Anda di halaman 1dari 19

`

MAKALAH EVOLUSI
“GEN POOL”

Dosen Pengampu :
Ruqoyyah Nasution, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 2:

Yeni Indriani Feby Dianita Fadiah Nurapriliani


(2005016016) (2005016020) (2005016025)

Wifa Rasuna Y Raysa Zamima Gaby Helena T. S


(2005016026) (2005016028) (2005016031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI A 2020


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
evolusi ini dengan baik dan tepat waktu. Dengan adanya makalah ini kami
berharap dapat menambah pengetahuan bagi pembaca untuk lebih memahami
materi mengenai gen pool,terutama mahasiswa. Sehingga tidak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada :
1. Dosen pengampu mata kuliah yaitu Ruqoyyah Nasution, S.Pd., M.Pd., yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyusun makalah ini yang
berjudul “Gen Pool”.
2. Orang tua serta teman-teman yang telah memberikan semangat dan support
baik secara fisik maupun mental.
Mengingat makalah ini masih terdapat kekurangan kami memohon maaf.
Oleh karena itu, kami berharap agar pembaca sekalian mau memberikan kritik dan
saran yang dapat memotivasi kami agar dapat membuat makalah yang lebih baik
lagi kedepannya.

Samarinda, 14 April 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Pengertian Genetika Populasi ...................... Error! Bookmark not defined.

B. Sejarah Perkembangan Genetika Populasi Error! Bookmark not defined.

C. Hukum Hardy-Weinberg ............................. Error! Bookmark not defined.

D. Ciri-Ciri Hukum Keseimbangan Hardy-WeinbergError! Bookmark not


defined.

E. Frekuensi Alel Dan Frekuensi Genotip Dalam Populasi ................. Error!


Bookmark not defined.

F. Faktor yang Mempengaruhi Frekuensi Gen ........................................... 3

G. Hubungan Genetika Populasi dengan Cabang Ilmu Biologi .......... Error!


Bookmark not defined.

H. Pengaplikasian Genetika Populasi .............. Error! Bookmark not defined.

BAB III ................................................................................................................. 13

PENUTUP ............................................................................................................ 13

A. Kesimpulan ............................................................................................... 13

ii
B. Saran ......................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Genetika populasi adalah bidang biologi yang mempelajari komposisi
genetic populasi biologi, dan perubahan dalam komposisi genetik yang
dihasilkan dari pengaruh berbagai faktor, termasuk seleksi alam. Genetika
populasi mengejar tujuan mereka dengan mengembangkan model matematis
abstrak dinamika frekuensi gen, mencoba untuk mengambil kesimpulan dari
model-model tentang pola-pola kemungkinan variasi genetik dalam populasi
yang sebenarnya, dan menguji kesimpulan terhadap data empiris. Genetika
populasi terikat erat dengan studi tentang evolusi dan seleksi alam, dan sering
dianggap sebagai landasan teori Darwinisme modern. Ini karena seleksi alam
merupakan salah satu faktor yang paling penting yang dapat mempengaruhi
komposisi genetik populasi.
Dalam genetika populasi, suatu lungkang gen (atau gene pool)
adalah populasi yang menampung berbagai alel yang mungkin tersedia dalam
suatu spesies.
Dengan mempelajari model formal perubahan frekuensi gen dalam genetika
populasi diharapkan dapat menjelaskan proses evolusi, dan untuk
memungkinkan konsekuensi dari hipotesis evolusi yang berbeda yang dapat
dieksplorasi dengan cara yang tepat secara kuantitatif. Seiring dengan pesatnya
kemajuan teknologi di bidang biologi molekuler, aspek-aspek ilmu genetika
juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Aspek yang dimaksud
masuk ke dalam ranah ilmu genetika yaitu clasical genetics, molecular genetics
dan population genetics.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian dari Genetika Populasi?
b. Bagaimana sejarah perkembangan Genetika Populasi?

