Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“Peran Kepemimpinan Dalam Pengambilan Keputusan


Dan Membangun Tim”

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepemimpinan

Disusun Oleh :

Iqbal Amanullah 2001113548

DOSEN PEMBIMBING :

Frini Karina Andini, S.AB, M.AB

UNIVERSITAS RIAU
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan berkat-NYA saya Iqbal Amanullah dapat menyelesaikan tugas makalah
Kepemimpinan tentang “Peran Kepemimpinan dalam Pengambilan Keputusan dan
Membangun Tim”.

Terimakasih saya ucapkan kepada Ibu Frini Karina, S.AB, M.AB selaku dosen
pengampu mata kuliah Kepemimpinan yang telah membantu kami mahasiswa baik
secara moral maupun materi. Terimakasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
yang telah mendukung saya sehingga bisa menyelesaikan tugas ini. Makalah ini
disusun berdasarkan apa yang saya ketahui setelah melalui proses membaca dan
mencari informasi melalui internet.

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kepemimpinan. Selain itu, tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah
wawasan pembaca mengenai peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan
dan membangun tim.

Dalam penulisan makalah ini saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari
kata sempurna karena banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
pada penulisan kata maupun materi. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan juga
saran dari semua pihak yang bisa membangun kami untuk penyempurnaan makalah
ini.

Padang, 1 Oktober 2021

Iqbal Amanullah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

BAB I...........................................................................................................1

PENDAHULUAN.........................................................................................1

I. LATAR BELAKANG..........................................................................1

II. RUMUSAN MASALAH......................................................................2

III. TUJUAN MASALAH..........................................................................2

PEMBAHASAN...........................................................................................3

I. KELOMPOK VERSUS TIM...................................................................3

II. HAKIKAT DARI KELOMPOK................................................................4

III. HAKIKAT TIM.......................................................................................5

IV. MODEL KEPEMIMPINAN TIM GINNETT............................................5

V. KESIMPULAN MENGENAI MODEL KEPEMIMPINAN GINNETT.......6

VI. PERAN KEPEMIMPINAN.....................................................................6

VII. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM TIM................................................8

VIII. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN.....8

PENUTUP.................................................................................................12

A. KESIMPULAN.................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

I. LATAR BELAKANG
Pemimpin sangat penting dalam sebuah organisasi, ini karena
pemimpin merupakan otak dari sebuah organisasi, pemimpin harus dapat
membuat keputusan, membuat rencana dasar, dan menentukan tujuan
organisasi. Gagal dan berhasilnya sbeuah organisasi sangat bergatung pada
pemimpin.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang dilakukan manajer
perusahaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi para bawahannya
dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas, agar para bawahannya
tersebut mau mengarahkan seluruh kemampuannya, baik sebagai pribadi
maupun sebagai anggota suatu tim, untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan.
Seorang pimpinan perusahaan bertugas sebagai perencana,
melakukan pengorganisasian dan bahkan sebagai motivator. Seorang
pemimpin yang baik haruslah mampu mempengaruhi perilaku orang lain,
terutama para konsultan, agar konsultan tersebut dapat lebih termotivasi
dalam bekerja. Untuk itu peranan kepemimpinan mutlak dilakukan agar
segala tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan dapat tercapai. Pengertian
kepemimpinan disini adalah suatu sikap dan perilaku yang dimiliki oleh
seseorang sehingga dapat menggerakkan orang-orang, dengan kata lain
seseorang tersebut dapat memerintah orang lain untuk dapat menjalankan
suatu tugas atau pekerjaan.
Pada umumnya antara pimpinan dengan karyawan mempunyai
latar belakang dan lingkungan hidup yang berbeda, perbedaan ini tentunya
mempunyai konsekuensi pula terhadap kebutuhannya, sehingga para
karyawan mau melibatkan diri dalam proses kerja yang mereka laksanakan.
Karyawan umumnya mempunyai motivasi untuk mendapatkan sesuatu
melalui proses kerja atau aktivitas yang dilakukannya. Jika sesuatu yang
diinginkannya terpenuhi, akan menimbulkan perasaan kecewa. Bila keadaan
ini sampai terjadi akan membawa dampak negatif baik kepada dirinya sendiri
maupun kepada perusahaan, maka dalam hal ini sangat diperlukan
kemampuan manajemen dalam mengendalikan perusahaan. Sehingga
pemimpin harus mengambil sikap dan peran untuk memberikan energi positif,
penyemangat, dan penentu dari semua kegiatan organisasi.
Berdasarkan hal-hal tersebut, maka dalam makalah ini akan
dibahas lebih lengkap lagi mengenai peran kepemimpinan dalam
pengambilan keputusan dan membangun tim.
II. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kelompok versus tim?

