Anda di halaman 1dari 13

MAKALA

“RUANG LINGKUP HUKUM ISLAM”

DI SUSUN OLEH :

NATANAEL MARANATA MANALU 231010626


GUNAWAN MANULANG 231010702
HARPON SIJABAT 231010525

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS ILMU HUKUM
PEKANBARU
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat
serta salam kita sampaikan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW
yang telah memberikan syafa'at bagi kita membimbing dari zaman kegelapan
menuju jalan yang terang benderang. Makalah ini dibuat dengan tujuan
memenuhi tugas mata kuliah Islam dan Keilmuan. saya menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Islam dan Keilmuan atas
kepercayaan bapak tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan saya
pribadi selaku penulis yang berkaitan dengan materi yang diberikan. Sebagai
penyusun, saya menyadari masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan
hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, dengan
rendah hati saya menerima saran dan kritikan dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru, 4 Maret 2024

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................4
1.3 Tujuan Masalah...........................................................................................5
BAB II..................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................6
2.1 Pengertian Ruang Lingkup Hukum Islam...................................................6
2.2 Ibadah..........................................................................................................7
2.3 Muamalah....................................................................................................9
2.4 Karakteristik Hukum Islam.......................................................................10
BAB III...............................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................12
3.1 Kesimpulan................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hukum dalam pengertian yang sederhana adalah merupakan perintah dan
larangan untuk berbuat dan tidak berbuat yang karenanya melahirkan hak dan
kewajiban, diskripsi hukum dalamlingkup Islam di Indonesia sering diistilahkan
dengan hukum Islam yang merupakan terjemahan dari kata syariat dan fikih,
sebagaimana kalangan ahli hukum Barat menyebut syariat dengan sebutan
Islamic Law dan fikih dengan Islamic Jurisprudance.
Pengertian syariat bersifat luas ia mencakup seluruh tatanan nilai dan
norma dalamkehidupan Islam yang menyangkut keimanan atau akidah yang
benar, amal perbuatan manusia, maupun akhlak yang menggambarkan
keseluruhan tatanan norma ajaran Islam.
Fikih merupakan penafsiran terhadap syariat, khususnya mengenai amal
perbuatan manusia yang bersumber dari dalil-dalil terperinci dari al-Qur’an dan
hadis yang kemudian dirumuskan dalam hukum-hukum, seperti wajib, sunnah,
mubah, makruh atau haram. Hukum Islam adalah segala macam ketentuan atau
ketetapan mengenai sesuatu hal yang telah diatur dan ditetapkanoleh agama
Islam yang berisi perintah dan larangan untuk berbuat atau tidak berbuat dan
jikadilanggar telah ditetapkan sanksinya.
Hukum Islam sering pula diterjemahkan dengan lima ketetapan yang
dibebankan padamanusia, yaitu: wajib, sunnah, makruh, mubah atau halal, dan
haram. Dengan demikian ruang lingkup hukum Islam dalam penerapannya
dapat diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar,antara lain, hukum yang
berkaitan dengan persoalan ibadah, dan hukum yang berkaitan dengan persoalan
kemasyarakatan. Hukum ibadah adalah hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, yaitu iman, shalat, zakat, puasa, dan haji. Hukum
kemasyarakatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia
maupun dengan mahluk ciptaan Allah yang lainnya, semisal muamalah.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa pengertian ruang lingkup hukum islam ?
 Apa itu ibadah?
 Apa itu muamalah?
 Bagaimana karakteristik Hukum Islam?

1.3 Tujuan Masalah


 Mengetahui pengertian ruang lingkup hukum islam.
 Mengetahui apa itu ibadah.
 Mengetahui apa itu muamalah.
 Mengetahui karakteristik Hukum Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ruang Lingkup Hukum Islam


