Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER


“ISOLASI DNA DAN RNA”

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2

NURUL NABILA
ALFAIR FIRDAUS
HARDIANI LA IDA
SITI HAJAR
ANITA LAILA FITRI
NURWAHDANIA HALIK
NABILA SETYANINGRUM
SRIANGGI UMACINA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TERNATE


JURUSAN TEKNOLOGI LABORATURIUM MEDIS
TAHUN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“ISOLASI DNA DAN RNA” dengan baik. Makalah ini disusun sebagai salah satu
syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler yang diampuh
oleh ibu Erpi Nurdin di Polttekkes Kemenkes Ternate.

Dalam makalah ini, kami mengangkat topik yang menarik dan relevan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta isu-isu yang sedang
berkembang di masyarakat. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang isolasi DNA dan RNA dan
mengajak pembaca untuk lebih memahami dan menyadari pentingnya topik yang
dibahas.

Ternate , 03 agustus 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Isolasi DNA dan RNA adalah langkah kunci dalam pemahaman dasar biologi
yang memungkinkan ilmuwan untuk membongkar rahasia kode kehidupan.
Molekul-molekul ini, DNA (Deoksiribonukleat) dan RNA (Ribonukleat), membawa
informasi genetik yang menjadi dasar bagi perkembangan, fungsi, dan warisan
sifat pada semua bentuk kehidupan di Bumi.Dalam era ilmu pengetahuan
modern, penelitian biologi telah berkembang pesat. Namun, dasar dari hampir
semua eksperimen dan penemuan biologis tetap terletak pada kemampuan
ilmuwan untuk mengisolasi dan menganalisis DNA dan RNA dengan presisi
tinggi. Isolasi adalah pintu gerbang awal yang harus dilalui sebelum memahami
bagaimana gen diatur, diekspresikan, dan bagaimana informasi genetik
diwariskan.
Makalah ini akan membahas secara mendalam pentingnya isolasi DNA dan RNA
dalam konteks penelitian biologi modern. Kami akan menjelaskan berbagai
metode yang digunakan dalam isolasi keduanya dan mengapa pemahaman
yang baik tentang metode ini sangat penting. Selain itu, kita akan menjelajahi
berbagai aplikasi praktis dari DNA dan RNA yang telah mengubah cara kita
memahami kehidupan.
Saat kita memahami lebih dalam tentang cara isolasi DNA dan RNA membentuk
dasar penelitian biologi, kita akan mengapresiasi bagaimana pengetahuan ini
menjadi fondasi bagi pemahaman kita tentang mekanisme dasar kehidupan.
Melalui langkah-langkah ini, penelitian biologi terus melangkah maju,
memperkaya pemahaman kita tentang kehidupan dan menginspirasi penemuan-
penemuan yang membentuk masa depan kedokteran, bioteknologi, dan ilmu
pengetahuan secara keseluruhan.

Kehidupan, dalam segala keajaiban dan kompleksitasnya, tersembunyi dalam


kode genetik yang diwakili oleh dua molekul krusial: DNA (Deoksiribonukleat)
dan RNA (Ribonukleat). Sejak penemuan mereka, keduanya telah menjadi
bahan pokok dalam jajaran alat ilmu pengetahuan biologi, membuka pintu
menuju pemahaman yang lebih dalam tentang makhluk hidup di planet ini.
Kisah pencarian ini dimulai pada awal abad ke-19 ketika ahli kimia Friedrich
Miescher mengejutkan dunia dengan penemuannya yang berharga: "substansi
nuklein," yang sekarang kita kenal sebagai DNA. Setahun demi setahun,
ilmuwan menggali lebih dalam ke dalam karakteristik DNA, menemukan struktur
ikatan ganda ikoniknya - tangga spiral ganda yang tak ternilai harganya.Namun,
penemuan ini hanyalah permulaan. Dalam beberapa dekade berikutnya, RNA
juga diidentifikasi sebagai saudara kandung DNA. Perbedaan kunci antara
keduanya adalah RNA menggunakan urasil (U) sebagai salah satu basa
nitrogenya, bukan timin (T) seperti DNA.

Kepentingan dari DNA dan RNA tidak terbatas pada sekadar penemuan kimia.
Mereka adalah kunci utama untuk membuka berbagai misteri kehidupan.
Molekul DNA adalah buku petunjuk yang menyimpan semua informasi yang
diperlukan untuk membangun dan mengoperasikan makhluk hidup. RNA,
dengan beragam jenisnya, berperan sebagai pengantara yang membaca dan
mengeksekusi perintah-perintah yang terkandung dalam DNA. Ini seperti sebuah
partitur simfoni besar yang memandu orkestra kehidupan.Namun, sebelum kita
dapat membaca dan memahami buku petunjuk ini atau menafsirkan partitur ini,
kita harus melewati gerbang pertama: isolasi DNA dan RNA. Isolasi adalah
proses kritis yang memungkinkan kita untuk memisahkan dan memurnikan
molekul-molekul ini dari seluler kompleksitasnya. Tanpa isolasi yang efisien,
semua penelitian selanjutnya akan menjadi hampa.

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan secara rinci mengapa isolasi DNA
dan RNA adalah langkah awal yang krusial dalam pemahaman kehidupan. Kami
akan membahas berbagai teknik isolasi, metode, dan strategi yang digunakan
oleh ilmuwan untuk menghadapi tantangan ini. Selanjutnya, kita akan menyelidiki
berbagai aplikasi penting dari DNA dan RNA dalam penelitian biologi modern,
seperti pemetaan genomik, analisis ekspresi gen, dan terapi genetik.
Melalui pemahaman mendalam tentang isolasi DNA dan RNA, kita dapat
menggali lebih dalam ke dalam kehidupan di tingkat molekuler. Dalam perjalanan
ini, kita akan menyaksikan bagaimana makhluk hidup dibangun, bagaimana
informasi genetik diwariskan, dan bagaimana manipulasi DNA dan RNA telah
mengubah dan akan terus mengubah dunia kita. Kesadaran ini adalah awal yang
diperlukan dalam eksplorasi yang tak pernah berakhir tentang misteri kehidupan
di planet ini
.

1.2 Tujuan Makalah


 Agar kita dlaat mengetahui apa itu isolasi DNA dan RNA
 Agar kita dapat mengetahui bagaimana proses terjadinya isolasi DNA dan
RNA
 Supaya kita mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang isolasi
DNA dan RNA

1.3 Manfaat Makalah


 Kita dapat mengetahui apa itu isolasi DNA dan RNA
 Dapat mengetahui bagaimana terjadinya isolasi DNA dan RNA
 Mendapat pemahaman tentang DNA dan RNA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori

A.pengertian DNA dan RNA


DNA (Deoksiribonukleat) dan RNA (Ribonukleat) adalah dua molekul penting
dalam biologi yang memainkan peran utama dalam penyimpanan, replikasi, dan
ekspresi informasi genetik pada semua bentuk kehidupan.
1.DNA(Deoksiribonukleat)
 DNA adalah molekul besar yang terdiri dari dua rantai panjang nukleotida
yang saling berpaut membentuk struktur berbentuk tangga spiral ganda,
yang dikenal sebagai heliks ganda.
 Setiap nukleotida DNA terdiri dari gula deoksiribosa, sebuah gugus fosfat,
dan salah satu dari empat basa nitrogen: adenin (A), sitosin (C), guanin
(G), atau timin (T).
 DNA berfungsi sebagai perpustakaan instruksi genetik yang
mengendalikan perkembangan, fungsi, dan sifat-sifat organisme.
Informasi genetik disandi dalam urutan basa nitrogen yang spesifik pada
rantai DNA.
 Selama replikasi, DNA dapat menggandakan diri sendiri sehingga
informasi genetik dapat diteruskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya.
2.RNA(Ribonukleat)
 RNA adalah molekul yang mirip dengan DNA, tetapi memiliki perbedaan
kunci. RNA terdiri dari rantai tunggal nukleotida, bukan rantai ganda
seperti
DNA.
 Seperti DNA, setiap nukleotida RNA juga terdiri dari gula (riboza), gugus
fosfat, dan salah satu dari empat basa nitrogen: adenin (A), sitosin (C),
guanin (G), atau urasil (U).
 RNA memiliki beberapa peran penting dalam sel. RNA mampu membawa
informasi genetik dari DNA dan menghasilkan protein melalui proses yang
dikenal sebagai translasi (menggunakan tiga jenis RNA: mRNA, tRNA,
dan rRNA).
 RNA juga dapat berperan dalam regulasi ekspresi gen dan berbagai
fungsi seluler lainnya.

B.Pentingnya isolasi DNA dan RNA dalam berbagai bidang

Isolasi DNA dan RNA memiliki penting yang besar dalam berbagai bidang ilmu dan
aplikasi. Berikut adalah beberapa bidang utama di mana isolasi DNA dan RNA
memiliki peran penting:
1.Biologi Molekuler
 Memungkinkan penelitian tentang struktur genetik, ekspresi gen, dan regulasi
gen.
 Mendukung analisis PCR, sekuensin DNA, dan studi kloning gen.