2. Bagaimana hakikat dari kelompok?

3. Bagaimana hakikat dari tim?

4. Bagaimana model kepemimpinan Tim Ginnett?

5. Apa yang menjadi kesimpulan mengenai model kepemimpinan Ginnett?

6. Bagaimana peran kepemimpinan?

7. Bagaimana peran kepemimpinan dalam tim?

8. Bagaimana peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan?

III. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui kelompok versus tim.

2. Untuk mengetahui hakikat dari kelompok.

3. Untuk mengetahui hakikat dari tim.

4. Untuk mengetahui model kepemimpinan Tim Ginnett.

5. Untuk mengetahui kesimpulan mengenai model kepemimpinan Ginnett.

6. Untuk mengetahui peran kepemimpinan.

7. Untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam tim.

8. Untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam pengambilan keputusan.


BAB II
PEMBAHASAN

I. KELOMPOK VERSUS TIM

Menurut Robbins (2006), tim adalah kelompok dimana individu


menghasilkan tingkat kinerja yang lebih besar daripada jumlah masukan
individu tersebut. Sedangkan menurut Ilyas (2006), tim kerja adalah
kumpulan individu dengan keahlian spesifik yang bekerja sama dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama.

Robbins (1996) mendefinisikan kelompok sebagai dua inividu atau


lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung
untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu.

Dalam sebuah kelompok tim bisa saja berasal dari kelompok,


namun tidak semua kelompok akan berkembang menjadi tim.
Pembentukan tim ditujukan berbeda beda, sehingga tantangan yang
dihadapi juga berbeda pula, Sehingga antara kelompok dan tim
merupakan hal yang berbeda.

Sekalipun secara rinci tim tidak sama dengan kelompok (group),


namun secara garis besar keduanya dapat diberikan pengertian yang
sama. Menurut Hughes, Ginnett, dan Curphy, tim (group) adalah
sekumpulan orang yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
melakukan interaksi sedemikian rupa sehingga seorang anggota dapat
mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh anggota tim yang lain.13 Dari
pengertian tersebut diketahui ada dua aspek yang sangat erat kaitannya
dengan studi tentang kepemimpinan, yaitu: (1) terdapat konsep hubungan
timbal balik antar anggotanya, yang dengan demikian arah komunikasi
bercorak multidimensional, dan (2) para anggota tim saling melakukan
interaksi dan saling mempengaruhi. Hughes, Ginnett, dan Curphy
menambahkan bahwa seseorang tidak hanya terbatas ikut serta dalam
satu tim, melainkan dapat mengikuti beberapa tim dalam waktu yang
bersamaan.

Sebuah tim terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja saling
bergantungan selama beberapa waktu untuk menyelesaikan tujuan
bersama yang berkaitan dengan beberapa tujuan yang beroritasi pada
tugas (Colquitt, Lepine, Wesson : 2011:375). Mereka menyatakan bahwa
tim adalah tipe khusus dari kelompok, di mana kelompok hanya
merupakan kumpulan dari dua orang atau lebih.

Terkadang tim dapat dipandang khsusus, ini karena;


a. Interaksi di antara anggota dalam tim berkisar sekitar ketergantungan
lebih dalam satu sama lain daripada interaksi dalam kelompok,
b. Interaksi dalam tim terjadi dengan tujuan yang berkaitan dengan tugas
spesifik dalam pikiran.

