aku tahu bahwa hatimu yang lapang
Entitas Ego dalam Kumpulan Puisi Kasmaran karya
Adalah tempatku untuk pulang.” (Arrumy, 2017: 35)
Usman Arrumy: Kajian Metafisika Muhammad
Iqbal
Pada data tersebut dapat diketahui bahwa aku lirik
Analisis pada penelitian ini menggunakan
mengaku tak memiliki kampung halaman, tetapi hati-
objek kumpulan puisi Kasmaran karya Usman Arrumy.
Nya yang lapang adalah tempatnya untuk pulang.
Teori yang digunakan adalah kajian metafisika
Menurut Iqbal hidup dalam waktu asali berarti
Muhammad Iqbal yang terdiri atas; jangka waktu asali,
mengakui diri. Masa lalu dan masa depan hanyalah
filsafat ketuhanan, panenteisme, tingkat-timgkat
runtutan yang dilumatkan oleh pikiran manusia. Waktu
pengetahuan, akal dan intuisi, pengalaman religius,
asali adalah perubahan manusia dari waktu ke waktu,
filsafat manusia, kekekalan ego, dan kehendak kreatif.
sehingga masa lampau dan masa kini bergerak
Pada data dalam puisi Kasmaran Karya Usman Arrumy
beriringan. Sama halnya pada data, aku lirik mengakui
ditemukan kajian filosofis Muhammad Iqbal sebagai
bahwa dirinya tidak memiliki kampung halaman
berikut:
manapun, namun tempatnya untuk pulang adalah hati-
1. Jangka Waktu Asali
Nya sebagai alamat untuk berkeluh kesah. Masa lalu dan
Pada kajian metafisis jangka waktu asali,
masa depan aku lirik sama saja tidak memiliki kampung
ditemukan puisi yang memuat kajian tersebut,
halaman manapun. Perubahan pikir aku lirik dari waktu
diantaranya adalah puisi berjudul Hunian dengan
kewaktu sehingga tidak berpikir bahwa kampung
analisis sebagai berikut:
halamannya bukanlah alamat aslinya, tetapi hati-Nya
Pada bait pertama pada puisi Hunian, asonansi yang
adalah satu-satunya alamatnya untuk mengadukan
mendominasi adalah /u/ yang terdapat pada kata aku,
segala hal-hal yang dilaluinya. Pada data yang lain
tahu, hatimu, dan tempatku. Sedangkan aliterasi yang
dalam puisi di jelaskan bahwa mulai hari ini manusia
menonjol pada bait pertama ini adalah /ng/ yang terdapat
akan menandai bahwa satu-satunya alamat aku lirik
pada kata kampung, lapang dan pulang. Pada bait kedua
berada di dalam dada-Nya. Sejalan dengan jangka waktu
asonansi yang menonjol adalah adalah /i/ yang terdapat
asali yang menganggap bahwa ia bukan serial waktu,
pada kata mulai, hari, ini, dan menandai. Pada bait
namun perubahan pola pikir manusia, aku lirik
pertama arti yang dihasilkan adalah aku lirik
menganggap bahwa pemikirannya telah mengalami
menganggap bahwa –mu adalah tempatnya untuk
perubahan dimana ia menganggap bahwa kampung
pulang karena memiliki kelapangan hati yang besar.
halaman yang ditinggalinya saat ini bukanlah alamatnya
Pada bait kedua berarti aku lirik meyakinkan diri bahwa
yang sebenarnya, namun alamat yang sebenarnya adalah
manusia akan menandai bahwa alamat pulang aku lirik
Tuhan sebagai tempat mengadu segala keluh kesah.
hanya berada di –mu. –mu yang digambarkan adalah
Tuhan yang menjadi tempat manusia untuk berkeluh
2. Filsafat Ketuhanan
kesah dan mengadukan segala hal yang ia lampaui. Pada
Pada kajian metafisis filsafat ketuhanan, ditemukan
puisi Hunian, objek yang digunakan adalah kampung
puisi yang memuat kajian tersebut, diantaranya adalah
dan manusia. Pelaku adalah Aku yang bertindak sebagai
puisi Rapsodi Rindu sebagai berikut:
persona pertama. Latar suasana yang digunakan adalah
kebahagiaan aku lirik karena menemukan –mu sebagai

5
Pada bait kesatu asonansi yang dominan dihasilkan Pada data tersebut dapat diketahui bahwa aku
oleh /a/ dan /i/ yang dibuktikan pada kata ada, nada, lirik memberikan petunjuk bahwa Nama adalah kata
rima, bunyi, dan nyanyi. Pada bait kedua aliterasi /p/ yang jika diujar membuat –mu mudah bergetar. Pada
mendominasi yaitu pada kata diucap dan meruap. Pada filsafat Ketuhanan Iqbal dijelaskan bahwa Tuhan
bait ketiga asonansi yang dominan adalah /a/ yang sebagai objek yang tidak dapat ditangkap oleh indra,
terdapat pada kata ada, bahasa, kata, aliterasi /h/ juga seperti dijelaskan dalam puisi bahwa di angan aku lirik
mendominasi pada bait ketiga yang ditunjukkan oleh adalah impian, di suara ia adalah rima, ditutur ia adalah
kata kisah dan madah. Pada bait keempat hanya aliterasi bunyi. Dalam data tersebut dapat diketahui bahwa meski
yang mendominasi yaitu /r/, dibuktikan pada kata diujar tak terlihat, Tuhan dapat dirasakan melalui Nama yang
dan tergetar. Pada bait kelima asonansi yang dominan disebut kemudian membuat hati para pecintanya
adalah /a/ ditunjukkan pada kata ada,doa,pecinta, berdegup kencang. Menurut Iqbal manusia mampu
sedangkan terdapat aliterasi /s/ yang ditunjukkan pada memperoleh pengetahuan tentang Tuhan melalui intuisi
kata giris-liris. Pada bait keenam aliterasi yang dan pengalaman religius. Oleh karenanya, semakin
mendominasi adalah /t/ yang ditunjukkan pada kata manusia dekat dengan Tuhan maka intuisinya semakin
disebut dan berdenyut. Pada bait pertama arti yang kuat. Pada data tersebut dapat diketahui bahwa saat –mu
dihasilkan adalah aku lirik seolah bersemi di hati merasakan getaran di jantungnya saat mengucapkan
siapapun yang merindunya. Pada bait kedua berarti aku nama-Nya, maka intuisi atau cinta yang tercipta juga
lirik ingin dijadikan Nama yang saat diucapkan hati amat besar. Pada data lain dalam puisi Rapsodi Rindu
perindunya menjadi menguap. Pada bait ketiga arti yang juga dituturkan bahwa aku lirik jika dieja merembaka
dihasilkan adalah aku lirik yang dapat menjelma sebagai sebagai doa yang memberkahi air mata para pecintanya.