2.Kedokteran dan diagnostik


 Digunakan dalam diagnostik penyakit genetik, seperti penyakit genetik
menular dan penyakit keturunan.
 Penting dalam deteksi patogen, seperti virus dan bakteri, dalam samp sampel
klinis.
 Mendukung penelitian dan pengembangan terapi genetik.
3.Genomika
 Mendukung pemetaan genom dan proyek-proyek sekuensing genom.
 Memungkinkan analisis perbandingan genom antar spesies.
4.Rekayasa Genetika
 Penting dalam transfer gen dan modifikasi genetik organisme.
 Digunakan untuk menghasilkan tanaman transgenik yang tahan terhadap
hama atau penyakit.
5.Studi ekspresi gen
 Isolasi RNA memungkinkan analisis ekspresi gen dan pemahaman tentang
bagaimana gen dinyalakan atau dimatikan dalam berbagai kondisi.
6.Forensik
 Mendukung identifikasi individu melalui analisis DNA forensik.
 Digunakan dalam penentuan keterkaitan keluarga atau hubungan genetik.
7.Biologi Evolusi
 Isolasi DNA membantu penelitian evolusi dan sejarah filogenetik spesies.
8.Ilmu Kanker
 Memungkinkan analisis mutasi genetik yang terkait dengan perkembangan
kanker.
 Mendukung pengembangan terapi berbasis gen untuk pengobatan kanker.
9.Ilmu hayati dan Lingkungan
 Digunakan dalam studi keanekaragaman hayati dan ekologi melalui analisis
DNA lingkungan (eDNA).
 Membantu pemahaman interaksi organisme dalam ekosistem.
10.Industru Farmasi dan bioteknologi
 Mendukung penelitian obat dan pengembangan vaksin.
 Diperlukan dalam produksi bioproduk, seperti insulin rekombinan.

Isolasi DNA dan RNA adalah langkah awal yang penting dalam sebagian besar
penelitian ilmiah dan aplikasi di berbagai bidang ini. Mereka memberikan fondasi
untuk pemahaman mendalam tentang genetika, biologi, dan banyak aspek lain dari
ilmu pengetahuan dan teknologi.
BAB III
PEMBAHASAN

A. DNA

DNA ditemukan pada tahun 1869 oleh seorang dokter muda Friedrich Miescher
yang percaya bahwa rahasia kehidupan dapat diungkapkan melalui penelitian kimia
pada sel-sel. Ia memilih sel yang terdapat pada nanah untuk dipelajari dan ia
mendapatkan sel-sel tersebut dari bekas pembalut luka yang diperolehnya dari
ruang bedah. Sel-sel tersebut dilarutkan dalam asam encer dan dengan cara ini
diperolehnya inti sel yang masih terikat pada sejumlah protein. Kemudian dengan
menambahkan enzim pemecah protein ia dapat memperoleh inti sel saja dan
dengan cara ekstraksi terhadap inti sel ini ia memperoleh suatu zat yang larut dalam
basa tetapi tidak larut dalam asam.Pada waktu itu ia belum menemukan rumus kimia
dari zat tersebut, sehingga ia menamakannya nuclein . Sebenarnya apa yang ia
peroleh dari ekstrak inti sel tersebut adalah campuran senyawa-senyawa yang
mengandung 30% DNA
(Rian, 2013).

DNA memiliki struktur pilinan utas ganda yang anti pararel dengan komponen-
komponennya, yaitu gula pentosa (deoksiribosa),gugus fosfat dan pasangan basa.
Sebuah sel memiliki DNA yang merupakan materi genetik dan bersifat herediter
pada seluruh sistem kehidupan. Genom adalah set lengkap dari materi genetik
(DNA) yang dimiliki suatu organisme dan terorganisasi menjadi kromosom. DNA
juga dapat diisolasi, baik pada
manusia maupun tumbuhan. DNA manusia dapat diisolasi melalui darah. Komponen
darah yang diisolasi yaitu sel darah putih, karena memiliki nukleus dimana terdapat
DNA di dalamnya (Priyani, 2004). DNA pada organisme tingkat tinggi seperti
manusia, hewan dan
tumbuhan terdapat di dalam inti sel, dan beberapa organ lain di dalam sel seperti
mitokondria dan kloroplast.Penyebutan nama DNA juga didasarkanpada lokasi
asalnya. DNA genome inti (nuclear DNA genome) berasal dari inti sel, DNAgenom
mitokondria (mitokondria DNA genome ) berasal darimitokondria, DNA genom

kloroplast berasal dari kloroplast .Pada organisme tingkat rendah, DNA penyusun
kromosom dan plasmid dibungkus oleh dinding sel (pada bakteri) atau dibungkus
olehprotein tertentu (pada virus).Kromosom eukariot berbentuk linear sedangkan
kromosom prokariot berbentuk sirkular. Selain itu prokariot juga mengandung satu
atau lebih plasmid. Plasmid merupakan mulekul DNA sirkular dengan ukuran yang
mungkin jauh lebih kecil dari kromosom(Rian,2009)

DNA mempunyai fungsi-fungsi yang sangat penting bagi tubuh kita. Hal tersebut
dikarenakan DNA merupakan molekul kehidupan utama di dalam sel makhluk hidup.
Fungsi-fungsi tersebut adalah:
1.Tempat menyimpan dan menyalurkan informasi genetik suatu makhluk hidup.
2.Fungsi heterokatalis , yaitu fungsi untuk melaksanakan pengaturan pembuatan
molekul-molekul lain yang penting dalam tubuh dan fungsi autokatalis , yaitu fungsi
DNA untuk mereplikasi dirinya sendiri.Sel eukariotik mengandung sejumlah molekul
DNA, masing-masing
pada umumnya berukuran jauh lebih besar dari satu molekul DNA di dalam
prokariotanya. Molekul DNA di dalam eukariotik bergabung dengan protein dan
dikelompokkan menjadi serabut kromatin di dalam nukleus, yang dikelilingi oleh
sistem membran ganda yang bersifat kompleks (Rian, 2013).

Asam ribonukleat terdiri benang panjang ribonukleotida. Walaupun molekul ini jauh
lebih pendek dari DNA, RNA ditemukan dalam jumlah yang jauh lebih banyak di
dalam kebanyakan sel. Pada sel prokariotik dan eukariotik, ketiga golongan utama
RNA adalah RAN data (mRNA =messenger RNA), RNA Ribosom (rRNA), dan RNA
pemindah (tRNA =transfer RNA). Masing-masing terdiri dari satu rantai
ribonukleotida, dan masing-masing mempunyai molekul urutan nukleotida, dan
fungsi biologis yang khas. DNA mengandung 2 basa pirimidin utama,sitosin (C) dan
timin (T), dan dua basa urin utama adenine (A) dan guanin (G). RNA juga
mengandung dua pirimidin utama sitosin (C) dan urasil (U), dan dua basa purin,
adenine
(A) dan guanine (G) (Rian, 2013).

B. Isolasi DNA

Isolasi DNA pertama kali dilakukan oleh ilmuwan asal swiss bernama Friedrich
Miescher pada tahun 1869. Ia menemukan senyawa asam yangmengandung
nitrogen dan fosfat pada inti sel dari sel darah putih. Senyawa ini diberi nama
nuklein, namun pada tahun 1889 muridnya yaitu Richard menamainya asam nukleat
Metode yang digunakan oleh Miescher
adalah alkalyne lysis untuk memecahkan sel dan mengisolasi DNA (Muladno,2002).

1.Isolasi DNA Kromosom


Metode ini adalah contoh metode alkalyne lysis. Isolasi kromosom
bakteri dimulai dengan menginokulasi biakan pada media Luria Broth dengan
kondisi 37 °C selama 18 jam, lalu suspensi bakteri disentrifugasi pada 8000 rpm
selama 2 menit. Kemudian supernatan dibuang hingga bersih dan pelet diresuspensi
dengan penambahan 400 µL bufer Tris- EDTA 1X. Suspensi bakteri ditambahkan
dengan 100 µL lisozim 50 mg/mL, selanjutnya diinkubasi dengan kondisi 37 °C
selama 1 jam dan setiap 15 menit tabung di-flip. Lalu suspensi bakteri ditambahkan
dengan 150 µL SDS 10% dan di-flip, serta ditambahkan 10 µL Proteinase K 10
mg/mL (Yuwono, 2008). Selanjutnya suspensi bakteri diinkubasi pada suhu 37 °C
selama 1 jam dan setiap 15 menit tabung di-flip. Ke dalam suspensi ditambahkan
100 µL NaCl 5 M dan 100 µL CTAB 10% untuk mengikat protein.sehingga DNA
terpisah dari protein, kemudian tabung di-flip. Suspensi diinkubasi dengan kondisi 65
°C selama 20 menit, dan ditambahkan 200 µL P:C:I yang terdiri dari phenol yang
berfungsi untuk degradasi protein.Dan juga terdiri dari kloroform untuk degradasi
lemak, dan isoamil alkohol sebagai anti buih. Lalu dibolak-balik. Kemudian suspensi
disentrifugasi 10000 rpm selama 10 menit (Yuwono, 2008).Sebanyak 500 µL lapisan
atas diambil dan dipindahkan ke tabung baru, lalu sebanyak 500 µL C:I ditambahkan
ke tabung baru. Suspensi kembali disentrifugasi pada 10000 rpm selama 10 menit,
dan lapisan atas sebanyak 300 µL diambil dan dipindahkan ke tabung baru.
Selanjutnya isopropanol dingin sebanyak 300 µL ditambahkan ke tabung baru
tersebut. Suspensi diinkubasi dengan kondisi -20 oC selama 1 jam, kemudian
disentrifugasi pada 10000 rpm selama 10 menit. Lalu pelet ditambahkan dengan 700
µL etanol 70% kemudian di-spin selama 10 detik. Etanol dibuang dan tabung
dikeringkan dalam inkubator dengan kondisi 37 °C, dan pelet diresuspensi dengan
50 µL ddH 2O kemudian diinkubasi dengan kondisi 37 °C (Yuwono, 2008).