1
c. Bagaimana hukum Hardy-Weinberg menjekaskan Genetika Populasi?
d. Apa ciri-ciri dari hukum keseimbangan Hardy-Weinberg?
e. Bagaimana rumus hukum keseimbangan Hardy–Weinberg?
f. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi gen dan
keanekaragaman genetik dalam populasi?
g. Bagaimana hubungan Genetika Populasi dengan cabang ilmu biologi
lainnya?
h. Bagaimana aplikasi Genetika Populasi?

C. Tujuan Penulisan
a. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian dari Genetika Populasi.
b. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah perkembangan Genetika Populasi.
c. Mahasiswa dapat mengetahui hukum Hardy-Weinberg.
d. Mahasiswa dapat mengetahui ciri-ciri dari hukum keseimbangan Hardy-
Weinberg.
e. Mahasiswa dapat mengetahui rumus hukum keseimbangan Hardy–
Weinberg.
f. Mahasiswa dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi
gen dan keanekaragaman genetik dalam populasi.
g. Mahasiswa dapat mengetahui hubungan Genetika Populasi dengan cabang
ilmu biologi lainnya.
h. Mahasiswa dapat mengetahui aplikasi Genetika Populasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Genetika Populasi


Genetika populasi adalah disiplin yang mempelajari keragaman genetik
dan struktur populasi dan proses yang mengaturnya, termasuk perubahan
frekuensi alel dari waktu ke waktu, dan selanjutnya merangkul aspek genetika
kuantitatif.
Populasi adalah suatu kelompok individu sejenis yang hidup pada suatu
daerah tertentu. Genetika populasi adalah cabang dari ilmu genetika yang
mempelajari gen-gen dalam populasi dan menguraikannya secara sistematik
akibat dari keturunan pada tingkat populasi. Suatu populasi dikatakan
seimbang apabila frekuensi gen dan frekuensi genetik berada dalam keadaan
tetap dari setiap generasi.
Genetika populasi adalah suatu ilmu yang mempelajari komposisi dan
variasi genetik individu-individu dalam suatu populasi dan faktor-faktor yang
dapat mengubah komposisi genetik tersebut. Jadi genetika populasi adalah
Ilmu yang mempelajari tentang Komposisi Genetik dalam suatu populasi.
Populasi adalah unit, dan fenotipe adalah target yang sedang diseleksi.
Akibatnya, adalah menarik untuk menilai varians di dalam dan di antara
individu dan populasi pada tingkat molekuler dan morfologis dan untuk
menguji interaksi mereka. Secara umum, keragaman sifat genetik dan fenotipik
diasumsikan saling berkorelasi. utama bagi perkembangan genetika sebagai
suatu cabang ilmu pengetahuan, dan Mendelpun di akui sebagai bapak
genetika.
B. Sejarah dan Perkembangan Genetika Populasi
Secara garis besar genetika terdiri dari dari tiga cabang utama, yaitu
Genetika Klasik, Genetika Molekuler, dan Genetika Populasi. Ketiga
cabang genetika tersebut saling terkait antara satu dengan lainnya.

