Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PENDAHULUAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN

OLEH
ADELINA SIA
NPM: 23203042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
SANTU PAULUS RUTENG
2023/2024
LEMBAR PERSETUJUAN

Laporan manajemen keperawatan di ruang Melati ini telah disetujui pada tanggal……………

Menyetujui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Klinik

Ns. Lusia Henny Mariati, M.Kep


NIDN :
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan keperawatan dirasakan sebagai
suatu fenomena yang harus direspon oleh perawat. Oleh karena itu pelayanan
keperawatan ini perlu mendapat prioritas utama dalam perkembangan dari masa ke
masa yang akan datang. Perawat harus mau mengembangkan ilmu pengetahuannya
dan berubah sesuai tuntutan masyarakat dan menjadi tenaga perawat yang
professional. Pengembangan dalam berbagai aspek keperawatan bersifat saling
berhubungan, saling bergantung, saling mempengaruhi dan saling berkepentingan.
Manajemen adalah proses untuk melaksanakan pekerjaan melalui upaya orang
lain. Manajemen berfungsi untuk melakukan semua kegiatan yang perlu dilakukan
dalam rangka pencapaian tujuan dalam batas batas yang telah ditentukan pada tingkat
administrasi Menurut P. Siagian, (2008). Sedangkan Liang Lie (2010), mengatakan
bahwa manajemen adalah suatu ilmu dan seni perencanaan, pengarahan,
pengorganisasian dan pengontrol dari benda dan manusia untuk mencapai tujuan yang
ditentukan sebelumnya.
Manajemen keperawatan adalah proses kerja setiap perawat untuk memberikan
pengobatan dan kenyamanan terhadap pasien. Tugas manager keperawatan adalah
merencanakan, mengatur, mengarahkan dan mengawasi keuangan yang ada, peralatan
dan sumber daya manusia untuk memberikan pengobatan yang efektif dan ekonomis
kepada pasien (Gillies, 2011).
Manajemen pelayanan keperawaatan sebagai sub system manajemen rumah sakit
harus memperoleh tempat dan perhatian sama dengan manajemen lainnya, sehingga
rumah sakit dapat berfungsi sebagaimana diharapkan. Lingkup manajemen
operasional dan manajemen asuhan keperawatan yaitu merencanakan, mengorganisir,
mengarahkan dan mengawasi sumber daya keperawatan. Fungsi fungsi manajemen
keperawatan adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan yang
harus dilakukan oleh manajer dalam bentuk supervisi. Supervise yang dilakukan oleh
manager keperawatan secara baik dan terus menerus dapat memastikan pemberian
asuhan keperawatan sesuai dengan standar praktek keperawatan (Depkes RI, 2011).
Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan. Dalam
pelayanan kesehatan, keberadaan perawat merupakan posisi kunci yang dibuktikan
oleh kenyataan bahwa 40 – 60% pelayanan rumah sakit merupakan pelayanan
keperawatan dan hamper semua pelayanan promosi kesehatan dan pecegahan
penyakit baik di rumah sakit maupun tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh
perawat (Wiwiek, 2008).
BAB 2
TINJAUAN