2.Isolasi DNA Plasmid


Sebanyak 1,5 mL garam fisiologis untuk menjaga tekanan isotonis dimasukkan ke
tabung mikro lalu biakan sebanyak setengah cawan bakteri diambil dan dilakukan
pengadukan. Tabung mikro disentrifugasi 6000 rpm selama 2 menit. Supernatan
dibuang dari pelet. Pelet diresuspensi dengan 250 μL larutan A yang terdiri dari Tris
-Cl sebagai pengatur pH, glukosa sebagai penjaga tekanan isotonis, dan EDTA
sebagai chelatingagent dingin.Kemudian diinkubasi pada suhu ruang selama 5
menit (Muladno, 2002).Lalu larutan B yang terdiri dari NaOH sebagaipendenaturasi
DNA dan SDS sebagai pelarut membran sel sebanyak 250 μL ditambahkan, dan
tabung mikro dibolak balik 5 kali, lalu diinkubasi baki es selama 10 menit. Larutan C
dingin yang terdiri dari kalium asetat dan asam asetat yang berfungsi untuk
merenaturasi DNA sebanyak 250 μL ditambahkan ke campuran, kemudian dibolak
balik 5 kali, lalu diinkubasi 5 menit tepat.

di baki es. Selanjutnya tabung mikro disentrifugasi 10.000 rpm selama 10 menit.Lalu
supernatan sebanyak 600 μL dipindahkan ke tabung mikro steril baru (Muladno,
2002).
P:C:I yang terdiri dari phenol yang berfungsiuntuk degradasiprotein, kloroform untuk
degradasi lemak, dan isoamil alkohol sebagai anti buih sebanyak 500 μL
ditambahkan ke campuran, lalu dibolak balik 5 kali, lalu disentrifugasi 10.000 rpm
selama 10 menit. Supernatan sebanyak 400 μL dipindahkan ke tabung mikro steril
baru, lalu etanol 96% untuk mengikat air sehingga DNA mengendap sebanyak 1 mL
ditambahkan. Suspensi diinkubasi freezer -20 °C, lalu disentrifugasi 10.000 rpm
selama 2 menit. Supernatan dibuang dengan segera, lalu etanol 70% untuk mencuci
DNA sebanyak 700 μL ditambahkan. Tabung mikro disentrifugasi 10.000 rpm
selama 5 menit, lalu supernatan segera dibuang. Tabung mikro dikeringkan pada
inkubator 37 oC hingga etanol 70% kering. TE atau ddH2O steril sebanyak 30 μL
ditambahkan ke tabung mikro (Muladno, 2002).

C.Tahapan Isolasi DNA


Menurut Lubis (2013), molekul DNA dalam suatu sel dapat diekstraksi atau diisolasi
untuk berbagai macam keperluan seperti amplifikasi dan analisis DNA melalui
elektroforesis. Isolasi DNA dilakukan dengan tujuan untuk memisahkan DNA dari
bahan lain seperti protein, lemak, dan karbohidrat. Prisnsip utama dalam isolasi DNA
ada tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat
seperti selulosa dan protein, serta pemurnian DNA. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam proses isolasi DNA antara lain harus menghasilkan DNA tanpa
adanya kontaminan seperti protein dan RNA; metodenya harus efektif dan bisa
dilakukan untuk semua spesies metode yang dilakukan tidak boleh mengubah
struktur dan fungsi molekul DNA; dan metodenya harus sederhana dan cepat.
Isolasi DNA bergantung pada:
1.Banyaknya DNA yang ingin didapatkan dari isolasi.
2.Jenis organisme yang akan diisolasi DNA nya

Isolasi DNA hewan berbeda dengan tumbuhan. Isolasi DNA organisme prokaryotik
juga berbeda dengan isolasi DNA organisme eukaryotik. Untuk mendapatkan DNA
berkualitas, setiap step harus dilakukan dengan benar. DNA yang baik ciri-cirinya
adalah transparan dan tidak lengket seperti jelly.Jika lengket seperti jelly , berarti
terdapat banyak polisakarida dalam isolate (Faatih, 2009).
Prisnsip isolasi DNA pada berbagai jenis sel atau jaringan pada berbagai organisme
pada dasarnya sama namun memiliki modifikasi dalam hal teknik dan bahan yang
digunakan. Bahkan beberapa teknik menjadi lebih mudah dengan menggunakan kit
yang diproduksi oleh suatu perusahaan sebagai contoh kit yang digunakan untuk
isolasi DNA pada tumbuhan seperti Kit Nucleon Phytopure sedangkan untuk isolasi
DNA pada hewan digunakan GeneJETTM Genomic DNA Purification Kit . Namun
tahapan-tahapan isolasi DNA dalam setiap langkahnya memiliki protokol sendiri
yang disesuaikan dengan keperluan. Penggunaan teknik isolasi DNA dengan kit dan
manual memiliki kelebihan dan kekurangan. Metode konvensional memiliki
kelebihan harga lebih murah dan digunakan secara luas sementara kekurangannya
membutuhkan waktu yang relatif lama dan hasil yang diperoleh tergantung jenis
sampel (Faatih, 2009).
Isolasi DNA dapat menggunakan Wizard Genomic
DNA Purification Kit atau Genomic DNA Mini Kit.Wizard Genomic DNA Purification
Kit dirancang untuk mengisolasi DNA dari leukosit , jaringan hewan dan tumbuhan,
yeast, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.

Prinsip isolasi DNA menggunakan Wizard Genomic DNA Purification Kit yaitu lisis,
ekstraksi,homogenisasi ,presipitasi protein, rehidrasi DNA.Lisis bertujuan untuk
menghancurkan dinding sel maupun membran sel. Ekstraksi bertujuan untuk
menghancurkan sel sehingga materi yang ada di dalam sel dapat keluar.
Homogenisasi bertujuan untuk mencampurkan zat. Homogenisasi biasanya
dilakukan setiap penambahan suatu zat. Teknik teknik homogensasi meliputi flicking,
thawing, inverting , dan vortexing. Presipitasi atau pengendapan bertujuan untuk
memisahkan supernatant dengan pellet. Rehidrasi DNA merupakan teknik
pemurnian DNA dengan cara mengeringkan atau menguapkan (Faatih, 2009).
Genomic DNA Mini Kit merupakan salah satu metode untuk pemurnian DNA dari
jaringan hewan dan serangga. Prinsip isolasi DNA menggunakan Genomic DNA
Mini Kit yaitu lisis, ekstraksi, dan presipitasi.Sama seperti prinsip Wizard Genomic
DNA Purification Kit, lisis bertujuan untuk menghancurkan dinding atau menbran sel.
Ekstraksi dilakukan agar sel hancur sehingga isi sel keluar. Presipitasi dilakukan
untuk menghasilkan supernatant dan pellet. Akan tetapi, dalam Genomic DNA Mini
Kit dibutuhkan GD column(Faatih, 2009). Perusakan dinding sel biasanya
menggunakan nitrogen cair yang memiliki suhu - 169˚C. Penggunakan nitrogen cair
ini dimaksudkan untuk membekukan sel, setelah sel beku lalu sel dirusak (digerus)
sampai benar benar halus dengan mortar agar dinding sel rusak. Lisis membran sel
yaitu proses untuk meluruhkan membran sel pada nukleus. Teknik ini umumnya
dilakukan menggunakan larutan deterjen kationik yaitu CTAB. Hal ini dikarenakan
waktu isolasi yang relatif cepat serta tahapan metode yang relatif lebih mudah. Bufer
CTAB merupakan detergen kationik yang dapat melisis membran sel dan mampu
mengendapkan polisakarida serta senyawa-senyawa fenolik (Faatih, 2009).
Penggunakan CTAB berfungsi untuk mengurangi kontaminan,mengurangi browning
dan untuk menjaga DNA agar tidak rusak. Komponen- komponen yang terkandung
dalam bufer CTAB adalah Tris-Cl, EDTA, NaCl, CTAB, PVP, dan merkaptoetanol.
Tris-Cl berfungsi untuk mendenaturasi protein. NaCl berfungsi sebagai bahan
penetral pada gula fosfat DNA. EDTA berfungsi sebagai penghancur sel dengan
cara mengikat ion magnesium yang diperlukan oleh sel untuk menjaga keutuhan
selubung sel secara keseluruhan. Larutan CTAB, PVP, dan merkaptoetanol
berfungsi untuk mendegradasi senyawa-senyawa metabolit sekunder sekaligus
mengurangibrowning akibat oksidasi (Lubis, 2013).
Pemurnian(purifikasi) DNA bertujuan untuk menghilangkan beberapakontaminan
seperti senyawa sekunder (fenol), polisakarida, RNA dan juga

