Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

ZAT GIZI MAKRO DAN MIKRO ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG


DIANJURKAN KEBUTUHAN GIZI INDIVIDU DAN DASAR-DASAR KLINIK

DOSEN PEMBIMBING :
Ns.Eliza,S.Pd,S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 5 :

1. Almislida
2. Yosi Sesmely
3. Atik Nastiti
4. Efrintopis
5. Desty Mulya
6. Mia Monika
7. Nurzaidah
8. Zela Siska
9. Nelsi Rosalinda
10. Silvia Novita
11. Atiara Kurnia
12. Nulvia Mulisa

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA BARAT (UNISBAR)

TAHUN2022/2023
DAFTAR ISI

Daftar isi ........................................................................................................................... i

Kata pengantar ................................................................................................................ ii

Bab 1 Pendahuluan .......................................................................................................... 1

1.1 Latar belakang .......................................................................................................... 1


1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1

Bab 2 Pembahasan ............................................................................................................ 2

2.1 Pengertian Zat Gizi Makro ........................................................................................ 2

2.1.1 Jenis – jenis zat gizi makro .............................................................................. 2


2.1.2 Fungsi zat gizi makro ....................................................................................... 3
2.2 Pengertian Zat Gizi Mikro ......................................................................................... 4
2.2.1 Vitamin yang Larut dalam Air ....................................................................... 4
2.2.2 Vitamin yang Larut Lemak ............................................................................ 6
2.2.3 Mineral Mikro .................................................................................................. 7
2.2.4 Mineral makro .................................................................................................. 16
2.3 Monitoring dan Evaluasi Gizi ................................................................................... 19
2.3.1 Diagnosis Gizi.................................................................................................... 19
2.3.2 Intervensi Gizi .................................................................................................. 20
2.3.3 Kategori Intervensi Gizi .................................................................................. 21
2.3.4 Pencatatan dan laporan ................................................................................... 23
Bab 3 Penutup ................................................................................................................... 25

3.1 Kesimpulan .................................................................................................................. 25


3.2 Saran ............................................................................................................................ 25

Daftar Pustaka .................................................................................................................. 26

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Ilmu Keperawatan
Dasar tentang Zat gizi makro dan mikro angka kecukupan gizi yang dianjurkan kebutuhan
gizi individu dan dasar-dasar klinik ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada ibu Ns.Eliza,S.Pd,S.Kep,M.Kep selaku
Dosen mata kuliah yang telah memberikan tugas kelompok ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kami. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Kerinci, Desember 2022

Penyusun

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Defisiensi zat gizi mikro merupakan masalah kesehatan masyarakat global, terutama
di negara berkembang (Huwae,2006). Zat gizi mikro (miconutrient) adalah terminologi yang
digunakan untuk menjelaskan elemen kelumit (traceelement) yang terdiri dari berbagai
vitamin dan mineral. Mineral yang termasuk zat gizi mikro antara lain adalah besi, seng,
tembaga, selenium, chromium, iodium, fluorine, mangan, molybdenium, nikel, silikon,
vanadium, arsenik dan cobalt.
Yang termasuk mikronutrien adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak)
dan mineral.Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak minimal 100 mg per hari
(contoh: kalsium, fosfor), sedangkan mikromineral (trace elements) adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg per hari (contoh: seng, besi).
Meskipun hanya dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, mikronutrien
sangat dibutuhkan oleh tubuh.Kekurangan zat gizi mikro dapat meningkatkan resiko
terserang penyakit menular, kematian akibat diare, campak, malaria dan paru-paru.Kondisi
tersebut merupakan bagian dari 10 penyebab utama kematian di dunia saat ini. WHO
mencatat bahwa lebih dari 2000 juta penduduk di dunia menderita kekurangan vitamin dan
mineral, terutama vitamin A, yodium, besi dan seng.
Angka Kecukupan Gizi (AKG) adalah rata-rata asupan gizi harian yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan gizi orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis
tertentu. Setiap orang membutuhkan asupan gizi yang cukup per hari untuk dapat
beraktivitas, bertumbuh, dan berkembang dengan baik. Ketidakseimbangan zat gizi dalam
tubuh akibat kurangnya pemenuhan gizi harian dapat menimbulkan masalah seperti
kekurangan gizi atau malnutrisi.
1.2 Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud zat gizi makro dan zat gizi mikro
2. Angka kecukupan gizi yang dianjurkan kebutuhan gizi individu dan dasar-dasar klinik
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud zat gizi makro dan zat gizi mikro
2. Untuk mengetahui Angka kecukupan gizi yang dianjurkan kebutuhan gizi individu
dan dasar-dasar klinik

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Zat Gizi Makro


Zat gizi adalah senyawa dari makanan yang digunakan tubuh untuk fungsi fisiologis
normal. Definisi yang luas ini mencakup senyawa yang digunakan langsung untuk produksi
energi yang membantu dalam metabolisme (koenzim), untuk membangun struktur tubuh
atau untuk membantu dalam sel tertentu. Suatu zat gizi sangat penting untuk organisme
dalam kelangsungan siklus hidup dan terlibat dalam fungsi organisme (Novita Wijayanti,
2017).
Zat Gizi Makro adalah makanan utama yang membina tubuh dan memberi energi. Zat
gizi makro dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram (g). Zat gizi makro terdiri
atas karbohidrat, lemak, dan protein (Kuspriyanto Susilowati, 2016).
2.1.1 Jenis – jenis zat gizi makro
Zat gizi makro dibagi menjadi menjadi 3 jenis yaitu sebagai berikut :
1. Karbohidrat
Karbobidrat merupakan zat gizi makro yang meliputi gula, pati dan serat. Gula dan
pati memasok energi berupa glukosa, yaitu sumber energi utama untuk sel-sel darah merah,
otak, sistem saraf pusat, plasenta dan janin. Glukosa dapat pula disimpan dalam bentuk
glikogen dalam hati dan otot, atau diubah menjadi lemak tubuh ketika energi dalam tubuh
berlebih. Gula tergolong jenis karbohidrat yang cepat dicerna dan diserap dalam aliran darah
sehingga dapat langsung digunakan tubuh sebagai energi. Pati termasuk jenis karbohidrat
yang lama dicerna dan diserap darah, karena perlu dipecah dulu oleh enzim pencernaan
menjadi gula, sebelum dapat digunakan tubuh sebagai energi, tetapi ada beberapa jenis pati
yang tahan terhadap enzim pencernaan.
Sementara serat adalah jenis karbobidrat yang tidak dapat dicerna, sebab tidak dapat
dipecah oleh enzim pencernaan, sehingga relatif utuh ketika melewati usus besar. Pati secara
alami terdapat pada beras dan hasil olahannya (bihun, tepung beras), jagung, gandum dan
hasil olahannya (terigu, roti, mie), pasta, sagu, umbi-umbian (ubi, singkong, kentang),
sayuran, kacang kering. Sementara serat secara alami banyak terdapat pada sereal utuh,
umbi-umbian, kacang-kacangan, sayuran, buah (Pritasari dkk, 2017).
2. Protein
Protein merupakan komponen struktur utama seluruh sel tubuh dan berfungsi sebagai
enzim, hormon, dan molekul-molekul penting lain. Protein terbentuk dari asam-asam amino
2
dan bila asam asam amino tersebut tidak berada dalam keseimbangan yang tepat,
kemampuan tubuh untuk menggunakan protein akan terpengaruh. Protein hewani yang
diperoleh dari telur, ikan, daging, daging unggas dan susu, pada umumnya adalah protein
berkualitas tinggi. Adapun protein nabati yang diperoleh dari biji-bijian dan kacang-
kacangan, pada umumnya merupakan protein berkualitas lebih rendah, kecuali kedelai dan
hasil olahnya (tempe, tahu). Makanan yang tinggi daya cerna proteinnya (>95%) ialah telur,
daging sapi (98%), susu sapi dan kedelai (95%). Narnun, bila kacang- kacangan dan padi
padian dikonsumsi secara kombinasi, protein nabati dapat membentuk protein lebih lengkap
(Pritasari dkk, 2017).
3. Lemak
Lemak merupakan zat gizi makro, yang mencakup asam lemak dan trigliserida. Lemak
adalah zat gizi yang padat energi (9 kkal per gram) sehingga lemak penting untuk menjaga
keseimbangan energi dan berat badan. Lemak menyediakan medium untuk penyerapan
vitamin-vitamin larut lemak (vitamin A, D, E, K).
2.1.2 Fungsi zat gizi makro
1. Karbohidrat
Fungsi karbohidrat bagi tubuh manusia sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas
sehari-hari. Karbohidrat merupakan sumber kekuatan atas tubuh karena zat karbohidrat
adalah zat yang dapat meningkatkan atau memberi energi bagi tubuh selain lemak dan
protein. Dan senyawa tersebut akan kita dapatkan dari makanan yang mengandung
karbohidrat setiap hari (RS Ananda, 2017).
2. Protein
Protein berfungsi sebagai komponen yang bermanfaat untuk pertumbuhan,
penyembuhan luka, regenerasi sel, menghasilkan enzim dan hormon untuk metabolisme
tubuh juga sebagai sumber energi. Protein diperlukan untuk pembentukan dan perbaikan
semua jaringan di dalam tubuh termasuk darah, enzim, hormon, kulit, rambut, dan kuku.
Disamping itu, protein berguna untuk melindungi supaya keseimbangan asam dan basa di
dalam darah dan jaringan terpelihara, selain itu juga mengatur keseimbangan air di dalam
tubuh (RS Ananda, 2017).

