OLEH :
1. MARIA BEATRIX HOAR
2. REVALYN PAULA DJAMI
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
Rahmat dan Karunianya sehingga kami dapat menyusun makalah dengan judul “ Asuhan
Keperawatan pada Anak Atresia Bilier” makalah ini di susun gunnya untuk memenuhi
tugas mata kuliah keperawatan Anak.
Makalah ini di buat dengan tujuan agar pembaca mendapatkan informasi mengenai
Asuhan keperawatan anak dengan atresia Bilier, sehingga pembaca dapat mengetahui
tindakan keperawatan yang dapat di lakukan pada anak dengan atresia Bilier. Kami harap
makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca mengenai Asuhan
keperawatan anak dengan atresia Bilier.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................................
1.1 latar belakang.....................................................................................................................
1.2 Tujuan ................................................................................................................................
1.3 Rumusan masalah...............................................................................................................
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................................
2.1 Definisi..........................................................................................................................
2.2 Etiologi......................................................................................................................
2.3 Klasifikasi....................................................................................................................
2.4 Patofisiologi....................................................................................................................
2.5 Manifestasi klinis............................................................................................................
2.6 Pemeriksaan diagnostik..................................................................................................
2.7 Penatalaksanaan..............................................................................................................
2.8 Komplikasi.......................................................................................................................
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................
3.1 Pengkajian ......................................................................................................................
3.2 Diagnosa..........................................................................................................................
3.3 Intervensi........................................................................................................................
3.4 Implementasi...................................................................................................................
3.5 Evaluasi...........................................................................................................................
BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................................
4.1 Kesimpulan.................................................................................................................
4.2 saran...............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
Atresia biler merupakan inflamasi dan obliterasi system bilier ekstrahepatik pada
neonatus,kelainan dapat mengakibatkan ikterus dan dapat menimbulkan serosis yang
cukup berat sehingga memerlukan transplatasi hati jika tidak terdeteksi secara dini.terapi
berupa pembedahan :prosedur kasai yaitu mengangkat saluran yang mengalami obliterasi
dan menghubungkan kembali duodenum dengan hati untuk menormalkan aliran getah
empedu.kedekatan usus dengan hati pasca pembedahan dapat menimbulkan
infeksi(kolangitis asenden)(Berkowitz,Aaron,2013)
Atresia bilier merupakan keadaan tidak terbentuk atau tidak berkembangnya saluran
empedu di luar hati.(ekstrahepatik),sehingga tidak ada saluran aliran empedu dari hati
menuju deadenum atau usu 12 jari yang menyebabkan cairan empedu menumpuk di
dalam hati ( Anugroho,2016 ). Gejala yang sering tampak pada bayi yaitu air seni
berwarna kuning gelap atau seperti teh, kulit menguning,warna feses berubah menjadi
pucat atau dempul karena kurangnya pewarnaan bilirubin, berat badan bertambah,mual
dan muntah ( Anugroho,2016).
Atresia bilier merupakan suatu keadaan dimana tidak adanya lumen pada traktus bilier
ekstrahepatik yang dapat menyebabkan hambatan pada aliran empedu (Noordiati,2018).
atresia biler terjadi karena proses inflamasi yang berkepanjangan yang dapat
menyebabkan kerusakan progresif pada duktus bilier ekstrahepatik sehingga terjadi
hambatan aliran empedu ( kolestasis),akibatnya di dalam hati terjadi penumpukan garam
empedu dan peningkatan bilirubin direk.(kapuangan,2018). Mekanisme pathogenesis
atresia bilier di duga di sebabkan adanya infeksivirus pada hepar yang di ikuti proses
imunologis sekunder yang dapat menyebabkan terjadinya proses inflamasi secara
progresif kemudian berakhir dengan fibroobliterasi saluran empedu ( Mahfur, 2016)
Atresia bilier merupakan penyakit saluran empedu langka yang hanya menyerang
bayi.saluran empedu pada hati di sebut juga dengan duktus hepatikus.pada anak dengan
atresia bilier,saluran tersebut tidak terbentuk atau tidak berkembang secara normal.
