perlu dicapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Keberhasilan berbagai
proses perusahaan dalam mencapai tujuan tersebut tidak hanya tergantung pada
keunggulan teknologi, tetapi juga bergantung pada keunggulan sarana dan prasarana,
serta kualitas sumber daya manusianya. Penting bagi perusahaan untuk menghasilkan
tenaga kerja yang memiliki kinerja tinggi untuk mendukung pengembangan bisnis.
Manajemen sumber daya manusia dianggap sebagai alat yang didesain khusus untuk
memengaruhi kinerja, perilaku, dan sikap karyawan agar dapat memberikan kontribusi
optimal terhadap pencapaian tujuan internal perusahaan, seperti yang dijelaskan oleh
Suparyadi (2015). Faktor sumber daya manusia menjadi elemen krusial yang perlu
mendapatkan perhatian serius dari perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tingkat
daya saing yang tinggi akan menjadi dorongan bagi perusahaan untuk menjaga
kelangsungan hidup mereka dalam persaingan bisnis yang ketat. Oleh karena itu,
investasi dan perhatian yang diberikan pada pengembangan kualitas sumber daya
manusia, bersama dengan manajemen yang efektif, menjadi kunci keberhasilan jangka
panjang bagi organisasi. Dengan demikian, manajemen sumber daya manusia yang
baik tidak hanya melibatkan aspek teknis, tetapi juga mencakup pengembangan
keterampilan, motivasi, dan budaya kerja yang mendukung. Langkah ini dianggap
esensial dalam membangun fondasi yang kokoh untuk pertumbuhan dan kelangsungan
perusahaan di tengah dinamika bisnis yang terus berkembang.1
1
Vega Irianti Putri, Bernhard Tewal, and Mac Donald B. Walangitan, ‘PENGARUH PEMBERIAN REWARD
DAN PUNISHMENT TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL
MODERASI (Studi Kasus Pada PT. BRI (Persero) Tbk. Kantor Cabang Manado)’, Jurnal EMBA : Jurnal Riset
Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 10.2 (2022), 207
<https://doi.org/10.35794/emba.v10i2.39582>.
agar selalu memberikan kontribusi terbaiknya untuk perusahaan. Tujuan dari
penerapan sistem reward dan punishment ini adalah untuk terus mendorong
karyawan agar mencapai tingkat kinerja yang optimal.2
2
Octario Octario, ‘Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan PT Matahari
Department Store (Studi Kasus Pada MDS 338 Palembang)’, Jurnal Nasional Manajemen Pemasaran &
SDM, 3.1 (2022), 1–5 <https://doi.org/10.47747/jnmpsdm.v3i1.677>.
3
Sri Samijatun and Sri Siswani, ‘Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan PT
Unilever Indonesia TBK Jakarta Divisi Field Execution Management’, Jurnal Administrasi Dan
Manajemen, 11.1 (2021), 35–44 <https://doi.org/10.52643/jam.v11i1.1348>.
buruk dan bekerja sama dengan karyawan untuk mengidentifikasi solusi yang lebih
konstruktif.
Penting untuk diingat bahwa karyawan yang merasa diberikan peluang untuk
belajar dan berkembang cenderung lebih berkomitmen terhadap organisasi. Oleh
karena itu, sebelum mengambil tindakan hukuman, manajer harus memastikan bahwa
karyawan telah diberikan panduan yang jelas, pelatihan yang cukup, dan umpan balik
konstruktif. Pemahaman terhadap faktor-faktor yang memengaruhi kinerja, seperti
tekanan kerja atau kurangnya sumber daya, juga perlu dipertimbangkan sebelum
mengambil keputusan terkait hukuman. Dengan demikian, pendekatan yang seimbang
dan berorientasi pada pengembangan dapat menciptakan lingkungan kerja yang
mendukung pertumbuhan karyawan dan kesuksesan organisasi secara keseluruhan.