3. Lemak
Fungsi lemak secara umum adalah sebagai sumber energi utama selain protein
dan karbohidrat yang dibutuhkan bagi tubuh manusia. Satu gram lemak dapat menghasilkan
sekitar 90 kalori. Lemak harus dipenuhi sekitar 20%- 30% dari total kebutuhan kalori.

3
Lemak memenuhi fungsi dasar bagi manusia yaitu erguna sebagai alat perlindungan organ
tubuh yang vital seperti lambung dan jantung, sebagai bahan dalam penyusunan vitamin
dan hormon, salah satu sumber energi dalam tubuh manusia. Dan dapat melindungi tubuh
dari perubahan suhu tubuh manusia (RS Ananda, 2017).
2.2 Zat Gizi Mikro
Zat gizi mikro (Mikronutrien) adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah
sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon, aktivitas
enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi. Yang termasuk mikronutrien
adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak) dan mineral. Mineral dibagi menjadi
dua kelompok yaitu makromineral dan mikromineral.
A. Vitamin
Vitamin merupakan substansi organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
berfungsi sebagai katalisator proses metabolisme tubuh. Vitamin dibedakan menjadi 2
macam yaitu vitamin yang larut dalam air (B dan C) serta vitamin yang larut dalam lemak
(A, D, E, K).
2.2.1 Vitamin yang Larut dalam Air :
1. Vitamin B1
Vitamin B1 (tiamin) membantu dalam:
 Meningkatkan sirkulasi darah
 Pembentukan darah
 Pencernaan dan pemanfaatan karbohidrat
 Fungsi otak dan kewaspadaan
Kekurangan vitamin B1 dapat mengakibatkan:
 Kehilangan nafsu makan
 Kelelahans
 Masalah Jantung dan perut
 Nyeri tubuh
Vitamin B1 diperoleh dari:
Hati, susu kedelai, sereal, kacang hijau, bayam, jagung, jeruk, kacang-kacangan,
sereal gandum (beras dan gandum).
2. Vitamin B2
Vitamin B2 (riboflavin) membantu dalam:
 Pembentukan sel darah merah
 Pencernaan dan pemanfaatan karbohidrat, lemak dan proteins

4
 Melepaskan energi dari makanan
 Menjaga kesehatan kulit, rambut dan kuku
 Mensintesis beberapa hormon
Kekurangan vitamin B2 dapat mengakibatkan:
 Burning eyes
 Celah di sudut mulut
 Masalah kulit
 Kelesuan
 Masalah pencernaan
Vitamin B2 diperoleh dari:
Hati, produk susu (susu, keju, yoghurt), sereal, telur, sayuran berdaun hijau gelap,
brokoli.
3. Vitamin B3
Vitamin B3 (niacin) membantu dalam:
 Meningkatkan kesehatan kulit
 Meningkatkan sirkulasi darah
 Fungsi dari sistem saraf
 Pencernaan dan penyerapan karbohidrat, protein dan lemak
Kekurangan vitamin B3 bisa mengakibatkan:
 Pellagra atau kepekaan kulit
 Gangguan perut
 Kelelahan
 Masalah kulit
 Sakit dan nyeri
Vitamin B3 diperoleh dari: Hati, ayam, kalkun, ikan berlemak, daging sapi, sereal,
kentang.
4. Vitamin B5, berfungsi untuk membantu melepaskan energi dalam makanan, serta
mempertahankan kesehatan jaringan dan rambut.
5. Vitamin B6( Pyridoxin), berfungsi untuk melepaskan energi dalam makanan,
membantu pembentukan sel darah merah, serta mempertahankan kesehatan sistem
syaraf.
6. Vitamin B7 (Biotin), berfungsi untuk mempertahankan kesehatan kulit dan rambut.
7. Vitamin B9 (Asam Folat), berfungsi untuk membantu pembentukan sel darah merah
serta mempertahankan kesehatan sistem pencernaan.

5
8. Vitamin B12 (Cyanocobalami), berfungsi untuk membantu pembentukan sel darah
merah (mencegah anemia), serta mempertahankan sistem susunan syaraf.
9. Vitamin C
Vitamin C membantu dalam:
 Menjaga gusi dan gigi yang sehat
 Penyembuhan luka
 Menjaga kekebalan tubuh yang baik
Kekurangan vitamin C bisa mengakibatkan:
 Gusi berdarah
 Nyeri sendi
 Kudis
 Penyembuhan luka lambat
 Kerusakan gigi
 Mengurangi penyerapan zat besi
Vitamin C diperoleh dari:
Buah citrus (jeruk, anggur), stroberi, kiwi, persik, pepaya, sayuran berdaun hijau tua,
kubis, brokoli, paprika, tauge, tomat.
2.2.2 Vitamin yang Larut Lemak:
1. Vitamin A
Vitamin sangat penting untuk berbagai reaksi kimia yang terlibat dalam pencernaan
dan penyerapan makanan yang dikonsumsi. Beberapa vitamin yang paling penting
adalah:
Vitamin A membantu dalam:
 Pendukung fungsi mata yang normal
 Penglihatan di malam hari
 Menjaga kekebalan tubuh
 Menjaga kulit, rambut dan kuku yang sehat
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan:
 Penglihatan di malam hari kurang baik
 Kekebalan tubuh yang melemah
 Kulit kering dan kasar

Vitamin A dapat diperoleh dari:

