Anda di halaman 1dari 16

ELASTISITAS

Disusun oleh :
Wayan Risma Enjelika 2207311015
Kayla Salsabilla Diva Hariyanto 2207311016
Ida Ayu Mahayoni 2207311017
Ni Made Tiara Dinah Rahayu 2207311018
Ni Made Puspa Talitha Putri 2207311019
I Kadek Suma Wirawan 2207311020
Renatha Nadia Rohani Sianturi 2207311021

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
tanpa bantuan, bimbingan, dan masukan dari berbagai pihak pada penyusunan
makalah ini sangatlah sulit untuk dirampungkan. Oleh karena itu, kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini,
terutama dosen pembimbing kami.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah ini, maka
dari itu kami memohon maaf apabila ada kesalahan maupun kekurangan dari
makalah kami. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap orang
yang membacanya.

Denpasar, 7 September 2022

Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Apakah yang akan terjadi pada permintaan sesuatu barang apabila
harga barang mengalami penrunan sebanyak satu persen?. Seperti yang kita
ketahui bersama bahwa hukum permintaan berbunyi “penurunan harga akan
meningkatkan permintaan”. Besarnya pertambahan itu berbeda dari satu
keadaan ke satu keadaan yang lain dan dari satu barang ke satu barang yang
lainnya, pertambahan permintaan mungkin mungkin jauh melebihi satu
persen dan mungkin pula kurang dari satu persen. Apabila perubahan harga
yang kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang
diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang tersebut sangat responsif
terhadap perubahan harga atau disebut dengan elastis. Sebaliknya apabila
perubahan harga tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah barang yang
dimimta maka barang tersebut tidak terlalu responsif terhadap perubahan
harga atau biasa yang disebut dengan inelastic.
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun praktek sehari-hari
adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya
permintaan terhadap perubahan harga. Untuk memudahkan kita mencapai
tujuan tersebut diperlukan sebuah satu pengukuran kuantitatif yang mampu
menunjukkannya, ini dinamakan elastisitas permintaan. Tidak hanya pada
sebatas permintaan, tetapi perubahan harga juga bisa menimbulkan akibat
yang berbeda trhadap suatu barang, ukuran kuantitatif sebagai akibat
perubahan harga terhadap penawaran disebut dengan elastisitas penawaran.
Pada kesempatan ini penulis mencoba untuk menerangkan lebih lanjut
tentang apa itu elastisitas dan bagaimana koefsiennya, apa saja
faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan jenis jenis dari elastisitas.
1.2. Rumusan Masalah
1.2.1.
1.2.2. Ya
1.2.3. Ya
1.2.4. Ya
1.2.5. ya
1.3. Tujuan
1.3.1. Tujuan
1.3.2. Tujuan
1.3.3. Tujuan
1.3.4. Tujuan
1.3.5. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Elastisitas
2.1.1. Pengertian Menurut Para Ahli
Menurut Salvatore, Elastisitas harga adalah tingkat perubahan harga
berdasarkan kepekaan harga terhadap suatu barang yang diminta oleh
konsumen dimana perubahan tersebut bersifat relatif. Relativitas
tersebut dapat dilihat dari perubahan harga terhadap permitaan akan
suatu barang. Perubahan tersebut juga bersifat porposional antara
permintaan dan harga barang.
Menurut Nicholson, Elastisitas merupakan suatu perubahan pada
suatu variabel karena disebakan oleh adanya perubahan yang sama pada
variabel lain, sehingga perubahan tersebut saling terkait antar variabel.
Menurut Sadono Sukimo, Suatu ukuran yang diukur secara kuantitasi
untuk melihat perubahan yang terjadi pada besaran permintaan akan
suatu barang. Hal tersebut dapat menggambarkan besaran pengaruh
harga terhadap permintaan akan suatu barang tertentu.
Elastisitas adalah perbandingan perubahan proporsional dari sebuah
variabel dengan perubahan variabel lainnya. Dengan kata lain, elastisitas
mengukur seberapa besar kepekaan atau reaksi konsumen terhadap
perubahan harga. Tingkat sensitivitas yakni dapat diukur dengan rasio
perubahan persentase dalam jumlah barang, baik barang yang diminta
maupun terhadap barang yang telah ditawarkan, diukur dengan persentase
dalam perubahan faktor yang dapat menyebabkan adanya sebuah perubahan
dalam jumlah barang yang ditawarkan atau diminta dapat dibagi menjadi tiga
bidang, yaitu Harga barang tersebut, Pendapatan atau Income, Harga barang
lainnya.