Hukum islam baik dalam pengertian syari’at maupun fiqih dibagi menjadi
dua bagian besar, yakni bidang ibadah dan muamalah. Ibadah artinya
menghambakan diri kepada Allah dan merupakan tugas hidup manusia.
Ketentuannya telah diatur secara pasti oleh Allah dan dijelaskan oleh Rasul-
Nya. Dengan demikian tidak mungkin adanya perubahan dalam hukum dan tata
caranya, yang mungkin berubah hanyalah penggunaan alat-alat modern dalam
pelaksanaannya. Adapun mu’amalat adalah ketetapan Allah yang langsung
mengatur kehidupan sosial manusia meski hanya pada pokok-pokoknya saja.
Oleh karena itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad.
Hukum islam tidak membedakan dengan tajam antara hukum perdata dan
hukum publik seperti halnya dalam hukum barat. Hal ini disebabkan karena
menurut hukum islam pada hukum perdata ada segi-segi publik dan begitu pula
sebaliknya. Dalam hukum Islam yang disebutkan hanya bagian-bagiannya saja.
Menurut H. M. Rasjidi bagian-bagian hukum islam adalah
1 Munakahat yakni hukum yang mengatur segala sesuatu yang mengenai
perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya.
2 Wirasah mengatur segala masalah yang menyangkut tentang warisan.
Hukum kewarisan ini juga disebut faraid.
3 Muamalah dalam arti khusus, yakni hukum yang mengatur masalah
kebendaan dan tata hubungan manusia dalam soal ekonomi.
4 Jinayat (‘ukubat) yang menuat aturan-aturan mengenai perbuatan yang
diancam dengan baik dalam bentuk jarimah hudud (bentuk dan batas
hukumannya sudah ditentukan dalam Alqur’an dan hadis) maupun jar h
ta’zir (bentuk dan batas hukuman ditentukan penguasa).
5 Al Ahkam as-sulthaniyah yakni hukum yang mengatur urusan
pemerintahan, tentara, pajak, dan sebagainya.
6 Siyar adalah hukum yang mengatur perang, damai, tata hubungan dengan
negara dan agama lain.
7 Mukahassamat mengatur peradilan, kehakiman, dan hukum acara. (H. M.
Rasjidi, 1980: 25-26)
Dari hal-hal yang sudah dikemukakan di atas, jelas bahwa hukum islam itu luas,
bahkan bidang-bidang tersebut dapat dikembangkan masing-masing
spesifikasinya lagi.

2.2 Ibadah
Secara bahasa kata fiqih dapat diartikan al-Ilm, artinya ilmu, dan al-fahm,
artinya pemahaman. Jadi fiqih dapat diartikan ilmu yang mendalam.
Secara istilah fiqih adalah ilmu yang menerangkan tentang hukum-hukum
syar’i yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan para mukalaf yang
dikeluarkan dari dalil-dalilnya yang terperinci. Mukalaf adalah orang yang
layak dibebani dengan kewajiban. Seorang dianggap mukalaf setidaknya ada
dua ukuran; pertama, aqil, maksudnya berakal. Cirinya adalah seseorang sudah
dapat membedakan antara baik dan buruk, dan antara benar dan
salah. Kedua, baligh, maksudnya sudah sampai pada ukuran-ukuran biologis.
Untuk laki-laki sudah pernah ikhtilam (mimpi basah), sedangkan perempuan
sudah haid.

Sementara itu ibadah secara bahasa ada tiga makna; (1) ta’at (‫( ;)الطاعة‬2)
tunduk (‫وع‬MM‫( ;)الخض‬3) hina ( ‫ذّل‬MM‫ ;)ال‬dan (‫ )التنّس ك‬pengabdian. Jadi ibadah itu
merupakan bentuk ketaatan, ketundukan, dan pengabdian kepada Allah.

Adapun pendapat lain mengenai ibadah adalah:

‫التقرب ألى هللا بامتثال أوامره واجتنا ب نواهيه والعمل بما أذن به الشا رع وهي عامة وخاصة‬

Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-


perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Juga yang dikatakan
ibadah adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari’ Allah Swt.; karena
itu ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus.

Ibadah dalam arti umum adalah segala perbuatan orang Islam yang halal
yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang
khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang telah
ditetapkan oleh Rasulullah Saw. Ibadah dalam arti yang khusus ini meliputi
Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan Kifarat.

Dari dua pengertian tersebut jika digabungkan, maka Fiqih Ibadah adalah
ilmu yang menerangkan tentang dasar-dasar hukum-hukum syar’i khususnya
dalam ibadah khas seperti meliputi thaharah, shalat, zakat, shaum, hajji, kurban,
aqiqah dan sebagainya yang kesemuanya itu ditujukan sebagai rasa bentuk
ketundukan dan harapan untuk mecapai ridla Allah.

Prinsip Ibadah
Adapun prinsip melaksanakan Ibadah sebagai berikut:
1. Niat lillahi ta’ala (Al-Fatihah/1:5)

‫) ِإَّي اَك‬٤( ‫ِّديِن‬M‫) َم اِل ِك َي ْو ِم ال‬٣( ‫َّر ِح يِم‬MM‫َّرْح َمِن ال‬MM‫) ال‬٢( ‫) اْلَح ْم ُد ِهَّلِل َر ِّب اْلَع اَلِم يَن‬١( ‫ِبْس ِم ِهَّللا الَّرْح َمِن الَّر ِح يِم‬
)٥( ‫َنْعُبُد َو ِإَّياَك َنْسَتِع يُن‬

1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2.
segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. 4. yang menguasai di hari Pembalasan. 5. hanya Engkaulah yang
Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
2. Ikhlas (Al-Bayinah/98:5)