protein. Pemurnian dari kontaminan protein dan RNA dilakukan menggunakan


senyawa kloroform isoamilalkohol, asam asetat, dan enzim RNAse. Senyawa
kloroform isoamilalkohol dan asam asetat berfungsi mendenaturasi protein
sedangkan enzim RNAse berfungsi melisiskan RNA dari ekstrak DNA tersebut.
Presipitasi (pemekatan) DNA dilakukan menggunakan isopropanol dingin yang
bertujuan agar DNA tersebut mengendap/mengumpul sekaligus memisahkannya
dari garam-garam mineral sisa CTAB. Pelet hasil presipitasi oleh isopropanol ini
dibersihkan menggunakan alkohol 70%. Pemurnian ini merupakan tahapan paling
penting dalam Isolasi DNA. Karena bila ada kontaminan selain DNA maka hasil
isolasi DNA yang dilakukan diangap gagal. Kontaminasi ini dapat
menurunkan kualitas DNA hasil isolasi dan mengakibatkan data yang didapat tidak
valid (Faatih, 2009).Reagent-reagent yang umum digunakan dalam teknik isolasi
DNA yaitu nitogen cair, polyvinyl pyrrolidone (PVP), bufer CTAB, mercaptoethanol,
CHISAM, isopropanol dingin, bufer Tris-EDTA (TE), RNAse, dan ethanol
70%. Sedangkan alat-alatnya adalah sebagai berikut, yaitu mortar dan pestle,
tabung nitrogen, tube eppendorf 1,5 ml atau 2 ml, mikropipet, oven, freezer, mesin
elektrofotometer, mesin spektrofotometer, mesin sentrifuse, pipet tip
1000 µl dan 20 µl (Faatih,2009)

Gambar 2.Tahapan Isolasi DNA

Tahap pertama dalam isolasi DNA adalah proses perusakan atau penghancuran
membran dan dinding sel. Pemecahan sel (lisis)merupakan tahapan dari awal isolasi
DNA yang bertujuan untuk mengeluarkan isi sel.Tahap penghancuran sel atau
jaringan memiliki beberapa cara yakni dengancara fisik seperti menggerus sampel
dengan menggunakan mortar dan pestle dalam nitrogen cair atau dengan
menggunakan metode freezing-thawing dan iradiasi. Cara lain yakni dengan
menggunakan kimiawi maupun enzimatik.Penghancuran dengan menggunakan
kimiawi seperti penggunaan detergenyang dapat melarutkan lipid pada membran sel
sehingga terjadi destabilisasi membran sel. Sementara cara enzimatik seperti
menggunakan proteinase K seperti untuk melisiskan membran pada sel darah serta
mendegradasi protein globular maupun rantai polipeptida dalam komponen sel
(Lubis, 2013).Pada proses lisis dengan menggunakan detergen, sering digunakan
Sodium Dodecyl Sulphate (SDS) sebagai tahap pelisisan membran sel.Detergen
tersebut selain berperan dalam melisiskan membran sel juga dapat berperan dalam
mengurangi aktivitas enzim nuklease yang merupakan enzim pendegradasi DNA.
Selain digunakan SDS, detergen yang lain seperti Cetyl Trimethylammonium
Bromide(CTAB) juga sering dipakai untuk melisiskanmembran sel pada isolasi DNA
tumbuhan. Parameter keberhasilan dalam penggunaan CTAB bergantung pada
beberapa hal. Pertama, Konsentrasi NaCl harus di atas 1.0 M untuk mencegah
terbentuknya kompleks CTAB-DNA. Karena jumlah air dalam pelet sel sulit
diprediksi, maka penggunaan CTAB sebagai pemecah larutan harus dengan NaCl
dengan konsentrasiminimal 1.4 M (Lubis, 2013).
Kedua, ekstrak dan larutan sel yang mengandung CTAB harus disimpan pada suhu
ruang karena kompleks CTAB-DNA bersifat insoluble pada suhu di bawah 15°C.
Ketiga, penggunaan CTAB dengan kemurnian yang baik akan menentukan
kemurnian DNA yang didapatkan dan dengan sedikit sekali kontaminasi
polisakarida. Setelah ditambahkan CTAB, sampel diinkubasikan pada suhu kamar.
Tujuan inkubasi ini adalah untuk mencegah pengendapan CTAB karena CTAB akan
mengendap pada suhu 15°C. Karena efektivitasnya dalam menghilangkan
polisakarida, CTAB banyak digunakan untuk purifikasi DNA pada sel yang
mengandung banyak polisakarida seperti terdapat pada sel tanaman dan bakteri
gram negatif seperti Pseudomonas,Agrobacterium, dan Rhizobium (Lubis, 2013).
Dalam penggunaan buffer CTAB seringkali ditambahkan reagen-reagen lain seperti
NaCl, EDTA, Tris-HCl, dan 2-mercaptoethanol. NaCl berfungsi untuk menghilangkan
polisakarida sementara 2-mercaptoethanol befungsi untuk menghilangkan
kandungan senyawa polifenol dalam sel tumbuhan. 2-mercaptoethanol dapat
menghilangkan polifenol dalam sel tanaman dengan cara membentuk ikatan
hidrogen dengan senyawa polifenol yang kemudian akan terpisah dengan DNA.
Senyawa polifenol perlu dihilangkan agar diperoleh kualitas DNA yang baik.
Polifenol juga dapat menghambat reaksi dari enzim Taq polimerase pada saat
dilakukan amplifikasi . Di samping itu polifenol akan mengurangi hasil ektraksi DNA
serta mengurangi tingkat kemurnian DNA. Penggunaan 2-mercaptoethanol dengan
pemanasan juga
dapat mendenaturasi protein yang mengkontaminasi DNA (Lubis, 2013).Konsentrasi
dan pH dari buffer yang digunakan harus berada dalam rentang pH 5 sampai 12.
Larutan buffer dengan pH rendah akan mengkibatkan depurifikasi dan
mengakibatkan DNA terdistribusi ke fase fenol selama proses
deproteinisasi.Sedangkan pH larutan yang tinggi di atas 12 akan mengakibatkan
pemisahan untai ganda DNA. Fungsi larutan buffer adalah untuk menjaga struktur
DNA selama proses penghancuran dan purifikasi sehingga memudahkan dalam
menghilangkan protein dan RNA serta mencegah aktivitas enzim pendegradasi DNA
dan mencegah perubahan pada molekul DNA. Untuk mengoptimalkan fungsi larutan
buffer,dibutuhkan konsentrasi, pH, kekuatan ion, dan penambahan inhibitor DNAase
dan detergen (Lubis, 2013).
Pada tahapan ekstraksi DNA, seringkali digunakan chelating agent seperti
Ethylenediamine Tetraacetic Acid (EDTA) yang berperan menginaktivasi enzim
DNase yang dapat mendenaturasi DNA yang diisolasi, EDTA menginaktivasi enzim
nuklease dengan cara mengikat ion magnesium dan kalsium yang dibutuhkan
sebagai kofaktor enzim DNAse. DNA yang telah diekstraksi dari dalam sel
selanjutnya perlu dipisahkan dari kontaminan komponen penyusun sel lainnya
seperti polisakarida dan protein agar DNA yang didapatkan memiliki kemurnian yang
tinggi. Fenol seringkali digunakan sebagai pendenaturasi protein, ekstraksi dengan
menggunakan fenol menyebabkan protein kehilangan kelarutannya dan mengalami
presipitasi yang selanjutnya dapat dipisahkan dari DNA melalui sentrifugasi
(Lubis,2013).Setelahsentrifugasi akan terbentuk 2 fase yang terpisah yakni fase
organik pada lapisan bawah dan fase aquoeus (air) pada lapisan atas sedangkan
DNA dan RNA akan berada pada fase aquoeus setelah sentrifugasi sedangkan
protein yang terdenaturasi akan berada pada interfase dan lipid akan berada pada
fase organic. Selain fenol, dapat pula digunakan campuran fenol dan kloroform atau
campuran fenol, kloroform, dan isoamil alkohol untuk mendenaturasi protein. Ekstrak
DNA yang didapat seringkali juga terkontaminasi oleh RNA sehingga RNA dapat
dipisahkan dari DNA ekstrak dengan cara pemberian RNAse (Lubis, 2013)

D.Metode Isolasi DNA

o Teknik Random Amplified Polymorphic DNA (RAPD.Teknik pengujian


polimorfisme DNA berdasarkan pada amplifikasi dari segmen-segmen DNA
acak yang menggunakan primer tunggal yang sekuen nukleotidanya
ditentukan secara acak. Primer tunggal ini biasanya berukuran 10 basa. PCR
dilakukan pada suhu anealing yang rendah yang memungkinkan primer
menempel pada beberapa lokus pada DNA.Aturan sederhana untuk primer
adalah terdiri atas 18-28 susunan basadengan persentase G+C 50-60%
(Rosana, 2014).
o Metode CTAB
Menghasilkan pita DNA yang berukuran tebal dan dapat memisahkan DNA
dari polisakarida karena adanya perbedaan karakteristik kelarutan
(differensial of solubility). Di samping diperoleh fragmen DNA, dengan metode
CTAB juga akan diperoleh RNA dengan pita tipis yang terletak jauh berada di
bawah pita DNA. Keberadaan pita RNA tergantung bahan yang diekstraksi
(Rosana, 2014).
o Phenol:Chloroform
Mengunakan senyawa Phenol-choloroform-isoamyl alcohol, Metode standard
untuk ekstraksi DNA, Akhir-akhir ini ditinggalkan, karena sifattoksik phenol
(Rosana, 2014).
o Salting Out
Menggunakan garam konsentrasi tinggi (NaCl 6 M), untuk medenaturisasi
protein menggunakan Proteinase K untuk denaturasi protein (Rosana, 2014).
o Guanidine Isothiocyanate
Metode ini lebih cepat dibanding dua metode sebelumnya,Thiocyanate
bersifat toksik, untuk lisis dinding sel, memerlukan chloroform untukdenaturasi
protein (Rosana, 2014).
o Silica Gel
Silica gel dapat mengikat DNA dengan perantaraan garam/buffer tertentu
(NaI), Cepat, tetapi recovery DNA kurang (Rosana, 2014).
o PCR (Polymerase Chain Reaction)
Merupakan suatu teknik perbanyakan (amplifikasi) potongan DNA secara in
vitro pada daerah spesifik yang dibatasi oleh dua buah primer oligonukleotida.
Primer yang digunakan sebagai pembatas daerah yang diperbanyak adalah
DNA untai tunggal yang urutannya komplemen dengan DNA templatnya.
Proses tersebut mirip dengan proses replikasi DNA secara in vivo yang
bersifat semi konservatif (Rosana, 2014).
Gambar.2 Isolasi DNA