2.1.2. Konsep Elastisitas Secara Umum


Konsep umum yang digunakan untuk mengkuantifikasi
tanggapan dalam satu variabel ketika variabel lain berubah. Elastisitas
adalah bilangan yang menunjukkan berapa persen satu variabel akan
berubah, akibat perubahan pada variabel lain sebesar satu persen.
Elastisitas juga dikenal sebagai sensitivitas. Elastisitas menunjukkan
hubungan sebab akibat yang terjadi, dimana perubahan variabel
dependen sebagai akibat dari adanya perubahan pada variabel
independen.

2.2. Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas


2.2.1. Jumlah barang subtitusi yang tersedia di pasar.
Suatu barang yang memiliki barang substitusi yang banyak akan
memiliki permintaan yang elastis. Jika P naik, maka permintaan
menurun dengan % yang lebih besar, karena konsumen akan membeli
barang substitusi dan sebaliknya. Suatu barang yang tidak memiliki
barang substitusi (sedikit) akan memiliki permintaan yang tidak elastis.
Perubahan harga tidak membawa dampak terhadap penurunan/kenaikan
permintaan barang, karena pasar tidak menyediakan barang substitusi
bagi konsumen.

2.2.2. Potensi pendapatan yang dibelanjakan


Semakin besar bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli
suatu barang, maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.

2.2.3. Jangka waktu analisis permintaan.


Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu yang
relatif lama menjadikan permintaan terhadap barang tersebut bersifat
elatis, karena pasar mengalami perubahan dalam waktu yang relatif
lama. Analisis permintaan terhadap suatu barang dalam jangka waktu
yang relatif singkat menjadikan permintaan terhadap barang tersebut
bersifat tidak elatis, karena pasar sulit mengalami perubahan dalam
waktu yang relatif pendek.
2.3. Elastisitas Permintaan
Apakah yang akan terjadi ke atas permintaan sesuatu barang apabila harga
mengalami penurunan sebanyak satu persen? Yang dapat dikatakan sekarang
ini adalah, sesuai dengan hukum permintaan yang telah diterangkan dalam
bab yang lalu,”permintaan akan bertambah”. Besarnya pertambahan itu
berbeda dari satu keadaan ke satu keadaan lain dan dari satu barang ke
barang lainnya. Pertambahan permintaan mungkin jauh melebihi satu persen
dan mungkin pula kurang dari satu persen. Apabila perubahan harga yang
kecil menimbulkan perubahan yang besar terhadap jumlah barang yang
diminta maka dikatakan bahwa permintaan barang tersebut bersifat sangat
responsi terhadap perubahan harga atau permintaannya adalah elastis.
Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak
banyak berubah maka dikatakanlah bahwa permintaannya tidak elastis.
Dalam analisis ekonomi, secara teori maupun dalam praktek sehari-hari,
adalah sangat berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya
permintaan terhadap perubahan harga. Oleh sebab itu perlu dikembangkan
satu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan sampai dimana besarnya
pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan. Ukuran ini
dinamakan elastisitas permintaan. Elastisitas permintaan perlu dibedakan
kepada tiga konsep yaitu elastisitas permintaan harga, elastisitas permintaan
pendapatan dan elastisitas permintaan silang.
2.3.1. Elastisitas Harga Permintaan
Elastisitas harga permintaan (price elasticity of demand) atau sering
disebut dengan elastisitas harga, adalah persentase perubahan jumlah
barang diminta yang diakibatkan oleh persentase perubahan harga
barang itu sendiri, atau perubahan proporsional jumlah barang yang
diminta dibagi dengan perubahan proporsional dari harga. Selama
jumlah yang diminta berhubungan terbalik dengan harga maka
koefisien elastisitas harga akan selalu bertanda negatif. Elastisitas
harga permintaan mengukur kepekaan permintaan setelah adanya
perubahan harga produk itu sendiri. Elastisitas harga permintaan dapat
digambarkan melalui rumus :
%ΔQ
Ep=
%ΔP
Keterangan :
%ΔQ : persentase perubahan dalam jumlah yang diminta
%ΔP : persentase perubahan harga