bahasa, menjadi kalimat, kisah, hingga madah. Pada bait Sejalan dengan Filsafat Ketuhanan bahwa semakin
keempat arti yang dihasilkan adalah aku lirik ingin manusia dekat dengan Tuhan maka intuisinya semakin
menjadi sebuah Nama yang jika diujar maka hati kuat hingga diberkahi air mata pecintanya yang
perindunya akan bergetar. Pada bait kelima arti yang didapatkan melalui doa-doa.
dihasilkan adalah aku lirik yang menjelaskan sebagai
puisi, menjelma doa yang memberkahi air mata pecinta. 3. Panenteisme
Pada bait keenam berarti aku lirik ingin dijadikan Pada kajian metafisis panenteisme, ditemukan
sebuah Nama yang jika disebut rindunya seketika puisi yang memuat kajian panenteisme, diantaranya
berdenyut. Objek yang digunakan pengarang pada puisi adalah puisi berjudul Kamaran dengan analisisnya
Residu Rindu ini adalah puisi, nada, bahasa, dan doa. sebagai berikut:
Pelakunya adalah Aku. Latar suasa puisi ini adalah Pada bait pertama hingga bait keempat dalam puisi
mengharukan. Rangkaian objek, pelaku dan latar p-ada Kasmaran asonansi yang dominan adalah /u/ yang
puisi ini menghasilkan kesatuan arti dimana aku lirik terdapat pada kata senja , hurufnya, aku, rindu,
sebagai pelaku atau persona kesatu ingin diingat dalam kecantikanmu, kertasku, jarimu, dan masalaluku. Dalam
puisi, nada, bahasa hingga doa pada para puisi ini, secara keseluruhan asonansi yang menonjol
perindunya.Dunia yang digambarkan pengarang adalah adalah /u/ yang memberi kesan kesenduan. Pada bait
dunia yang ada dalam hati yang ditunjukkan pada doa, pertama arti yang dihasilkan adalah aku lirik yang
kemudian dilisankan dalam bentuk nada dan bahasa. mengagumi –mu hingga ingin mneyalin senyum –mu
Aku lirik yang ingin diabadikan melalui Nama yang dalam puisi dan manisnya yang diumpamakan sebagai
bahkan saat disebut saja, perindunya akan merakan campuran tebu dan senja. Pada bait kedua artinya adalah
kegetaran dalam dirinya.Pada lapis terakhir adalah lapis aku lirik masih mengagumi –mu hingga memindah
metafisis yang menyebabkan pembaca berkontemplasi. kecantikan –mu ke dalam puisi. Pada bait ketiga aku
Kontemplasi yang dihasilkan dari puisi Rapsodi rindu lirik berniat menyadur sidik jari –mu kedalam puisi dan
adalah bahkan sebelum ada, aku lirik adalah nada, rima, masa lalu aku lirik yang dipenuhi kenangan oleh –mu.
bunyi yang jika diucapkan membuat hati perindunya Pada bait keempat aku lirik mengumpamakan
bergetar. Aku lirik memberkahi air mata para kekagumannya pada –mu seperti berjihad. Pada lapis
pecintanya. Aku lirik diabadikan dalam Nama yang jika ini, objek yang digunakan pengarang adalah puisi, bayi,
diucapkan getarannya akan sampai ketitik paling dalam tebu, senja, pohon, hujana, abu, dan kayu. Aku lirik
dari manusia, yakni kalbu. sebagai pelaku atau persona pertama dalam puisi
Kasmaran ini. Latar suasana yang dihasilkan dalam
“Pahatlah aku sebagai Nama, yang jika diujar
puisi ini adalah kesenduhan. Perpaduan antara objek
Jantungmu mudah bergetar.” (Arrumy, 2017:
yang digambarkan, pelaku menggambarkan kerinduan
26)
aku lirik dan kekagumannya pada –mu.