‫َو َم ا ُأِم ُروا ِإال ِلَيْعُبُدوا َهَّللا ُم ْخ ِلِص يَن َلُه الِّد يَن ُح َنَفاَء َو ُيِقيُم وا الَّصالَة َو ُيْؤ ُتوا الَّز َكاَة َو َذ ِلَك ِد يُن اْلَقِّيَم ِة‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian Itulah agama yang lurus.
3. Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah/2: 186)

‫َو ِإَذ ا َس َأَلَك ِعَباِد ي َع ِّني َفِإِّني َقِر يٌب ُأِج يُب َد ْع َو َة الَّد اِع ِإَذ ا َدَعاِن َفْلَيْسَتِج يُبوا ِلي َو ْلُيْؤ ِم ُنوا ِبي َلَع َّلُهْم َيْر ُش ُد وَن‬

Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka


(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku,
agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
4. Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah
5. Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28:77)

‫َو اْبَتِغ ِفيَم ا آَتاَك ُهَّللا الَّد اَر اآلِخ َر َة َو ال َتْنَس َنِص يَبَك ِم َن الُّد ْنَيا َو َأْح ِس ْن َك َم ا َأْح َس َن ُهَّللا ِإَلْي َك َو ال َتْب ِغ اْلَفَس اَد ِفي‬
‫األْر ِض ِإَّن َهَّللا ال ُيِح ُّب اْلُم ْفِس ِد يَن‬

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu


(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat
kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan.
6. Tidak berlebih-lebihan (Al-A’raf/7:31)

‫َيا َبِني آَد َم ُخ ُذ وا ِز يَنَتُك ْم ِع ْنَد ُك ِّل َم ْس ِج ٍد َو ُك ُلوا َو اْش َر ُبوا َو ال ُتْس ِرُفوا ِإَّنُه ال ُيِح ُّب اْلُم ْس ِرِفيَن‬

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki)


mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535].
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
7. Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan
Mempersulit (Al-Baqarah/2:286)

‫ال ُيَك ِّلُف ُهَّللا َنْفًسا ِإال ُو ْس َعَها َلَها َم ا َك َسَبْت َو َع َلْيَها َم ا اْك َتَسَبْت َر َّبَنا ال ُتَؤ اِخ ْذ َنا ِإْن َنِس يَنا َأْو َأْخ َطْأَن ا َر َّبَن ا َو ال‬
‫َتْح ِم ْل َع َلْيَنا ِإْص ًرا َك َم ا َح َم ْلَتُه َع َلى اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلَنا َر َّبَنا َو ال ُتَحِّم ْلَنا َم ا ال َطاَقَة َلَنا ِب ِه َو اْع ُف َع َّن ا َو اْغ ِف ْر َلَن ا‬
‫َو اْر َحْم َنا َأْنَت َم ْو الَنا َفاْنُصْر َنا َع َلى اْلَقْو ِم اْلَك اِفِر يَن‬

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.


ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat
siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami,
janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat
sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan
Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami
memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”

2.3 Muamalah
Muamalah dalam Islam adalah aturan-aturan dan hukum yang mengatur
tata cara memenuhi kebutuhan dunia dengan cara yang benar menurut syariat
Islam. Muamalah dapat membantu kita mengetahui mana yang haram dan mana
yang halal.
Secara etimologi, kata “muamalah” berasal dari kata “mu’aamalat” yang
berarti hubungan antara manusia dalam kegiatan ekonomi. Dalam ajaran Islam,
muamalah mencakup segala bentuk transaksi, perdagangan, keuangan, hukum
waris, dan lain sebagainya.
Ruang lingkup fiqh muamalah meliputi seluruh kegiatan muamalah
manusia yang berupa perintah-perintah maupun larangan-larangan dalam
bermuamalah, berdasarkan hukum-hukum Islam seperti wajib, sunnah, halal,
haram, makruh, dan mubah.
Sumber hukum muamalah terdiri dari tiga sumber utama:
Al-Qur’an : Al-Qur’an adalah sumber utama dalam Islam dan sebagai pedoman
utama dalam kehidupan dan aturan apapun yang ada di dunia. Termasuk sumber
hukum muamalah yang terdapat pada Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 58:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanah kepada yang
berhak menerimanya dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepada kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat” (Q.S. Ali-Imran ayat 3).