6
Wortel, ubi jalar, labu, sayuran berdaun hijau gelap (seperti brokoli, bayam, Chye
sim, kai lan), buah berwarna kuning dan oranye (melon, pepaya, mangga), paprika
merah, hati, ikan berlemak (sarden, salmon, tuna dan mackerel), susu, kuning telur,
keju.
2. Vitamin D
Vitamin D membantu dalam:
 Penyerapan kalsium dan menjaga kesehatan tulang
 Perbaikan tulang
 Fungsi sehat dari kelenjar tiroid
 Mengatur sel darah putih yang membantu kekebalan tubuh
Kekurangan vitamin D bisa mengakibatkan:
 Rakhitis
 Tulang lunak
 Kerusakan gigi
 Kelemahan otot
Vitamin D dapat diperoleh dari:
Lemak ikan, susu yang difortifikasi, mentega, sapi, daging sapi, kuning telur, hati.
3. Vitamin E
Vitamin E membantu dalam:
 Kekebalan tubuh
 Pembentukan sel darah
 Menjaga kesehatan kulit dan rambut
Kekurangan vitamin E dapat mengakibatkan:
 Anemia
 Kulit kering
 Perubahan hati dan otot rangka
 Timbunan lemak abnormal pada otot
 Pengurangan imunitas
Vitamin E diperoleh dari: Sereal, minyak tumbuhan (bunga matahari, kedelai, jagung,
kanola), tahu, sayuran berwarna oranye (ubi jalar, wortel), sayuran berdaun hijau, brokoli,
hati, kuning telur.
2.2.3 Mineral Mikro
Mineral mikro terdapat dalam jumlah sangat kecil di dalam tubuh ,namun mempunyai
peranann esensial untuk kehidupan,kesehatan,dan reproduksi. Kandungan mineral mikro

7
bahan makanan sangat bergantung pada konsentrasi mineral mikro tanah asal bahan makanan
tersebut. Widya Karya Gizi Nasional tahun 1998 telah menetapkan Angka Kecukupan Rata-
rata Sehari untuk mineral mikro besi(Fe),seng(Zn),iodium(I),dan selenium(Se). Di AS selain
itu ditetapkan juga angka antarbatas sementara yang dianggap aman dan cukup untuk
dikonsumsi bagi mineral mikro tembaga(Cu),mangan(Mn),fluor(F),Khrom(Cr),dan
molibden(Me). Sedangkan kebutuhan manusia akan mineral mikro arsen(As), nikel(Ni),
silicon (Si),dan baron(Bo) masih dalam penelitian.
a. Besi(Fe)
Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat didalam tubuh manusia
dan hewan yaitu sebanyak 3-5 gram didalam tubuh manusia dewasa. Besi mempunyai
beberapa fungsi esensial didalam tubuh :
- Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh
- Sebagai alat angkut elektron didalam sel
- Sebagai bagian terpadu berbagai reaksi enzim didalam jaringan tubuh
Absorpsi, Transplantasi dan Penyimpanan Besi
Tubuh sangat efesien dalam penggunaan besi. Sebelum di absorpsi, didalam
lambung besi dibebaskan dari ikatann organik,seperti protein. Absorpsi terutama terjadi
dibagian atas usus halus denagn bantuan alat angkut protein khusus.Ada dua jenis alat
angkut protein di dalam sel mukosa usus halus yang membantu penyerapan besi, yaitu
transferin dan feritin.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Absorpsi Besi :

- Bentuk Besidi dalam makanan berpengaruh terhadap penyerapan.


- Asam Organik seperti vitamin C sangat membantu penyerapannya.
- Asam Fitat dan faktor lain didalam serat serelia dan asam aksalat di dalam sayuran
menghambat penyerapan zat besi.
- Faktor intrinsik di dalam lambung membantu penyerapan besi,di duga karena hem
mempunyai struktur yang sama dengan vit B12.
1. Fungsi Besi
Dalam keadaan terduksi besi kehilangan dua elektron,oleh karena itu mempunyai
dua sisa muatan positif.Besi dalam bentuk dua ion bermuatan positif ini adalah bentuk
fero.Dalam keadaan teroksidasi,besi kehilangan tiga elektron,sehingga mempunyai sisa
tiga muatan positif yang dinamakan bentuk feri.Karena dapat berada dalam dua bentuk

8
ion ini,besi berperan dalam proses respirasi sel,yaitu sebagai kofaktor bagi enzim-enzim
yang terlibat di dalam reaksi oksidasi-reduksi.
Menurunnya produktivitas kerja pada kekurangan besi disebabkan oleh 2 hal yaitu :
- Berkurangnya enzim-enzim mengandung besi dan besi sebagai kofaktor enzim-enzim
yang terlibat dalam metabolisme energy
- Menurunnya hemoglobin darah akibatnya metabolisme energi di dalam otot
terganggu dan terjadi penurunan asam laktrat yang menyebabkan rasa lelah.
Angka kecukupan gizi yang dianjurkan :
- Bayi : 3-5 mg
- Balita : 8-9 mg
- Anak sekolah : 10 mg
- Remaja laki-laki : 14-17 mg
- Remaja perempuan : 14-25 mg
- Dewasa laki-laki : 13 mg
- Dewasa perempuan :14-26 mg
- Ibu hamil : +20 mg
- Ibu menyusui : +2 mg
Nilai besi terhadap bahan makanan(mg/100gr)
Bahan makanan Nilai Fe Bahan makanan Nilai Fe

Tempe,kacang,kedelai murni 10,0 Biskuit 2,7


Kacang kedelai kering 8,0 Jagung kuning,pipil lama 2,4
Kacang hijau 6,7 Roti putih 1,5
Kacang merah 5,0 Beras setengah giling 1,2
Kelapa tua,daging 2,0 Kentang 0,7
Udang segar 8,0 Daun kacana panjang 6,2
Hati sapi 6,6 Bayam 3,9
Daging sapi 2,8 Sawi 2,9
Telur bebek 2,8 Daun katuk 2,7
Telur ayam 2,7 Kangkung 2,5
Ikan segar 2,0 Daun singkong 2,0
Ayam 1,5 Pisang ambon 0,5
Gula kelapa 2,8 Keju 1,5

9
2. Akibat kekurangan besi
Defisiensi besi merupakan defisiensi besi yang paling umum terdapat,baik di
negara maju maupun di negara yang sedang berkembang. Defisiensi besi terutama
menyerang golongan rentan seperti anak-anak, remaja, ibu hamil, dan menyusui serta
pekerja berpenghasilan rendah. Kehilangan besi dapat terjadi karena konsumsi makanan
yang kurang seimbang atau gangguan absorpsi besi.Selain itu kekurangan besi dapat
terjadi karena perdarahan akibat cacingan atau luka, dan akibat penyaki-penyakit yang
mengganggu absorpsi seperti penyakit gastro instestinal.
Kekurangan besi terjadi dalam 3 tahap:
- Terjadi bila simpanan besi berkurang dan terlihat dari penurunan feritinin dalam
plasma hingga 12 ug/L. Hal ini dikompensasi dengan peningkatan absorpsi besi yang
terlihat dari peningkatan mengikat besi total. Pada tahap ini belum terlihat perubahan
fungsional pada tubuh.
- Terlihat dengan habisnya simpanan besi, menurunnya jenuh transfarin hingga kurang
dari 16% pada orang dewasa dan meningkatkannya protoporfirin, yaitu bentuk
pendahulu(rechursor) hem. Tahap ini nilai hemoglobin dalam darah masih berada
pada 95% nilai normal.Hal ini dapat mengganggu metabolisme energi, sehinhha
menyebabkan menurunnya kemampuan bekerja.
- Terjadi anemia gizi, dimana kadar hemoglobin total turun dibawah nilai normal.
Anemia gizi berat ditandai oleh sel darah merah yang kecil(mikrositisis) dan nilai
hemoglobin rendah (hipokromia). Oleh sebab itu anemia gizi besi dinamakan anemia
hipokromik mikrositik.
Kekurangan gizi pada umumya menyebabkan pucat,rasa lelah,letih,pusing,kurang
nafsu makan,menurunnya kebugaran tubuh,menurunnya kemampuan kerja,menurunya
kekebalan tubuh dan gangguan penyembuhan luka. Selain itu kemampuan mengatur
suhu tubuh menurun. Pada anak-anak kekurangnan besi menimbulkan apatis, mudah
tersinggung,menurunnya kemampuan untuk berkonsentrasi dan belajar.
3. Anemia gizi
Anemia gizi disebabkan oleh kekurangan zat gizi yang berperan dalam
pembentukan hemoglobin, baik karena kekurangan konsumsi atau karena gangguan
absorpsi. Zat gizi yang bersangkutan adalah besi, proteiin, peridoksin (vit.B6) yang
berperan sebagai katalisator dalam sintesis hem di dalam molekul hemoglobin,vit.C yang
mempengaruhi absorpsi dan pelepasan besi dari transferin ke dalam jaringan tubuh,dan
vit.E mempengaruhi stabilitas membran sel darah merah. Sebagaian anemia gizi adalah