6
Dunia yang digambarkan pada puisi Kasmaran ini Pada bait kesatu pada puisi Tentang Laut, asonansi
adalah penggambaran kerinduan yang menggunakan yang dominan adalah /u/ yang terdapat pada kata
objek alam sebagai penyampainya, seperti tebu yang ingatanku, kau, terjangkau. Pada bait kedua dan ketiga
digunakan sebagai ungkapan hal yang manis, senja asonansi yang dominan adalah adalah /a/ yang terdapat
sebagai ungkapan hal-hal yang bersifat indah, pohon pada kata senantiasa, menjaga, kedalamannya.
yang berarti kokoh pada pendirian.Lapis metafisis keluasannya, dan memelihara. Pada bait keempat dan
adalah lapis yang membuat pembaca berkontemplasi. kelima asonansi yang dominan adalah adalah /u/ yang
Kontemplasi dari puisi Kasmaran ini adalah keindahan terdapat pada kata itu, mengingatkanku, rindu dan
dan kekaguman pecinta terhadap pecintanya. Puisi batinmu, palungmu, kesedihanku, ombakmu, rinduku,
sebagai sarana aku lirik mengungkapkan keindahan dan gelombangmu. Pada bait kesatu arti yang dihasilkan
melalui tulisan. adalah aku lirik yang mengingat Tuhan/Kau yang tidak
terjangkau. Pada bait kedua berarti aku lirik menjaga –
“Aku berikrar memindahkan kecantikanmu ke
mu seperti laut yang menjaga kedalamannya. Pada bait
dalam puisi
ketiga berarti aku lirik akan mengenang –mu seperti laut
Abjadnya kunukil dari pohon yang rindu jadi benih
yang menjaga keluasannya. Pada bait keempat berisi
Kecantikanmu terbentuk dari sisa kenangan di
tentang aku lirik yang selalu teringat pada kerinduan di
atas kertasku.” (Arrumy, 2017: 31)
kedalaman batin. Pada bait kelima berisi tentang aku
lirik yang mengukur kesepian, kesedihan, dan kerinduan
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa aku
kepada yang tak terjangkau. Objek yang digunakan
lirik di dorong oleh kagum pada –mu ia berusaha untuk
dalam puisi ini adalah Laut, ombak, samudera,
menyalin kecantikanmu melalui puisi yang ia torehkan
palung.Pelaku adalah Aku atau persona pertama. Latar
di dalam kertasnya. Panenteisme Iqbal berbicara
tempat yang digunakan adalah laut. Pada puisi ini, dunia
mengenai hubungan antara Tuhan dan manusia yang
yang digambarkan pengarang adalah keluasan Tuhan
menekankan kemahakuasaan Tuhan terhadap makhluk-
yang digambarkan laut, dalam laut yang tidak
Nya. Tuhan menciptakan secara tak terbatas. Tuhan
terjangkau seperti pula aku lirik merasa bahwa Tuhan
menciptakan alam raya beserta seisinya. Dalam data
yang tak terjangkau karena keluasan sifatnya. Pada lapis
tersebut dapat diketahui bahwa Aku lirik adalah hamba
ini akan membuat pembaca berkontemplasi.
ciptaan Tuhan dan juga pohon adalah salah satu bentuk
Kontemplasi pada puisi Tentang Laut keluasan Tuhan
ciptaannya. Pada hal ini Tuhan adalah kreator yang
yang tak dapat dijangkau dengan akal pikiran manusia.
menciptakan manusia beserta seisinya termasuk pohon.
Aku lirik mencoba menantang keluasan laut dengan
Gagasan panenteistik Iqbal juga menekankan bahwa
membandingkan kesepian, kerinduan kepada Tuhan.
manusia sebagai ko-kreator pilihan Tuhan untuk
direalisasikan dalam dunia sederhananya. Pada data “Mana yang lebih luas:
dapat diketahui bahwa kertas adalah benda yang dibuat Samuderamu atau kesepianku
oleh manusia yang berasal dari pohon. Dalam hal ini Mana yang lebih pasan:
Tuhan adalah pencipta pohon sedangkan manusia Debur ombakmu Atau debur rinduku”
adalah ko-kreator atau pencipta sesuatu yang berasal (Arrumy, 2017: 38)
dari ciptaan-Nya. Pada gagasan panenteistik Tuhan dan
manusia adalah sama-sama mencipta namun Pada data tersebut dapat diketahui bahwa aku
perbedaannya adalah skala penciptaannya. Manusia lirik mengandaikan kesepiannya dan kerinduannya
memang pencipta, namun ia tak dapat mencipta tanpa seperti luasnya laus dan pasangnya ombak di laut.
memanfaatkan sesuatu yang berasal dari Tuhan. Pada Menurut iqbal tahap awal pengetahuan adalah
data lain dalam puisi Kasmaran juga dicontohkan hal konseptual yang melalui tanggapan indra manusia
lain kaitannya Tuhan sebagai kreator; yakni bayi dan membentuk konsep-konsep tentang benda. Sama halnya
janin, senja, kayu. Aku lirik sebagai ciptaan-Nya yang aku lirik melalui indranya membuat konsep bahwa
dikaruniai otak untuk berfikir sebagai bakal kegiatan samudra adalah tempat yang sangat luas, pasang ombak
mencipta atau ko-kreator Tuhan di bumi. adalah besar, palung laut yang sangat dalam, dan suara
gelombang yang gemuruh semuanya dihasilkan oleh
4. Tingkat-tingkat Pengetahuan tanggapan indra manusia. Menurut Iqbal, relasi manusia
Pada kajian metafisis tingkat-tingkat pengetahuan, dengan alam melalui tanggapan indrawi adalah cara tak
ditemukan data pada puisi Tentang Laut yang memuat langsung dalam membangun relasi dengan kebenaran.
