Anda di halaman 1dari 15

HALAMAN SAMPUL

MAKALAH

SEBHOREA
Dosen Pembimbing : Hairiana Kusvitasari, SST.,M.Keb

Disusun oleh :
Kelompok 8
Medica Lenty 11194862110100
Niken Adkah Karinda 11194862110106
Nur Qomara Evana 11194862110110
Riska Ali Zulianur 11194862110117
Silvia Atwi Maharani 11194862110118

PRODI SARJANA KEBIDANAN


FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA


2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan hidayah – Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sebhoria“ ini
tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah yang kami buat ini adalah untuk memenuhi
tugas dari ibu Hairiana Kusvitasari, SST.,M.Keb pada mata kuliah Kebidanan III.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Hairiana Kusvitasari, SST.,M.Keb


selaku dosen dari Mata Kuliah Dokumentasi dan Sistem Informasi Kebidanan, yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
untuk kami .

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagikan
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini .

Hormat Kami

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................................... 1


KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
BAB I ............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar belakang .................................................................................................... 4
A. Rumusan Masalah .............................................................................................. 5
B. Tujuan ................................................................................................................ 5
BAB II ............................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6
A. Pengertian Sephoria ............................................................................................ 6
B. Etiologi dan Patofisiologi Sebhoria ..................................................................... 7
C. Gambar Sebhoria dan Penanganannya ................................................................ 9
BAB III ......................................................................................................................... 12
PENUTUP .................................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................ 12
LATIHAN SOAL ......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Sebhoria pada bayi, yang lebih dikenal sebagai seborrheic
dermatitis, merupakan kondisi umum pada kulit yang seringkali
memunculkan gejala seperti sisik, kemerahan, dan terkadang diiringi oleh
kerak berwarna kuning atau putih. Kondisi ini cenderung terjadi akibat
produksi minyak berlebihan oleh kelenjar minyak kulit, serta dapat terkait
dengan pertumbuhan ragi alami di permukaan kulit. Meskipun sebhoria
pada bayi umumnya tidak menimbulkan ketidaknyamanan yang signifikan,
perhatian dan perawatan khusus seringkali diperlukan. Gejala sebhoria
paling umum muncul di area kulit kepala bayi, tetapi dapat juga terjadi di
wajah, leher, dan lipatan kulit lainnya. Meskipun kondisi ini cenderung
membaik seiring waktu, pengelolaan perawatan menjadi kunci untuk
meredakan gejala. Sampo yang lembut dan perawatan kulit khusus bayi
sering direkomendasikan oleh para profesional kesehatan untuk
membersihkan dan merawat kulit yang sensitive. Sebagian besar kasus
sebhoria pada bayi dapat diatasi dengan perawatan sederhana di rumah, dan
hanya dalam beberapa kasus yang lebih parah mungkin memerlukan
perhatian medis lebih lanjut. Oleh karena itu, memahami dan
mengidentifikasi gejala sebhoria pada bayi merupakan langkah awal
penting dalam memberikan perawatan yang sesuai dan menjaga kesehatan
kulit bayi secara optimal.
Selain itu, perlu dicatat bahwa sebhoria pada bayi tidak bersifat
menular dan tidak terkait dengan kurangnya kebersihan. Faktor-faktor
genetik, hormon, dan respons sistem kekebalan tubuh bayi dapat berperan
dalam perkembangan kondisi ini. Meskipun gejalanya dapat terlihat
mengkhawatirkan, seborrheic dermatitis pada bayi umumnya merupakan
kondisi yang ringan dan dapat diatasi dengan perawatan yang tepat.

4
Penting bagi orang tua untuk tetap tenang dan berkonsultasi dengan
profesional kesehatan jika mereka mengamati gejala sebhoria pada bayi
mereka. Dokter dapat memberikan panduan yang tepat tentang cara
merawat kulit bayi dan mungkin meresepkan sampo atau krim khusus jika
diperlukan. Selain itu, menjaga kebersihan kulit bayi dengan lembut dan
menghindari penggunaan produk perawatan yang mengandung bahan kimia
keras dapat membantu mencegah iritasi tambahan.
Dalam sebagian besar kasus, seborrheic dermatitis pada bayi
cenderung membaik secara bertahap seiring waktu dan sering kali hilang
sepenuhnya pada masa pertumbuhan anak. Dengan memberikan perhatian
dan perawatan yang sesuai, orang tua dapat membantu membuat
pengalaman sebhoria pada bayi menjadi lebih nyaman sambil memastikan
kesehatan kulit yang optimal pada tahap perkembangan awal kehidupan
mereka.

A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Sephoria?
2. Bagaimana Etiologi dan Patofisiologi Sephoria ?
3. Gambar Sephoria dan Penanganannya ?

B. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Sephoria
2. Mengetahui Etiologi dan Patofisiologi Sephoria
3. Mengetahui Gambar dan Penanganan Sephoria

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sephoria
Sebhoria, atau dikenal juga sebagai seborrheic dermatitis, adalah
kondisi kulit yang umumnya ditandai oleh peradangan dan iritasi pada area
tertentu di tubuh. Secara spesifik, sebhoria seringkali muncul sebagai sisik,
kemerahan, dan mungkin diiringi oleh kerak-kerak pada kulit. Meskipun
kondisi ini dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh, seborrheic dermatitis
pada bayi sering terlihat di kulit kepala, wajah, leher, dan lipatan kulit
lainnya.
Penyebab sebhoria melibatkan berbagai faktor, termasuk produksi
minyak berlebihan oleh kelenjar minyak kulit dan pertumbuhan ragi alami
pada permukaan kulit. Meskipun gejalanya dapat memberikan kesan
mengkhawatirkan, sebhoria pada bayi umumnya tidak menyebabkan
ketidaknyamanan yang signifikan. Kondisi ini cenderung bersifat kronis,
dengan gejala yang muncul dan mereda dari waktu ke waktu.
Faktor-faktor genetik dan hormon juga dapat berperan dalam
perkembangan sebhoria. Pengelolaan perawatan menjadi kunci dalam
meredakan gejala, dan tindakan seperti penggunaan sampo yang lembut dan
perawatan kulit khusus bayi umumnya direkomendasikan oleh profesional
kesehatan. Meskipun seborrheic dermatitis pada bayi dapat menciptakan
kekhawatiran bagi orang tua, pemahaman yang komprehensif tentang
kondisi ini, bersama dengan konsultasi kepada dokter atau ahli kesehatan,
dapat membantu memastikan bahwa perawatan yang sesuai diberikan untuk
menjaga kesehatan kulit bayi secara optimal dan memberikan kenyamanan
selama masa pertumbuhan awal mereka.

6
B. Etiologi dan Patofisiologi Sebhoria

1. Etiologi Sebhoria

Etiologi sebhoria, atau seborrheic dermatitis, dapat ditelusuri pada


beberapa faktor yang saling berinteraksi. Salah satu penyebab utama adalah
produksi minyak berlebihan oleh kelenjar sebaceous pada kulit.
Peningkatan aktivitas hormon, terutama pada masa bayi atau selama
pubertas, dapat memicu produksi minyak yang lebih tinggi. Faktor lain yang
berkontribusi adalah pertumbuhan ragi alami pada kulit, khususnya jenis
Malassezia, yang mengonsumsi minyak kulit dan menghasilkan senyawa
yang merangsang respons inflamasi. Selain itu, faktor genetik juga dapat
memainkan peran dalam rentan seseorang terhadap sebhoria, dengan
beberapa individu memiliki kecenderungan genetik yang membuat mereka
lebih rentan terhadap perubahan pada kulit dan respons tubuh terhadap
faktor-faktor pemicu sebhoria. Etiologi sebhoria, atau seborrheic dermatitis,
melibatkan beberapa faktor yang saling berinteraksi, menciptakan kondisi
yang mendukung perkembangan kondisi kulit ini. Salah satu pemicu utama
adalah produksi minyak yang berlebihan oleh kelenjar sebaceous pada kulit.
Peningkatan aktivitas hormon, terutama pada masa bayi atau selama
pubertas, dapat merangsang kelenjar tersebut untuk menghasilkan lebih
banyak minyak, menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan
mikroorganisme.
Pertumbuhan ragi Malassezia menjadi komponen penting dalam
etiologi sebhoria. Mikroorganisme ini secara alami ada di kulit dan
mengonsumsi minyak yang dihasilkan oleh kelenjar sebaceous. Selama
proses ini, Malassezia mengeluarkan senyawa tertentu yang mungkin
merangsang respon inflamasi kulit, menyebabkan kemerahan, iritasi, dan
deskuamasi.

7
Faktor genetik juga dapat berperan dalam etiologi sebhoria.
Beberapa individu mungkin memiliki kecenderungan genetik tertentu yang
membuat mereka lebih rentan terhadap perubahan pada kulit dan respons
tubuh terhadap faktor-faktor pemicu sebhoria. Faktor-faktor lingkungan,
seperti cuaca atau paparan bahan kimia tertentu, juga dapat memainkan
peran dalam memicu gejala sebhoria pada individu yang rentan.