Akibatnya cairan empedu meningkat di hati dan dapat menyebabkan kerusakan hati
( Anugroho, 2016 )
1.2. Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Atresia biler adalah penyakit hati dan saluran empedu langka pada bayi baru
lahir.Saluran empedu pada hati, disebut juga dengan duktus hepatikus, memiliki
banyak fungsi.Saluran empedu bisa berfungsi untuk menghancurkan lemak, menyerap
vitamin larut lemak,serta membawa racun dan produk sisa keluar tubuh. Pada atresia
bilier terjadi penyumbatanaliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa
menyebabkan kerusakan hati dansirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat
fatal.Atresia bilier (biliary atresia) adalah suatu penghambatan di dalam pipa/saluran-
saluran yang membawa cairan empedu (bile) dari liver menuju ke kantung empedu
(gallbladder ). Ini merupakan kondisi congenital , yang berarti terjadi saat
kelahiran(Lavanilate.2014. Askep Atresia Bilier ).
Atresia biler merupakan inflamasi dan obliterasi system bilier ekstrahepatik pada
neonatus,kelainan dapat mengakibatkan ikterus dan dapat menimbulkan serosis yang
cukup berat sehingga memerlukan transplatasi hati jika tidak terdeteksi secara dini.terapi
berupa pembedahan :prosedur kasai yaitu mengangkat saluran yang mengalami obliterasi
dan menghubungkan kembali duodenum dengan hati untuk menormalkan aliran getah
empedu.kedekatan usus dengan hati pasca pembedahan dapat menimbulkan
infeksi(kolangitis asenden)(Berkowitz,Aaron,2013)
Atresia duktus hepaticus atau atresia bilier (biliary atresia) adalah suatu
penghambatan di dalam pipa atau/saluran – saluran yang membawa cairan empedu
(bilier)dari liver menuju ke kantung empedu. Ini merupakan kondisi congenital,yang
berarti terjadi saat kelahiran (lavanilate,2015 )
2.2.Etiologi
Etiologi atresia biller masih belum di ketahui dengan pasti sebagian ahli mengatakan
bahwa faktor genetik ikut dalam berperan,yang di kaitkan dengan adanya kelainan kromoson
trisomi 17,18,& 21. Serta terdapatnya anomalin organ pada 30% kasus atresia biller.namun,
sebagian besar penulis berpendapat bahwa atresia biler adalah akibat proses inflamasi yang
merusak duktus biler,bisa karena infeksi atau iskeni
Beberapa anak terutama,mereka dengan bentuk janin atresia biler,sering kali memiliki
sat sat lahir lainnya di jantung,limfa,atau usus.sebuah fakta penting adalah bahwa atresia biler
merupakan penyakit ketrunan.
Kemungkinan besar di sebabkan oleh sebuah peristiwa,yang terjadi selama hidup janin dan
sekitar saat kelahiran. Yang memicu dapat mencakup faktor – faktor predisposisi berikut
2.3.Klasifikasi
Beberapa klasifikasi dari atresia bilier adalah :
1. Tipe 1 : atresia sebagian atau totalitas yang di sebut duktus hepatikus
komunis,segmen proksimal paten
2. Tipe 11 : obliterasi duktus hepatikus komunis(duktus biliaris komunis,duktus
sistikus,dan kandung empedu semuannya)
3. Tipe 111 :obliterasi pada semua system duktus bilier ekstra hepatik sampai ke
hilus.
(soetikno,D.Rista,2013)
2.4 patofisiologi
Menurut ( carpatito & linda 2013) atresia duktus hepatikus terjadi karena proses
imflamasi berkepanjangan yang menyebabkan berprogresif pada duktus hepatikus ekstra
hepatik sehingga menyebabkan hambatan aliran empedu dan tidak adanya lumen pada bagian
keseluruhan praktus biller ekstra hepatik biler menyebabkan obstruksi saluran empedu.
Obstruksi salera biler ektra hepatik akan menimbulkan hiperbilurbinemia terkonjugasi yang
di sertai bilirubinuria.obstruksi selera hepatik dapat total maupun parsian di sertai tinja yang
alkoholik. Penyebab tersering obstruksi biler ekstra hepatik adalah sumbatan batu empedu
bawa ujung duktus koledokus.
Jika cairan empedu tersebar ke dala darah dan kulit,akan menyebabkan rasa gatal.
