Anda di halaman 1dari 5

BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

(BPHTB)

A. Dasar Hukum
B. Definisi
C. Istilah
D. Subyek Pajak
E. Obyek Pajak dan Bukan Obyek Pajak
F. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak
G. NPOPTKP
H. Cara Menghitung
I. Saat Terutang

A. Dasar Hukum
- UU No. 21 tahun 1997 jo
- UU No. 20 tahun 2000
- UU No. 28 TAHUN 2009

B. Definisi
BPHTB adalah Pajak yang dikenakan atas Perolehan Hak
atas Tanah dan/atau Bangunan.

C. Istilah
 Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
Perbuatan atau peristiwa hukum yang mengakibatkan
diperolehnya Hak atas Tanah dan/atau Bangunan oleh
orang pribadi atau badan.

 Hak atas Tanah dan Bangunan


adalah hak atas tanah termasuk hak pengelolaan beserta
bangunan diatasnya.
 Surat Tagihan BPHTB
adalah surat untuk melakukan tagihan pajak dan/atau
sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.

D. Subyek Pajak
Orang Pribadi/ Badan yg memperoleh Hak atas Tanah dan
atau Bangunan.

E. Obyek Pajak dan Bukan Obyek Pajak


 Obyek Pajak
- Obyek pajak BPHTB adalah perolehan hak atas tanah
dan/atau bangunan yang meliputi :
- Pemindahan hak.
- Pemberian hak baru.

Pemindahan Hak
Yang termasuk pemindahan hak yaitu :
- Jual beli
- Tukar menukar
- Hibah
- Hibah Wasiat
- Waris
- Lelang
- Putusan Hakim
- Penggabungan Usaha
- Peleburan Usaha

Pemberian Hak Baru


Yang termasuk pemberian hak baru yaitu :
- Kelanjutan Pelepasan Hak :
- Pencabutan
- Pembebasan
- Di luar pelepasan Hak

F. Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak

5% x Dasar Pengenaan Pajak

Dasar Pengenaan Pajak


1. Harga transaksi Jual beli
2. Risalah lelang Lelang
3. Nilai pasar :
- Tukar menukar
- Hibah/Hibah wasiat
- Waris
- Pemasukan Perseroan
- Pemisahan Hak
- Peralihan Hak
- Pemberian Hak Baru
- Penggabungan Usaha
- Peleburan Usaha
- Pemekaran Usaha
- Hadiah

G. NPOPTKP
PerMenKeu No: 86/PMK.03/2006
Tanggal : 4 Oktober 2006:
a. NPOPTKP maksimal Rp.300 juta diperlakukan untuk:
1. Waris.
2. Hibah Wasiat yg diterima orang pribadi yg masih
dalam hubungan keluarga sedarah garis keturunan
lurus satu derajat ke atas/ke bawah termasuk suami
maupun istri.
b. NPOPTKP sebesar Rp. 42 juta diberlakukan untuk:
1. Rumah Sederhana Sehat
2. RSS melalui KPR Bersubsidi

c. NPOPTKP maks : Rp. 60 juta untuk selain


a dan b diatas

d. Apabila c > b, maka b = c

H. Cara Menghitung

BPHTB = TARIF x ( NPOP – NPOPTKP)

Jika NJOP sebagai Dasar Pengenaan maka:

BPHTB = TARIF x ( NJOP – NPOPTKP)

Jika hak atas tanah dan bangunan disebabkan karena waris/


hibah wasiat/pemberian hak pengelolaan, maka BPHTB yang
harus dibayar adalah :
BPHTB = 50% x BPHTB yang terutang

I. Saat Terutang
1. Waris dan Hibah Wasiat Sejak tanggal yang
bersangkutan mendaftarkan peralihan Hak ke Kantor
Pertanahan.
2. Putusan Hakim Sejak Putusan Pengadilan.

3. Pemberian Hak Baru Sejak tanggal ditandatangani


dan diterbitkan SK Pemberian Hak Baru.

4. Lelang Sejak tanggal penunjukan pemenang lelang

5. Transaksi berikut :
 Jual Beli,Tukar Menukar,Hibah
 Pemasukan dl Perseroan
 Pemisahan Hak,
 Penggabungan/Peleburan Usaha
 Pemekaran Usaha, Hadiah

Sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya AKTA

Anda mungkin juga menyukai