kajian tersebut, analisis pada data sebagai berikut: Hal tersebutlah yang juga membangkitkan kesadaran
manusia untuk melihat alam sebagai simbol-simbol

7
yang mengantarkan manusia melihat hal-hal yang tak Dari data tersebut dapat diketahui bahwa aku
dapat ditangkap oleh tangkapan indrawi. Pada data lirik mengandaikan kedekatan dengan Kamu bahkan
tersebut dapat diketahui bahwa aku lirik menggunakan lebih dekat dari hal yang terdekat, seperti tangis ke air
alam yakni laut yang didalamnya ada palung, debur matanya, puisi ke kata-katanya, bahkan lebih dekat dari
ombak, dan gemuruh gelombang sebagai simbol hamba pada dirinya sendiri. Akal dan intuisi pada
memahami ketidak terbatasan-Nya yang menciptakan dasarnya adalah berlawanan satu sama lain. Akal dan
alam. Dengan kata lain, saat aku lirik menangkap hal intuisi itu secara organis adalah bertalian dan bahwa akal
yang tampak sebagai pengetahuan pertama akan menuju itu harus dengan sendirinya bersikap seolah-olah
pemahaman selanjutnya yaitu kesadaran akan hal-hal terbatas dan tidak memastikan karena perikatannya
yang tak tertangkap indrawi. Perasaan sedih dan dengan waktu yang silih berganti. Pada data tersebut
kerinduan akan pencipta segala sesuatu yakni Tuhan dapat diketahui bahwa akal aku lirik merasa bahwa
melalui cinta adalah hal yang tak terlihat namun dapat tangis ke air matanya, puisi ke kata-katanya, dan diri ke
dirasakan aku lirik selagi membandingkan luasnya dirinya sendiri adalah hal yang sangat-sangat dekat,
samudra dengan kesepiannya dan membandingkan lebih tetapi ternyata ada hal lain yang menurut aku lirik lebih
dahsyat mana kerinduannya atau debur ombak di lautan. dekat daripada yang dijangkau oleh akalnya. Intuisi
membawa manusia kepada kontak langsung dengan
5. Akal dan Intuisi realitas yang tidak terbuka bagi persepsi indrawi. Aku
Pada kajian metafisis akal dan intuisi, ditemukan lirik yang merasakan bahwa kedekatannya dengan
data pada puisi Manifesto yang memuat kajian tersebut, Kamu melebihi kedekatannya dengan dirinya sendiri.
analisis pada data sebagai berikut: Tanpa intuisi, maka aku lirik hanya terbatas pada hal-hal
Pada puisi Manifesto hanya terdapat satu bait yang yang nampak saja. Namun intuisi mengantarkan aku
dibuat memanjang. Pada baitnya asonansi yang dominan lirik kedalam hal diluar yang tampak, yaitu perasaan
adalah /u/ yang terdapat pada kata cintaku dan kamu atau cinta. Akal dan intuisi adalah alat pelengkap
yang diulang 24 kali. Aliterasi yang dominan adalah /t/ manusia untuk mengetahui hal-hal yang ditangkap
yang terdapat pada kata dekat yang diulang hingga 12 dengan indra maupun tidak. Sama halnya dengan aku
kali. Puisi Manifesto berisi tentang kedekatan aku lirik lirik, melalui akal untuk menangkap hal-hal yang
dan Kamu yang lebih dekat melebihi apapun. Aku lirik bersikap indrawi, namun intuisi mengantarkannya
merasa antara dirinya dan Kamu lebih dekat daripada kepada hal yang tak ditangkap oleh akal yaitu kedekatan
kedekatan aku lirik dengan dirinya sendiri. Kamu adalah yang melebihi dekatnya hamba dengan dirinya sendiri.
wujud Tuhan, pencipta yang paling dekat dengan diri
manusia yang beriman. Objek yang digunakan dalam
puisi ini adalah kopi, api, angin, jurang, air, cahaya, 6. Pengalaman Religius
batu, langit, burung, puisi dan hati. Pelaku yang Pada kajian metafisis pengalaman religius,
digunakan adalah Aku sebagai persona pertama. Latar ditemukan data pada puisi Ada Banyak Cara yang
tempat yang digunakan seperti jurang, semesta. Latar memuat kajian tersebut, analisis pada data sebagai
suasana yang diciptakan adalah kebahagiaan. Dunia berikut:
yang diciptakan dalam puisi adalah alam yang berisi Pada bait kesatu hingga vbait kelima asonansi yang
angin, api, cahaya, langit yang luas seperti cinta aku dominan adalah /a/ yang terdapat pada kata ada, cara,
lirik kepada –mu. Kamu dalam puisi ini yang dimaksud satunya yang diulang-ulang. Pada bait pertama puisi
adalah Tuhan yang sangat dekat dengan aku lirik hingga Ada Banyak Cara berisi tentang keindahan Tuhan yang
melebihi kedekatan aku lirik dengan dirinya dapat digambarkan melalui mata –mu. Pada bait kedua
sendiri.Pada lapis metafisis ini akan menyebabkan berisi tentang cara menjumpai Tuhan yang dapat
pembaca berkontemplasi. Kontemplasi yang dihasilkan digambarkan melalui senyum –mu. Pada bait ketiga
dalam puisi ini adalah rasa kedekatan yang dibangun berisi tentang cara mendengar Tuhan yang dapat
antara Tuhan dan hamba sangat penting melalui digambarkan melalui suara –mu. Pada bait keempat
keimanan. berisi tentang cara merasakan Tuhan yang dapat
digambarkan melalui kerinduan pada –mu. Pada bait
“Cintaku ke kamu lebih dekat dari tangis ke kelima berisi tentang cara untuk hidup di dalam Tuhan
air matanya yang dapat digambarkan dengan penuh mencintai –mu.