10
anemia gizi besi.penyebab anemia gizi besi terutama karena makanan yang dimakan
kurang mengandung besi, terutama dalam bentuk besi-hem.Disamping itu pada wanita
karena kehilangan darah karena haid dan persalinan.
4. Cara mengevaluasi status besi
Indikator paling umum digunakan untuk mengetahui kekurangan besi adalah
pengukuran jumlah dan ukuran sel darah meah dan nilai hemoglobin darah. Nilai
hemoglobin yang rendah menggambarkan kekurangan besi yang sudah lanjut dan
mungkin disebabkan oleh kekurangan protein atau vit.B6. Indikator paling peka adalah
mengukur nilai feritin dalam serum darah. Nilai ini menggambarkan persediaan besi di
dalam tubuh. Nilai yang rendah mengambarkan simpanan besi yang rendah. Protoporfitin
adalah ikatan pendahulu (precurser) hem, yaitu bagian dari hemoglobin yang
mengandung besi. Kenaikan nilai protoporfin di dalam sel darah merah menyatakan
bahwa sintesis hem berkurang karena kekurangan besi. Kenaikan jumlah transferin yang
tidak jenuh (protein alat transpor besi) yang terlihat dari kenaikan kemampuan mengikat
besi menunjukkan menurunnya simpanan besi di dalam tubuh. Nilai jenuh transferin
kurang dari 16 % menunukkan kurangnya persediaan besi di dalam tubuh.Bila di
samping nilai hemoglobin, dua dari ketiga indikator di atas rendah dari normal, maka
baru dikatakan bahwa seseorang menderita anemia kurang besi.
5. Akibat Kelebihan Besi
Kelebihan besi jarang terjadi karena makanan, tetapi dapat disebabkan oleh
suplemen besi.Gejalannya adlah rasa nek, muntah, diare, denyut jantung meningkat, sakit
kepala, menigau, dan pingsan.
b. Seng (Zn)
Bahwa seng esensial untuk kehidupan telah diketahui sejak lebih dari seratus
tahun yang lalu.Peranannya dalam pertumbuhan normal pada hewan telah
didemonstrasikan melakukan penelitian metabolisme seng pada manusia. Tubuh
mengandung 2-2,5 tersebar gr seng yang tersebar hampir disemua sel. Sebagian besar
seng berada di dalam hati, pankreas, ginjal, otot dan tulang. Jaringan yng banyak
mengandung seng adalah bagian-bagian mata, kelenjar prostat, spermatozoa, kulit,
rambut dan kuku.Di dalam cairan tubuh, seng terutama merupakan ion intraseluler. Seng
di dalam plasma hanya merupakan 0,1 % dari seluruh seng di dalam tubuh yang
mempunyai masa pergantian yang cepat.

11
1. Faktor-faktor yang Mengatur Absorpsi Seng
Absorpsi seng dipengaruhi oleh status seng tubuh.Bila lebih banyak seng
dibutuhkan, lebih banyak pula jumlah seng yang diabsorpsi.Begitu pula jenis makanan
mempengaruhi absorpsi. Sebagian seng menggunakan alat transportransfering, yang
merupakan alat transpor besi.Bila perbandingan antara besi dengan seng lebih dari 2 : 1,
transfering yang tersedia untuk berkurang, sehingga menghambat absorpsi seng.
2. Ekskresi Seng
Seng dikeluarkan tubuh melalui feses. Disamping itu seng dikeluarkan melalui
urin, dan jaringan tubuh yang dibuang, seperti jaringan kulit, sel dinding usus, cairan
haid dan mani.
3. Fungsi Seng
Seng memegang peranan esensial dalam banyak fungsi tubuh.Sebagai bagian dari
enzim atau sebagai kofaktor pada kegiatan lebih dari dua ratus enzim, seng berperan
dalam berbagai aspek metabolisme. Peranan penting lain adalah sebagai bagian integral
enzim DNA polimerase dan RNA polimerase yang diperlukan dalam sintesis DNA dan
RNA. Seng juga berperan dalam pengembangan fungsi reproduksi laki-laki dan
pembentukan sperma.Seng berperan dalam fungsi kekebalan, yaitu dalam fungsi sel –T
dan dalam pembentukan antibodi oleh sel-B. Seng tampaknya berperan dalam
metabolisme tulang, transpor oksigen, dan pemunahan radikal bebas, pembentukan
struktur dan fungsi membran serta proses penggumpalan darah.
4. Angka Kecukupan Seng yang Dianjurkan
- Bayi : 3-5 mg
- 1-9 tahun : 8-9 mg
- 10-> 60 tahun : 15 mg (baik pria maupun wanita)
- Ibu hamil : + 5 mg
- Ibu menyusui : + 10 mg
5. Sumber Seng
Sumber paling baik adalah sumber protein, hewani terutama daging, hati, kerang
dan telur.Serealia tumbuk dan kacang-kacangan juga merupakan sumber yang baik,
namun mempunyai kletersediaan biologik yang rendah.
6. Akibat Kekurangan Seng
Tanda-tanda kekurangan seng adalah gangguan pertumbuhan dan kematangan
seksual. Fungsi pencernaan terganggu karena gangguan fungsi pankreas, gangguan
pembentukan kilomikron dan kerusakan permukaan saluran cerna.Kekurangan seng juga

12
mengganggu fungsi kelenjar tiroid dan laju metabolisme, gangguan nafsu makan,
penurunan ketajaman indra rasa serta memperlambat penyembuhan luka.
7. Akibat Kelebihan Seng
Kelebihan seng hingga 2-3 kali AKG menurunkan absorpsi tembaga. Kelebihan
sampai 10 kali AKG mempengaruhi metabolisme kolesterol, dan tampaknya dapat
memperce[pat timbulnya aterusklerosis. Dosis sebanyak 2 gram atau lebih menyebabkan
muntah, diare, demam, kelelahan yang sangat, anemia, dan gangguan
reproduksi.Suplemen seng bisa menyebabkan keracunan, begitupun makanan yang asam
dan disimpan didalam kaleng yang dilapisi seng.
c. Iodium ( I )

Iodium ada didalam tubuh dalam jumlah sangat sedikit yaitu sebanyak kurang
lebih0,00004 % dari berat badan atau 15-23 mg yang digunakan untuk mensintesis
hormon tiroksin, tetraiodotironin, dan triodotironin. Hormon ini diperlukan untuk
pertumbuhan normal, perkembangan fisik dan mental hewan.