3
Pada saat Mendel (1822-1884) melakukan penelitian pada kacang
kapri dan kemudian Hukum Mendel I dan II diciptakan, beliau masih belum
menggunakan istilah gen. Mendel hanya menjelaskan bahwa ada faktor
yang berperan dalam pewarisan. Selanjutnya dengan penemuan struktur
pita berpilin ganda atau yang dikenal dengan asam deoksiribonukleat
(DNA) oleh Watson dan Crick pada tahun 1953, Genetika Molekuler
berkembang dengan pesat. Berdasarkan pendekatan Genetika Molekuler
inilah pewarisan Mendel dapat diterangkan dengan jelas. Namun
demikian, penelitian-penelitian yang dilakukan Mendel lebih menitik-
beratkan pada penyebaran genotip-genotip dan variasi genetik individu
individu yang dihasilkan dari perkawinan tunggal. Hasil penelitian
Mendel ini tidak membahas tentang penyebaran genotip-genotip dan pola
variasi genetik suatu group atau populasi. Oleh karena itu, Godfrey H.
Hardy (1877-1947) melakukan beberapa penelitian yang menggambarkan
hubungan antara penyebaran genotip-genotip dengan variasi fenotip
individu-individu pada suatu populasi. Hasil penelitian ini kemudian
dipublikasikan oleh Wilhelm Weinberg dan selanjutnya menjadi dasar
dalam merumuskan prinsip-prinsip dasar Genetika Populasi. Prinsip-prinsip
tersebut adalah bahwa: Genetika Populasi lebih menitik-beratkan pada
suatu group atau populasi daripada individu-individu, artinya lebih
memfokuskan pada frekuensi alel dan frekuensi genotip dari satu generasi ke
generasi berikutnya dalam suatu populasi daripada membahas penyebaran
genotip-genotip dan variasi fenotip yang dihasilkan dari perkawinan tunggal.
Para ahli Genetika Populasi umumnya menggambarkan frekuensi alel
dan frekuensi genotip sebagai lengkang gen (gene pool) yaitu suatu set
informasi genetik yang dibawa oleh individu-individu suatu populasi
yang dapat melakukan perkawinan (interbreeding) di dalamnya. Oleh
karena itu lengkang gen memiliki arti yang sangat penting dalam konservasi.
Pada awal perkembangannya, Genetika Populasi lebih menekankan pada
teori dan perkembangan model -model matematika untuk menggambarkan
struktur genetik suatu populasi.

4
Selanjutnya ketika era komputer mulai berkembang, para ahli
Genetika Populasi mulai membuat program-program simulasi suatu populasi
pada eksperimen yang dilakukan. Para ahli yang mengembangkan model-
model matematika tersebut antara lain: G. Udny Yule, William Castle,
Godfrey Hardy, dan Wilhelm Weinberg. Selanjutnya dengan
berkembangnya biologi molekuler, bidang ini juga menggunakan teknik-
teknik biologi molekuler (antara lain : teknik allozim elektroforesis,
RAPD, RFLP, microsatellite) untuk mengamati variasi genetik suatu
populasi.
C. Hukum Hardy-Weinberg dan Genetika Populasi
Hukum Hardy Weinberg menyatakan bahwa dalam populasi besar memiliki
perbandingan genotipe alami selalu konstan dari generasi ke generasi. Kondisi
ini hanya akan terjadi tidak ada kekuatan yang mengubah perbandingan alel
dalam lokus.
Menurut prediksi Hardy-Weinberg jika populasi-cukup besar, perkawinan
terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi, dan seleksi alam, maka:
1. Tidak terjadi perubahan frekuensi alel
2. Frekuensi genotip stabil pada generasi pertama dengan proporsi p 2
(frekuensi AA), 2pq (frekuensi Aa), dan q2 (frekuensi aa), p adalah
frekuensi alel A dan q adalah frekuensi alel a.
Kesimpulan ini kemudian dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg.
·Adapun implikasi dari hukum ini adalah evolusi tidak akan terjadi jika asumsi
dari Hardy-Weinberg tercapai.
D. Ciri-Ciri Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg
Ciri-ciri hukum keseimbangan Hardy-Weinberg, yaitu sebagai berikut:
1. Ukuran Populasi Besar, pada jumlah populasi dengan jumlah penduduk
besar, frekuensi alel A dan a masing – masing 50% dapat dipertahankan
karena persilangan sesama anggota terjadi secara acak.
2. Populasi terisolasi, tidak terjadi aliran gen atau perpindahan tempat, baik
imigrasi maupun emigrasi.