Perbedaan lain antara kelompok kerja dengan tim kerja dinyatakan


oleh Robbins dan Judge (2011:349), sebagai berikut :

1. Work group atau kelompok kerja dengan tim kerja adalah kelompok
yang berinteraksi terutama berbagai informasi dan membuat keputusan
untuk membantu setiap anggota kelompok melakukan dalam bidang
tanggung jawabnya.

2. Work team atau tim kerja adalah sebuah kelompok dimana hasil usaha
individual dalam kinerja lebih besar dari jumlah masukan individual.

II. HAKIKAT DARI KELOMPOK

Dalam hakikatnya, suatu kelompok terdiri dari 3 orang minimal,


yang satu menjadi seorang pemimpin, dan dua orang anggota yang
berinteraksi mengikuti pola yang tetap sesuai dengan norma-norma
tententu. Sebuah kelompok tergentuk karena tujuan yang sama, yang ingin
dicapai bersama.

Di bawah ini ada beberapa pengertian kelompok yang


dikemukakan oleh beberapa ahli.

a) Kelompok adalah suatu unit sosial yang terdiri dari beberapa orang
yang melakukan suatu hubungan antara satu sama lain, bergantung
kepada orang yang memiliki derajat tingkat penting, meskipun
hubungan peranan dan status terbatas (Wright & Zander, 1968:46).
b) Suatu kelompok adalah sejumlah orang-orang yang melakukan
interaksi secara langsung, melalui orang lain dan satu sama lain saling
bergantung melalui proses tatap muka (Homans, 1950:1).
c) Karakteristik kelompok itu antar lain terdapat dua atau lebih orang yang
saling berinteraksi dengan satu sama lain (Bonner, 1959:4).

keberadaan kelompok berjuan untuk terjalinnya rasa


kebersamaan dan rasa saling menerima di antara anggota kelompok.
Tujuan umum yang ingin dicapai suatu kelompok bisa merupakan faktor
pemersatu yang paling kuat dalam kelompok tersebut. Selain itu, tujuan
umum kelompok bisa memotivasi anggota kelompok dalam bertindak
untuk mencapai kesuksesan tujuan bersama.

Rasa kebersamaan merupakan hal yang penting dalam kelompok.

Prinsip organisasi tersebut adalah :


 Takdir umum, yaitu tingkat dimana individu berkumpul untuk
mendapatkan hasil yang sama.
 Persamaan, yaitu tingkat dimana individu berkumpul karena memiliki
kesamaan, baik dari segi berprilaku ataupun yang lainnya.
 Kedekatan, yaitu jarak antar individu dalam kelompok.

III. HAKIKAT TIM

Pada hakikatnya, sebuah tim dapat mulai ketika ada dua orang
bertemu dan saling berbagi, saling bejuang demi tujuan bersama yang telah
disepakati sebelumnya.Sekalipun secara rinci tim tidak sama dengan
kelompok (group), namun secara garis besar keduanya dapat diberikan
pengertian yang sama.

Menurut Hughes, Ginnett, dan Curphy, tim (group) adalah


sekumpulan orang yang terdiri dari dua orang atau lebih yang saling
melakukan interaksi sedemikian rupa sehingga seorang anggota dapat
mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh anggota tim yang lain. Dari
pengertian tersebut diketahui ada dua aspek yang sangat erat kaitannya
dengan studi kepemimpinan, yaitu :

a. Terdapat konsep hubungan timbal balik antar anggotanya, yang


dengan demikian arah komunikasi bercorak multidimensional, dan
b. Para anggota tim saling melakukan interaksi dan saling mempengaruhi.

Inti dari tim adalah masing-masing anggota merasa memiliki


keterikatan dengan yang lain untuk bekerja lebih baik di dalam aturan yang
jelas, di mana satu orang menjadi bagian dari yang lain. Ciri-ciri tim yang
produktif di antara nya adalah memiliki tujuan yang jelas, ada pembagian
tugas dan tanggung jawab, saling mempercayai satu dengan yang lain,
serta memiliki aturan dan disiplin kerja. Tim yang solid akan menciptkan
situasi yang kondusif bagi anggota-anggotanya.