1. Fungsi Iodium
Fungsi utama hormon tiroksin triiodotironin dan tetraiodotironin adlah mengatur
pertumbuhan dan perkembangan.Hormon tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi
dari zat gizi yang menghasilkan energi.Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai
30 %.Iodium berperan dalam perubahan karotin menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesis
protein dan absorpsi karbohidrat dari saluran cerna.
2. Angka Kecukupan Iodium yang Dianjurkan
Kebutuhan iodium sehari sekitar 1-2µg per kg berat badan
- Bayi : 50-70 µg
- Balita dan anak sekolah : 70-120 µg
- Remaja dan dewasa : 150 µg
- Ibu hamil : + 25 µg
- Ibu menyusui : + 50 µg
3. Sumber Iodium
Laut merupakan sumber utama iodium.Oleh karena itu makanan laut berupa ikan,
udang dan kerang serta ganggang laut merupakan sumber iodium yang baik. Salah satu
cara penanggulangan kekurangan iodium ialah melalui fortifikasi garam dapur dengan
iodium.

13
4. Akibat Kekurangan Iodium
Gejala kekurangan iodium adalah malas dan lamban, kelenjar tiroid membesar,
pada ibu hamil dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin, dan dalam
keadaan berat bayi lahir dalam keadaan cacat mental yang permanen serta hambatan
pertumbuhan yang dikenal sebagai kretinisme. Kekurangan iodium pada anak-anak
menyebabkan kemampuan belajar yang rendah.
5. Akibat Kelebihan Iodium
Suplemen iodiun dalam dosis terlalu tinggi dapat menyebabkan kelenjar tiroid
dalam keadaan berat dapat menutup jalan pernapasan sehingga menimbulkan sesak napas.
d. Tembaga ( Cu )
Tembaga ada dalam tubuh sebanyak 50-120 mg.
1. Fungsi Tembaga
Fungsi utama tembaga didalam tubuh adalah sebagai enzim.Enzim-enzim
mengandung tembaga mempunyai berbagai macam peranan berkaitan dengan reaksi
yang menggunakan oksigen dan radikal oksigen.
Tembaga memegang peranan dalam mencegah anemia dengan cara :
- Membantu absorpsi besi
- Merangsang sintesis hemoglobin
- Melepas simpanan besi dari feritil dalam hati tembaga berperan dalam pengikatan
silang kolagen yang diperlukan untuk menjaga kekuatannya.
2. Angka Kecukupan Tembaga yang Dianjurkan
Amerika serikat menetapkan jumlah tembaga yang aman untuk dikonsumsi adalah
senanyak 1,5-3,0 mg sehari.
3. Sumber Tembaga
Sumber utama tembaga adalah tira, kerang, hati , ginjal, kacang-kacangan ,
unggas, biji-bijian, serealia dan cokelat. Air juga mengandung tembaga dan jumlahnya
bergantung pada jenis pipa yang digunakan dan sumber air.
4. Akibat Kekurangan Tembaga
Kekurangan ini terjadi pada anak-anak, kekurangan protein dan menderita anemia
kurang besi, serta pada anak-anak yang mengalami diare. Kekurangan tembaga juga
terjadi pada bayi lahir prematur atau yang mendapat susu sapi, yang mengkomposisi
gizinya tidak disesuaikan. Kekurangan tembaga dapat mengganggu pertumbuhan dan
metabolisme, disamping itu terjadi demirelasasi tulang.
5. Akibat Kelebihan Tembaga

14
Kelebihan tembaga secara kronis menyebabkan penumpukan tembaga didalam
hati yang dapat menyebabkan nikrosis hati atau serosis hati.Konsumsi sebanyak 10-15 mg
tembaga sehari dapat menimbulkan muntah-muntah dan diare.Konsumsi dosis tinggi
dapat menyebabkan kematian.
e. Mangan ( Mn )
Tubuh hanya mengandung 10-20 mg mangan yang terutama berada didalam
tulang dan kelenjar.
1. Fungsi Mangan

Mangan berperan sebagai konfaktor berbagai enzim yang membantu bermacam


metabolisme.Enzim-enzim lain berkaitan dengan mangan juga berperan dalam sisntesis
uterus, pembentukan jaringann ikat dan tulang serta pencegahan peroksidasi lipidal oleh
radial bebas akibat kekurangan mangan.

2. Akibat Kekurangan Mangan


Kekurangan mangan belom pernah terlihat pada manusia, Kekurangan mangan
sering terjadi kesamaan dengan kekurangan besi. Makanan tinggi protein dapat
melindungi tubuh dari kekurangan mangan.
3. Akibat Kelebihan Mangan
Keracunan karena kelebihan mangan terjadi karena lingkungan terkontaminasi
oleh mangan. Pekerja tambang mengisap mangan yang ada pada debu tambang untuk
jangka waktu lama, menunjukkan gejala kelainan otak disertai penampilan dan tingkah
laku normal yang menyerupai penyakit parkinson
f. Krom (Cr)
Krom pertama kali dihubungkan dengan kekurangan pada manusia pada tahun
1966.Krom merupakan mineral esensial yang berperan dalam metabolisme karbihidrat
dan lipida.Seperti halnya besi, krom berada dalam berbagai bentuk dengan jumlah
muatan berbeda. Absorpsi krom naik, bila konsumsi rendah dan turun bila konsumsi
tinggi.
1. Absorpsi dan Ekskresi Krom
Krom dalam bentuk Cr+++ diabsorpsi sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain
krom hanya diabsorpsi sebanyak 1%. Mekanisme absorpsi belum diketahui dengan
pasti.Absorpsi dibantu oleh asam-asam amino yang mencegah krom mengendap dalam
media alkali usus halus.Jumlah yang diabsorpsi tetap hingga konsumsi sebanyak 49 ug,

15
setelah itu ekskresi melalui urin meningkat.Ekskresi melalui urin meningkat oleh
konsumsi gula sederhana yang tinggi, aktifitas fisik berat atau trauma fisik.
2. Fungsi Krom
Krom dibutuhkan dalam metabolisme karbihidrat dan lipida. Krom bekerja sama
dengan insulin dalam memudahkan masuknya glukosa kedalam sel-sel, dengan dalam
pelepasan energi. Dalam keadaan berat defisiensi krom dapat menunjukkan sindroma
mirip diabetes.krom diduga merupakan bagian dari ikatan organik faktor toleransi
glukosa (glucose tolerance factor) dengan suplementasi krom
3. Angka Kecukupan Krom yang Dibutuhkan
Kekurangan krom karena makanan jarang terjad, oleh karena itu AKG untuk
krom belum ditentukan.Amerika serikat menetapkan jumlah yang aman untuk
dikonsumsi oleh orang dewasa adalah sebanyak 50-200 ug sehari.
4. Sumber
Sumber krom terbaik adalah makanan nabati.Kandungan krom dalam tanaman
bergantung pada jenis tanaman, kandungan krom tanah dan musim.
5. Akibat Kelebihan Krom
Kelebihan krom karena makanan belum pernah ditemukan.Pekerja yang terkena
limbah industri dan cat yang mengandung krom tinggi dikaitkan dengan kejadian
penyakit hati dan kanker paru-paru.Kromat adalah bentuk krom dengan valensi 6.
g. Selenium (SE)
Jumlah selenium dalam tubuh sebanyak 3-30 mg, bergantung pada kandungan
selenium dalam tanah dan konsumsi makanan. Konsumsi orang dewasa berkisar antara
20-30 ug,bergantung pada kandungan tanah.
1. Absorpsi dan Ekskresi Selenium
Selenium berada dalam makanan dalam bentuk selenometionin dan
selenosisten.Absorpsi selenium terjadi pada bagian atas usus halus secara aktif.Selenium
diangkut oleh albumin dan alfa-2 globulin.
2. Fungsi Selenium
Enzim glutation perokside berperan sebagai katalisator dan pemecah peroksida
yang terbentuk di dalam tubuh menjadi ikatan yang bersifat toksik. Peroksida dapat
berubah menjadi radikal bebas yang dapat mengoksidasi asam lemak-tidak jwnuh yang
ada pada membran sel,sehingga merusak membran sel tersebut.