A. FUNGSI-FUNGSI MANAJEMEN DI RUANG RAWAT


Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno ménagement, yang memiliki arti
seni melaksanakan dan mengatur. Mary Parker Follet mendefinisikan manajemen sebagai
seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang
manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Manajemen merupakan proses perencanaan (Planning), pengorganisasian
(Organizing), pengarahan (Actuating) dan pengawasan (Controlling) usaha-usaha para
anggota organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya agar
mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen merupakan pendekatan
yang dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan di organisasi. Istilah
manajemen harus memenuhi syarat-syarat/prinsip-prinsip tertentu yaitu adanya kegiatan
kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok manusia, adanya penataan dalam kerjasama,
dan adanya tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan kerjasama tersebut.
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional melalui tahapan
proses yaitu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian. Proses
manajemen dibagi menjadi lima tahap yaitu perencanaan, pengorganisasian,
kepersonaliaan, pengarahan dan pengendalian (Marquis dan Huston, 2010). Swanburg
(2000) menyatakan bahwa manajemen keperawatan adalah kelompok dari perawat
manajer yang mengatur organisasi dan usaha keperawatan yang pada akhirnya
manajemen keperawatan menjadi proses dimana perawat manajer menjalankan profesi
mereka.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyarankan agar semua
manajer melakukan 5 fungsi yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), keanggotaan/personalia (staffing), pengarahan (directing), dan
pengendalian (controlling) (Huston, 2015).
1. Fungsi Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan dimasa mendatang selama periode tertentu dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan sampai dengan menyusun dan
menetapkan rangkaian kegiatan untuk mencapainya. Suatu rencana yang baik
harus berdasarkan pada sasaran, bersifat sederhana, mempunyai standart, fleksibel,
seimbang dan menggunakan sumber-sumber yang tersedia lebih dulu. Dalam
keperawatan, perencanaan membantu untuk menjamin bahwa klien akan menerima
pelayanan keperawatan yang mereka inginkan/butuhkan dengan memuaskan.
Perencanaan merupakan fungsi dasar dari manajemen. Perencanaan adalah
koordinasi dan integrasi sumber daya keperawatan dengan menerapkan proses
manajemen untuk mencapai asuhan keperawatan dan tujuan layanan keperawatan
(Huber, 2010). Tanpa perencanaan yang adekuat, proses manajemen pelayanan
kesehatan akan gagal. Perencanaan akan memberikan pola pandang secara
menyeluruh terhadap semua pekerjaan yang akan dijalankan, siapa yang akan
melakukan dan kapan akan dilakukan (Marquis dan Huston, 2012).
Jenis-jenis perencanaan terdiri dari rencana jangka panjang, rencana jangka
menengah dan rencana jangka pendek. Rencana jangka panjang disebut juga
perencanaan strategis yang disusun untuk tiga sampai sepuluh tahun. Perencanaan
jangka menengah dibuat dan berlaku satu sampai dengan lima tahun dan
perencanaan jangka pendek dibuat satu jam sampai dengan satu tahun. Salah satu
alasan utama menempatkan perencanaan sebagai fungsi organik manajerial yang
pertama ialah karena perencanaan merupakan langkah konkret yang pertama-tama
diambil dalam usaha pencapaian tujuan.
2. Fungsi Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah sutau langkah untuk menetapkan, menggolongkan
dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan tugas-tugas dan wewenang
seseorang, pendelegasian wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi
pengorganisasian merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang
beraspek personil, financial, material dan tata cara dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (Muninjaya, 1999). Pada pengorganisasian hubungan
ditetapkan, prosedur diuraikan, perlengkapan disiapkan, dan tugas diberikan
(Marquis dan Huston, 2012). Agar organisasi dapat berfungsi sebagai alat untuk
mencapai tujuan secara efektif, maka dalam fungsi organisasi harus terlihat
pembagian tugas dan tanggung jawab orang-orang atau karyawan yang akan
melakukan kegiatan masing-masing. Cara lain yang dapat digunakan untuk
menyelenggarakan fungsi pengorganisasian ialah dengan mengetahui dan
menerapkan prinsip-prinsip organisasi. Prinsip-prinsip tersebut antara lain:
a) Kejelasan tujuan yang ingin dicapai
b) Pemahaman tujuan oleh para anggota organisasi
c) Penerimaan tujuan oleh para anggota organisasi
d) Kesatuan arah
e) Kesatuanperintah
f) Fungsionalisasi
g) Keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab
h) Pembagian tugas
i) Kesederhanaan struktur
j) Pola dasar organisasi yang relatif permanen
k) Adanya pola pendelegasian wewenang
l) Rentang Pengawasan
m) Jaminan pekerjaan, dan
n) Keseimbangan antara jasa dan imbalan.
3. Fungsi Keanggotaan (staffing)
Pengaturan staf merupakan proses yang teratur, sistematis, rasional
diterapkan untuk menentukan jumlah dan jenis personel keperawatan yang
dibutuhkan untuk memberikan asuhan keperawatan pada standar yang ditetapkan
sebelumnya (Swanburg (2000). Manajer bertanggung jawab dalam mengatur
sistem kepegawaian secara keseluruhan (Gillies, 2000). Ketenagaan adalah
kegiatan manajer untuk merekrut, memimpin, memberikan orientasi, dan
meningkatkan perkembangan individu untuk mencapai tujuan organisasi (Marquis
dan Huston, 2012).
4. Fungsi Pengarahan (directing)
Pengarahan adalah fase kerja manajemen, dimana manajer berusaha
memotivasi, membina komunikasi, menangani konflik, kerja sama, dan negosiasi
(Marquis dan Huston, 2012). Pengarahan yang efektif akan meningkatkan
dukungan perawat untuk mencapai tujuan manajemen keperawatan dan tujuan
asuhan keperawatan (Swanburg, 2000). Hakikat dari pengarahan adalah sebagai
keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota
organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya
tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan produktif. Dalam pengarahan,
pekerjaan diuraikan dalam tugas-tugas yang mampu kelola, jika perlu dilakukan
pendelegasian.
Di ruangan MPKP pengarahan diterapkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
a) Menciptakan budaya motivasI
b) Manajemen waktu: rencana harian
c) Komunikasi efektif, melalui kegiatan operan antar shift, pre conference
tim, dan post conference tim
d) Manajemen konflik
e) Pendelegasian dan supervisi
5. Fungsi Pengendalian (controlling)
Fungsi pengendalian merupakan fungsi yang terakhir dari proses manajemen,
yang memiliki kaitan yang erat dengan fungsi yang lainnya. Pengendalian
merupakan pemeriksaan terhadap sesuatu apakah terjadi sesuai dengan rencana
yang ditetapkan/disepakati, instruksi yang telah dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang telah ditentukam yang bertujuan untuk menujukkan kekurangan dan
kesalahan agar dapat diperbaiki (Fayol, 1988).
Selama fase pengendalian, kinerja diukur menggunakan standar yang telah
ditentukan dan tindakan diambil untuk mengoreksi ketidakcocokan antara standar
dan kinerja (Marquis dan Huston,2012).
B. KONSEP RONDE KEPERAWATAN
C. Definisi
D. Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
E. samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
F. tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
G. ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
H. Definisi
I. Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
J. samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
K. tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
L. ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
M. Definisi
N. Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
O. samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
P. tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
Q. ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
R. Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
S. samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
T. tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
U. ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
V. Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
W. samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
X. tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala
Y. ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
Z. Ronde Keperawatan adalah suatu tindakan yang dilaksanankan oleh perawat, di
AA. samping klien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan
akan
BB. tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan atau konselor,
kepala
CC. ruangan, perawat assosciate, dan perlu juga melibatkan seluruh anggota tim
1. Pengertian Ronde Keperawatan
Menurut Kozier & Berman (2004) menyatakan bahwa ronde keperawatan
merupakan prosedur dimana dua atau lebih perawat mengunjungi pasien untuk
mendapatkan informasi yang akan membantu dalam merencanakan pelayanan
keperawatan dan memberikan kesempatan pada pasien untuk mendiskusikan masalah
keperawatannya serta mengevaluasi pelayanan keperawatan yang telah diterima
pasien. Ronde keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang diaksanakan oleh perawat disamping melibatkan pasien
untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilaksanakan oleh perawat primer dan atau konselor, kepala ruangan, perawat
associate yang perlu melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam, 2002).
Karakteristik dari ronde keperawatan:
a) Pasien dilibatkan secara langsung
b) Pasien merupakan fokus kegiatan
c) PA,PP dan konselor melakukan diskusi bersama
d) Konselor memfasilitasi kreativitas
e) Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA dan PP dalam
meningkatkan kemampuan dalam mengatasi masalah.
2. Tujuan Ronde Keperawatan
Clement (2011) menyebutkan ada dua tujuan dilaksanakannya ronde keperawatan
yaitu bagi perawat dan bagi pasien.
a) Pertama, bagi perawat bertujuan untuk melihat kemampuan staf dalam
manajemen pasien, mendukung pertumbuhan dan pengembangan professional,
meningkatkan pengetahuan perawat dengan menyajikan dalam format studi kasus,
menyediakan kesempatan pada staf perawat untuk belajar meningkatkan
keterampilan klinis, membangun kerjasama dan rasa hormat, meningkatkan
retensi perawat berpengalaman dan mempromosikan kebanggaan dalam profesi
keperawatan.
b) Kedua, bagi pasien bertujuan untuk mengamati kondisi fisik dan mental pasien
dan kemajuan dari hari ke hari, membuat pengamatan khusus dan memberikan
laporan ke dokter, memperkenalkan pasien ke petugas dan sebaliknya,
melaksanakan rencana yang dibuat untuk perawatan pasien, mengevaluasi hasil
pengobatan dan kepuasan pasien serta memodifikasi tindakan keperawatan yang
diberikan.
3. Manfaat Ronde Keperawatan
Nursalam dan Efendi (2008), manfaat ronde keperawatan yaitu:
a) Untuk menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis,
b) Meningkatkan kemampuan validasi data klien,
c) Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan,
d) Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah klien,
e) Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan dan,
f) Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
4. Mekanisme Ronde Keperawatan
Mekanisme ronde keperawatan yaitu:
a) Perawat sebelum melakukan ronde keperawatan sebaiknya membaca laporan
mengenai pasien melalui status pasien selama 2-3 menit,
b) Perawat menentukan pasien yang akan dilakukan ronde keperawatan. Sebaliknya
dipilih klien yang membutuhkan perawatan khusus dengan masalah yang relatif
kompleks,
c) Ketika ronde keperawatan dilakukan pada pasien, perawat melaporkan kondisi,
tindakan yang sudah dilakukan dan akan dilakukan, pengobatan serta rencana
yang lain,
d) Waktu yang dilakukan untuk melakukan keseluruhan ronde adalah setiap hari
dengan waktu kurang lebih satu jam ketika intensitas kegiatan di ruang rawat
sudah relatif tenang,
e) Setelah ronde keperawatan dilakukan diskusi dengan perawat yang mengikuti
ronde keperawatan.
(Nursalam & Efendi, 2008)

5. Tipe-Tipe Ronde Keperawatan


Berbagai macam tipe ronde keperawatan dikenal dalam studi kepustakaan,
diantaranya adalah menurut Close dan Castledine (2005) ada 4 tipe ronde yaitu
matrons, rounds, nurse management rounds, patient comfortrounds dan teaching
nurse.
a) Matron nurse
Menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke ruangan-
ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang dilakukan
perawat ronde ini adalah memeriksa standar pelayanan, kebersihan dan
kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan kepada pasien.
b) Nurse management rounds
Menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah ronde manajerial yang
melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada sekelompok pasien.
Untuk terlihat prioritas tindakan yang terlah dilakukan serta melibatkan pasien
dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi proses
pembelajaran antara perawat dan gead nurse.
c) Patient comport nurse
Menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini berfokus pada kebutuhan
utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat dalam ronde ini
adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde dilakukan
dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
d) Teaching rounds
Menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher nurse dengan
perawat atau mahasiswa perawat dimana terjadi proses pembelajaran. Teknik
ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa perawat. Dengan
pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round (ronde yang
dilakukan antara perawat dengan perawat), physician nurse rounds (ronde pada
pasien yang dilakukan oleh dokter dengan perawat), dan interdisciplinary rounds
(ronde pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi
dokter, perawat, ahli gizi serta fisioterapi.
6. Peran perawat dalam Ronde Keperawatan
Menurut Nursalam (2002), dalam ronde keperawatan setiap perawat memiliki peran
masing-masing diantaranya:
a) Peran perawat primer dan perawat associate
Dalam menjalankan pekerjaannya perlu adanya sebuah peranan yang bisa untuk
memaksimalkan keberhasilan, antara lain:
(1) Menjelaskan keadaan dan data demografi
(2) Menjelaskan masalah keperawatan utama
(3) Menjelaskan intervensi yang belum dan yang akan dilakukan
(4) Menjelaskan tindakan selanjutnya
(5) Menjelaskan alasan ilmiah tindakan yang akan diambil
b) Perawat primer lain ata konsuler
(1) Memberikan justifikasi
(2) Memberikan reinforcement
(3) Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta tindakan
yang rasional
(4) Mengarahkan dan koreksi
(5) Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
7. Kriteria Klien
Menurut Nursalam (2014), mengatakan pasien yang dipilih untuk dilakukan ronde
keperawatan adalah pasien yang memiliki kriteria sebagai berikut:
a) Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
b) Pasien dengan kasus baru atau langka.