5
3. Tidak terjadi mutasi, adanya mutasi atau mutasi yang tidak setimbang
akan mengubah frekuensi gen dalam populasi.
4. Perkawinan terjadi secara acak, perkawinan tidak didasarkan atas
pemilihan genotipe pasangan.
5. Tidak terjadi seleksi alam, adanya seleksi alam dapat membuat individu
dengan fenotipe tertentu akan lebih bertahan hidup daripada individu degan
fenotipe lain. Feotipe dipengaruhi oleh susunan genotipe sehingga frekuensi
gen dalam populasi akan berubah.
Keseimbangan Hardy-Weimberg memberikan infomasi terkait dengan
sebaran alel suatu lokus dalam suatu populasi. Keseimbangan Hardy-Weinberg
dapat dianalisis menggunakan uji Chi-Square (X2 )
Hukum Hardy – Weinberg digunakan sebagai parameter untuk mengetahui
apakah dalam suatu populasi sedang berlangsung evolusi ataukah tidak. Nilai
frekuensi gen dalam suatu populasi yang selalu konstan dari generasi ke
generasi menunjukkan bahwa populasi tersebut tidak mengalami evolusi.
Adanya perubahan nilai frekuensi menunjukkan adanya evolusi atau hal lain
yang ada dalam asumsi hukum Hardy – Weinberg.
E. Rumus Hukum Keseimbangan Hardy–Weinberg
Hukum Hardy Weinberg menyebutkan apabila tidak ada faktor-faktor yang
dapat mengubah frekuensi gen pada suatu populasi, dan populasi tersebut
mengadakan perkawinan secara acak dari generasi ke generasi berikutnya
maka frekuensi gen tersebut tidak akan mengalami perubahan. Faktor-faktor
yang dapat mengubah frekuensi gen dalam suatu populasi adalah adanya
seleksi, mutasi, migrasi, dan random driff
Menurut prediksi Hardy-Weinberg jika populasi- cukup besar, perkawinan
terjadi secara acak, tidak terjadi mutasi, migrasi, dan seleksi alam, maka:
1 Tidak terjadi perubahan frekuensi alel
2 Frekuensi genotip stabil pada generasi pertama dengan proporsi p2
(frekuensi AA), 2pq (frekuensi Aa), dan q2 ' (frekuensi aa), p adalah
frf'kuensi alel A dan q adalah frekuensi alel a.

6
Kesimpulan ini kemudian dikenal dengan hukum Hardy-Weinberg. ·
Adapun implikasi dari hukum ini adalah evolusi tidak akan terjadi jika asumsi
dari Hardy-Weinberg tercapai.

Pada fase awal, frekuensi aiel A lebih tinggi da~i alel a sehingga jumlah alel A
yang berubah menjadi a lebih banyak dari aiel a menjadi A. Kondisi ini
menyebabkan frekuensi aiel a dalam populasi meningkat dan frekuensi alel A
menurun. Apabila Iaju mutasi dari A ke a adalah X dan a ke A adalah Y, maka
laju pertambahan alel a ( q) dapat dpitung dengan rumus:
q = pX-qY
Apabila keseimbangan telah tercapai, jumlah alel A yang berubah menjadi a
sama dengan jurnlah alel a yang berubah menjadi A dan q = 0. Frekuensi alel
pada saat keseimbangan dapat dihitung dengan rumus:
∆q = pX-qY
∆q= (1-q)X-qY
∆q = X-qX-qY
0 = X-q(X+Y)

7
F. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Frekuensi Gen
Terdapat Faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi gen pada suatu
populasi, yaitu sebagai berikut:
1. Migrasi Gen
Populasi lokal yang terisolasi sama sekali merupakan suatu keadaan
sangat ekstrem yang jarang terjadi. Sebaliknya ada spesies dengan populasi
besar yang tersebar luas di dalamnya sama sekali tidak terdapat suatu
populasi lokal dalam suatu spesies yang benar-benar menjadi baik.
Umumnya anggota populasi demikian itu hanya kawin antar mereka, tetapi
kadang-kadang terjadi perkawinan dengan imigran dari populasi di dekatnya
dari spesies yang sama. Meskipun suatu populasi lokal tertentu dapat
memiliki lungkang gen sendiri yang jelas namun bila imigran dari populasi
lain datang dengan lungkang gen yang berbeda, masuklah gen-gen baru.
Fenomena ini disebut migrasi gen. Hal ini menyebabkan terpeliharanya
variabilitas genetik dalam populasi kecil yang tidak demikian
variabilitasnya dapat lenyap karena penyimpangan atau karena seleksi
alamiah.
2. Mutasi
Para ahli genetika menggolongkan bahwa mutasi itu hanya perubahan
perubahan genetis yang terjadi dalam genom suatu individual mutasi dapat
menyangkut atau seluruh kromosom kromosom atau sebagian besar dari
kromosom yang ada dan dikenal sebagai mutasi menyeluruh atau mutasi
kromosom atau bisa juga terjadi perubahan dalam deretan nukleotida dan di
dalam gen gen individual dan dikenal mutasi noktah.
Bentuk mutasi pada masa silam pasti terjadi berulang kali mutasi yang
menghasilkan produk yang lebih baik dipertahankan dengan seleksi alamiah
dan menjadi bagian dari susunan genetik. Pada saat itu mutasi apapun
kemungkinan besar menghasilkan gen yang kurang baik. Karena manusia
adalah organisme diploid. Keadilan yang mutan biasanya tertutup alel
normal yang tetap menghasilkan g normal sehingga dominan. Mutasi tidak
dapat dihindarkan tetapi mungkin tidak mempunyai pengaruh yang besar