E. Isolasi DNA dengan Teknik PCR


Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu
supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Presipitasi merupakan
langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari campuran.
Polymerase Chain Reacton (PCR) adalah suatu teknik sintesis dan amplifikasi DNA
secara in vitro. Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh Karry Mullis pada tahun
1985. Teknik PCR dapat digunakan untuk mengamplifikasi segmen DNA (Faatih,
2009).Pengukuran secara kualitas, dilakukan pengecekan hasil isolasi DNA pada gel
agarose, horizontal elektroforesis. Sebanvak 4 ml DNA sampel dan 1 ml loading dye
di-running dalam tangki elektroforesis agarose 1% pada 100 volt selama 30 menit.
Gel hasil elektroforesis kemudian direndam dalam larutan ethidium bromide selama
10 menit. Kemudian pola pita yang dihasilkan dilihat di bawah UV transilluminator
dan difoto dengan kamera Polaroid MP4. Jika muncul pita berarti DNA hasil isolasi
siap untuk digunakan sebagai template untuk PCR (Faatih, 2009).
1.Komponen PCR
Komponen- komponen yang diperlukan pada proses PCR adalah templat DNA;
sepasang primer, yaitu suatu oligonukleotida pendek yang mempunyai urutan
nukleotida yang komplementer dengan urutan nukleotida DNA templat; dNTPs
(Deoxynucleotide triphosphates); buffer PCR; magnesium klorida (MgCl2) dan enzim
polimerase DNA (Faatih,2009).
 Templat DNA
Fungsi DNA templat di dalam proses PCR adalah sebagai cetakan untuk
pembentukan molekul DNA baru yang sama. Templat DNA ini dapat berupa
DNA kromosom, DNA plasmid ataupun fragmen DNA apapun asal di dalam
DNA templat tersebut mengandung fragmen DNA target yang dituju.
Penyiapan DNA templat untuk proses PCR dapat dilakukan dengan
menggunakan metode lisis sel ataupun dengan cara melakukan isolasi DNA
kromosom atau DNA plasmid dengan menggunakan metode standar yang
ada. Pemilihan metode yang digunakan di dalam penyiapan DNA templat
tergantung dari tujuan eksperimen (Faatih, 2009).
 Primer
Keberhasilan suatu proses PCR sangat tergantung dari primer
yangdigunakan. Di dalam proses PCR, primer berfungsi sebagai pembatas
fragmen DNA target yang akan diamplifikasi dansekaligus menyediakan
gugus hidroksi (-OH) pada ujung 3’ yang diperlukan untuk proses eksistensi
DNA.Perancangan primer dapat dilakukan berdasarkan urutan DNA yang
telah diketahui ataupun dari urutan protein yang dituju. Data urutan DNA atau
protein bisa didapatkan dari database GenBank. Apabila urutan DNA maupun
urutan protein yang dituju belum diketahui maka perancangan primer dapat
didasarkan pada hasil analisis homologi dari urutan DNA atau protein yang
telah diketahui mempunyai hubungan kekerabatan yang terdekat (Faatih,
2009).
 dNTPs (Deoxynucleotide Triphosphates)
dNTPs merupakan suatu campuran yang terdiri atas dATP (deoksiadenosin
trifosfat), dTTP (deoksitimidin trifosfat) , dCTP (deoksisitidin trifosfat) dan
dGTP (deoksiguanosin trifosfat). Dalam proses PCR dNTPs bertindak
sebagai building block DNA yang diperlukan dalam proses ekstensi DNA.
dNTP akan menempel pada gugus -OH pada ujung 3’ dari primer membentuk
untai baru yang komplementer dengan untai DNA templat. Konsentrasi
optimal dNTPs untuk proses PCR harus ditentukan (Fatih, 2009).

B.RNA

Isolasi RNA dalam biologi molekuler memiliki peran yang sangat penting karena
RNA adalah salah satu molekul kunci dalam ekspresi gen dan regulasi genetik.
Berikut adalah penjelasan yang lebih mendalam tentang pentingnya isolasi RNA
dalam konteks biologi molekuler:
 Studi ekspresi gen : RNA adalah penghubung antara informasi genetik dalam
DNA dan protein yang dihasilkan. Isolasi RNA memungkinkan ilmuwan untuk
memahami bagaimana gen diaktifkan atau dinonaktifkan pada tingkat
transkripsi. Ini penting dalam memahami bagaimana organisme menghasilkan
protein yang diperlukan untuk fungsi normal mereka.
 Penelitian Genetik : Dalam penelitian genetik, isolasi RNA memungkinkan
identifikasi mutasi genetik dan perubahan ekspresi gen yang mungkin terkait
dengan penyakit atau fenotipe khusus. Ini dapat membantu dalam
pemahaman penyebab penyakit dan pengembangan terapi yang ditargetkan.
 Analisis Ekspresi Gen : RNA adalah cermin dari aktivitas genetik suatu sel
atau organisme pada suatu waktu tertentu. Dengan mengisolasi RNA dari
berbagai kondisi atau jenis sel, ilmuwan dapat melakukan analisis ekspresi
gen untuk mengidentifikasi gen yang aktif, yang tidak aktif, atau yang berubah
dalam respons terhadap perubahan lingkungan.
 Terapi Gen : RNA dapat digunakan dalam berbagai terapi gen, seperti terapi
antisense dan terapi RNAi. Isolasi RNA adalah langkah awal dalam
pengembangan dan penggunaan terapi ini untuk mengatur ekspresi gen
secara khusus.
 Pengembangan Vaksin dan terapi : Dalam pengembangan vaksin dan terapi,
isolasi RNA dari patogen seperti virus memungkinkan untuk memahami
struktur genetik mereka dan merancang vaksin atau terapi yang sesuai.
 Studi Mikrobiom : Dalam penelitian mikrobiom, isolasi RNA dari
mikroorganisme dalam tubuh manusia atau lingkungan membantu memahami
komposisi mikrobiom dan bagaimana mereka berinteraksi dengan tubuh atau
lingkungan tersebut.
 Analisis RNA-seq : RNA-Seq adalah teknik yang populer dalam biologi
molekuler yang menggunakan RNA yang diisolasi untuk mengidentifikasi dan
mengukur tingkat ekspresi semua gen dalam genom. Ini memberikan
wawasan mendalam tentang bagaimana gen berperilaku dalam berbagai
kondisi.
 Pemahaman proses seluler : RNA adalah komponen utama dalam berbagai
proses seluler seperti translasi protein, regulasi genetik, dan respons seluler
terhadap stimulus. Isolasi RNA membantu dalam memahami bagaimana
proses-proses ini bekerja.
 Pengembangan Obat : Dalam penemuan obat, isolasi RNA memungkinkan
identifikasi target obat yang mungkin, seperti molekul RNA yang terlibat dalam
regulasi penyakit.
 Diagnostik Molekuler : RNA sering digunakan dalam diagnostik molekuler
untuk mendeteksi penyakit infeksius atau mutasi genetik.
Secara keseluruhan, isolasi RNA adalah langkah kunci dalam banyak penelitian
biologi molekuler dan aplikasi klinis karena RNA adalah elemen penting dalam
ekspresi gen, regulasi, dan fungsi seluler. Dengan memahami RNA, ilmuwan dapat
merinci proses-proses yang mendasari kehidupan dan penyakit, dan
mengembangkan terapi serta aplikasi teknologi berbasis genetika yang inovatif.