2. Patofisiologi Sebhoria:

Patofisiologi sebhoria melibatkan proses kompleks di tingkat sel dan


jaringan kulit. Produksi minyak berlebihan oleh kelenjar sebaceous
menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ragi Malassezia.
Mikroorganisme ini, ketika mengonsumsi minyak kulit, menghasilkan
senyawa yang merangsang respon inflamasi dan peradangan lokal.
Akibatnya, kulit yang terkena menunjukkan peningkatan deskuamasi atau
pengelupasan sel-sel kulit yang mati, menciptakan sisik atau kerak pada
permukaan kulit. Proses ini juga dapat memicu respons sistem kekebalan
tubuh, yang lebih lanjut memperparah peradangan. Faktor genetik juga
dapat memengaruhi bagaimana individu merespons rangsangan ini,
menambah kompleksitas patofisiologi sebhoria. Pemahaman mendalam
terhadap etiologi dan patofisiologi ini menjadi landasan penting dalam
pengembangan strategi perawatan yang efektif untuk mengelola kondisi
sebhoria. Patofisiologi sebhoria mencakup serangkaian proses kompleks
yang terjadi di tingkat sel dan jaringan kulit. Produksi minyak berlebihan
oleh kelenjar sebaceous menciptakan lingkungan yang mendukung
pertumbuhan ragi Malassezia. Mikroorganisme ini, saat mengonsumsi
minyak kulit, menghasilkan senyawa seperti asam oleat yang dapat memicu
respon inflamasi pada kulit. Proses peradangan ini dapat memicu pelepasan
mediator inflamasi, seperti sitokin dan prostaglandin, yang memperparah
kondisi kulit. Kulit yang terkena sebhoria menunjukkan peningkatan
deskuamasi atau pengelupasan sel-sel kulit yang mati. Sisik atau kerak yang
muncul pada permukaan kulit adalah hasil dari proses ini.

8
Selain itu, Malassezia juga diketahui memainkan peran dalam
mengubah komposisi lipid kulit, meningkatkan kadar asam lemak bebas. Ini
dapat menyebabkan iritasi dan merusak fungsi pelindung kulit, memberikan
kontribusi tambahan pada peradangan. Faktor genetik memiliki dampak
pada patofisiologi sebhoria dengan mempengaruhi respons individu
terhadap faktor pemicu. Beberapa individu mungkin memiliki reaksi sistem
kekebalan tubuh yang lebih responsif terhadap Malassezia atau lebih
cenderung menghasilkan minyak berlebihan.

C. Gambar Sebhoria dan Penanganannya

Gambar 1

9
Gambar 2

Penanganan Sebhoria pada Bayi:

Penanganan sebhoria pada bayi melibatkan perawatan kulit yang lembut


dan konsisten untuk mengurangi gejala dan memastikan kesehatan kulit
optimal. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam
penanganan sebhoria pada bayi:
1. Pembersihan Kulit: Gunakan sampo bayi yang lembut dan bebas
pewangi. Hindari penggunaan produk berbasis alkohol atau bahan
kimia keras.
Cuci rambut dan kulit bayi dengan lembut, hindari menyikat rambut
dengan keras agar tidak merangsang kulit yang sudah sensitif.

2. Penggunaan Minyak atau Krim: Terapkan minyak bayi atau krim


pelembap yang lembut pada kulit bayi setelah mandi. Ini dapat
membantu mengurangi kekeringan kulit.

10
3. Hindari Produk yang Menyebabkan Iritasi: Hindari penggunaan sabun
atau produk perawatan kulit yang mengandung bahan kimia keras yang
dapat menyebabkan iritasi tambahan pada kulit bayi.

4. Frekuensi Mandi yang Sesuai: Batasi frekuensi mandi untuk mencegah


kekeringan kulit. Mandilah bayi dengan air hangat, bukan air panas, dan
hindari mandi terlalu lama.

5. Hindari Mengupas Sisik: Meskipun mungkin sulit, hindari mengupas


atau menggaruk sisik pada kulit bayi. Ini dapat menyebabkan iritasi
lebih lanjut dan merusak kulit.

6. Konsultasi dengan Dokter: Jika gejala tidak membaik atau tampaknya


memburuk, konsultasikan dengan dokter anak atau ahli kulit. Mereka
dapat memberikan saran yang sesuai dan, jika diperlukan, meresepkan
krim atau sampo khusus.

7. Perhatikan Faktor Pemicu: Perhatikan apakah ada faktor pemicu tertentu


yang memperburuk sebhoria pada bayi, seperti deterjen pakaian, sabun,
atau bahan lainnya. Mencoba mengidentifikasi dan menghindari faktor-
faktor ini dapat membantu mengurangi gejala.
Pemilihan Pakaian yang Sesuai:

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari penanganan sebhoria pada bayi melibatkan
pendekatan perawatan yang lembut dan hati-hati untuk mengurangi gejala
dan mempromosikan kesehatan kulit optimal. Langkah-langkah seperti
penggunaan sampo bayi yang lembut, pembersihan kulit yang cermat,
penggunaan minyak atau krim pelembap, serta hindari produk yang dapat
menyebabkan iritasi, menjadi kunci dalam manajemen kondisi ini. Penting
untuk memahami bahwa sebhoria pada bayi cenderung bersifat ringan dan
dapat membaik seiring waktu dengan perawatan yang tepat. Dalam kasus
ketidakpastian atau jika gejala persisten, konsultasi dengan dokter anak atau
ahli kulit sangat disarankan untuk mendapatkan bimbingan dan penanganan
yang sesuai. Menerapkan langkah-langkah pencegahan, seperti
penghindaran faktor pemicu potensial dan pemilihan pakaian yang sesuai,
juga dapat membantu menjaga kesehatan kulit bayi dan memberikan
kenyamanan selama masa pertumbuhan awal mereka.