8
terhadap frekuensi gen. Hal ini disebabkan oleh timbulnya gen yang
merugikan dan diimbangi dengan lenyapnya gen-gen itu dari lungkang gen
melalui seleksi alamiah. Tetapi keadaan seimbang itu tidak bisa dihindari
atau terganggu jika laju mutasi meningkat.
3. Perkawinan Tidak Acak
Salah satu dasar hukum keseimbangan hardy-weinberg adalah bahwa
perkawinan dalam populasi itu acak. Jika fenotip tertentu atau juga genotip
terlalu memilih dalam menyeleksi pasangannya maka frekuensi gen dalam
populasi itu dapat berubah. Tetapi banyak bukti mengenai perkawinan tidak
acak yang terjadi dalam populasi alamiah. Dalam hal ini individu-individu
tertentu tidak dapat menyumbangkan sifat-sifat genetik pada generasi
berikutnya. Manusia sering kawin secara tidak acak. Individu dengan
fenotip tertentu secara tidak sadar mencari jodoh dengan fenotip yang sama
dan karena bersifat acak maka dapat menjaga keseimbangan hardy-weinberg
dalam lungkang gen. Dari beberapa penelitian banyak golongan etnik untuk
kawin dalam golongan itu sendiri juga merupakan contoh perkawinan
asortif (kerabat).
4. Mekanisme Pemisahan
Setiap mekanisme yang menghalang-halangi pernukaran gen dinamakan
mekanisme pemisah. Mekanisme kuasa ini dapat berupa yaitu sebagai
berikut:
a. Letak geografasis atau fisis, seperti jarak yang berjauhan atau terpisahnya
populasi oleh samudra atau pegunungan
b. Mekanisme lain seperti yang menghalangi penukaran gen atau populasi
dalam daerah yang sama.
5. Genetic Drift
Genetic drift merupakan perubahan frekuensi gen yang mendadak.
Perubahan frekuensi gen yang mendadak biasanya terjadi pada kelompok
kecil ternak yang di pindahkan untuk tujuan pemulian ternak atau dibiakan.
Jika kelompok ternak diisolasi dari kelompok ternak asalnya maka frekuensi
gen yang terbentuk pada populasi baru dapat berubah. Perubahan frekuensi