Struktur RNA

Struktur RNA adalah salah satu aspek paling penting dalam biologi molekuler
karena RNA memainkan peran utama dalam ekspresi gen dan berbagai proses
biologis lainnya. Berikut ini adalah penjelasan yang lebih mendalam tentang struktur
RNA:
1.Ruang lingkup RNA
 RNA adalah asam nukleat seperti DNA, tetapi dengan beberapa perbedaan
penting. RNA terdiri dari rantai tunggal nukleotida, sedangkan DNA terdiri dari
dua rantai nukleotida yang berikatan bersama dalam struktur heliks ganda.
2.Nukleotida RNA
 RNA terdiri dari nukleotida yang memiliki tiga komponen utama:
o Basa Nitorgen: RNA menggunakan empat basa nitrogen yang sama
seperti DNA, yaitu adenin (A), sitosin (C), guanin (G), dan urasil (U).
Urasil menggantikan timin yang ada di DNA.
o Gula ribosa:Gula ribosa memiliki lima atom karbon dan merupakan
bagian penting dari struktur nukleotida RNA.
o Gugus fosfat :: Gugus fosfat menghubungkan nukleotida satu sama
lain dalam rantai RNA.
3.Rantai tunggal
 RNA memiliki struktur rantai tunggal, yang berarti nukleotida-nukleotida
dihubungkan dalam urutan yang linear. Ini berbeda dengan DNA yang
memiliki dua rantai yang berikatan bersama.
4.Transkip DNA
 RNA dibuat dalam proses yang disebut transkripsi, di mana molekul RNA
disalin dari molekul DNA yang sesuai. RNA ini disebut mRNA (messenger
RNA) dan membawa informasi genetik dari DNA ke ribosom tempat sintesis
protein terjadi.
5.Berbagai jenis RNA
 Selain mRNA, ada beberapa jenis RNA lainnya:
o tRNA ( transfer RNA ) tRNA berfungsi sebagai pembawa asam amino
ke ribosom selama sintesis protein
o rRNA(ribosomal RNA ) rRNA merupakan komponen struktural utama
ribosom, tempat sintesis protein terjadi
o snRNA(small nucleae RNA) snRNA terlibat dalam proses pemrosesan
RNA dalam nukleus sel.
o siRNA(small interfering) siRNA terlibat dalam regulasi ekspresi gen
dan RNAi (interferensi RNA).
o miRNA(microRNA) miRNA juga berperan dalam regulasi ekspresi gen
dengan cara menargetkan mRNA untuk degradasi atau inhibisi
translasi.
6.Struktur sekunder RNA
 RNA dapat membentuk struktur sekunder, seperti ikatan basa antara
nukleotida-nukleotida yang berdekatan. Ini menciptakan lipatan atau struktur
tiga dimensi yang penting untuk fungsi RNA. Contohnya adalah hairpin loops
dan stem-loop structures yang umum dalam RNA.
7.Interaksi RNA-Protein
 RNA sering berinteraksi dengan protein dalam sel untuk membentuk
ribonukleoprotein (RNP) kompleks. Ini penting dalam berbagai proses
biologis, termasuk translasi protein dan pemrosesan RNA.
8.Regulasi genetik
 RNA juga berperan dalam regulasi ekspresi gen dengan cara seperti RNAi
(interferensi RNA) dan miRNA, di mana molekul RNA kecil dapat mengontrol
apakah mRNA akan diuraikan atau diizinkan untuk mentranslasi protein.
9.Pentingnya RNA dalam biologi molekuler
RNA adalah penghubung utama antara informasi genetik dalam DNA dan produksi
protein dalam sel. Tanpa RNA, sintesis protein dan banyak proses seluler penting
tidak akan terjadi.
Secara keseluruhan, struktur RNA yang unik dan beragam sangat penting dalam
biologi molekuler karena memungkinkan ekspresi gen, regulasi, dan fungsi seluler
yang kompleks. RNA adalah komponen vital dalam kehidupan sel dan organisme.

Metode isolasi RNA


Isolasi RNA adalah langkah penting dalam penelitian biologi molekuler karena RNA
adalah molekul kunci dalam ekspresi gen. Berikut adalah penjelasan rinci tentang
beberapa metode isolasi RNA yang umum digunakan:
1.metode fenol kloroform
 Prinsip :: Metode ini didasarkan pada perbedaan kelarutan RNA dalam fase
air dan fase organik (fenol-kloroform).
 Langkah-langkah Utama
o Penghancuran Sel: Sampel sel atau jaringan dihancurkan untuk
mengeluarkan RNA.
o Pelarutan RNA: RNA larut dalam larutan fenol-kloroform.
o Sentrifugasi: Campuran dipisahkan dengan sentrifugasi, memisahkan
fase air yang mengandung RNA dari fase organik.
o Presipitasi RNA: RNA kemudian dipresipitasi dengan alkohol, biasanya
etanol, dan diambil.
2.Metode kolom filtrasi
 Prinsip: Metode ini menggunakan kolom yang mengandung resin atau
membran khusus yang menahan RNA sementara memungkinkan komponen
lain untuk melewati.
 Langkah utama:
o Sampel dimasukkan ke dalam kolom.
o RNA menempel pada resin atau membran sementara kontaminan lain
dihapus.
o RNA kemudian elusi dengan larutan tertentu dari kolom.
3.Metode filtrasi berbasis magnetik
 PrinsipMagnetik beads yang dilapisi dengan bahan khusus digunakan untuk
menangkap RNA.
 Langkah langkah utama
o Beads RNA binding ditambahkan ke dalam sampel.
o RNA berikatan dengan beads dan dapat ditarik menggunakan magnet.
o RNA dilepaskan dari beads dan diambil setelah pemisahan
menggunakan larutan tertentu.
4.Metode trizol(metode Reagen)
 Prinsip : Metode ini menggunakan reagen Trizol untuk menghancurkan sel
dan mengisolasi RNA.
 Langkah langkah utama
o Sampel sel dihancurkan dengan Trizol.
o RNA diperoleh dengan mengendapkan RNA dalam alkohol dan dicuci.
o RNA akhirnya larut dalam air atau larutan TE (Tris-EDTA).
5.Metode komersial berbasis kit
 Prinsip : Kit komersial tersedia yang mengandung semua reagen dan instruksi
yang diperlukan untuk isolasi RNA.
 Langkah langkah utama :
o Sampel dimasukkan ke dalam kolom, cangkir, atau tube yang
disediakan.
o RNA diikat pada resin atau beads yang sudah tersedia dalam kit.
o RNA kemudian elusi sesuai petunjuk kit.

6.Metode isolasi RNA mikrofluids


 Prinsip:Teknologi mikrofluida digunakan untuk mengotomatisasi proses isolasi
RNA dalam skala mikro.
 Keunggulan Memungkinkan isolasi RNA yang cepat, akurat, dan dalam skala
tinggi, cocok untuk penelitian berbasis tinggi.
7.Metode seleksi RNA spesifik
 Prinsip : Antibodi yang spesifik terhadap RNA tertentu digunakan untuk
mengekstraksi RNA yang terkait dengan antigen yang diinginkan.
 Aplikasi : Berguna untuk isolasi RNA yang terkait dengan protein tertentu atau
RNA virus.

Pemilihan metode isolasi RNA tergantung pada jenis sampel (sel, jaringan, atau
cairan), kecepatan yang diperlukan, dan tingkat kemurnian yang diinginkan. Setiap
metode memiliki kelebihan dan kelemahannya sendiri, dan pemahaman yang baik
tentang prinsip-prinsip dasar di balik masing-masing metode penting untuk
menghasilkan RNA yang berkualitas tinggi untuk penelitian biologi molekuler.

Sampel dan pemrosesan

Isolasi RNA dimulai dengan sampel biologis yang mengandung RNA, seperti sel,
jaringan, atau cairan biologis. Proses pemrosesan selanjutnya dirancang untuk
menghancurkan sel dan memisahkan RNA dari komponen seluler lainnya. Berikut ini
penjelasan lebih rinci tentang sampel dan pemrosesan dalam isolasi RNA:

1.sampel biologis
 Sel: Isolasi RNA dari sel kultur atau sel-sel dalam jaringan.
 Jaringan:Pengambilan jaringan seperti hati, otot, atau otak untuk isolasi RNA.
 Cairan biologis:Contohnya adalah darah, urin, air liur, air mata, atau cairan
serebrospinal.
2Homogenisasi sampel
 Sampel biologis pertama-tama harus dihancurkan atau dihomogenisasi untuk
mengeluarkan RNA. Ini dapat dilakukan dengan beberapa cara:
o Homogenisasi mekanis:: Menggunakan alat seperti homogenizer atau
mortar dan pestle untuk meremukkan sel atau jaringan.
o Homogenisasi kimia:Penggunaan deterjen atau reagen lisis untuk
memecah membran sel.
o Homogenisasi cyrogenic:Penghancuran sampel dengan cara
pembekuan dalam nitrogen cair dan kemudian menggilingnya menjadi
bubuk.
3.Pelarutan RNA
 Setelah sampel dihancurkan, RNA harus dilarutkan dalam larutan yang
sesuai. Ini melibatkan penggunaan reagen yang menghancurkan membran
sel dan menjaga RNA dalam bentuk yang stabil.
 Trizol (phenol-guanidine isothiocyanate) adalah salah satu reagen yang
sering digunakan untuk pelarutan RNA.
4.Penggunaan RNase inhibitor
 RNase adalah enzim yang dapat menghancurkan RNA. Untuk melindungi
RNA dari degradasi oleh RNase yang mungkin ada dalam sampel atau
lingkungan, seringkali digunakan RNase inhibitor dalam proses ini.
5.Sentrifugasi
 Setelah RNA dilarutkan, sampel biasanya disentrifugasi untuk menghilangkan
sisa debris seluler, protein, dan lipid. RNA akan tetap dalam supernatan
(lapisan cairan di atas endapan).
6.Presitipasi RNA
 RNA kemudian dipresipitasi dari supernatan dengan menambahkan alkohol,
biasanya etanol. Ini mengakibatkan RNA menggumpal dan dapat diambil
dengan hati-hati
7.Pembersihan dan pemurnian
 RNA yang telah dipresipitasi kemungkinan masih mengandung kontaminan
seperti garam atau protein. Oleh karena itu, proses pembersihan atau
pemurnian tambahan mungkin diperlukan menggunakan metode seperti
kolom filtrasi atau reagen tambahan.
8.Pengukuran kualitas dan Kuantitas RNA
 Setelah isolasi selesai, kualitas dan kuantitas RNA harus diukur. Ini sering
dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer UV untuk mengukur
absorbansi pada panjang gelombang 260 nm. Selain itu, elektroforesis
agarosa juga dapat digunakan untuk memeriksa integritas RNA
9.Penyimpanan RNA
 RNA yang berhasil diisolasi harus disimpan dalam kondisi yang sesuai
dengan suhu rendah, biasanya pada -80°C, untuk mencegah degradasi RNA.
Proses isolasi RNA adalah langkah kunci dalam penelitian biologi molekuler, dan
ketelitian dalam pemrosesan sampel sangat penting untuk mendapatkan RNA yang
berkualitas tinggi untuk analisis berikutnya seperti PCR, RT-PCR, atau analisis RNA-
Seq. Pemilihan metode isolasi yang sesuai dan penerapan teknik pemrosesan yang
tepat juga dapat memengaruhi hasil isolasi RNA.