Atau elastisitas harga permintaan dapat juga dituliskan dalam


persamaan :
ΔQ ΔP
Ep= =
Q P
Apabila perubahan jumlah yang diminta diwakili oleh ΔQ, dan
perubahan harga diwakili oleh ΔP, sedangkan P dan Q adalah harga
awal.
Interpretasi dari nilai koefisien elastisitas adalah sebagai
berikut, koefisien elastisitas harga suatu jenis barang (misalnya
komputer) adalah 5. Artinya Penurunan/kenaikan harga komputer
sebesar 1 persen akan menyebabkan jumlah komputer yang diminta
akan meningkat/menurun sebesar 5 persen. Jadi, perubahan harga
akan mengakibatkan perubahan yang lebih lebih besar pada jumlah
yang diminta. Contoh lain misalnya, koefisien elastisitas makanan
adalah 0,2. Artinya apabila terjadi penurunan/kenaikan harga sayuran
sebesar 1 persen maka permintaan akan naik/turun sebesar 0,2 persen.
Jadi persentase perubahan harga akan mengakibatkan persentase
perubahan jumlah yang diminta lebih kecil dari perubahan harga
Untuk barang-barang industri yang tahan lama (misalnya
mobil, televisi, komputer, dan barang-barang elektronik lainnya)
umumnya permintaannya adalah elastis, sedangkan untuk barang-
barang yang tidak tahan lama (umumnya komoditas pertanian)
permintaannya adalah inelastis. Jenis elastisitas harga terhadap pada
permintaan:
A. Inelastis Sempurna (e=0) atau bisa disebut dengan barang yang
tidak memiliki kepekaan. Ciri-ciri inelastis sempurna sebagai
berikut:
1. Barang sangat terbatas dan tidak bisa ditambah
2. Penjualan dengan system lelang

Gambar 1. Kurva Inelastis Sempurna

B. Inelastis ( e < 1 ) jika harga naik,permintaan akan turun tapi


tidak drastic karena masyarakat tetap membutuhkan barang
tersebut. Ciri-ciri inelastis:
1. Sedikit subtitusi
2. Pedagang/penjualnya sedikit
3. Jika harga naik pembeli harus tetap membeli barang tersebut
4. Jika harga naik penerimaan pedagang naik
Contoh: Barang kebutuhan pokok seperti listrik ,angkutan
kota, kereta api menjelang lebaran.
Gambar 2. Kurva Inelastis

C. Uniter (e=1) dengan kata lain persentase perubahan jumlah


barang yang diminta sama dengan persentase perubahan
harga. Jadi kalau harga berubah turun sebesar 10%, maka
kuantitas yang diminta juga akan berubah dalam hal ini
akan naik sebesar 10%. Permintaan yang elastis uniter atau
elastis proporsional sulit ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, kalaupun terjadi sebenarnya hanyalah secara
kebetulan. Contoh : produk yang elastisitasnya uniter tidak
dapat disebutkan secara spesifik.Jenis permintaan ini
sebenarnya lebih sebagai pembatas antara permintaan
elastis dan inelastis, sehingga belum tentu ada produk yang
dapat dikatakan memiliki permintaan elastis uniter.

Gambar 3. Kurva Uniter

D. Elastis ( e >1) dengan kata lain barang elastis adalah


barang yang sangat peka terhadap perubahan harga.
Jadi,jika harga berubah sedikit maka jumlah barang yang
diminta akan berubah drastis. Ciri ciri elastis :
1. Banyak subtitusi
2. Pedagang/penjualnya banyak
3. Jika harga naik,pembeli pindah ke pedagang lain
4. Jika harga naik penerimaan pedagang turun
Contoh : Buah-buahan, Pakaian, Makanan ringan, Barang
mewah

Gambar 4. Kurva Elastis


E. Elastis sempurna ( e=∞ ) ada pada pasar persaingan
sempurna. Ed = ∞ memiliki arti bahwa perubahan tidak
disebabkan oleh naik turunnya jumlah permintaan.
Permintaan ini memiliki koefisien elastisitas permintaan
tak terhingga. Contoh: Bumbu dapur