2.4 Karakteristik Hukum Islam


1. Bersifat ketuhanan
Maksudnya, semua aturan yang dibuat mesti berasal dan bersumber
dari ketentuan hukum Allah SWT yakni Al-Qur'an, serta tidak pula
bertentangan dengan kehendak-Nya.
Adapun hukum Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan hadits
berbeda dengan hukum buatan manusia. Yang mana hukum manusia
hanya mengatur yang terlihat serta keduniawian saja. Sementara hukum
Islam mengatur mengenai persoalan kebatinan dengan Allah, dan
memikirkan apa-apa yang dianggap halal dan haram.
2. Universal dan dinamis
Islam adalah agama yang global baik dari ajaran maupun
manfaatnya dalam masyarakat. Ajaran Islam mencakup seluruh alam
tanpa dibatasi dengan suatu wilayah tertentu, serta dinamis yang mana
cocok pada setiap zamannya.
Hukum Islam mengajarkan manusia berbagai ketentuan yang
berguna dan positif, sehingga bisa dipergunakan sepanjang masa dan di
segenap tempat.
3. Kemanusiaan
Syariat yang berlaku sifatnya umum dan meliputi garis besar segala
persoalan. Untuk ketentuannya yang lebih detail, berperanlah ijtihad para
ulama dengan berpatokan pada ketetapan kaidah luas yang telah diberi
dalam Al-Qur'an maupun hadits. Di mana hukum-hukum yang
terkandung selalu diwujudkan untuk keperluan dan permasalahan
manusia.
4. Bersifat ta'aquli dan ta'abbudi
Islam meliputi bidang muamalah dan ibadah. Pada bidang ibadah
ada nilai taʼabbudil ghairu ma'qulah al ma'na (irasional), maksudnya
manusia tidak boleh beribadah kecuali dengan apa yang telah
disyariatkan. Dalam sisi ini, hamba Allah tidak berijtihad lagi, melainkan
harus mengikuti ketentuan yang ada.
Sementara di segi muamalah, terdapat nilai ta'aquli atau ma'aqulah
al-ma'na (rasional). Artinya, umat Islam perlu berijtihad untuk melakukan
ketentuan-ketentuan syariat tersebut.
5. Wasathiyah
Keseimbangan dalam hukum Islam tak berat sebelah dalam
menghadapi kehidupan dan persoalan manusia. Semuanya proporsional
dan berada di tengah-tengah, tidak terlalu cenderung ke satu sisi atau sisi
lainnya.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hukum dalam pengertian yang sederhana adalah merupakan perintah dan
larangan untuk berbuat dan tidak berbuat yang karenanya melahirkan hak dan
kewajiban, diskripsi hukum dalamlingkup Islam di Indonesia sering diistilahkan
dengan hukum Islam yang merupakan terjemahan dari kata syariat dan fikih,
sebagaimana kalangan ahli hukum Barat menyebut syariat dengan sebutan
Islamic Law dan fikih dengan Islamic Jurisprudance.
Pengertian syariat bersifat luas ia mencakup seluruh tatanan nilai dan
norma dalamkehidupan Islam yang menyangkut keimanan atau akidah yang
benar, amal perbuatan manusia, maupun akhlak yang menggambarkan
keseluruhan tatanan norma ajaran Islam.
Fikih merupakan penafsiran terhadap syariat, khususnya mengenai amal
perbuatan manusia yang bersumber dari dalil-dalil terperinci dari al-Qur’an dan
hadis yang kemudian dirumuskan dalam hukum-hukum, seperti wajib, sunnah,
mubah, makruh atau haram. Hukum Islam adalah segala macam ketentuan atau
ketetapan mengenai sesuatu hal yang telah diatur dan ditetapkanoleh agama
Islam yang berisi perintah dan larangan untuk berbuat atau tidak berbuat dan
jikadilanggar telah ditetapkan sanksinya.
Hukum Islam sering pula diterjemahkan dengan lima ketetapan yang
dibebankan padamanusia, yaitu: wajib, sunnah, makruh, mubah atau halal, dan
haram. Dengan demikian ruang lingkup hukum Islam dalam penerapannya
dapat diklasifikasi ke dalam dua kelompok besar,antara lain, hukum yang
berkaitan dengan persoalan ibadah, dan hukum yang berkaitan dengan persoalan
kemasyarakatan. Hukum ibadah adalah hukum yang mengatur hubungan
manusia dengan Tuhannya, yaitu iman, shalat, zakat, puasa, dan haji. Hukum
kemasyarakatan, yaitu hukum yang mengatur hubungan antar sesama manusia
maupun dengan mahluk ciptaan Allah yang lainnya, semisal muamalah.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.referensisiswa.my.id/2020/10/pengertian-hukum-islam-beserta-
ruang.html
https://lpsi.uad.ac.id/fiqih-ibadah-dan-prinsip-ibadah-dalam-islam/#:~:text
https://fungsi.co.id/pengertian-muamalah/
https://wikipedia.co.id/pengertian-muamalah/
https://muamalah.iainpare.ac.id/2019/08/ruang-lingkup-muamalah.html
https://www.pendidik.co.id/muamalah/
https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6501866/5-karakteristik-hukum-
islam-yang-berlaku-apa-saja

Anda mungkin juga menyukai