Proses Isolasi RNA

Proses isolasi RNA adalah serangkaian langkah laboratorium yang dirancang untuk
mengambil RNA dari sampel biologis seperti sel, jaringan, atau cairan biologis.
Berikut ini adalah langkah-langkah rinci dari proses isolasi RNA.
1.Persiapan bahan dan peralatan
 Kumpulkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan, termasuk sampel
biologis, reagen, tabung, mikropipet, sentrifuge, dan instrumen lainnya.
 Pastikan semua peralatan dan tabung bebas dari RNase, yang dapat
menghancurkan RNA.
2.Homogenisasi Sampel
 Jika Anda bekerja dengan jaringan atau sel, mulailah dengan menghancurkan
atau menghomogenisasi sampel tersebut. Ini dapat dilakukan dengan
berbagai cara, seperti menggiling sampel dalam nitrogen cair atau
menggunakan homogenizer mekanis.
 Tujuan utama adalah memecah membran sel untuk mengakses RNA di
dalamnya.
3.Pelarutan RNA
 Tambahkan reagen yang sesuai untuk melarutkan RNA dan melindunginya
dari degradasi. Trizol atau fenol-kloroform sering digunakan untuk tujuan ini.
 Campur sampel secara merata dengan reagen pelarut dan biarkan reaksi
berlangsung.
4.sentrifugasi
 Sentrifugasi sampel untuk memisahkan komponen seluler. Ini menghasilkan
tiga lapisan: lapisan organik (fenol atau kloroform), lapisan antarmuka, dan
lapisan air yang mengandung RNA.
 Pemisahan lapisan-lapisan ini memungkinkan Anda untuk mengambil lapisan
air yang mengandung RNA.
5.Presitipasi RNA
 RNA dalam lapisan air harus dipisahkan dari komponen lainnya. Ini dilakukan
dengan menambahkan alkohol (biasanya etanol) ke lapisan air. Ini
mengakibatkan RNA menggumpal.
 RNA yang menggumpal kemudian dapat diambil dengan hati-hati, biasanya
dengan menggunakan pipet.
6.Pembersihan dan pemurnian opsional
 Terkadang, isolat RNA masih mengandung kontaminan seperti garam atau
protein. Untuk menghilangkan kontaminan ini, Anda dapat melakukan
langkah-langkah tambahan seperti pembersihan dengan kolom filtrasi atau
digelarnya proses ekstraksi RNA secara terpisah menggunakan berbagai
reagen.
7.Pengukuran kualitas dan Kuantitas RNA
 Ukur kualitas dan kuantitas RNA yang telah diisolasi. Pengukuran biasanya
dilakukan dengan spektrofotometer UV yang mengukur absorbansi RNA pada
panjang gelombang 260 nm.
 Anda juga dapat menggunakan elektroforesis agarosa untuk memeriksa
integritas RNA dan memastikan bahwa RNA tidak mengalami degradasi.
8.Penyimpanan RNA
 RNA yang telah diisolasi harus disimpan dalam kondisi yang sesuai pada
suhu rendah, biasanya pada -80°C. Penggunaan tambahan reagen seperti
RNase inhibitor dapat membantu melindungi RNA dari degradasi selama
penyimpanan.

Proses isolasi RNA adalah langkah penting dalam berbagai aplikasi di bidang biologi
molekuler, termasuk analisis ekspresi gen, studi regulasi genetik, pengembangan
obat, dan diagnostik. Ketelitian dan kebersihan selama proses ini penting untuk
mendapatkan RNA yang berkualitas tinggi yang dapat diandalkan untuk analisis
berikutnya.

Kualitas dan Kuantitas RNA

Kualitas dan kuantitas RNA adalah dua aspek penting dalam analisis biologi
molekuler. Memastikan RNA yang diisolasi memiliki kualitas dan kuantitas yang baik
sangat penting untuk keberhasilan eksperimen berikutnya. Berikut adalah
penjelasan lebih rinci tentang kedua aspek ini:
Kualitas RNA
Kualitas RNA mengacu pada sejauh mana RNA yang diisolasi dari sampel biologis
tetap utuh dan tidak mengalami degradasi. RNA yang berkualitas baik memiliki
struktur molekuler yang utuh dan tidak terfragmentasi. Beberapa metode yang
digunakan untuk mengukur kualitas RNA adalah:
1. Spektrofotometri UV:Pengukuran absorbansi RNA pada panjang gelombang
260 nm (A260) dapat memberikan perkiraan awal tentang kualitas RNA. Nilai
A260/A280 yang mendekati 2,0 menunjukkan RNA yang murni. Namun, nilai
A260/A230 juga harus diperhatikan, dan nilai yang tinggi mungkin
menunjukkan adanya kontaminan seperti garam.
2. Analisis Elektroforesis agarosa : RNA dapat dianalisis menggunakan
elektroforesis agarosa. RNA yang berkualitas baik akan menunjukkan pita
tunggal yang tajam di gel, sedangkan RNA yang terdegradasi akan memiliki
pita-pita yang terfragmentasi.
3. Analisis RNA-seq Jika Anda memiliki akses ke sequencer RNA, analisis RNA-
Seq dapat memberikan wawasan mendalam tentang integritas RNA. Ini
mengidentifikasi fragmentasi RNA dan dapat digunakan untuk menilai kualitas
sampel RNA.

Kuantitas RNA

Kuantitas RNA mengacu pada jumlah RNA yang berhasil diisolasi dari sampel
biologis. Kuantitas yang tepat penting untuk memastikan bahwa Anda memiliki
cukup RNA untuk analisis berikutnya. Beberapa metode yang digunakan untuk
mengukur kuantitas RNA adalah:
1. Spektrofotometer UV digunakan untuk mengukur konsentrasi RNA
berdasarkan absorbansi pada panjang gelombang 260 nm (A260). Nilai A260
yang tinggi menunjukkan konsentrasi RNA yang tinggi.
2. Pemisahan RNA dalam agarosa dalam elektroforesis agarosa, Anda dapat
menggunakan standar RNA yang diketahui konsentrasinya untuk
membandingkan intensitas pita RNA dalam sampel Anda. Ini memberikan
perkiraan kuantitatif kasar.
3. Qubit atau floumeter RNA Instrumen seperti Qubit atau fluorometer RNA
dirancang khusus untuk mengukur kuantitas RNA dengan akurasi yang lebih
baik daripada spektrofotometer UV.

Penting untuk memperhatikan bahwa kuantitas RNA yang tepat tergantung pada
kebutuhan eksperimen Anda. Berbagai aplikasi memerlukan jumlah RNA yang
berbeda. Pastikan untuk mengukur kuantitas RNA sebelum melanjutkan ke langkah
berikutnya dalam analisis Anda dan mengingat bahwa kualitas dan kuantitas yang
baik sama-sama penting untuk hasil yang dapat diandalkan. Jika RNA tidak
mencukupi atau terdegradasi, ini dapat memengaruhi interpretasi hasil eksperimen
Anda.