IV. MODEL KEPEMIMPINAN TIM GINNETT


Awal mula munculnya teori kepemimpinan, Diidentifikasilah pada
saat itu para pemimpin hebat. Mulai dari kemampuan bicara, inteligensi,
hingga penambilan fisik dilihat, dan kemampuan bicara dikalangan publik
merupakan ciri khas yang harus ada dalam pemimpin. Pada waktu itu
banyak diyakini bahwa orang bertubuh tinggi lebih baik kemampuan
memimpinnya dibandingkan dengan orang yang bertubuh pendek.
Namun Ginnett mengidentifikasi kepemimpinan melalui judul TLM
(Team Leadership Model). TLM merupakan cara untuk mengidentifikasi
hal yang diperlukan tim agar menjadi efektif, lalu merujuk pada pimpinan,
baik yang dapat membantu tim memecahkan hambatan yang menghalangi
atau membantu tim mejadi lebih efekif daripada sebelumnya. Pendekatan
ini mendorong kita untuk berfikir kepemimpinan tidak sebagai fungsi dari
pemimpin dan atau sifatnya tetapi sebagai fungsi dari tim.

V. KESIMPULAN MENGENAI MODEL KEPEMIMPINAN GINNETT


Model Kepemimpinan Ginnett merupakan model yang efektif untuk
memahami sebuah tim. Dalam hal ini, kita dapat memahami secara
sederhana hubungan antara pemimpin dan anggota tim. Dan model ini
sangat berguna untuk dasar dalam pemimpin mamahami timnya.

VI. PERAN KEPEMIMPINAN

Tiap organisasi yang memerlukan kerjasama antar manusia


menyadari bahwa masalah yang utama adalah masalah kepemimpinan.
Kepada masalah ini perhatian belum cukup dicurahkan. Kita melihat
perkembangan dari kepemimpinan pra ilmiah kepada kepemimpinan yang
ilmiah.

Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu disandarkan kepada


pengalaman, intuisi dan kecakapan praktis. Kepemimpinan itu dipandang
sebagai pembawaan seseorang sebagai anugrah Tuhan. Karena itu
dicarilah orang yang mempunyai sifat-sifat istimewa yang dipandang
sebagai syarat suksesnya seorang pemimpin.

Dalam tingkatan ilmiah kepemimpinan itu dipandang sebagai suatu


fungsi, bukan sebagai kedudukan atau pembawaan pribadi seseorang.
Maka di adakanlah suatu analisa tentang unsur-unsur dan fungsi yang
dapat menjelaskan kepada kita, syarat-syarat apa yang diperlukan agar
pemimpin dapat bekerja secara efektif dalam situasi yang berbeda-beda.
Pandangan baru ini membawa perubahan besar. Cara bekerja dan sikap
seorang pemimpin dipelajari. Cara melatih pemimpin dapat diubah.

Konsepsi baru tentang kepemimpinan melahirkan peranan baru


yang harus dimainkan oleh seorang pemimpin. Titik berat beralihkan dari
pemimpin sebagai orang yang membuat rencan, berfikir dan mengambil
tanggung jawab untuk kelompok serta memberikan arah kepada orang-
orang lain, kepada anggapan, bahwa pemimpin itu pada tingkatan pertama
adalah pelatih dan koordinator bagi kelompoknya. Fungsinya yang utama
ialah membantu kelompok untuk belajar memutuskan dan bekerja secara
lebih efisien. Dalam peranannya sebagai pelatih seorang pemimpin dapat
memberikan bantuan-bantuan yang khas
1. Pemimpin membantu akan terciptanya suatu iklim sosial yang baik

Kalau ia memandang dirinya sebagai supervisor dan mulai


“merajai” anggotaanggota yang lain, maka ia akan menciptakan
suasana bersaing, bermusuhan, formilformilan, menjauhkan diri,
melontarkan kritik dan salah-menyalahkan. Sebaliknya seorang
pemimpin yang menganggap dirinya sebagai seorang yang
mengharapkan kerjasama, dengan memiliki fungsi yang khusus, dengan
sikap yang didasarkan atas penghargaan terhadap nilai integritas, akan
berhasil untuk menciptakan suasana persaudaraan, kerjasama dengan
penuh rasa kebebasan.