9
gen yang mendadak dapat pula disebabkan oleh bencana alam, misal
matinya sebagian besar ternak yang memiliki gen tertentu.
Adalah perubahan frekuensi alel secara acak dari suatu generasi ke
generasi berikutnya yang mempunyai alel tertentu baik dalam keadaan
homozigot atau heterozigot, dapat agak menyimpang, sehingga frekuensi
gen dapat naik turun. Besarnya populasi mempunyai dampak yang sangat
penting pada frekuensi gen karena peluang penyimpangan dari frekuensi
alel oleh peluang perkawinan berbanding terbalik dengan besarnya populasi.
Luas fluktuasi gen ini adalah random genetic drift yang disebabkan karena
tingkat kemungkinan perkawinan dan atas kenyataan bahwa p=q= 0.05
perbandingan teoritis 3:1, 1:1, 1:2:1 tidak selalu didapatkan.
G. Hubungan Genetika Populasi Dengan Cabang Ilmu Biologi Lainnya
Genetika populasi mempunyai hubungan yang erat dengan evolusi,
sistematik, dan ekologi. Secara garis besar hubungan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Hubungan antara Genetika Populasi dengan Evolusi
Evolusi menggambarkan perubahan frekuensi alel dan frekuensi
genotip individu- individu suatu populasi akibat adanya mutasi, migrasi,
seleksi dan random genetic drift. Perubahan ini terjadi karena individu
individu tersebut harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang
terjadi pada lingkungannya. Dengan demikian, proses evolusi akan
selalu menimbulkan keanekaragaman organisme.
2. Hubungan antara Genetika Populasi dengan Sistematik
Seperti telah dijelaskan di atas bahwa proses evolusi dan spesiasi
akan selalu menimbulkan keanekaragaman organisme. Agar
tidak membingungkan, maka keanekaragaman individu-individu antar
populasi perlu diklasifikasikan. Demikian halnya pula dengan individu-
individu yang terdapat pada populasi yang terisolasi, artinya status
taksonomi individu-individu populasi tersebut perlu diperhatikan.
Untuk mengetahui keanekaragaman organisme-oragnisme atau individu
individu dalam suatu populasi, maka organisme- organisme tersebut

10
tidak hanya diamati variasi morfologi, fisiologi, dan perilakunya
saja, namun perlu diteliti juga variasi genetiknya yang meliputi
frekuensi alel dan frekuensi genotip individu-individu dalam populasi yang
diamati. Berdasarkan frekuensi alel dan frekuensi genotip, hubungan
kekerabatan antar populasi satu spesies dapat dianalisis, sehingga
hal ini akan memudahkan dalam menentukan kedudukan taksonomi
individu-individu populasi yang diteliti tersebut. Bahkan, data
variasi genetik ini sangat berguna dalam mengklarifikasi spesies
spesies kompleks maupun cryptic species, yaitu individu-individu yang
kenampakan morfologinya sama namun variasi genetiknya berbeda.
Sesungguhnya pada populasi alami banyak ditemukan spesies-spesies
kompleks yang belum banyak diteliti status taksonominya. Oleh karena
itu para ahli sistematik perlu menggunakan pendekatan-pendekatan
genetika populasi dalam menentukan kedudukan taksonomi spesie
spesies kompleks tersebut dan juga hubungan kekerabatannya.
3. Hubungan antara Genetika Populasi dengan Ekologi
Kajian ekologi pada populasi-populasi yang mengalami perubahan
frekuensi alel dan frekuensi genotip memiliki arti yang sangat penting
terutama untuk mengetahui proses seleksi dan adaptasi yang terjadi
H. Aplikasi Genetika Populasi
Genetika populasi dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang,
khususnya kesehatan, pemuliaan, dan konservasi. Dalam bidang kesehatan,
Genetika populasi diterapkan untuk:
1. Konseling genetika terutama bagi orang-orang yang memiliki kelainan
genetic.
2. Pembuatan peta populasi kelainan genetik dan identifikasi gen-gen yang
berperan dalam menimbulkan suatu kelainan genetik pada manusia.
3. Skrening terutama bagi mereka yang dianggap sebagai pembawa
(carrier) penyakit keturunan. Hal ini ada hubungannya dengan masalah
asuransi kesehatan.

11
Dalam bidang pemuliaan, karakterisasi genetik suatu populasi dapat
digunakan sebagai basis data untuk mendapatkan sifat sifat unggul yang
nantinya dapat diterapkan untuk program pemuliaan. Selanjutnya untuk bidang
konservasi, Genetika Populasi diterapkan untuk:
1. Program perkembangbiakan (breeding program) hewan-hewan atau
tumbuh-tumbuhan yang hampir punah (endangered species) baik di
kebun binatang maupun ditempat-tempat yang dilindungi (taman
nasional, taman margasatwa, dll).
2. Perlindungan plasma nutfah (germ plasma) baik hewan maupun
tumbuhan yang secara potensial menguntungkan dan diperkirakan hampir
punah dihabitat aslinya.
3. Pembuatan basis data variasi genetik suatu populasi