Cintaku ke kamu lebih dekat dari puisi ke Objek yang digunakan dalam puisi ini adalah mata,
kata-katanya bibir, telinga, dan hati. Pelaku adalah aku lirik yang
Cintaku ke kamu lebih dekat dari diriku bertindak sebagai persona pertama. Latar suasana yang
sendiri.” (Arrumy, 2017: 34) digambarkan dalam puisi ini adalah kegembiraan.Dunia

8
yang diciptakan dalam puisi ini adalah kekaguman aku Pada lapis pertama adalah lapis bunyi. Asonansi
lirik akan ciptaan Tuhan yang mewakili cintanya pada yang terdapat dalam bait kesatu sampai kelima
yang telah menciptakan –mu. Gambaran keindahan pada didominasi oleh asonansi /a/ yang membuat kesan
–mu yang digambarkan adalah gambaran dari keindahan kegembiraan.Pada lapis kedua yaitu lapis arti. Lapis arti
Tuhan bagi aku lirik.Pada lapis metafisis akan membuat yang dihasilkan dalam bait kesatu adalah arti pendaki
pembaca berkontemplasi. Kontemplasi pada puisi ini dan pemanjat tebing. Aku lirik mengungkapkan
adalah mensyukuri keindahan yang dilihat seraya pertanyaannya tentang cinta kepada pendaki dan
mendekatkan diri kepada Tuhan yang digambarkan pemanjat tebing dimana keduanya adalah pekerjaan
melalui keindahan ciptaan-Nya. yang sulit dilakukan dan hanya bisa dicapai melalui
kesabaran dan usaha. Pada bait kedua kata yang
“Ada banyak cara untuk hidup di dalam Tuhan
ditekankan adalah pelaut. Pelaut menggambarkan
Salah satunya dengan penuh mencintaimu”
seseorang yang mengarungi samudra. Samudra dapat
(Arrumy, 2017: 55)
diartikan sebagai luasnya kalbu aku lirik. Pada bait
ketiga kata yang ditekankan adalah petani. Petani adalah
Pada data tersebut dapat diketahui bahwa aku
perumpamaan pekerjaan aku lirik dalam menanam
lirik mengagumi –mu sehingga rasa kagum itu membuat
nasibnya didunia. Bait keempat aku lirik menyampaikan
ia merasakan kekaguman juga dengan pencipta –mu.
pertanyaanna kepada penyair yang menyimbolkan
Aku lirik merasa bahwa mencintai –mu sama dengan
kepiawaian mengolah kata kata (berupa doa). Lapis
mencintai Tuhan. Menurut Iqbal, salah satu cara untuk
ketiga yaitu lapis satuan arti. Objek-objek yang
memperoleh kebenaran diri adalah meninjau dengan
dikemukakan pengarang adalah tebing, kalbu, udara,
akal dan mencermati lambang-lambangnya melalui
laut dan sawah. Pelaku adalah Aku. Latar tempat yang
tangkapan indra. Cara lain adalah melalui hubungan
digunakan adalah sawah, laut, dan gunung. Objek,
langsung dengan kebenaran yang ada di dalam diri
pelaku, dan latar yang dikemukakan oleh aku lirik
manusia. Aku lirik melihat kebenaran yang ada dalam
adalah alam yang luas. Luasnya alam yang digambarkan
diri –mu yaitu melalui cinta yang akan
adalah simbol dari luas pikiran dan kalbu manusia.
menghubungkannya pula dengan cinta kepada-Nya.
Pada lapis keempat yaitu lapis dunia implisit. Dunia
Pada data lain dalam puisi disebutkan juga bahwa aku
yang digambarkan pengarang adalah dunia luas dan
lirik mengagumi Tuhan melalui gambaran keindahan
membentang. Samudra yang tak terbatas luasnya,
senyum dan menatap mata –mu yang jelas ia dapatkan
hamparan sawah yang membentang hingga tingginya
melaui tangkapan indra. Melalui tangkapan indra itulah
gunung yang menjulang. Aku lirik mencoba memberi
yang membuat aku lirik merasa ada hal lain yang tidak
pertanyaan tentang cinta kepada petani,
dapat ia jangkau dengan tangkapan indra, yaitu
pendaki,penyair,pelaut dan Tuhan dan diberikan
kerinduan dan cinta kepada –mu yang sekaligus
jawaban yang berbeda-beda. Pada lapis terakhir adalah
menghubungkannya dengan kerinduan dan cinta
lapis metafisis yang menyebabkan pembaca
kepada-Nya. Iqbal meyakini adanya level pengalaman
berkontemplasi. Kontemplasi yang dihasilkan dari puisi
indrawi yang bercirikan; pengalaman langsung atau
Pertanyaan tentang Cinta adalah ada banyak cara dan
serta merta. Pengalaman langsung didapatkan melalui
pengertian saat bertanya tentang cinta. Cinta (pada yang
penglihatan langsung seseorang mengenai benda benda
Maha Tinggi) dapat dicapai melalui kesabaran dan
luar, hal itulah yang tercermin dalam dalam sikap aku
usaha yang ada pada dalam kalbu yang tak terbatas.
lirik saat melihat benda-benda luar seperti menyaksikan
mata dan senyum-mu. Level selanjutnya adalah ”Aku bertanya kepada penyair tentang cinta
pengalaman yang tidak dapat dikomunikasikan sebab Penyair mengendap dalam sepi dan merayakan puisi
kesadaran mistik lebih berupa perasaan daripada Kau tak akan mengenali cinta bila tak beriman pada
pikiran, dan pengalaman yang berhubungan akrab senyapnya” (Arrumy, 2017: 24)
dengan keabadian, pada level ini aku lirik telah
merasakan bahwa kekaguman itu membawanya Dari data tersebut dapat diketahui bahwa Aku
merasakan kesadaran kecintaannya kepada Tuhan. lirik bergerak kesatu arah dimana terdapat ego pencerah
yang menerangi pikiran, perasaan, dan kehendak
manusia. Seperti yang terungkap dalam lapis arti
7. Filsafat Manusia sebelumnya, cinta yang dicari aku lirik dalam hatinya
Pada kajian metafisis filsafat manusia, ditemukan data membuat ia terpimpin dalam egonya untuk bertanya
pada puisi Pertanyaan tentang Cinta yang memuat pada Pendaki, Pelaut, Petani, Penyair tentang apa itu
kajian tersebut, analisis pada data sebagai berikut: hakikat dari cinta. Filsafat manusia Iqbal menjelaskan

9
bahwa manusia adalah kesatuan energi, daya, dan langkah yang aku lirik gerakkan karena merindukan
kombinasi dari berbagai susunan. Sama halnya dengan Tuhannya.