Sikap demikian akan menumbuhkan iklim dimana kelompok akan


mencapai kepribadian kelompok yang dewasa dan demokratis dengan
pembagian tanggung jawab yang seimbang.

2. Pemimpin membantu kelompok untuk mengorganisasikan diri

Ia bertanggung jawab dan ikut serta dalam memberikan


perangsang dan bantuan kepada kelompok dalam menetapkan dan
menjelaskan tujuannya. Ia berusaha agar para anggota bekerjasama,
baik dalam perencanaan, maupun dalam pelaksanaannya dengan
menetapkan tugas kelompok dan kewajiban tiap-tiap anggota.

3. Pemimpin membantu kelompok dalam menetapkan prosedur-prosedur


kerja

Efisiensi kerja memerlukan prosedur yang tepat. Prosedur dengan


sidang paripurna seringkali dirasakan kaku dalam iklim yang demokratis.
Karena itu pemimpin harus membantu kelompok dalam menganalisa
situasi untuk kemudian menetapkan prosedur mana yang paling praktis
dan efektif.

Dalam suatu kesempatan prosedur diskusi dengan menerima


secara aklimasi memang merupakan suatu jalan yang baik. Dalam
situasi yang lain pembagian dalam panitia-panitia adhoc mungkin
dirasakan lebih produktif. Seorang pemimpin harus dapat dipandang
sebagai “ahli prosedur”.

4. Pemimpin bertanggung jawab dalam mengambil keputusan sama


dengan kelompok

Meskipun pemimpin bebas untuk mengajukan pertanyaan dan


memberikan saran, ia hendaknya jangan membiasakan untuk
mengambil keputusan bagi orang-orang lain. Ia harus menyadari bahwa
kelompok mempunyai hak untuk berbuat salah dan bahwa kelompok
hanya akan menjadi dewasa dengan belajar memikul tanggung jawab
untuk hal-hal yang telah diputuskan.

5. Pemimpin memberi kesempatan kepada kelompok untuk belajar dari


pengalaman.

Yang perlu diperhatikan bukan saja apa yang dilakukan melainkan


juga bagaimana sesuatu hal dikerjakan oleh kelompok atau perorangan.
Pemimpin mempunyai tanggung jawab untuk melatih kelompok
menyadari proses dan isi pekerjaan yang dilakukan dan kemudian
berani menilai hasilnya secara jujr dan objektif

VII. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM TIM

A. Membangun Visi Tim

Pada sesi sebelum ini telah dikemukakan bahwa kreativitas setiap


anggota tim diperlukan untuk dapat meraih kinerja yang lebih baik dalam
melaksanakan tugas. Namun kreativitas tim yang tidak terarah dan tidak
sesuai dengan nilai-nilai yang bersifat positif malah akan menjadi sarana
penghancuran massal dan mengeksploitasi orang lain sehingga potensi
yang ada akan menjadi sia-sia, bahkan merusak. Dengan demikian
organisasi tempat tim berada tidak membawa berkah, sebaliknya malah
menjadi ancaman bagi masyarakat.

West mengemukakan bahwa agar kreativitas tim dapat


memberikan manfaat secara optimal, tim harus mempunyai visi untuk
memberikan fokus dan pengarahan pada energi yang ada. Visi bagi tim
harus jelas, dianut bersama, dirundingkan, bisa dicapai, dan
memberikan harapan di masa depan. Visi tim hendaknya menjadi milik
para anggotanya. Jika para anggota tim tidak berbagi visi, kreativitas
individual tidak dapat disatukan sehingga tidak dapat membuahkan
hasil-hasil yang diinginkan. Seballiknya jika terdapat kebersamaan yang
kuat dalam memiliki tujuan-tujuan tim, kreativitas yang ada dapat
berfungsi sebagai daya penggerak.28

Visi tim selayaknya merupakan perpanjangan dari visi organisasi


karena organisasi pada dasarnya adalah suatu tim besar yang di
dalamnya terdiri dari banyak tim. Visi adalah cerminan dari nilai-nilai
yang dianut, minat- minat, harapan-harapan, dan kepercayaan-
kerpercayaan manusia. Karena manusia terus berkembang dan berubah
seiring dengan perjalanan waktu, maka visi juga berevolusi , berubah
mengikuti perjalanan waktu tersebut.