Aplikasi Isolasi RNA

Isolasi RNA adalah langkah awal yang penting dalam berbagai aplikasi biologi
molekuler dan genetika. Berikut adalah beberapa aplikasi utama isolasi RNA dalam
penelitian dan diagnostik:
1. Analisis ekspresi gen
 Isolasi RNA digunakan untuk memahami bagaimana gen tertentu
diekspresikan dalam sel atau jaringan. RNA yang diisolasi dapat
digunakan untuk analisis RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase
Chain Reaction) untuk mengukur tingkat ekspresi gen tertentu.
 RNA-Seq adalah teknik yang menggunakan RNA untuk
mengidentifikasi dan mengukur tingkat ekspresi semua gen dalam
genom. Ini memberikan wawasan mendalam tentang aktivitas genetik
dalam sampel biologis.
2.Penelitian Genetik
 Isolasi RNA memungkinkan identifikasi mutasi genetik dan perubahan
ekspresi gen yang mungkin terkait dengan penyakit atau fenotipe khusus.
Ini penting dalam pemahaman penyebab penyakit dan pengembangan
terapi yang ditargetkan
3.Terapi Gen
 RNA yang diisolasi dapat digunakan dalam berbagai terapi gen, seperti
terapi antisense dan terapi RNAi. Terapi ini memanfaatkan RNA untuk
mengatur ekspresi gen secara khusus dan dapat digunakan dalam
pengobatan penyakit genetik atau kanker.
4.Studi Regulasi genetik
 RNA memainkan peran penting dalam regulasi genetik. Isolasi RNA
memungkinkan penelitian tentang bagaimana molekul RNA seperti miRNA
(microRNA) memengaruhi ekspresi genetik
5.Pengembangan Vaksin dan terapi
 Dalam pengembangan vaksin dan terapi, isolasi RNA dari patogen seperti
virus memungkinkan untuk memahami struktur genetik mereka dan
merancang vaksin atau terapi yang sesuai.
6.Penelitian Mikrobiom
 Isolasi RNA dari mikroorganisme dalam tubuh manusia atau lingkungan
membantu memahami komposisi mikrobiom dan bagaimana mereka
berinteraksi dengan tubuh atau lingkungan tersebut.
7.Analisis Diagnostik
 Isolasi RNA digunakan dalam diagnostik molekuler untuk mendeteksi
penyakit infeksius atau mutasi genetik. Contoh termasuk uji PCR untuk
deteksi virus atau penyakit genetik.
8.Studi evolusi dan Filogenetik
 RNA ribosom digunakan dalam studi evolusi dan filogenetik untuk
memahami hubungan antara organisme berbeda melalui analisis sekuen
RNA ribosom (rRNA).
9.Penelitian Dalam bidang kanker
 Dalam studi kanker, isolasi RNA memungkinkan identifikasi gen yang
diekspresikan secara berlebihan atau tereduksi yang dapat menjadi target
terapi kanker.
10.Analisis fungsi RNA Non koding
 RNA yang tidak mengkodekan protein, seperti lncRNA (long non-coding
RNA) atau circRNA (circular RNA), sedang dipelajari untuk memahami
perannya dalam regulasi genetik dan penyakit. Isolasi RNA mendukung
penelitian ini.
11.Penelitian dalam Neurosains
 Isolasi RNA digunakan untuk memahami ekspresi gen dalam otak dan
sistem saraf, membantu pemahaman tentang perkembangan otak dan
gangguan neurologis.
Aplikasi isolasi RNA sangat luas dan memainkan peran kunci dalam banyak aspek
penelitian biologi molekuler, diagnostik medis, dan pengembangan terapi. Dengan
pemahaman yang baik tentang isolasi RNA dan penggunaan teknik analisis yang
tepat, peneliti dapat memperoleh wawasan yang berharga tentang genetika dan
biologi sel.

Tantangan Dalam isolasi RNA

Isolasi RNA adalah proses yang penting, tetapi juga dapat menjadi tantangan dalam
laboratorium karena beberapa faktor yang dapat memengaruhi hasil isolasi. Berikut
adalah beberapa tantangan umum dalam isolasi RNA:
 Kontaminasi Rnase : RNase adalah enzim yang menghancurkan RNA.
Kehadiran bahkan sedikit RNase dalam sampel atau lingkungan kerja
dapat menghancurkan RNA selama proses isolasi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan langkah-langkah ketat untuk mencegah kontaminasi RNase,
seperti penggunaan peralatan dan tabung yang sudah di-RNase-free dan
penggunaan reagen yang bebas RNase.
 Degradasi RNA : RNA adalah molekul yang rentan terhadap degradasi
jika tidak diisolasi dengan hati-hati. Faktor seperti panas, oksigen, dan pH
yang tinggi dapat menyebabkan degradasi RNA. Oleh karena itu, perlu
menjaga sampel RNA pada suhu rendah selama isolasi dan
penyimpanan, serta menggunakan reagen yang stabil RNA.
 Kualitas Sampel awal : Kualitas sampel biologis yang diisolasi RNA
darinya dapat menjadi faktor yang memengaruhi hasil isolasi. Jaringan
yang terdegradasi atau sampel yang mengandung banyak protein atau
lipid dapat menghambat isolasi RNA yang efisien.
 Kontaminasi DNA : DNA adalah molekul yang sering hadir bersama RNA
dalam sampel biologis. Kontaminasi DNA dalam isolat RNA dapat
mengganggu analisis RNA. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan
teknik isolasi yang efisien untuk menghilangkan DNA, seperti perlakuan
dengan DNase.
 Fragmentasi RNA : RNA yang terlalu terfragmentasi akan menyulitkan
analisis RNA yang akurat. Ini bisa menjadi masalah jika sampel tidak
dihancurkan dengan benar atau jika RNA terdegradasi selama proses
isolasi.
 Kuantitas RNA yang rendah : Sampel dengan kuantitas RNA yang sangat
rendah dapat menghasilkan isolasi yang sulit. Dalam kasus ini, perlu
menggunakan teknik isolasi yang sensitif atau meningkatkan jumlah
sampel yang digunakan.
 Sampel yang kompleks : Sampel biologis yang kompleks, seperti jaringan
campuran atau cairan biologis, bisa lebih sulit untuk diisolasi RNA-nya
daripada sampel yang murni. Pemrosesan tambahan mungkin diperlukan
untuk memurnikan RNA dari sampel semacam itu.
 Inhibitor dalam sampel : Beberapa sampel biologis mengandung inhibitor
yang dapat menghambat reaksi enzimatis selama isolasi RNA. Contohnya
adalah sampel darah penuh yang mengandung heparin. Pemrosesan
tambahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan inhibitor tersebut.
 Kecepatan isolasi : Dalam beberapa situasi, seperti pada penelitian
berbasis waktu atau diagnostik cepat, perlu melakukan isolasi RNA
dengan cepat. Ini bisa menjadi tantangan karena isolasi RNA memerlukan
beberapa langkah.
Dengan memahami tantangan ini, peneliti dapat mengambil langkah-langkah
pencegahan yang sesuai untuk mengatasi masalah yang mungkin muncul selama
isolasi RNA. Hal ini termasuk penggunaan teknik isolasi RNA yang tepat,
penggunaan peralatan yang steril, dan penanganan hati-hati sampel biologi.
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulannya, isolasi DNA dan RNA adalah langkah awal yang penting dalam
berbagai aplikasi biologi molekuler, genetika, dan diagnostik. Kualitas dan kuantitas
DNA atau RNA yang diisolasi sangat penting untuk hasil yang akurat dalam analisis
molekuler. Oleh karena itu, pemilihan metode yang tepat dan praktik laboratorium
yang baik sangat diperlukan untuk berhasil dalam proses isolasi ini.

4.2 Saran
 DNA
Pertimbangkan jenis sampel dan tujuan analisis Anda saat memilih metode isolasi
DNA yang sesuai. Pastikan metodenya cocok untuk aplikasi Anda,Simpan sampel
pada suhu yang tepat sebelum isolasi untuk mencegah degradasi DNA. Gunakan
tabung yang steril dan hindari kontaminasi, Jika Anda memerlukan DNA yang sangat
murni, pertimbangkan pemurnian tambahan seperti ekstraksi fenol-kloroform atau
kolom filtrasi.
 RNA
Seperti halnya isolasi DNA, pertimbangkan jenis sampel dan tujuan analisis Anda
saat memilih metode isolasi RNA yang sesuai, Pastikan semua peralatan, reagen,
dan area kerja bebas dari RNase. Gunakan perlindungan seperti sarung tangan dan
pipet yang telah di-RNase-free, Selalu simpan sampel RNA pada suhu yang sangat
rendah, biasanya -80°C, untuk mencegah degradasi RNA.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2016). Animal Cell Nucleus Function And Definition.


thegreatestgarden. Diambil pada tanggal 31 Agustus 2017 dari
https://thegreatestgarden.com/2016/11/animal-cell-nucleus-function-
definition.html
BSNP. (2006) . Permendiknas RI No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta.
Campbell, N.A. (2010). Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Penerbit
Elangga. Carin, A. A. (1989). Teaching Science Through Discovery.
Colombus: Merril
Publishing Company.
Darmodjo, H dan J.R.E Kaligis (1992/1993). Pendidikan IPA 2. Jakarta:
PPTK Dirjendikti Depdikbud.
Davidson, M. W. (2015). The Endoplasmic Reticulum. micromagnet. Diambil
pada tanggal 31 Agustus 2017 dari
https://micro.magnet.fsu.edu/cells/endoplasmicreticulum/endoplasmicreti
c ulum.html
Direktorat Pembinaan SMA. (2014). Pembelajaran Biologi Melalui
Pendekatan Saintifik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Djohar. (1983). Biologi Sel I. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.
Gabel, D.L. (1994). Handbook of Research on Science Teaching and
Learning.
McMillan Publishing Company. NewYork. 970 hlm.
Hastuti, A. (2013). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum untuk
Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Biologi Materi Pokok Sistem
Reproduksi Manusia. Skripsi. Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Biologi
Fakultas Sainstek UIN Sunan Kalijaga.
Hinduan, A. (2003). Meningkatkan Kualitas SDM Melalui Pendidikan IPA.
Makalah Seminar HISPIPAI UPI. Bandun

Anda mungkin juga menyukai