Gambar 5. Kurva Elastis Sempurna

2.3.2. Elastisitas Permintaan Pendapatan


Elastisitas pendapatan atau yang disebut juga dengan income
elasticity adalah tingkat perubahan respon yang merujuk pada
permintaan suatu barang (X) akibat perubahan pendapatan konsumen;
baik menjadi lebih tinggi atau lebih rendah. Tidak dapat dipungkiri,
pendapatan memang sangat mempengaruhi daya beli konsumen
sehingga akan berdampak pada permintaan barang-barang tertentu.
Ketika pendapatan konsumen meningkat, biasanya permintaan barang-
barang tertentu akan ikut meningkat juga. Pasalnya, dengan pendapatan
yang lebih banyak, maka semakin banyak pula uang yang digunakan
untuk belanja. Karena bisa jadi, seiring dengan kenaikan pendapatan,
seseorang juga melakukan upgrade terhadap barang-barang yang
dipakainya. Sehingga, dapat kita simpulkan bahwa jumlah barang yang
diminta memiliki hubungan positif dengan pendapatan
konsumen. Namun dalam beberapa kasus, ada pula beberapa barang
yang permintaannya justru naik ketika pendapatan konsumen sedang
mengalami penurunan. Terdapat 2 kategori barang yang dibagi
berdasarkan tingkat permintaan konsumen yaitu barang elastis dan
barang tidak elastis.
A. Barang Elastis
merujuk pada barang-barang yang dapat digantikan saat konsumen
tidak memiliki pendapatan yang cukup untuk
membelinya. Contohnya adalah baju, mobil, buku, atau boneka.
Barang-barang ini disebut elastis karena konsumen akan tetap bisa
bertahan hidup walaupun tidak membelinya saat pendapatannya
menurun.
B. Barang Inelastis
Barang kategori ini merupakan barang-barang yang harus dimiliki
konsumen, karena mereka kesulitan untuk mencari barang
penggantinya. Contoh dari barang tidak elastis adalah makanan
pokok, bensin, gas alam, dan sebagainya.
2.3.3. Elastisitas Permintaan Silang
2.4. Elastisitas Busur Dan Titik
2.5. Elastisitas Titik ( Point elasticity ) adalah elastisitas harga yang diminta
dengan . ukuran pada suatu titik kurva permintaan ini berbeda dengan
elastisitas busur yang mana mengukur elastisitas di titik tengah antara dua
titik yang dipilih dari kurva permintaan . Elastisitas Titik tidak dapat diamati
secara langsung , tetapi harus ditentukan oleh kesimpulan dari pengamatan
aktual elastisitas lengkungnya yang diukur secara langsung.

Rumus Elastisitas Titik :

Formula dasar untuk halo situs permintaan adalah persentase perubahan


kuantitas yang diminta berdasarkan persentase perubahan harga . Jika Q

kuantitas yang diminta dan P adalah harga dan menunjukkan perubahan ,


maka elastisitas dapat dirumuskan sebagai berikut :

2. Elastisitas busur ( Arc Elasticity ) adalah elastisitas berdasarkan dua titik yang
diberikan . Misalkan Anda mengukur elastisitas harga sendiri dari permintaan .
Dalam hal ini , itu adalah persentase perubahan jumlah yang diminta dibagi
dengan proporsi perubahan harga antara dua titik Elastisitas busur menghasilkan
nilai elastisitas yang sama , baik harga bergerak atau turun sampai tingkat tertentu
. Dengan menggunakan elastisitas busur kita dapat mengukur respons kuantitas
yang diminta terhadap perubahan harga meskipun tidak memiliki informasi
tentang kurva permintaan . Untuk menghitung elastisitas, dapat menggunakan
dua pengamatan harga dan kuantitas yang diminta.Metode ini menghasilkan
elastisitas nilai yang konsisten, terlepas dari apakah harga naik atau turun. Itu
karena kita menggunakan rata – rata sebagai penyebut untuk harga kuantitas yang
diminta . dan

Perbedaan Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur


Elastisitas titik memerlukan matematika ( kurva permintaan ) untuk
menentukan hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta . Sementara
itu , tidak dapat menghitung titik elastis secara langsung karena
menghasilkan bias . Oleh karena itu , harus menemukan kesimpulan dari
pengamatan yang sebenarnya Elastisitas busur mengatasi kelemahan titik .
Ketika menghitung elastisitas pada dua titik yang berbeda menggunakan
elastisitas titik . kemungkinan besar akan menghasilkan angka yang
berbeda . Jika kita menggunakan elastisitas busur , kita tidak perlu khawatir
tentang titik awal dan titik akhir . Menggunakan titik tengah ( rata – rata )
sebagai penyebut , kita mendapatkan elastisitas yang sama apakah harga naik
atau turun sebaliknya , di bawah elastisitas titik , naik atau turunnya harga
mempengaruhi penyebut yang kita gunakan . Itu pada akhirnya
menghasilkan dua elastisitas yang berbeda . Dengan demikian , elastisitas
busur berguna ketika terjadi perubahan harga yang signifikan . Namun , jika
perubahan harga dan kuantitas yang diminta sangat kecil . kedua metode
tersebut cenderung menghasilkan nilai yang mendekati .