16
2.2.4 Mineral makro
a. Kalsium
Manfaat Kalsium (Ca)
- Untuk pembentukan tulang dan gigi, kontraksi otot ;
- Mengatur pembekuan darah dan katalisator reaksi-reaksi biologis dalam tubuh.
Angka Kecukupan Kalsium yang Dianjurkan:
Angka kecukupan pangan dan gizi LIPI (1998) sebagai berikut:
- Bayi : 300-400 mg
- Anak-anak : 500 mg
- Remaja : 600-700 mg
- Dewasa : 500-800 mg
- Ibu Hamil & Menyusui : + 400 mg
Akibat kekurangan Kalsium :
- Gangguan pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh, disebut
juga ricketsia atau rachitis;
- Tetani atau kejang otot, misalnya pada kaki;
- Lambatnya pembekuan darah bila terjadi luka.
Sumber Kalsium: Terdapat pada : Susu, Keju, Ikan, Udang, Tempe, dan Kacang-
kacangan.
b. Phospor (P)
Manfaat Phospor (P) :
- Klasifikasi tulang dan gigi, absorpsi dan mengangkut zat gizi;
- Mengatur keseimbangan asam basa serta proses lain dalam tubuh.
Angka Kecukupan Fosfor yang dianjurkan
Kecukupan fosfor rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sebagai berikut
(Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1993):
- Bayi : 200-250 mg
- Anak-anak : 250-400 mg
- Remaja dan dewasa : 400-500 mg
- Ibu hamil dan menyusui : +200 – +300 mg
Akibat kekurangan Phospor (P): Menyebabkan kerusakan pada tulang, dengan gejala
rasa lelah dan kurang nafsu makan.
Sumber Phospor:Terdapat pada Daging, Ayam, Ikan, Telur, Susu, dan Kacang-kacangan.

17
c. Magnesium (Mg)
Manfaat Magnesium:
- Sebagai bagian lebih dari 300 enzim yang berperan dalam metabolisme zat gizi di
dalam tubuh.
- Membantu pada transmisi syaraf, pembekuan darah, relaksasi otot dan mencegah
kerusakan gigi.
Angka Kecukupan Magnesium:
Kecukupan Mg rata-rata sehari untuk Indonesia ditetapkan sekitar 4,5 mg/kg berat
badan (Widyakarya Pangan dan Gizi LIPI 1998). Ini berarti kecukupan untuk orang
dewasa laki-laki adalah 280 mg/hari dan untuk wanita dewasa 250 mg/hari.
Akibat kekurangan Magnesium: Terjadi pada komplikasi penyakit yang menyebabkan
gangguan absorpsi.
Sumber Magnesium:
Terdapat pada Sayuran Hijau, Daging, Kacang-kacangan, dan Susu.
d. Belerang (S)
Manfaat Sulfur (S):
- Sebagai bagian zat-zat gizi penting seperti vitamin, asam amino, enzim dan
koenzim untuk berbagai proses dalam tubuh.
Akibat kekurangan Sulfur (S): Mengganggu pertumbuhan.
Sumber Sulfur: Makanan sumber protein.
e. Sodium atau Natrium (Na)
Manfaat Sodium atau Natrium (Na):
- Menjaga keseimbangan cairan, asam basa, transmisi syaraf, kontraksi otot, dll
Perkiraan kebutuhan Na
Makanan sehari-hari biasanya cukup mengandung Na yang dibutuhkan tubuh.
Taksiran kebutuhan Na sehari untuk orang dewasa adalah sebanyak 500mg. Kecukupan
gizi yang dianjurkan: 2 g NaCl per hari untuk orang dewasa sama dengan kira-kira 5 g
garam dapur.
Akibat kekurangan Sodium:
- Menyebabkan kejang, apatis dan kehilangan nafsu makan. Dapat terjadi pada
kondisi diare, muntah, keringat yang berlebihan;
Kelebihan : dapat menyebabkan terjadinya edema dan hipertensi.
Sumber Na: Garam dapur, MSG kecap, makanan yang diawetkan dengan garam dapur.

18
f. Kalium (K)
Manfaat Kalium (K):
- Kalium bersama Na adalah dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit,
asam basa, transmisi syaraf, dan relaksasi otot.
Perkiraan Kebutuhan Kalium: Kebutuhan minimum akan kalium sebanyak 2000 mg
sehari.
Akibat kekurangan Kalium:
- Kekurangan terjadi jika diare kronis, muntah pada penggunaan obat pencahar,
deuretik.
Sumber Kalium (K):
- Terdapat pada makanan mentah atau segar, terutama sayur-sayuran, buah, dan
kacang-kacangan.
g. Klor (Cl)
Manfaat Klor (Cl):
- Memelihara keseimbangan asam basa dalam tubuh;
- Berperan sebagai komponen asam klorida dalam lambung;
- Memudahkan transfer karbondioksida dari darah ke paru-paru.
Perkiraan kebutuhan Klor: Kebutuhan minimum klor sehari ditaksir sebanyak 750 mg.
Akibat kekurangan Klor:
- Menyebabkan kelainan dan penyakit seperti gangguan pencernaan, kelelahan serta
hilangnya rambut dan gigi.
Sumber Klor: Diperoleh dari garam dapur, daging, susu dan telur.
2.3 Monitoring dan Evaluasi Gizi
2.3.1 Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi sangat spesifik dan berbeda dengan diagnosis medis. Diagnosis gizi
bersifat sementara sesuai dengan respon pasien. Diagnosis gizi adalah kegiatan
mengidentifikasi dan memberi nama masalah gizi spesifik yang menjadi tanggung jawab
dietisien untuk menanganinya.
a. Tujuan Diagnosis Gizi
Mengidentifikasi adanya problem gizi, faktor penyebab yang mendasarinya, dan
menjelaskan tanda dan gejala yang melandasi adanya problem gizi.
b. Cara Penentuan Diagnosis Gizi
Diagnosis gizi dapat diuraikan menjadi 3 komponen PES (Problem-Etiologi-Sign
and Symptoms)
1) Lakukan integrasi dan analisa data asesmen dan tentukan indikator asuhan
gizi. Asupan makanan dan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan

19
akan mengakibatkan terjadinya perubahan dalam tubuh. Hal ini ditunjukkan
dengan perubahan laboratorium, antropometri dan kondisi klinis tubuh.
Karena itu, dalam menganalisis data asesmen gizi penting
mengkombinasikan seluruh informasi dari riwayat gizi, laboratorium,
antropometri, status klinis dan riwayat pasien secara bersama-sama.
2) Tentukan domain dan problem/masalah gizi berdasarkan indikator asuhan
gizi (tanda dan gejala). Problem gizi dinyatakan dengan terminologi
diagnosis gizi yang telah dibakukan. Perlu diingat bahwa yang
diidentifikasi sebagai diagnosis gizi adalah problem yang penanganannya
berupa terapi/intervensi gizi. Diagnosis gizi adalah masalah gizi spesifik
yang menjadi tanggung jawab dietisien untuk menanganinya.
3) Tentukan etiologi (penyebab problem) Tulis pernyataan diagnosis gizi
dengan format PES
c. Domain Domain Diagnosis Gizi
Setiap domain menggambarkan karakteristik tersendiri dalam memberi kontribusi
terhadap gangguan kondisi gizi. Diagnosis gizi dikelompokkan dalam 3 (tiga)
domain yaitu:
1) Domain Asupan
Berbagai problem aktual yang berkaitan dengan asupan energi, zat gizi,
cairan, atau zat bioaktif, melalui diet oral atau dukungan gizi (gizi enteral
dan parenteral). Masalah yang terjadi dapat karena kekurangan
(inadequate), kelebihan (excessive) atau tidak sesuai (inappropriate).
Termasuk ke dalam kelompok domain asupan adalah:
- Problem mengenai keseimbangan energi
- Problem mengenai asupan diet oral atau dukungan gizi
- Problem mengenai asupan cairan
- Problem mengenai asupan zat bioaktif
- Problem mengenai asupan zat gizi, yang mencakup problem mengenai:
Lemak dan Kolesterol, Protein, Vitamin, Mineral, Multinutrien.
2) Domain Klinis
Berbagai problem gizi yang terkait dengan kondisi medis atau fisik.
Termasuk ke dalam kelompok domain klinis adalah:
- Problem fungsional, perubahan dalam fungsi fisik atau mekanik yang
mempengaruhi atau mencegah pencapaian gizi yang diinginkan.
- Problem biokimia, perubahan kemampuan metabolisme zat gizi akibat
medikasi, pembedahan, atau yang ditunjukkan oleh perubahan nilai
laboratorium
- Problem berat badan, masalah berat badan kronis atau perubahan berat
badan bila dibandingkan dengan berat badan biasanya
2.3.2 Intervensi Gizi
Intervensi gizi adalah suatu tindakan yang terencana yang ditujukan untuk merubah
perilaku gizi, kondisi lingkungan, atau aspek status kesehatan individu.

20
a. Tujuan Intervensi Gizi
Mengatasi masalah gizi yang teridentifikasi melalui perencanaan dan penerapannya
terkait perilaku, kondisi lingkungan atau status kesehatan individu, kelompok atau
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan gizi klien.
b. Komponen Intervensi Gizi
Intervensi gizi terdiri dari 2 (dua) komponen yang saling berkaitan yaitu perencanaan
dan Implementasi.
1) Perencanaan
Langkah langkah perencanaan sebagai berikut:
a. Tetapkan prioritas diagnosis gizi berdasarkan derajat kegawatan masalah,
keamanan dan kebutuhan pasien. Intervensi diarahkan untuk
menghilangkan penyebab (etiologi dari problem), bila etiologi tidak dapat
ditangani oleh ahli gizi maka intervensi direncanakan untuk mengurangi
tanda dan gejala masalah (signs/simptoms).
b. Pertimbangkan panduan Medical Nutrition Theraphy (MNT), penuntun
diet, konsensus dan regulasi yang berlaku.
c. Diskusikan rencana asuhan dengan pasien, keluarga atau pengasuh
pasien.
d. Tetapkan tujuan yang berfokus pada pasien
e. Buat strategi intervensi, misalnya modifikasi makanan, edukasi/konseling
f. perancang Preksripsi diet. Preskripsi diet adalah rekomendasi kebutuhan
zat gizi pasien secara individual, mulai dari menetapkan kebutuhan energi,
komposisi zat gizi yang mencakup zat gizi makro dan mikro, jenis diet,
bentuk makanan, frekuensi makan, dan rute pemberian makanan.
Preskripsi diet dirancang berdasarkan pengkajian gizi, komponen
diagnosis gizi, rujukan rekomendasi, kebijakan dan prosedur serta
kesukaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien /klien.
g. Tetapkan waktu dan frekuensi intervensi
h. Identifikasi sumber-sumber yang dibutuhkan
2.3.3 Kategori Intervensi Gizi
Intervensi gizi dikelompokan dalam 4 (empat) kategori sebagai berikut:
1. Pemberian makanan/ diet (Kode internasional ND-Nutrition
Delivery) Penyediaan makanan atau zat gizi sesuai kebutuhan melalui pendekatan
individu meliputi pemberian Makanan dan snack (ND.1) enteral dan parenteral
(ND.2) suplemen (ND.3) substansi bioaktif (ND.4) bantuan saat makan (ND.5)
suasana makan (ND.4) dan pengobatan terkait gizi (ND.5)
2. Edukasi (Kode internasional -E- Education)
Merupakan proses formal dalam melatih ketrampilan atau membagi pengetahuan
yang membantu pasien klien mengelola atau memodifikasi diet dan perubahan
perilaku secara sukarela untuk menjaga atau meningkatkan kesehatan.
3. Konseling (C)
Konseling gizi merupakan proses pemberian dukungan pada pasien/klien yang
ditandai dengan hubungan kerjasama antara konselor dengan pasien/klien dalam

21
menentukan prioritas, tujuan/target, merancang rencana kegiatan yang dipahami, dan
membimbing kemandirian dalam merawat diri sesuai kondisi dan menjaga kesehatan.
Tujuan dari konseling gizi adalah untuk meningkatkan motivasi pelaksanaan dan
penerimaan diet yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi pasien.
4. Koordinasi asuhan gizi
Strategi ini merupakan kegiatan dietisien melakukan konsultasi, rujukan atau
kolaborasi, koordinasi pemberian asuhan gizi dengan tenaga kesehatan/institusi/
dietisien lain yang dapat membantu dalam merawat atau mengelola masalah yang
berkaitan dengan gizi.
Pada langkah intervensi gizi ini dietisien harus berpikir kritis dalam hal :
a. Menetapkan prioritas dan target/goals
b. Menentukan preskripsi gizi atau perencanaan dasar
c. Menggalang hubungan interdisipliner
d. Intervensi perilaku awal dan hal terkait gizi lainnnya
e. Memadukan strategi intervensi gizi dengan kebutuhan pasien, diagnosis gizi, dan
nilai nilai pasien
f. Menentukan waktu dan frekuensi asuhan.
Monitoring dan Evaluasi Gizi
a. Tujuan dari monitoring dan evaluasi gizi yaitu dilakukan untuk mengetahui tingkat
kemajuan atau respon dari pasien atau klien dan apakah hasil dari intervensi sebelumnya
sudah menunjukan sesuai target dengan memperlihatkan hasilnya yang mengalami perubahan
perilaku dan status gizi yang lebih baik.
b. Ada tiga cara kegiatan monitoring dan evaluasi gizi yaitu :
1) Monitoring Perkembangan kegiatan ini untuk mengamati perkembangan kondisi pasien
yang bertujuan untuk mengetahui hasilnya apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh
pasien maupun tim. Berikut kegiatan yang berkaitan dengan monitoring perkembangan :
 Mengecek pemahaman dan kepatuhan pasien atau klien terhadap intervensi gizi
 Menentukan apakah intervensi yang dilaksanakan atau diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan gizi yang telah ditetapkan.
 Memberikan bukti atau fakta bahwa intervensi gizi telah atau belum merubah perilaku
atau status gizi pasien atau klien. Mengidentifikasi hasil asuhan gizi yang positif
maupun negatif.
 Mengumpulkan informasi yang menyebabkan tujuan asuhan tidak tercapai target
 Menyimpulan yang harus di dukung dengan menggunakan data atau fakta yang sudah
ada.