Dikaitkan dengan keberadaan tim audit, visi tim selayaknya


merupakan pendukung dari visi organisasi APIP tempat tim berada.
Dalam hal ini organisasi berperan sebagai suatu sistem dan tim sebagai
sub-sistem. Visi organisasi APIP mestinya dibangun atas dasar filosofi
keberadaan APIP. APIP didirikan dengan maksud untuk melindungi
kepentingan masyarakat berupa hilangnya asset miliknya dari praktik-
praktik tidak terpuji para pengelola asset tersebut. Untuk maksud
tersebut masyarakat bersedia membiayai keberadaan dan
kelangsungan operasional organisasi melalui APBN/APBD. Dengan
demikian masyarakat merupakan pelanggan utama dari organisasi APIP
dan tim merupakan pelaksana dari organisasi tersebut.

B. Membangun Partisipasi Tim

Sebagai seorang pemimpin, ketua tim perlu membangun partisipasi


tim. Partisipasi merupakan sarana untuk mereduksi resistensi terhadap
perubahan, mendorong komitmen, dan menumbuhkan kultur yang lebih
“berorientasi pada manusia”. West mengemukakan bahwa partisipasi
memadukan tiga konsep dasar, yaitu: (1) pengaruh atas pembuatan
keputusan, (2) berbagi informasi, dan (3) frekuensi interaksi.29

1. Pengaruh atas Pembuatan Keputusan

Jika para anggota tim mempunyai pengaruh atas pembuatan


keputusan, mereka akan lebih senang untuk menyumbangkan ide-ide
kreatifnya. Partisipasi tim terjadi ketika proses pembuatan keputusan
ditentukan secara kolektif sehingga pandangan, pengalaman, dan
kemampuan semua orang dalam tim akan mewarnai masa depan.

2. Berbagi Informasi

Cara paling efektif dari berbagi informasi adalah melakukan


komunikasi secara tatap muka. Pesan-pesan tertulis seperti e-mail dan
atau memo cenderung merupakan media yang miskin untuk berbagi
informasi. Dengan demikian tim harus mendorong komunikasi tatap
muka sehingga penggunaan media tertulis hanya untuk pesan-pesan
yang sederhana.

3. Frekuensi Interaksi

Frekuensi interaksi yang cukup di antara para anggota tim sangat


berperan dalam pembentukan partisipasi tim. Dengan adanya interaksi
yang cukup, tim akan terus dapat bertukar ide, bertukar informasi, dan
mampu mencari jalan keluar atas konflik atau pandangan-pandangan
yang saling bertentangan. Frekuensi interaksi yang cukup dapat
memperkaya perbendaharaan pengetahuan kolektif dan
mengembangkan kreativitas. Ketika anggota-anggota tim saling
menghindari satu sama lain, niscaya tim akan menemukan banyak
kesulitan yang memunculkan berbagai konflik.

Peranan dalam kepemimpinan ada beberapa macam, yaitu peranan


dalam tim, orientasi pada tugas, orientasi pada memelihara kelompok.

o Peranan kepemimpinan dalam tim, yaitu :

a) Memperlihatkan gaya pribadi

b) Proaktif dalam sebagian hubungan

c) Mengilhami kerja tim

d) Memberikan dukungan timbal balik

e) Membuat orang terlibat dan terikat

f) Memudahkan orang lain melihat peluang dan prestasi

g) Mencari orang yang ingin unggul dan dapat bekerja secara


konstruktif

h) Mendorong dan memudahkan anggota untuk bekerja

i) Mengakui prestasi anggota tim

j) Berusaha mempertahankan komitmen

k) Menempatkan nilai yang tinggi pada kerja tim

o Peranan kepemimpinan dalam tim menurut kepemimpinan yang


berorientasi pada tugas adalah sebagai berikut :
 Menstruktur proses

 Menstimulasi komunikasi

 Menjernihkan komunikasi

 Meringkas

 Menguji consensus

o Peranan kepemimpinan dalam tim menurut kepemimpinan yang


berorientasi pada memelihara kelompok adalah sebagai berikut :
 Penjaga gawang

 Mengharmoniskan

 Mendukung

 Menerapkan standar
 Menganalisis proses

VIII. PERAN KEPEMIMPINAN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN


Bagi suatu organisasi, peran seorang pemimpin sangat penting artinya. Hal
ini dikarenakan seorang pemimpin adalah otak organisasi, pemimpin organisasi
selalu membuat keputusan, membuat rencana dasar dan menentukan tujuan
organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan oleh pemimpin dan
gaya kepemimpinannya dalam organisasi. Kepemimpinan adalah suatu proses yang
dilakukan manajer perusahaan untuk mengarahkan dan mempengaruhi para
bawahannya dalam kegiatan yang berhubungan dengan tugas, agar para
bawahannya tersebut mau mengarahkan seluruh kemampuannya, baik sebagai
pribadi maupun sebagai anggota suatu tim, untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan perusahaan.
Pengambilan keputusan adalah pemilihan dua alternative atau lebih.
Pengambilan keputusan perlu dilakukan karena danya perbedaan antara harapan
atau tujuan dengan hasil yang dicapai. Salah satu model pengambilan keputusan
adalah The Optimizing Model. Model tersebut merupakan model pengambilan
keputusan yang menguraikan bagaimana individu seharusnya berperilaku untuk
mencapai hasil atau keluaran yang maksimal.
Ada empat prilaku pemimpin terhadap pengambilan keputusan, yaitu sebagai
berikut.
a. Nilai. Nilai dianggap sebagai pedoman jika seorang menghadapi situasi
dimana harus dilakukan suatu pilihan.
b. Kepribadian. Aspek kepribadian meliputi sikap, kepercayaan dan kebutuhan
individu.
c. Kecendrungan mengambil resiko. Ada yang berani dalam mengambil
resiko, ada yang ditengah-tengah da nada yang penuh pertimbangan/kurang
ambil resiko.
d. Disonasi kognitif. Adanya rasa cemas pada pengambilan keputusan terhadap
akibat dari keputusan yang diambiln
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Faktor penting dalam sebuah organisasi bisa dikatakan adalah


pemimpin, sukses dan tidaknya sebuah organisasi atau perusahaan
bergantung pada tangan pemimpin.

Dalam jiwa seorang pemimpin harus memiliki dasar kemampuan


leadership yakni kemampuan untuk mengarahkan orang lain guna
mencapai suatu tujuan bersama. Seorang pemimpin haruslah terlebih
dahulu membuat tujuan dasar yang jelas dan barulah mengarahkan
anggotanya, Sehingga bisa dikatakan dalam memimpin kita harus
memperhatikan seluruh aspek dalam organisasi atau perusahaan.

Salah satu aspek kepemimpinan yang membedakan seorang


pemimpin dengan bukan pemimpin adalah kemampuan untuk
membayangkan bagaimana suatu organisasi akan dikembangkan di masa
depan dengan memerhatikan berbagai perkembangan yang akan terjadi di
lingkungan luar organisasi yang disebut visioner. Kemampuan visioner
seorang pemimpin ini akan memungkinkan organisasi mengambil
keputusan-keputusan penting saat ini yang akan memengaruhi organisasi
di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Kasminto, A. M. (Tahun 2007). KEPEMIMPINAN . (S. Daissy Erdianthy, Ed.)

Badu, S. Q., & Djafri, N. (2017). Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi.


Gorontalo: Ideas Publishing.

Drs. Sjamsuddin, & Kasminto, Ak., M.B.A. (2007). Kepemimpinan. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Pengawasan BPK.

KEPEMIMPINAN_KELOMPOKx.pdf

Anda mungkin juga menyukai