aku lirik yang merasa bahwa energi dan kombinasi Lapis ketiga yaitu lapis satuan arti. Objek yang
kehendaknya mengantarkan ia mencari tahu dan digunakan pengarang adalah mata, tangan, bibir, kaki
menggali hal yang tak tampak; yakni cinta. Dalam dan naluri. Pelakunya adalah aku lirik. Latar suasana
filsafat manusia Iqbal juga dijelaskan bahwa manusia yang digunakan adalah kesenduan. Hubungan antar
terletak dalam keterpimpinan egonya dari Sang Ilahi objek, pelaku dan latar yang digunakan oleh pengarang
melalui petimbangan, kehendak dan tujuan. Aku lirik membuat kesatuan arti aku lirik yang merindukan –mu,
yang bertujuan ingin mengetahui cinta melalui walau sebenarnya sebelum rindu itu hadir, -mu sudah
perbedaan pekerjaan yakni Pendaki, Pelaut, Petani, dulu ada dalam kalbu aku lirik.Lapis keempat adalah
Penyair adalah bukti bahwa keterpimpinan egonya yang lapis dunia implisit. Dunia yang digambarkan oleh
bertujuan. Aku lirik dalam puisi ini mencoba agar pengarang adalah dunia kalbu yang meluap-luap akibat
tujuannya tercapai yaitu mengetahui maksud dari cinta kerinduan dengan –mu. Aku lirik yang melangkahkan
kepada Tuhan maupun kepada sesamanya. Dari data kaki menuju keharibaan, mendoakan keselamatan,
tersebut dapat diketahui pula bahwa “Aku” adalah mengujar nama adalah bentuk kerinduan yang
manusia yang merupakan pusat kesadaran dan sebenarnya sebelum rindu itu hadirpun yang dirindukan
kehidupan kognitif yang menjadi penggerak perbuatan sudah menyatu dalam dirinya, daam puisi-puisinya,
dan usaha dari dirinya. Manusia atau aku lirik yang dalam doanya, dalam langkahnya sekalipun. Pada lapis
merupakan penggerak dalam pusat kesadarannya terakhir adalah lapis metafisis yang menyebabkan
bergerak secara sadar untuk mencari jati diri yang di pembaca berkontemplasi. Kontemplasi yang dihasilkan
dalamnya terdapat cinta. dari puisi Residu Rindu adalah besarnya rasa cinta dan
kerinduan aku lirik hingga tanpa disebutpun, -mu sudah
8. Kekekalan Ego kekal dalam hati dan jiwanya.
Pada kajian metafisis kekekalan ego, ditemukan data
“Jauh sebelum kaki rindu
pada puisi Residu Rindu yang memuat kajian tersebut,
Mengusung langkahku ke haribaanmu (Arrumy,
analisis pada data sebagai berikut:
2017: 25)
Lapis pertama adalah lapis bunyi. Pada bait kesatu
asonansi pada baris kesatu,dua dan tiga didominasi oleh
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa
/u/ yaitu rindu,keindahanmu, dan pandanganku. Pada
kekekalan ego aku lirik telah bertindak mengorganisir
bait kedua asonansi yang dihasilkan baris
berbagai kemampuan yang tak terbatas. Pada kekekalan
kesatu,dua,dan tiga didominasi oleh asonansi /u/ yaitu
ego bukan keadaan melainkan proses aku lirik untuk
kata rindu, namamu, puisiku. Pada bait ketiga asonansi
mendekat ke haribaannya melalui langkah-langkahnya.
yang dihasilkan didominasi oleh /u/ yaitu pada kata
Aku lirik dalam puisi dijelaskan bahwa melalui indranya
rindu,namamu, bungkamku. Pada bait keempat asonansi
yaitu mata, tangan, bibir, dan kaki telah digunakan
yang dihasilkan didominasi oleh /u/ yang terdapat pada
dalam hal menggapai cinta kepada Tuhannya. Dengan
kata rindu, haribaanku, diriku. Pada bait kelima
adanya ego yang tepusat yang bebas dan kekal bisa
asonansi yang dihasilkan disominasi oleh /u/ pada kata
diketahui melalui intuisinya juga.Pada data tersebut
rindu, keselamatanmu, cintaku. Aliterasi pada puisi
dijelaskan pula aku lirik yang melalui cinta mendoakan
Residu Rindu didominasi oleh /m/, /n/, dan /g/. Secara
keselamatan –mu. Dalam kekekalan pilihan manusia
keseluruhan pada sajak ini didominasi oleh asonansi /u/
ditentukan oleh entitas yang paling kuat dalam dirinya.
yang membawa kesan kesenduan. Lapis arti yang
Entitas yang muncul dalam data tersebut adalah naluri
dihasilkan pada bait kesatu adalah kerinduan aku lirik
aku lirik yang ingin mendoakan keselamatan –mu
yang menggebu hingga sebelum rindu hadir, -mu sudah
karena cinta yang terlebih kekal dalam dirinya.
