Laporan Dinamika Proses Fix 1
Laporan Dinamika Proses Fix 1
PENDAHULUAN
dengan mendefinisikan,
𝑎1 𝑏
= 𝜏 𝑑𝑎𝑛 𝑘0 ...................................................... (2.2)
𝑎0 𝑎0
Maka :
𝑑𝑦
𝜏𝑝 𝑑𝑡 + 𝑦 = 𝑘𝑝 𝑓 ...................................................... (2.3)
Kasus untuk model orde 1 dapat dijumpai pada kasus pure capacity dan
first order lag. Gambar 1. Memperlihatkan skema kasus purely
capacitive/pure integrator dan first order lag
Gambar 2.2 Profil Self Regulating Yang Dialurkan Dalam Koordinat Tak
Berdimensi (Santoso, 2007).
Pada proses orde dua non-interacting, flow yang keluar dari tangka
pertama tidak berpengaruh pada tingginya level di tangki kedua (h2).
Sedangkan pada proses orde dua interacting-capacities, flow yang keluar dari
tangki pertama akan berpengaruh pada tinggi level di tangki kedua (h2).
Adapun transfer function proses orde dua interacting-capacities yang dimana
lebih kompleks dari transfer function proses orde dua non-interacting. Dapat
pula dilihat pada perbedaan transfer function proses orde dua non-interacting
dengan transfer function proses orde dua interacting-capacities yang dimana
dapat dilihat pada faktor R1C2. Hal ini disebabkan flow yang awalnya
mengalir karena beda tekanan h2 dengan atmosfir, sekarang mengalir karena
beda tekanan h2 dikurangi h1. Karena keadaan saling mempengaruhi itulah,
proses itu disebut proses orde dua interacting-capacities. Contoh proses orde
dua interacting-capacities dapat dilihat pada gambar.
Gambar 2.7 Proses Orde Dua Interacting Capacities (Suryanto, 2013).
Adapun transfer function proses orde dua interacting-capacities yang
dimana lebih kompleks dari transfer function proses orde dua non-
interacting. Dapat pula dilihat pada perbedaan transfer function proses orde
dua non-interacting dengan transfer function proses orde dua interacting-
capacities yang dimana dapat dilihat pada faktor R1C2. Jika suatu R1C2 kecil,
maka dapat diharapkan bahwa suatu dinamika proses orde dua interacting ini
akan sama dengan dinamika proses orde dua non- interacting.
2.11 Fluida
Secara khusus, fluida didefinisikan sebagai zat yang berdeformasi terus-
menerus selama dipengaruhi suatu tegangan geser. Fluida atau zat cair dibedakan
dari benda padat karena kemampuannya untuk mengalir. Fluida lebih mudah
mengalir karena ikatan molekul dalam fluida jauh lebih kecil dari ikatan molekul
dalam zat padat, akibatnya fluida mempunyai hambatan yang relatif kecil pada
perubahan bentuk karena gesekan. Zat padat mempertahankan suatu bentuk dan
ukuran yang tetap, sekalipun suatu gaya yang besar diberikan pada zat padat
tersebut, zat padat tidak mudah berubah bentuk maupun volumenya, sedangkan
zat cair dan gas, zat cair tidak mempertahankan bentuk yang tetap, zat cair
mengikuti bentuk wadahnya dan volumenya dapat diubah hanya jika diberikan
padanya gaya yang sangat besar dan gas tidak mempunyai bentuk dan maupun
volume yang tetap, gas akan berkembang mengisi seluruh wadah.
Fluida secara umum bila dibedakan dari sudut kemampatannya
(compresibility), maka bentuk fluida terbagi dua jenis, yaitu; compressible fluid
dan incompressible fluid. Compressible fluid adalah fluida yang tingkat
kerapatannya dapat berubah-ubah, contohnya; zat berbentuk gas. Incompressible
fluid adalah fluida yang tingkat kerapatannya tidak berubah atau perubahannya
kecil sekali dan dianggap tidak ada, contohnya; zat berbentuk cair (Dharma and
Prasetyo, 2012).
2.25 Pompa
Pompa merupakan alat yang berfungsi mengubah tenaga mekanis dari suatu
sumber tenaga (penggerak) menjadi tenaga kinetis (kecepatan), dimana tenaga ini
berguna untuk mengalirkan cairan dan mengatasi hambatan yang ada sepanjang
pengaliran. Dalam aplikasi kehidupan sehari-hari banyak sekali aplikasi yang
berkaitan dengan pompa. Contoh pompa yang ditemui dalam kehidupan sehari-
hari antara lain pompa air, pompa diesel, pompa hydram, pompa bahan bakar dan
lain-lain, yang digunakan oleh masyarakat pada umumnya. Dari sekian banyak
pompa yang ada tentunya mempunyai prinsip kerja dan kegunaan yang berbeda-
beda namun memiliki fungsi yang sama. Hambatan-hambatan pengaliran itu
dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan ketinggian atau hambatan gesek.
Secara umum pompa dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu (Siswadi,
2015) :
1. Pompa Reciprocating
Pompa Reciprocating adalah pompa pompa dimana energi mekanik dari
penggerak pompa diubah menjadi energi aliran dari cairan yang dipompa
dengan menggunakan elemen yang bergerak bolak-balik di dalam silinder.
Ketika volume silinder membesar akibat gerakan piston atau plunyer maka
tekanan dalam silinder akan turun dan relative lebih kecil daripada tekanan
pada sisi isap, sehingga fluida pada sisi isap akan masuk ke dalam pompa.
Sebaliknya ketika volume silinder mengecil akibat gerakan piston atau
plunyer maka tekanan dalam silinder akan naik sehingga fluida akan
tertekan keluar. Pompa reciprocating mempunyai tekanan yang tinggi
sehingga mampu melayani system dengan head yang tinggi. Tekanan yang
dihasilkan tidak tergantung pada kapasitas tetapi tergantung pada daya
penggerak dan kekuatan bahan.
2. Pompa Rotari
Pompa rotari adalah pompa perpindahan positif dimana energi mekanis
ditansmisikan dari mesin penggerak ke cairan dengan menggunakan elemen
yang berputar (rotor) di dalam rumah pompa (casing). Pada waktu rotor
berputar di dalam rumah pompa, akan terbentuk kantong-kantong yang
mula-mula volumenya besar (pada sisi isap) kemudian volumenya
berkurang (pada sisi tekan) sehingga fluida akan tertekan keluar.
DAFTAR PUSTAKA
Siswadi (2015) 'Analisis Tekanan Pompa Pada Debit Air' , Jurnal Ilmu-Ilmu Teknik-
Sistem, 11(3), Pp 39-46.