2) Mengukur Hasil : kegiatan ini untuk mengukur perkembangan atau perubahan yang telah
terjadi pada pasien atau klien terhadap intervensi gizi. Parameter yang harus diukur yaitu
berdasarkan tanda dan gejala dari diagnosis gizi. Untuk mengetahui hasil yang lebih baik

22
dapat menggunkan indikator asuhan yang terstandar untuk meningkatkan validitas dan
reliabilitas pengukuran perubahan.
3) Evaluasi Gizi: membandingkan data yang di monitoring dengan bertujuan untuk preskripsi
gizi atau standar rujukan untuk mengkaji perkembangan dan menentukan tindakan
selanjutnya. Dari tiga tahapan yang sudah dilakukan diatas akan mendapatkan empat dampak
yaitu:
 Dampak perilaku dan lingkungan yang terkait dengan gizi, seperti : tingkat
pengetahuan dan perilaku yang mungkin bisa akan mempengaruhi asupan makanan.
 Dampak asupan makanan dan zat gizi.
 Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi yaitu pengukuran yang
terkait dengan antropometri, biokimia dan parameter pemeriksaan fisik atau klinis.
 Dampak terhadap pasien/klien terhadap intervensi gizi yang diberikan pada kualitas
hidupnya.

c. Objek yang di monitoring


Objek yang dimonitoring sama seperti indikator di Assesment gizi hanya saja untuk riwayat
personal tidak perlu untuk dilakukan.
d. Kesimpulan hasil monitoring dan evaluasi gizi kesimpulan ini dapat dilihat dari empat
aspek yaitu :
 Aspek Gizi perubahan pengetahuan, perilaku, makanan dan asupan, zat gizi
 Aspek status klinis dan kesehatan : perubahan nilai laboratorium, berat badan, tekanan
darah, faktor risiko, tanda dan gejala, status klinis, infeksi, komplikasi, morbiditas dan
mortalitas
 Aspek pasien: perubahan kapasitas fungsional, kemandirian merawat diri sendiri
 Aspek pelayanan kesehatan : lama pasien di rawat

2.3.4 Pencatatan dan laporan


Pencatatan dan laporan kegiatan asuhan gizi merupakan bentuk pengawasan dan
pengendalian mutu pelayanan dan komunikasi. Terdapat berbagai cara dalam dokumentasi
antara lain Subjective Objective Assessment Planning (SOAP) dan Assessment Diagnosis
Intervensi Monitoring & Evaluasi (ADIME). Format ADIME merupakan model yang sesuai
dengan langkah PAGT.
1. Asesmen Gizi
a) Semua data yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, antara lain riwayat gizi,
riwayat personal, hasil laboratorium, antropometri, hasil pemeriksaan fisik klinis, diet order
dan perkiraan kebutuhan zat gizi
b) Yang dicatat hanya yang berhubungan dengan masalah gizi saja.
2. Diagnosis Gizi
a) Pernyataan diagnosis gizi dengan format PES Gizi

23
b) Pasien mungkin mempunyai banyak diagnosis gizi, lakukan kajian yang mendalam
sehingga diagnosis gizi benar benar berkaitan dan dapat dilakukan intervensi gizi
3. Intervensi Gizi
a) Rekomendasi diet atau rencana yang akan dilakukan sehubungan dengan diagnosis gizi
b) Rekomendasi makanan/suplemen atau perubahan diet yang diberikan
c) Edukasi qizi
d) Konseling gizi
e) Koordinasi asuhan gizi
4. Monitoring & Evaluasi Gizi
a) Indikator yang akan dimonitor untuk menentukan keberhasilan intervensi
b) Umumnya berdasarkan gejala dan tanda dari diagnosis gizi antara lain Berat badan, asupan
hasil lab dan gejala klinis yang berkaitan Monitoring dan evaluasi :
Pada kunjungan ulang mengkaji :
 Asupan total Energi, persentase Asupan KH Protein, Lemak dari total Energi, dan
asupan zat gizi terkait diagnosis gizi pasien. Contoh formulir monitoring asupan
makanan lampiran 6.
 Riwayat diet dan perubahan BB/status gizi Biokimia: Kadar Gula darah, ureum, lipida
darah,elektrolit, Hb, dil
 Kepatuhan terhadap anjuran gizi
 Memilih makanan dan pola makanan

5. Evaluasi :
pola makan
1. Dampak perilaku dan lingkungan terkait gizi yaitu tingkat pemahaman, perilaku, akses,
dan kemampuan yang mungkin mempunyai pengaruh pada asupan makanan dan zat gizi
2. Dampak asupan makanan dan zat gizi merupakan asupan makanan dan atau zat gizi dari
berbagai sumber, misalnya makanan, minuman, suplemen, dan melalui rute oral, enteral
maupun parenteral
3. Dampak terhadap tanda dan gejala fisik yang terkait gizi Pengukuran yang terkait dengan
antropometri, biokimia dan parameter pemeriksaan fisik/klinis
4. Dampak terhadap pasien/klien terkait gizi pengukuran yang terkait dengan persepsi
pasien/klien terhadap intervensi yang diberikan dan dampak pada kualitas hidupnya

24
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Zat Gizi Makro merupakan makanan utama yang membina tubuh dan memberi energi.
Zat gizi makro dibutuhkan dalam jumlah besar dengan satuan gram (g). Zat gizi makro
terdiri atas karbohidrat, lemak, dan protein.
Mikronutrien (zat gizi mikro) merupakan zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh dalam
jumlah sedikit, namun mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan hormon,
aktivitas enzim serta mengatur fungsi sistem imun dan sistem reproduksi.
Yang termasuk zat gizi mikro adalah vitamin (baik yang larut air maupun larut lemak)
dan mineral.Mineral dibagi menjadi dua kelompok yaitu makromineral dan mikromineral.
Makromineral adalah mineral yang dibutuhkan tubuh sebanyak minimal 100 mg per hari
(contoh: kalsium, fosfor), sedangkan mikromineral (trace elements) adalah mineral yang
dibutuhkan tubuh dalam jumlah kurang dari 100 mg per hari (contoh: seng, besi).

Setiap orang membutuhkan asupan gizi yang cukup per hari untuk dapat beraktivitas,
bertumbuh, dan berkembang dengan baik. Ketidakseimbangan zat gizi dalam tubuh akibat
kurangnya pemenuhan gizi harian dapat menimbulkan masalah seperti kekurangan gizi atau
malnutrisi.

3.2 Saran
Penulis sadar masih ada kekurangan dari makalah ini, untuk itu kami mengharapkan
saran yang membangun dari dosen maupun dari pembaca.

25
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita.2001.Prinsip Ilmu Gizi.Jakarta.Gramedia Pustaka Utama.

https://id.scribd.com/document/341932177/MAKALAH-zat-gizi-makro-dan-mikro-docx
diakses tanggal 19 Desember 2022

https://www.academia.edu/39138464/ZAT_GIZI_MAKRO_LEMAKdiakses tanggal 19
Desember 2022

http://makalahzatgizimikro.blogspot.co.id/ diakses tanggal 19 Desember 2022

http://surefeeding.co.id/good-nutrition/essential-nutrients diakses tanggal 19 Desember


2022

http://foodtech.binus.ac.id/2015/02/03/mikronutrien-sedikit-tapi-penting/ diakses tanggal


19 Desember 2022

http://ediyunasri.blogspot.co.id/2012/09/mineral-makro-dan-mineral-mikro.html
diakses tanggal 19 Desember 2022

https://prezi.com/svddcxdybdi3/konsep-zat-gizi-mikro/ diakses tanggal 19 Desember


2022

https://windarasiobar.wordpress.com/2009/12/09/mineral-makro/ diakses tanggal 19


Desember 2022

https://id.scribd.com/document/405499356/Monitoring-Dan-Evaluasi-Gizi# diakses tanggal


19 Desember 2022

26

Anda mungkin juga menyukai