2.6. Elastisitas Penawaran


Elastisitas penawaran yaitu tingkat kepekaan perubahan jumlah
barang/ jasa yang ditawarkan terhadap perubahan harga. Sesuai dengan bunyi
Hukum Penawaran “Semakin tinggi harga, semakin banyak jumlah barang
yang ditawarkan. Sebaliknya, semakin rendah tingkat harga, semakin sedikit
jumlah barang yang bersedia ditawarkan “

Tingkat elastisitas penawaran dapat dihitung dengan menghitung


koefisien elastisitas. Cara menghitung koefisien elastisitas penawaran :

∆Q P
Es= x
∆P Q

Keterangan :

Es : Elastisitas Penawaran

Q : Jumlah penawaran awal

P : Harga mula-mula

∆Q : Perubahan jumlah yang ditawarkan

∆P : Perubahan harga
2.6.1 Jenis – Jenis Elastisitas Penawaraan
a) In Elastis Sempurna : Es = 0.
Penawaran tidak dapat ditingkatkan pada tingkat
harga berapa pun, sehingga kurva penawaran (S)
terlihat vertikal. Perubahan harga sebesar apapun
sama sekali tidak berpengaruh terhadap jumlah yang
ditawarkan. Oleh karena itu kurvanya vertikal.
Kurva vertikal ini berarti jumlah barang/jasa adalah
sama berapapun harga yang ditawarkan. Contoh barang yang
penawaran inelastis sempurna adalah tanah (harga terus naik, tetapi
jumlah yang tersedia terbatas).

b) Penawaran tidak Elastis (Inelastis) : Es < 1.


Penawaran Inelastis yaitu perubahan harga kurang
begitu berpengaruh terhadap perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan. Dengan kata lain kalau
presentase perubahan jumlah yang ditawarkan relatif
lebih kecil dibanding presentase perubahan harga.
Contoh buah manggis dimana penawaran untuk
produk tersebut sangat begantung pada musim
panennya .

c) Penawaran Uniter Elastis (Elastis Uniter) : Es = 1.


Penawaran Elastis Uniter yaitu perubahan harga
pengaruhnya sebanding terhadap perubahan kuantitas
barang yang ditawarkan. Dengan kata lain persentase
perubahan sama dengan perubahan harga. Contoh
penawaran uniter elastis yaitu barang elektronik .

d) Penawaran Elastis : Es > 1.


Penawaran Elastis yaitu perubahan harga pengaruhnya
cukup besar terhadap perubahan kuantitas barang yang
ditawarkan. Dengan kata lain persentase perubahan jumlah
yang ditawarkan relatif lebih besar dari persentase
perubahan harga.
Contohnya saja pakaian Ketika harganya naik, konsumen akan dengan
mudah menemukan barang penggantinya .

e) Penawaran Elastis Sempurna : Es=∞(tak terhingga).


Penawaran Elastis Sempurna terjadi jika ada perubahan
jumlah yang ditawarkan meskipun tidak ada perubahan
harga. Kasus penawaran elastis sempurna terjadi bila
penawaran suatu barang dapat berubah – ubah meskipun
harga barang tersebut tetap .Contohnya yaitu Bahan bakar minyak
bensin , selalu tetap meskipun jumlah yang ditawarkan atau
diproduksi bertambah .

2.6.2 Tabel jenis-jenis elastisitas penawaran

2.7. Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Penawaran


2.8. Elastisitas Jangka Panjang Dan Jangka Pendek
Jika kita bertanya berapa banyak permintaan atau penawaran berubah karena
perubahan harga, maka hal yang harus diperjelas terlebih dahulu adalah dimensi
waktu perubahannya. Apabila dimensi waktunya satu tahun atau kurang, maka bisa
dikatakan bahwa hal itu adalah elastisitas jangka pendek. Sebaliknya, bila dimensi
waktunya satu tahun atau lebih, maka hal itu termasuk dalam elastisitas jangka
panjang.
a. Elastisitas Permintaan

1) Elastistas Harga
Untuk barang-barang yang habis dipakai dalam waktu kurang dari setahun
(barang tidak tahan lama atau non durable goods), maka elastisitas harga dalam
jangka panjang lebih besar dibanding dalam jangka pendek. Ada dua penyebab
elastisitas harga yaitu :
Pertama, konsumen membutuhkan waktu untuk mengubah kebiasaan mereka.
Misalnya, bila harga kopi naik konsumen yang biasa minum kopi banyak (lebih dari
tiga gelas perhari), sulit mengubah kebiasaan itu dalam jangka pendek. Akibatnya
permintaan kopi dalam jangka pendek mengalami penurunan yang relatif sedikit
disbanding dalam jangka panjang.