B. Saran
Untuk menangani sebhoria pada bayi, disarankan untuk menggunakan
sampo bayi yang lembut, menghindari produk perawatan kulit yang
mengandung bahan kimia keras, dan menjaga kebersihan kulit dengan
cermat. Penggunaan minyak atau krim pelembap dapat membantu
mengurangi kekeringan kulit. Penting untuk menciptakan lingkungan kulit
yang sehat dengan memilih pakaian yang lembut dan bernapas, serta
membatasi frekuensi mandi agar kulit tidak menjadi terlalu kering.

12
LATIHAN SOAL

1. Apa penyebab utama sebhoria pada bayi?

a. Aktivitas berlebihan

b. Faktor genetik
c. Pemakaian pakaian yang tidak sesuai

d. Paparan sinar matahari


e. Konsumsi makanan tertentu

2. Bagaimana cara mengurangi gejala sebhoria pada bayi?


a. Mandi dengan air panas

b. Menggaruk sisik kulit

c. Penggunaan sampo bayi yang lembut


d. Menghindari penggunaan krim pelembap
e. Menggunakan produk perawatan kulit dengan bahan kimia keras

3. Apa dampak pertumbuhan ragi Malassezia pada sebhoria?


a. Mengurangi inflamasi kulit

b. Meningkatkan produksi minyak kulit


c. Menghambat respon sistem kekebalan tubuh
d. Merangsang pertumbuhan sel kulit baru

e. Menyebabkan penurunan deskuamasi kulit

4. Bagaimana cara memilih pakaian yang sesuai untuk bayi dengan sebhoria?
a. Memilih pakaian berbahan sintetis
b. Pilih pakaian yang ketat untuk melindungi kulit

c. Gunakan pakaian yang bernapas dan berbahan katun

13
d. Hindari pemakaian pakaian selama berhari-hari

e. Pilih pakaian berwarna terang

5. Apa yang sebaiknya dihindari dalam perawatan kulit bayi yang mengalami
sebhoria?
a. Mandi dengan air panas

b. Menggunakan sampo yang mengandung bahan kimia keras


c. Penggunaan krim pelembap setiap jam
d. Memilih pakaian yang terlalu longgar

e. Menghindari konsultasi dengan dokter

6. Kapan sebaiknya orang tua berkonsultasi dengan profesional kesehatan terkait


sebhoria pada bayi?
a. Setiap kali ada kemerahan pada kulit bayi

c. Hanya jika terdapat kerak yang jelas


d. Jika bayi tidak pernah mengalami sebhoria sebelumnya

e. Jika kulit bayi terasa sedikit kering

14
DAFTAR PUSTAKA

Alexander K C Leung, Barankin B. "Seborrheic Dermatitis." International Journal


of Pediatric Health Care Advances, 2(1), 4-6, 2021.

Astindari, Sawitri, Willy. "Perbedaan Dermatitis Seboroik dan Psoriasis Vulgaris


Berdasarkan Manifestasi Klinis dan Histopatologi." Berkala Ilmu
Kesehatan Kulit dan Kelamin, 26.1, 1-7, 2019.

Anggarini D, Pasaribu S. "Laporan Kasus: Eritroderma et cause Dermatitis


Seboroik." Majalah Kedokteran UKI, RSUD Wahidin Sudiro Husodo Kota
Mojokerto Jawa Timur, 37(1), 2021.

Ashtekar R. "A Retrospective Study of Histopathology of Psoriasis Vulgaris in a


Tertiary Hospital." Journal of Medical Science and Clinical Research, 7(6),
33-38, 2019.

Bai S, Srinivasan S. "Histopathologic Diagnostic Parameters of Psoriasis: A


Clinicopathological Study." International Journal of Research in Medical
Sciences, 4(6), 1915-1920, 2022.

Baumann L. "Cosmetics and Skin Care in Dermatology." In: Goldsmith LA, Katz
SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffel DJ, Wolff K (eds.) Fitzpatrick’s
Dermatology in General Medicine. 8th Edition. New York: McGraw Hill,
2012, p. 3009-12. 2019

15

Anda mungkin juga menyukai