8. Langkah-Langkah Ronde Keperawatan


Langkah-langkah yang diperlukan dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut:

PP

1. Penetapan Pasien

2. Persiapan pasien (informed consent,


hasil pengkajian/validasi data)
 Apa diagnosis keperawatan?
3. Penyajian masalah  Apa data yang mendukung?
 Bagaimana intervensi yang sudah
dilakukan?
 Apa hambatan yang ditemukan?

4. Validasi data di bed

Diskusi PP, PA, Koselor,


Kepala ruangan

6. Kesimpulan dan 5. Lanjutkan diskusi di


rekomendasi nurse station
solusi masalah

a) Persiapan
(1) Penetapan kasus minimal 1 hari sebelum waktu pelaksanaan ronde
(2) Menentukan tim ronde
(3) Mencari sumber atau literature (EEvidence Based Practice)
(4) Mmembuat proposal
(5) Pemberian Informed consent dan pengkajian kepada klien keluarga
(6) Diskusi: apa diagnosis keperawatan?, apa daya yang mendukung?, bagaimana
intervensi yang sudah dilakukan?, dan apa hambatan yang ditemukan selama
keperawatan?.
b) Pelaksanaan ronde
(1) Penjelasan tentang klien oleh perawat primer dalam hal ini penjelasan
difokuskan pada masalah keperawatan dan rencana tindakan yag akan atau
telah dilakukan dan memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
(2) Diskusi antar anggota tim tentang kasus tersebut
(3) Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor/kepala ruangan
tentang masalah klien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
(4) Tindakan keperawatan pada masalah prioritas yang telah dan yang akan
ditetapkan.
c) Pasca ronde
(1) Mendiskusikan hasil temuan dan tindakan pada klien tersebut serta
menetapkan tindakan yang perlu dilakukan.
(2) Evaluasi, revisi dan perbaikan.
(3) Kesimpulan dan rekomendasikan penegakan diagnosis, intervensi
keperawatan selanjutnya.
2. Kriteria Evaluasi
Menurut Nursalam (2014), kriteria evaluasi yang dapat diambil yaitu:
a) Struktur
(1) Persyaratan administrative (informed consent, alat, dan lainnya)
(2) Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan
(3) Persiapan dilakukan sebelumnya
b) Proses
(1) Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
(2) Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan
c) Hasil
(1) Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan
(2) Masalah pasien dapat teratasi
(3) Perawat dapat menubuhkan cara berpikir yang kritis, meningkatkan cara
berpikir yang sistematis, meningkatkan kemampuan validitas data pasien,
meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan,
menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah pasien, meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana
asuhan keperawatan, meningkatkan kemampuan justifikasi, dan
meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
C. TUGAS DAN FUNGSI KEPALA RUANGAN, PERAWAT PRIMER DAN
PERAWAT PELAKSANA
1. Kepala Ruangan
a) Tugas
(1) Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
 Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
 Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
 Merencanakan dan menentukan jenis kegiatan asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
(2) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi:
 Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat.
 ``Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
 Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
 Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.
 Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
 Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lain yang berada diwilayah tanggungjawabnya.
 Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang perawatan antara
lain melalui pertemuan ilmiah.
 Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebutuhan pasien agar tercapai pelayanan yang
optimal.
 Menyusun permintaan rutin meliput kebutuhan alat, obat dan bahan lain
yang diperlukan diruang rawat.
 Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
 Mempertanggungjawabkan pelaksanaan inventarisasi peralatan.
 Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya,
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan,
fasilitas yang ada, cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari
diruangan.
 Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampaikan kepada staf untuk melaksanakannya.
 Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
 Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaannya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
 Menjaga perasaan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
 Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
batas kewenangan.
 Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
 Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar.
 Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh
kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
 Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
 Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
 Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan
meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
 Memelihara buku register dan berkas catatan medic.
 Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.
(3) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi:
 Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
 Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
keterampilan dibidang perawatan.
 Mengawasi dan mengendalikan pendayagunaan peralatan perawatan serta
obat-obatan secara efektif dan efisien.
 Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan
asuhan keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
b) Fungsi
Fungsi/peran utama seorang kepala ruangan adalah mengelola seluruh sumber
daya di unit perawatan untuk menghasilkan pelayanan yang bermutu. Kepala
ruangan bertanggung jawab untuk melalukan supervise pelayanan keperawatan
pada pasien di ruang perawatan yang dipimpinnya (Raodhah, Nildawati, dan
Rezky, 2017).
2. Perawat Primer (PP)
a) Tugas
(1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
(2) Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar selalu dalam keadaan siap
pakai.
(3) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang berlaku.
(4) Melakukan pengkajian keperawatan, dan menentukan diagnosa keperawatan.
(5) Menyusun rencana keperawatan sesuai dengan hasil pengkajian.
(6) Menjelaskan rencana keperawatan yang sudah ditetapkan kepada perawat
pelaksana dibawah tanggungjawabnya.
(7) Membantu dan memfasilitasi terlaksananya kegiatan perawat pelaksana.
(8) Melakukan bimbingan dan evaluasi (mengecek) perawat pelaksana dalam
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan SOP.
(9) Memonitor dokumentasi yang dilakukan oleh perawat pelaksana.
(10) Melakukan tindakan keperawatan yang bersifat terapi keperawatan dan
tindakan keperawatan yang tidak dapat dilakukan perawat pelaksana.
(11) Melakukan tindakan darurat kepada pasien (seperti panas tinggi, kolaps,
perdarahan, keracunan, henti napas dan henti jantung) sesuai protap yang
berlaku. Se;anjutnya segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat/dokter jaga.
(12) Mengatur pelaksanaan konsul dan pemeriksaan laboratorium.
(13) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan dan membuat catatan
perkembangan pasien setiap hari.
(14) Berperanserta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
(15) Melaksanakan tugas pagi, sesuai dengan jadwal dinas.
(16) Mendampingi visite dokter.
(17) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala ruang rawat.
(18) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/persetujuan
atasan.
(19) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai SAK.
(20) Bersama perawat pelaksana membuat laporan, dan melaksanakan serah
terima tugas kepada perawat pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat
pergantian dinas.
(21) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien dan keluarga sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien mengenai:
 Program diet
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
 Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah Sakit, Puskesmas atau
institusi kesehatan lain.
 Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai keadaan sosial ekonomi.
(22) Membuat perencanaan pulang.
(23) Bila PP cuti/libur, tugas-tugas PP didelegasikan kepada perawat pelaksana
yang telah ditunjuk (wakil PP) dengan bimbingan kepala ruanh rawat.
b) Fungsi
Perawat primer bertanggung jawab dan bertanggung gugat atas asuhan
keperawatan yang diberikan di ruang rawat.
3. Perawat Pelaksana/Associate(PA)
a) Tugas
(1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya.
(2) Menerima pasien baru sesuai standard an ketentuan yang berlaku.
(3) Memelihara peralatan keperawatan dan medis untuk kelancaran pelayanan
kepada pasien.
(4) Memberikan orientasi kepada pasien tentang gawat darurat dan
lingkungannnya, peraturan/tata tertib yang berlaku, fasilitas yang ada dan cara
penggunaannya.
(5) Membantu PP dalam melakukan pengkajian keperawatan dan menemukan
diagnosa keperawatan sesuai batas kewenangannya.
(6) Membantu PP dalam menyusun rencana keperawatan sesuai dengan
kemampuannya.
(7) Melakukan tindakan keperawatan kepada pasien sesuai kebutuhan dan batas
kemampuannya, berdasarkan rencana keperawatan.
(8) Melatih/membantu pasien untuk melakukan latihan gerak.
(9) Membantu merujuk pasien kepada institusi pelayanan kesehatan lain sesuai
instruksi dokter.
(10) Melakukan tindakan kedaruratan kepada pasien gawat darurat sesuai
protap yang berlaku.
(11) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan dan mendokumentasikan
pada format yang tersedia.
(12) Mengkomunikasikan kepada PP/PJ shift bila menemukan masalah yang
perlu diselesaikan.
(13) Berperanserta dengan anggota tim kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu asuhan keperawatan.
(14) Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara bergilir sesuai
jadwal dinas.
(15) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara pasien dan
keluarganya sehingga tercipta ketenangan.
(16) Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh dokter
penanggungjawab unit gawat daruat atau kepala ruangan.
(17) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang keperawatan,
antara lain melalui pertemuan ilmiah dan penataran atas izin/persetujuan
atasan.
(18) Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan keperawatan yang
tepat dan benar sesuai SAK.
(19) Menyediakan formulir untuk penyelesaian administrative.
(20) Berperanserta dalam memberikan penyuluhan kesehatan yang dilakukan
PP kepada pasien dan keluarga sesuai dengan keadaan dan kebutuhan pasien
mengenai:
 Program diet
 Pengobatan yang perlu dilanjutkan dan cara penggunaannya.
 Pentingnya pemeriksaan ulang di Rumah Sakit, Puskesmas atau
institusi kesehatan lain.
 Cara hidup sehat, seperti pengaturan istirahat, makanan yang bergizi
atau bahan pengganti sesuai keadaan sosial ekonomi.
(21) Membuat laporan dan melaksanakan serah terima tugas kepada petugas
pengganti secara lisan maupun tertulis, pada saat pergantian dinas.
b) Fungsi
Perawat pelaksana merupakan seorang tenaga keperawatan yang diberi
tanggungjawab dan wewenang untuk melaksanakan pelayanan/asuhan
keperawatan di ruang gawat darurat.
BAB 3

PENUTUP
A. Kesimpulan

Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staf


keperatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara professional (Nursalam,
2007). Manajemen keperawatan adalah suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencakan, mengorganisasi, mengarahkan serta
mengawasi sumber – sumber yang ada baik SDM, Alat, maupun Dana sehingga
dapat memberikan pelayanan keperawatan yang efektif, baik kepada pasien,
keluarga dan masyarakat. Manajemen keperawatan terdiri dari beberapa fungsi yaitu
fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, fungsi keanggotaan, fungsi
pengarahan, dan fungsi pengendalian., dan terdiri dari beberapa unsur seperti unsur
man (manusia), money (uang), materials ( bahan baku), machine (mesin), methods
(metode), dan market (pasar).
DAFTAR PUSTAKA

Huber, D. L. 2010. Leadership and nursing care management (fourth edition).


Philadelphia: W.B.Saunders
Marquis B. L., & Houston, C. J. 2012. Leadership roles and management function
in nursing: theoryand application (seventh edition). Philadelphia: Lippincott Williams
and Wilkins.
Mauruh, Chely Veronica. 2017. Manajemen Keperawatan (Nursing
Management). Jawa Timur: IKAPI.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Swansburg, R. C. 2000. Management & leadership for nurse manager. Boston :
Jones & Barlett.

Anda mungkin juga menyukai