ada dalam pandangannya. Pada bait kedua menekankan
Kekekalan ego aku lirik beserta intuisi yang ada dalam
kata pena dan menulis. Pada bait ketiga arti yang
dirinya adalah sebuah proses aku lirik untuk
dihasilkan adalah kerinduan aku lirik yang lebih dulu
menunjukkan cinta yang ada di dalam dirinya yang
kekal bahkan sebelum aku lirik mengujar kerianduannya
dapat ia utarakan melalui doa-donya. Puncak dalam
pada –mu. Pada bait keempat arti yang dihasilkan adalah
pilihan-pilihan yang ada dalam kekekalan ego menurut
sebelum rindu aku lirik membawanya mengusung
Iqbal adalah pilihan yang ditentukan oleh entitas yang
langkah pada –mu. Pada bait terkahir berarti naluri rindu
kuat di dalam ego nya. Seperti pada data tersebut entitas
pada –mu sudah kekal bersama cinta dalam dirinya. –
diri yang paling kuat adalah pilihan langkah aku lirik
mu yang dimaksud pengarang adalah Tuhan yang
merupakan Dzat yang kekal. Haribaan Tuhan adalah

10
untuk mendekat ke haribaan Tuhan dan naluri intuisi kehendak yang kuat, bersemangat, dan otonom melalui
yang membuat aku lirik mendoakan keselamatan –mu. tujuan-tujuan yang dirasa baik. Tanpa tujuan yang jelas
tidak akan tercipta kehendak aku lirik yang ingin
9. Kehendak Kreatif menjaga tidur –mu sehingga aku lirik dapat memastikan
Pada kajian metafisis kehendak kreatif, ditemukan –mu tidur pulas. Dalam kehendak menurut Iqbal juga
data pada puisi Insomnia II yang memuat kajian dijelaskan bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
tersebut, analisis pada data sebagai berikut: suatu tujuan yang ditentukan sendiri. Sejalan dengan hal
Pada bait pertama hingga kelima asonansi yang gtersebut, pada data lain dalam puisi juga dijelaskan
dominan adalah /a/ sedangkan aliterasi yang sering bahwa aku lirik rela seperti pemulung yang memunguti
muncul dalam keseluruhan puisi adalah /t/ yang kepingan-kepingan mimpi –mu. Jiwa aku lirik yang
memberikan kesan penuh pengharapan. Pada bait bersemangat dan otonom juga terdapat pada data di
pertama arti yang dihasilkan adalah aku lirik yang dalam puisi yaitu aku lirik mengibaratkan bahwa ia
merasakan insomnia. Pada bait kedua berarti insomnia seperti kelelawar yang memasrahkan sayapnya secara
telah membuat aku lirik layaknya seorang peronda yang sukarela kepada bahu perindu. Oleh karena kebebasan
menjaga –mu. Pada bait ketiga arti yang dihasilkan egonya maka hal itu yang mengantarkan aku lirik untuk
adalah aku lirik mengumpamakan insomnia terbuat dari bebas menentukan sikapnya.
kelelawar yang berjaga tiap malam dan hinggap di bahu
perindunya. Pada bait keempat berarti aku lirik seperti SIMPULAN
seorang pemulung karena menderita insomnia yang Berdasarkan pembahasan yang telah
memungut kepingan mimpi –mu. Pada bait kelima aku dipaparkan, maka dapat disimpulkan bahwa dalam puisi
lirik rela mengawal tidur –mu dan menjaga kantuknya Kasmaran karya Usman Arrumy memuat kajian
sendiri. Objek yang digunakan dalam puisi Insomnia II filosofis Muhammad Iqbal sebagai berikut; Jangka
adalah kopi, kelelawar, tidur. Pelakunya adalah aku waktu asali yang termuat dalam tujuh puisi yakni
sebagai persona pertama. Latar suasana yang diciptakan Hunian, Klise, Jalan, Titah Cinta, Batu, Anak Jiwa, dan
Elegi Sepi. Pada poin Filsafat Ketuhanan terdapat
adalah penuh pengharapan aku lirik agar –mu lelap
delapan puisi yakni Rapsodi Rindu, Rekuiem, Terzina
tertidur dan aku lirik memilih untuk terjaga.Dunia yang Rindu, Asmaradana, Huruf Cinta, Sabda Cinta, Angin
digambarkan pengarang adalah impian aku lirik agar dan Nothing. Pada poin panenteisme memuat dua puisi
bisa menjaga –mu dalam kantuk dan tidur. Aku lirik yakni Kasmaran dan Jailangkung. Pada poin tingkat-
yang insomnia mengandaikan dirinya seperti pemulung tingkat pengetahuan terdiri dari delapan puisi yaitu
yang memulung kepingan mimpi dan kelelawar yang Tentang Laut, Katastrofe, Nocturno, Panthomisma,
Ayat Cinta, Angin II, Apograf Rindu, dan Obituari
terjaga di malam hari. Pada lapis metafisis yang ada
Cinta. Pada poin akal dan intuisi terdapat lima puisi
pada puisi Insomnia II, pembaca akan berkontemplasi yakni Pembatas Buku, Buku dan Kamu, Manifesto,
bahwa rasa khawatir dan peduli aku lirik terhadap –mu Testimoni Si Dungu dan Kain. Pada poin pengalaman
hingga bersedia dihinggapi insomnia yang akan religius terdiri dari tiga puisi yakni Ada Banyak Cara,
menjaga tidur –mu. Manunggaling Kawula Cinta, dan Asmaraloka. Pasa
poin filsafat manusia terdiri dari lima puisi yaitu
“Insomnia, selamat istirahat. Pertanyaan tentang Cinta, Bakat Memuja, Milestone of
Aku akan mengawal malammu dari luar Adore, Kepada Kelak, dan Fatwa Cinta. Pada poin
kantukku. kekekalan ego terdiri dari lima puisi yakni Residu Rindu,
Menjaga kantukmu dari godaan tidur” Amorfati, Surah Kopi, Rahasia Cinta, dan Memoar.