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Genetika populasi adalah suatu ilmu yang mempelajari komposisi dan
variasi genetik individu-individu dalam suatu populasi dan faktor-faktor
yang dapat mengubah komposisi genetik tersebut. Prinsip-Prinsip Dasar
Genetika Populasi. Genetika Populasi lebih menitik-beratkan pada suatu
kelompok atau populasi daripada individu-individu. Frekuensi alel dan
frekuensi genotip sebagai lengkang gen (gene pool) yaitu suatu set
informasi genetik yang dibawa oleh individu-individu suatu populasi yang
dapat melakukan perkawinan di dalamnya. Hukum Hardy-Weinberg
menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu
populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam penilaian dari satu
generasi ke generasi lainnya kecuali jika terdapat pengaruh-pengaruh
tertentu yang mengganggu hal tersebut. Frekuensi alel dapat ditentukan
dari frekuensi satu genotipe yang diketahui. Bila suatu populasi dalam
keseimbangan, maka frekuensi alel dapat dihitung apabila diketahui
srekuensi satu genotip homozigot. persyaratan berlakunya sebagai Hardy-
Weinberg, yaitu: Setiap gen memiliki viabilitas dan fertilitas yang sama
Perkawinan terjadi secara acak Tidak terjadi mutasi atau frekuensi
terjadinya mutasi sama besar Tidak terjadi migrasi Jumlah individu dari
suatu populasi selalu besar Faktor – faktor-faktor yang mempengaruhi
frekuensi gen, antara lain: Seleksi Mutasi Pencampuran Populasi Silang
Dalam (Inbreeding ) dan Sialng Luar Genetic Drift Genetika populasi
dapat diaplikasikan di berbagai bidang, khususnya kesehatan, pemuliaan,
dan konservasi Dalam bidang kesehatan, Genetika populasi diterapkan
untuk: Konseling genetika terutama bagi orang-orang yang memiliki

13
kelainan genetik. Pembuatan peta kelainan genetik dan mengetahui gen-
gen yang berperan dalam suatu kelainan genetik pada manusia.

B. Saran
Kami selaku penyusun sangat menyadari masih jauh dari sempurna dan
tentunya banyak sekali kekurangan dalam pembutan makalah ini. Hal ini
disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan kami. Oleh karena itu,
Kami selaku pembuat makalah ini sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun.Kami juga mengharapkan makalah ini sangat
bermanfaat untuk kami khususnya bagi pembaca

14
DAFTAR PUSTAKA

Artadana, I. B. M., dan Savitri, W. D. 2018. Dasar-dasar Genetika Mendel dan


Pengembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Li Yan. 2013. A comparison of tests for Hardy-Weinberg Equilibrium in national


genetic household surveys. BMC Genetics. 14 (1): 4.

Mulliadi, D., & Arifin, J. 2010. Pendugaan Keseimbangan Populasi dan


Heterozigositas Menggunakan Pola Protein Albumin Darah pada Populasi
Domba Ekor Tipis (Javanese Thin Tailed) di Daerah Indramayu
(Prediction Equilibrium of Population Used Blood Albumin Pattern of
Thin Tailed Sheep Pop. Jurnal Ilmu Ternak Universitas Padjadjaran, 10(2).

Nurmasita. 2013. Genetika Populasi. Makasar: Universitas Hasanudin

Nusantari, Elya. 2015. Genetika: Belajar Genetika dengan Mudah &


Komprehensif. Yogyakarta: Deepublish

Ratmawati, D. 2003. Kemampuan Mengecap Phenylthiocarbamida (ptc) pada


Warga Desa Jatlgunung Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan. Skripsi.
Hal. 11-12.

Sihombing, T. I. E., dkk. 2019. Polimorfisme Lokus Mikrosatelit D2S1368 pada


Populasi Monyet Ekor Panjang di Pura Puncak Mundi, Pulau Nusa Penida,
Klungkung, Bali. Indonesia Medicus Veterinus. 8 (6): 812.

15

Anda mungkin juga menyukai