Kedua, kadang-kadang permintaan terhadap suatu barang berkaitan dengan


barang lain, yang perubahannya baru terlihat dalam jangka panjang. Misalnya, bila
harga BBM naik, maka konsumen segera melakukan penyesuaian dengan
mengurangi jam pemakaian kendaraan, sehingga dalam jangka pendek elastisitas
harga lebih besar. Tetapi konsumen tidak dapat mengubah jumlah stok
kendaraannya, atau segera menggantikan kendaraannya dengan model yang lebih
efisien dalam penggunaan bahan bakar. Dalam dua atau tiga tahun kemudian, dengan
mobil yang lebih efisien, penurunan BBM akan lebih besar. Sehingga elastisitas
harga permintaan jangka panjang lebih besar daripada jangka pendek.

Sebaliknya untuk barang yang masa konsumsinya lebih dari setahun (barang
tahan lama atau durable goods), permintaannya lebih elastis dalam jangka pendek
dibanding jangka panjang. Misalnya, jika harga mobil naik 10%, dalam jangka
pendek permintaan terhadap mobil dapat saja turun sekitar 15%. Tetapi dalam jangka
panjang, karena banyak mobil yang harus diganti (replaced). pembelian akan naik
lagi, sehingga penurunan permintaan dalam jangka panjang kurang dari 15%.

2) Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan dalam jangka panjang bagi barang nondurabel lebih


besar dibanding jangka pendek. Misalnya, jika pendapatan meningkat 20%.
masyarakat yang tadinya hanya mampu makan singkong, sekarang sebenarnya
mampu membeli beras. Namun karena sudah terbiasa makan singkong, mereka tidak
segera mengganti konsumsinya ke beras. Sebaliknya, untuk barang durabel,
elastisitas pendapatan dalam jangka pendek lebih besar dari pada jangka panjang.
Jika pendapatan naik 25%, perubahan permintaan terhadap mobil dalam jangka
pendek dapat mencapai misalnya 30%, tetapi dalam jangka panjang lebih kecil,
karena seseorang tidak membeli mobil setiap tahun.

b. Elastisitas Penawaran

Hampir semua barang memiliki penawaran yang lebih elastis dalam jangka
panjang, dibanding dalam jangka pendek. Sebab dalam jangka panjang perusahaan
mampu mengatasi kendala-kendala yang muncul dalam jangka pendek. Misalnya,
perusahaan mobil tidak mungkin membangun pabrik baru dalam waktu kurang dari
satu tahun, tetapi dalam waktu tiga atau empat tahun. Dengan demikian kurva
penawaran akan mobil dalam jangka panjang lebih elastis dibanding dalam jangka
pendek. Untuk beberapa barang, penawaran dalam jangka pendeknya inelastis
sempurna (Es=0). Output sektor properti adalah salah satu contohnya. Bila di Jakarta
ada 5.000 unit apartemen yang siap sewa, maka jumlah permintaan yang terpenuhi
maksimal 5.000 unit. Sehingga, dalam tiga bulan kedepan ada lonjakan permintaan
sebesar 10.000 unit, maka kelebihan pemintaan itu tidak terespon oleh sisi
penawaran. Sebab tidak mungkin membangun apartemen baru sebanyak 5.000 unit
dalam tempo kurang dari tiga bulan.

Tetapi ada juga barang yang penawarannya justru lebih elastis dalam jangka
pendek, dibanding jangka panjang. Barang itu umumnya yang dapat didaur ulang
(recycling). Misalnya logam besi untuk kebutuhan industri dapat diperoleh dari hasil
primer pertambangan (primary metal). Dan atau hasil dari daur ulang. Primary metal
mempunyai elastisitas penawaran dalam jangka panjang yang lebih besar dibanding
dalam jangka pendek, baik karena kemajuan teknologi maupun cukupnya waktu
untuk meningkatkan kapasitas produksi. Sebaliknya dengan besi hasil daur ulang.
Karena dapat terus didaur ulang, maka kurva penawaran dalam jangka panjangnya
lebih inelastis dibanding dalam jangka pendek.

Anda mungkin juga menyukai