Pada poin kehendak kreatif terdiri dari tiga puisi yakni
(Arrumy, 2017: 29)
Insomnia II, Ode untuk Jomblo, dan Insomnia.
Pada data tersebut dapat diketahui bahwa aku Pada data yang terdapat dalam kumpulan puisi
lirik rela menjaga kantuk –mu dan mengawal malammu. Kasmaran Karya Usman ditemukan paling banyak pada
Pada bait lain juga dijelaskan bahwa insomnia telah poin Filsafat Ketuhanan yang kebanyakan dalam puisi
membahas tentang hubungan antara Tuhan dan Hamba-
menjadikan aku lirik sebagai peronda sehingga malam-
Nya yang terjalin erat melalui cinta. Dalam puisi ini poin
malam –mu ada yang hikmat menjaga. Menurut Iqbal terbanyak juga memuat kajian tingkat-tingkat
kehendak kreatif adalah hal yang bertujuan yakni diri pengetahuan yang didalamnya kebanyakan memuat isi
selalu bergerak kesatu arah. Kehendak kreatif aku lirik tentang hasrat cinta Hamba kepada Tuhan dalam rangka
yang ingin menjaga –mu dalam kantuknya memiliki menemukan cinta dan ingin berada di Jalan Tuhan.
tujuan agar malamnya ada yang menjaga. Kehendak Dalam puisi Kasmaran ini, Usman Arrumy banyak
kreatif adalah diri yang kuat, bersemangat, dan otonom. melesapkan subjek dengan tidak membedakan
penggunaan huruf Kapital untuk menujukkan dari siapa
Pada data dapat diketahui pula bahwa aku lirik memiliki
puisi itu dan untuk siapa puisi itu ditujukan. Dalam puisi

11
Kasmaran karya Usman Arrumy ini juga memuat tiga Iqbal, Muhammad. 1983. The Reconstruction of
komponen besar yakni Tuhan, Manusia, dan Cinta yang Religious Though in Islam; Pembangunan
terjalin dalam setiap puisi-puisinya. Kembali Alam Pikiran Islam (terj. Osman
Raliby). Jakarta: Bulan Bintang
SARAN
Peneliti berpikir bahwa penelitian ini jauh dari Islamiyah, Suwaibatul. 2014. “Analisis Konsep Ego
kata sempurna. Oleh sebab itu peneliti berharap untuk dalam Perspektif Pendidikan
Pembebasan”.Fakultas Agama Islam.
penelitian kedepannya dapat dikembangkan menuju ke
Universitas Muhammadiyah Malang.
arah lebih sempurna agar penelitian-penelitian sastra
dapat berkembang. Peneliti mengarapkan saran maupun Nurgiyantoro, Burhan. 2013. Teori Pengkajian Fiksi.
kritik mengingat ketidaksempurnaan penelitian agar Yogyakarta: Gajahmada University Press
menjadi pertimbangan dan perbaikan peneliti di Rafid, Rahmad. 2017. “Konsep Kepribadian Muslim
kedepannya. Hal tersebut mengingat belum banyak dalam Perspektif Pendidikan Islam Menurut
penelitian yang menggunakan objek puisi Kasmaran Muhammad Iqbal”. Fakultas Agama Islam.
Karya Usman Arrumy. Kajian filosofis Muhammad Universitas Muhammadiyah Malang.
Iqbal membuka pandangan kepada pembaca bahwa ada
Ratna, Nyoman Kutha. 2009. Teori, Metode, dan Teknik
hal-hal lain yang dapat memperkuat ego diri dan Penelitian Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
kehendak diri itu sendiri, sebab hidup adalah kehendak
Tuhan namun manusia memiliki pilihan masing-masing Rozak, Abdul. 2002. Filsafat Umum. Bandung: Gema
Media Pusakatama
dalam menjalani kehidupan itu sendiri. Kajian filosofis
Muhammad Iqbal menekankan ego dan pilihan entitas Siswantoro. 2010. Metode Penelitian Sastra.
dari masing-masing pribadi. Yogyakarta: PustakaPelajar

DAFTAR PUSTAKA Sudjiman, Panuti. 1984. Kamus Istilah Sastra. Jakarta:


Adian, Donny. 2003. Muhammad Iqbal. Jakarta: Gramedia
Penerbit Teraju Zulkarnain. 2016. “Filsafat Khudi Muhammad Iqbal
Adisasmita, Raharjo .2008.Pengembangan Wilayah dan Relevansinya terhadap Masalah
Konsep dan Teori. Keindonesiaan Kontemporer”. Fakultas Filsafat.
Jakarta: Penerbit Graha Ilmu Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Arbaiyah. 2013. “Corak Pemikiran Etika dalam Konsep


Ego Muhammad Iqbal”.Fakultas Usluhuddin.
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Riau.
Arrumy, Usman. 2016. Kasmaran. Yogyakarta: Diva
Press.
A, Teeuw, 1983. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar
Teori Sastra . Jakarta: Dunia Pustaka Jaya
Endaswara, Suwardi. 2013. Metodologi Penelitian
Sastra. Jakarta: Caps Publishing
Enver, Ishrat Hasan. 2004. Diterjemahkan oleh M.Fauzi
Arifin. Metafisika Iqbal; The Reconstruction of
Religious Thought in Islam. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Fahrurrozy. 2017. “Konsep Moral Menurut Muhammad
Iqbal”. Fakultas Usluhuddin dan Pemikiran
Islam. Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga
Yogyakarta.
Fatimah, Siti. 2017. “Kerja dalam Perspektif
Muhammad Iqbal”. Fakultas Usluhuddin.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.

12

Anda mungkin juga menyukai