Bilirubin yang bertahan da;lam hati juga akan di keluarkan ke dala aliran darah,yan dapat
mewarnai kulit dan bagian putyih mata sehingga berwarna kuning.karna tidak ada aliran
empedu dari hati ke usus, lemak dan vitamin larut lemak tidak dapat diasorbsi.kekurangan
vitain larut lemak yaitu vitamin A,D,E,K dan gagal tumbuh. Vit A,D,E,K larutdalam lemak
sehingga memerlukan lemak agar dapat di serap oleh tubuh. Kelebihan vitamin-vitammin
tersebut akan di simpan dalam hati dan lemak di dalam tubuh, keudian di gunakan saat di
perlukan. Tetapi mengkonsumsi berlebihan vitamin yang larut dalam lemak dapat membuat
keracunan sehingga menyebabkan efek samping seperti mual,munta,masalah hati dan
jantung.
2.5 .Manifestasi Klinis
Bayi dengan atresia bilier biasanya muncul sehat ketika mereka lahir. Gejala penyakitini
biasanya muncul dalam dua minggu pertama setelah hidup.
Gejala-gejala termasuk :
1. Ikterus, kekuningan pada kulit dan mata karena tingkat bilirubin yang sangat
tinggi(pigmen empedu) dalam aliran darah.
2. Jaundice disebabkan oleh hati yang belum dewasa adalah umum pada bayi baru lahir.
Ini biasanya hilang dalam minggu pertama sampai 10 hari dari kehidupan. Seorang
bayidengan atresia bilier biasanya tampak normal saat lahir, tapi ikterus berkembang
pada duaatau tiga minggu setelah lahir
3. Tinja berwarna pucat, karena tidak ada empedu atau pewarnaan bilirubin yang
masuk kedalam usus untuk mewarnai feses. Juga, perut dapat menjadi bengkak
akibat pembesaranhati.
4. Degenerasi secara gradual pada liver menyebabkan jaundice, ikterus, dan
hepatomegali,Saluran intestine tidak bisa menyerap lemak dan lemak yang larut
dalam air sehinggamenyebabkan kondisi malnutrisi, defisiensi lemak larut dalam air
serta gagal tumbuhPada saat usia bayi mencapai 2-3 bulan, akan timbul gejala
berikut:
5. Gangguan pertumbuhan yang mengakibatkan gagal tumbuh dan malnutrisi.
6. Splenomegali menunjukkan sirosis yang progresif dengan hipertensi portal /
Tekanandarah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darah dari
lambung,usus dan limpa ke hati).
7. Bilirubin meningkat
8. Sinosis bilier
2.6.Penatalaksanaan
Atresia bilier mutlak memerlukan pembedahan.secara garis besar ada dua prosedur
bedah yang dipilih (Noordiati, 2018 )
1. Operasi kasai ( hepatoportoenterostomy procedure )
Operasi kasai di perlukan untuk mengalirkan empedu keluar dari hati dengan
menyambungkan usus halus langsung dari hati untuk menggantikan saluran empedu.
Untuk menghubungkan hati dengan usus halus,dilakukan pembedahan yang di sebut
prosedur kasai.biasanya pembedahan ini hanya merupakan pengobatan sementara, dan
pada akhirnya di lakukan transplantasi hati.
2. Transplanstasi hati
Apabila operasi kasai tidak berhasil maka dilakukan transplantasi hati agar anak dapat
bertahan hidup.
2.7.Komplikasi
1. Kolangitis
Komunikasi langsung dari saluran empedu intrahepatik ke usus, dengan aliran
empedu yang tidak baik,dapat menyebabkan ascending kolangitis. Hal ini terjadi
terutama dalam minggu-minggu pertama. Atau bulan setelah prosedur kasai
sebanyak 30-60% kasus.infeksi bisa berat dan kadang – kadang fulminan.ada
tanda-tanda sepsis (demam,hipotermi,status hemodinamik terganggu),ikterus yang
berulang, feses acholi dan mungkin timbul sakit perut. Diagnosa dapat di pastikan
dengan kultur darah dan /biopso hati.
2. Hipertensi portal
Portal hipertensi terjadi setidaknya pada 2/3 dari anak – anak setelah
portoenterostomy. Hal yang paling umum yang terjadi adalah farises
esofagus
3. Hepatopulmonari syndrom dan hieprtensi pulmona
Seperti pada pasien dengan penyebab lain secara spontan (sirosis atau
prehepati hipertensi portal) atau di peroleh (bedah) portossistemik shunts,
shunts pada arterio anteri venosus pulmo mungkin terjadi. Biasanya hal ini
menyebabkan hipoksia sianosis,dan dispneu. Diagnosa dapat di tegakan
dengan scintigraphyparu. Selain itu, hipertensi pilmonal dapat terjadi pada
anak-anak dengan sirosis yang menjadi penyebab kelesuan dan bahkan
kematian mendadak. Diagnosis dalam kasus ini dapat di tegakan
achocardiodraphy.tranplatasi liver dapat membalikan shunts dan
membalikan hpertensi pulmonal ke tahap semula
4. Hepatocacinomas
Hepatocacinomas ,dan cholanggiocarcinomas dapat timbul pada pasien
dengan atresia bilier yang telah mengalami sirosis.skrining untuk ke
ganasan harus di lakukan secara teratur dalam tindak lanjut pasien dengan
operasi-operasi kasai yang berhasil. Hasil setelah gagal operasi kasai
sirosis bilier bersifat progresif jika operasi kasai gagal untuk memulikan
aliran empedu, dan pada keadaan ini harus di lakukan tranplantasi hati.
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.Pengkajian
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu berupa:
a.Gangguan pertumbuhan
b.Gatal-gatal
c.Reweld.Tekanan darah tinggi pada vena porta (pembuluh darah yang mengangkut darahdari
lambung, usus dan limpa ke hati).
Keadaan umum :
TTV
Kepala dan leher
Dada Inspeksi
Abdomen Inspeksi
Kulit
EkstremitasTidak terdapat odem pada pada extremitas
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Bilirubin direk dalam serum meninggi (nilai normal bilirubin total < 12
mg/dl)karena kerusakan parenkim hati akibat bendungan empedu yang
luas.
Tidak ada urobilinogen dalam urine.
Pada bayi yang sakit berat terdapat peningkatan transaminase
alkalifosfatase (5-20kali lipat nilai normal) serta traksi-traksi lipid
(kolesterol fosfolipid trigiliserol)
2. Pemeriksaan diagnostik
.USG yaitu untuk mengetahui kelainan congenital penyebab kolestasis
ekstrahepatic (dapat berupa dilatasi kristik saluran empedu)
Memasukkan pipa lambung cairan sampai duodenum lalu cairan duodenum
diaspirasi. Jika tidak ditemukan cairan empedu dapat berarti atresia empedu
terjadi.
.Sintigrafi radio kolop hepatobilier untuk mengetahui kemampuan
hatimemproduksi empedu dan mengekskresikan ke saluran empedu sampai
tercurahke duodenum. Jika tidak ditemukan empedu di duodenum, maka dapat
berartiterjadi katresia intra hepatik
.Biopsy hati perkutan ditemukan hati berwarna coklat kehijauan dan
noduler.Kandung empedu mengecil karena kolaps. 75% penderita tidak
ditemukan lumenyang jelas
3.3 Intervensi
3.5.Evaluasi
PENUTUP
4.1 .kesimpulan
Atresia biler adalah penyakit hati dan saluran empedu langka pada bayi baru
lahir.Saluran empedu pada hati, disebut juga dengan duktus hepatikus, memiliki
banyak fungsi.Saluran empedu bisa berfungsi untuk menghancurkan lemak, menyerap
vitamin larut lemak,serta membawa racun dan produk sisa keluar tubuh. Pada atresia
bilier terjadi penyumbatanaliran empedu dari hati ke kandung empedu. Hal ini bisa
menyebabkan kerusakan hati dansirosis hati, yang jika tidak diobati bisa berakibat
fatal.Atresia bilier (biliary atresia) adalah suatu penghambatan di dalam pipa/saluran-
saluran yang membawa cairan empedu (bile) dari liver menuju ke kantung empedu
(gallbladder ). Ini merupakan kondisi congenital , yang berarti terjadi saat
kelahiran(Lavanilate.2014 Askep Atresia Bilier ).
4.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA