Anda di halaman 1dari 19

Modul 1

Latihan

1. Dalam sesi perkenalan, Fasilitator memperkenalkan seluruh tim fasilitator yang terlibat dalam
penyelenggaraan pelatihan dengan menyebutkan: a. Nama b. Peran c. Latar belakang d. Semua
benar
Jawaban yang benar adalah d. Semua benar.
Dalam sesi perkenalan, fasilitator biasanya memperkenalkan seluruh tim fasilitator yang terlibat
dalam penyelenggaraan pelatihan dengan menyebutkan informasi-informasi berikut:
a. Nama - Memperkenalkan nama setiap fasilitator.
b. Peran - Menguraikan peran atau fungsi yang dijalankan oleh setiap fasilitator dalam pelatihan
tersebut.
c. Latar belakang - Memberikan informasi mengenai latar belakang pendidikan, pengalaman, atau
keahlian yang relevan dengan pelatihan yang diberikan oleh setiap fasilitator.
Menyediakan informasi ini membantu peserta pelatihan untuk lebih mengenal tim fasilitator dan
memahami bagaimana setiap anggota tim dapat mendukung proses pembelajaran mereka.

2. Pendekatan andragogi untuk membangun hubungan positif antara peserta, peserta dengan
panitia, dan peserta dengan fasilitator, disebut dengan istilah: a. Motivasi belajar b. Bina suasana
c. Pengantar harapan d. Refleksi singkat
Jawaban yang benar adalah b. Bina suasana.
Pendekatan andragogi, yang merupakan metode pembelajaran khusus untuk orang dewasa,
menekankan pentingnya membangun hubungan positif antara peserta dengan peserta lainnya,
peserta dengan panitia, dan peserta dengan fasilitator. "Bina suasana" adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan proses pembentukan lingkungan yang kondusif untuk
pembelajaran, di mana peserta merasa nyaman, dihargai, dan terlibat secara aktif.
a. Motivasi belajar lebih menekankan pada faktor internal dan eksternal yang mendorong
individu untuk belajar.
c. Pengantar harapan lebih terkait dengan penentuan dan pembahasan harapan atau tujuan
peserta terhadap pelatihan.
d. Refleksi singkat biasanya adalah aktivitas yang dilakukan untuk merenungkan dan
mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung.
"Bina suasana" mencakup upaya menciptakan suasana yang mendukung, seperti memastikan
bahwa setiap peserta diperlakukan dengan hormat, mendorong partisipasi, dan memfasilitasi
komunikasi yang efektif antara semua pihak yang terlibat.
3. Aktivitas yang dapat mendukung motivasi belajar melibatkan hal berikut, kecuali
a. Ceramah Pendek Inspiratif
b. Aktivitas Peningkatan Semangat
c. Perencanaan Tujuan Pribadi
d. Memberikan masukan atau klarifikasi.
Jawaban yang benar adalah d. Memberikan masukan atau klarifikasi.
Dalam konteks motivasi belajar, aktivitas yang dirancang untuk mendukung dan meningkatkan
motivasi biasanya mencakup elemen-elemen yang dapat membangkitkan minat, semangat, dan
keinginan untuk belajar pada peserta. Ini melibatkan:

a. Ceramah Pendek Inspiratif - Ceramah yang memotivasi dan menginspirasi dapat meningkatkan
minat dan motivasi peserta untuk belajar.

b. Aktivitas Peningkatan Semangat - Aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan semangat dan
energi peserta dapat membantu membangkitkan motivasi belajar.

c. Perencanaan Tujuan Pribadi - Membantu peserta dalam menetapkan tujuan pribadi yang berkaitan
dengan pembelajaran dapat meningkatkan motivasi mereka untuk mencapai tujuan tersebut.

d. Memberikan masukan atau klarifikasi, meskipun penting dalam proses pembelajaran, lebih
berfokus pada penyampaian informasi, penjelasan, atau tanggapan terhadap pertanyaan dan kurang
secara langsung berkaitan dengan pengembangan atau peningkatan motivasi belajar. Ini lebih
terkait dengan aspek pemahaman dan penyerapan materi daripada dengan pembangkitan motivasi
untuk belajar itu sendiri.

4. Pengantar harapan peserta melibatkan kegiatan berikut ini:


a. Pengumpulan Harapan dan Fokus Materi
b. Sharing Harapan
c. Refleksi Singkat
d. Semua benar

Jawaban yang benar adalah d. Semua benar.


Pengantar harapan peserta adalah proses di mana fasilitator atau penyelenggara
pelatihan mengumpulkan dan memahami harapan peserta untuk memastikan bahwa
tujuan pelatihan sejalan dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Kegiatan yang
terlibat dalam pengantar harapan peserta biasanya meliputi:
a. Pengumpulan Harapan dan Fokus Materi - Mengumpulkan informasi tentang apa
yang diharapkan peserta dari pelatihan tersebut, termasuk aspek materi atau topik yang
mereka ingin fokuskan.
b. Sharing Harapan - Memberikan kesempatan bagi peserta untuk saling berbagi
harapan mereka dengan peserta lainnya atau dengan fasilitator. Ini membantu dalam
menciptakan pemahaman bersama tentang tujuan dan ekspektasi pelatihan.
c. Refleksi Singkat - Memungkinkan peserta untuk merenungkan harapan pribadi
mereka dan bagaimana pelatihan tersebut bisa membantu mereka mencapai tujuan
pribadi atau profesional.
Ketiga aktivitas ini berkontribusi dalam menyelaraskan program pelatihan dengan
kebutuhan dan harapan peserta, serta membantu dalam menetapkan fondasi yang kuat
untuk pembelajaran yang efektif.
5. Membangun Kesepakatan Kontrak Belajar melalui kegiatan berikut, kecuali
a. Fasilitator menjelaskan setiap poin kontrak belajar.
b. Peserta diberikan kesempatan untuk memberikan masukan atau klarifikasi.
c. Peserta menandatangani kontrak sebagai bentuk komitmen.
d. Fasilitator membagikan kertas metaplan dan menyampaikan instruksi

Jawaban yang benar adalah d. Fasilitator membagikan kertas metaplan dan


menyampaikan instruksi.
Membangun kesepakatan kontrak belajar biasanya melibatkan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Fasilitator menjelaskan setiap poin kontrak belajar - Fasilitator memaparkan isi
kontrak belajar, termasuk aturan, harapan, dan tanggung jawab yang berlaku selama
pelatihan.
b. Peserta diberikan kesempatan untuk memberikan masukan atau klarifikasi -
Memberikan kesempatan ini memastikan bahwa semua peserta memahami kontrak dan
setuju dengan isinya.
c. Peserta menandatangani kontrak sebagai bentuk komitmen - Tindakan ini merupakan
simbolisasi dari komitmen peserta untuk mengikuti aturan dan harapan yang telah
disepakati dalam kontrak belajar.
Sementara itu, d. Fasilitator membagikan kertas metaplan dan menyampaikan instruksi
lebih terkait dengan aktivitas pembelajaran atau brainstorming, bukan secara langsung
dengan proses pembuatan kontrak belajar. Kertas metaplan sering digunakan untuk
aktivitas yang melibatkan pemikiran kreatif, penulisan ide, atau penyampaian feedback,
yang meskipun penting dalam proses pembelajaran, tidak langsung terkait dengan
pembentukan kontrak belajar.

Soal atau latihan modul 4


1. Di TPS desa Makmur didapat data sebagai berikut :
a. DPT 251 terdiri dari laki-laki 110 dan Perempuan 141
b. DPTb dalam 1 kec sebanyak 3 orang terdiri dari 2 laki dan 1 Perempuan
c. DPK sebanyak 2 orang terdiri dari 2 laki-laki.
SOAL LATIHAN
2. Di TPS desa ADIL didapat data sebagai berikut :
a. DPT 277 terdiri dari laki-laki 141 dan Perempuan 136
b. DPTb dalam 1 Provinsi sebanyak 1orang Perempuan
c. DPK sebanyak 3 orang terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan
3. Di TPS desa SEJAHTERA didapat data sebagai berikut :
a. DPT 227 terdiri dari laki-laki 111 dan Perempuan 116
b. DPTb dari luar Provinsi sebanyak 2 orang Perempuan
c. DPK sebanyak 4 orang terdiri dari 2 laki-laki dan 2 perempuan
4. Di TPS desa GEMAH didapat data sebagai berikut :
a. DPT 203 terdiri dari laki-laki 110 dan Perempuan 93
b. DPTb dalam 1 Kabupaten dalam 1 dapil sebanyak 2 orang Perempuan
c. DPK sebanyak 2 orang terdiri dari 1 laki-laki dan 1 Perempuan
Berdasarkan informasi diatas, diminta kepada saudara untuk mencatatkan kedalam masing-masing
formulir C Hasil di TPS
Jawaban nya :

Untuk mencatatkan data tersebut ke dalam masing-masing formulir C Hasil di TPS, kita
akan mengorganisir informasi tersebut berdasarkan TPS dari setiap desa. Berikut adalah
ringkasan data untuk setiap TPS:

TPS Desa Makmur:

 DPT: 251 (Laki-laki: 110, Perempuan: 141)


 DPTb: 3 (Laki-laki: 2, Perempuan: 1)
 DPK: 2 (Laki-laki: 2)

TPS Desa Adil:

 DPT: 277 (Laki-laki: 141, Perempuan: 136)


 DPTb: 1 (Perempuan: 1)
 DPK: 3 (Laki-laki: 2, Perempuan: 1)

TPS Desa Sejahtera:

 DPT: 227 (Laki-laki: 111, Perempuan: 116)


 DPTb: 2 (Perempuan: 2)
 DPK: 4 (Laki-laki: 2, Perempuan: 2)

TPS Desa Gemah:

 DPT: 203 (Laki-laki: 110, Perempuan: 93)


 DPTb: 2 (Perempuan: 2)
 DPK: 2 (Laki-laki: 1, Perempuan: 1)
Kemudian, untuk setiap TPS, kita perlu menjumlahkan total pemilih berdasarkan jenis
kelamin dan kategori pemilih (DPT, DPTb, DPK) untuk dicatatkan pada formulir C Hasil di
TPS. Mari kita lakukan perhitungan tersebut.

Jawaban ke 2
Berdasarkan informasi yang diberikan, berikut adalah catatan untuk masing-masing
formulir C Hasil di TPS:

1. TPS Desa Makmur:


 Jumlah pemilih laki-laki: 114
 Jumlah pemilih perempuan: 142
2. TPS Desa Adil:
 Jumlah pemilih laki-laki: 143
 Jumlah pemilih perempuan: 138
3. TPS Desa Sejahtera:
 Jumlah pemilih laki-laki: 113
 Jumlah pemilih perempuan: 120
4. TPS Desa Gemah:
 Jumlah pemilih laki-laki: 111
 Jumlah pemilih perempuan: 96

Catatan ini mencakup jumlah total pemilih laki-laki dan perempuan di setiap TPS,
dengan mempertimbangkan DPT, DPTb, dan DPK.
Kuis evaluasi pembelajaran
1. Sebutkan 10 Istilah Singkatan, atau Ungkapan dalam proses penghitungan suara !
Jawaban :
Berikut adalah 10 istilah singkatan atau ungkapan yang sering digunakan dalam proses
penghitungan suara, terutama dalam konteks pemilihan umum:

1. TPS (Tempat Pemungutan Suara): Lokasi dimana pemungutan suara dilaksanakan.


2. DPT (Daftar Pemilih Tetap): Daftar nama-nama pemilih yang telah terdaftar secara tetap
untuk pemilihan.
3. DPTb (Daftar Pemilih Tambahan): Daftar nama-nama pemilih yang ditambahkan ke
dalam DPT karena alasan tertentu, seperti perpindahan domisili.
4. DPK (Daftar Pemilih Khusus): Daftar pemilih yang memungkinkan seseorang untuk
memilih di TPS yang tidak sesuai dengan tempat pemilih terdaftar.
5. C1 (Formulir C1): Formulir yang digunakan untuk mencatat hasil penghitungan suara di
TPS.
6. KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara): Kelompok yang bertugas
menyelenggarakan pemungutan suara di TPS.
7. Bawaslu (Badan Pengawas Pemilu): Lembaga independen yang bertugas mengawasi
pelaksanaan pemilu.
8. Surat Suara: Kertas yang digunakan oleh pemilih untuk memberikan suaranya.
9. Bilik Suara: Tempat pemilih memberikan suaranya secara rahasia.
10. Kotak Suara: Tempat di mana surat suara yang telah diisi oleh pemilih dimasukkan dan
disimpan sampai waktu penghitungan suara.

Istilah-istilah ini sangat penting dalam proses pemilihan umum dan penghitungan suara,
masing-masing memiliki peran khusus dalam memastikan proses pemilihan yang adil
dan transparan.

2. Sebutkan beberapa jenis-jenis Formulir di TPS !


Jawaban :
Dalam proses pemilihan umum di Tempat Pemungutan Suara (TPS), terdapat beberapa
jenis formulir yang digunakan untuk berbagai keperluan administratif dan dokumentasi.
Beberapa jenis formulir tersebut meliputi:

1. Formulir C1: Formulir ini digunakan untuk mencatat hasil penghitungan suara di TPS.
Formulir C1 berisi rincian jumlah suara yang diperoleh setiap calon, jumlah suara sah,
jumlah suara tidak sah, dan total suara.
2. Formulir C6: Formulir pemberitahuan untuk memilih yang diberikan kepada pemilih
yang sudah terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih Tetap).
3. Formulir A5 (Surat Pindah Memilih): Formulir yang digunakan oleh pemilih yang
terdaftar di DPT di satu lokasi tetapi ingin memilih di TPS lain.
4. Formulir Model A-KWK: Formulir daftar hadir pemilih di TPS, digunakan untuk
mendata pemilih yang hadir dan menggunakan hak pilihnya.
5. Formulir C7: Formulir daftar hadir KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara)
dan saksi.
6. Formulir C8: Berisi berita acara pemungutan dan penghitungan suara di TPS.
7. Formulir C9: Formulir yang digunakan untuk mencatat pemilih tambahan yang tidak
terdaftar di DPT tapi memenuhi syarat untuk memilih (DPK - Daftar Pemilih Khusus).
8. Formulir C10: Formulir pengaduan atau temuan di TPS, biasanya digunakan oleh saksi
atau pengawas pemilu.
9. Formulir C11: Formulir rekapitulasi penggunaan surat suara, mencatat jumlah surat
suara yang digunakan, rusak, sisa, dan lain-lain.
10. Formulir C12: Formulir untuk catatan kejadian penting di TPS, jika ada.

Setiap formulir ini memiliki fungsi spesifik dan sangat penting dalam proses
dokumentasi dan transparansi selama pemilihan umum. Penggunaannya harus sesuai
dengan aturan dan prosedur yang ditetapkan oleh penyelenggara pemilu.

3. Jelaskan Ketentuan dan Larangan dalam Pelaksanaan Penghitungan Suara !


Jawaban :
Pelaksanaan penghitungan suara dalam pemilihan umum diikuti dengan ketentuan dan
larangan tertentu untuk memastikan prosesnya berjalan secara adil, transparan, dan
akuntabel. Berikut adalah beberapa ketentuan dan larangan yang umumnya berlaku:

Ketentuan

1. Penghitungan Suara di TPS: Penghitungan suara dilakukan di Tempat Pemungutan


Suara (TPS) setelah pemungutan suara selesai.
2. Kehadiran Saksi: Saksi dari setiap calon atau partai politik berhak hadir untuk
mengawasi proses penghitungan suara.
3. Transparansi: Proses penghitungan harus terbuka untuk disaksikan oleh pemilih, saksi,
dan pengawas pemilu, serta harus dilakukan dengan cara yang transparan.
4. Penggunaan Formulir Resmi: Hasil penghitungan suara harus dicatat dalam formulir
resmi, seperti Formulir C1.
5. Penyortiran Surat Suara: Surat suara disortir untuk memisahkan suara sah dan tidak
sah serta menghitung jumlah suara yang diperoleh setiap calon.
6. Pembacaan Hasil Penghitungan: Hasil penghitungan suara dibacakan secara terbuka
dan ditandatangani oleh ketua KPPS serta disaksikan oleh saksi yang hadir.
7. Penyimpanan dan Pengamanan Dokumen: Setelah penghitungan selesai, semua
dokumen, termasuk surat suara dan formulir hasil penghitungan, harus disimpan dan
diamankan dengan baik.

Larangan

1. Manipulasi Hasil: Dilarang keras melakukan kecurangan atau manipulasi hasil


penghitungan suara.
2. Intimidasi atau Paksaan: Dilarang melakukan intimidasi atau paksaan terhadap
anggota KPPS atau saksi selama proses penghitungan.
3. Menghalangi Proses: Dilarang menghalangi proses penghitungan suara, baik secara

4. Berikan contoh beberapa Sarana dan Prasarana dalam proses Penghitungan Suara !
Jawaban
Dalam proses penghitungan suara, terdapat berbagai sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk memastikan proses tersebut berjalan lancar, efisien,
dan transparan. Berikut adalah beberapa contoh sarana dan prasarana yang
umumnya digunakan:

1. Kotak Suara: Tempat untuk menyimpan surat suara yang telah diisi oleh
pemilih. Kotak suara ini biasanya disegel dan dibuka hanya untuk proses
penghitungan suara.
2. Bilik Suara: Tempat pemungutan suara yang dirancang untuk memastikan
kerahasiaan pilihan pemilih.
3. Surat Suara: Kertas yang digunakan oleh pemilih untuk memberikan
pilihannya. Surat suara harus dirancang dengan jelas dan mudah untuk
dipahami oleh pemilih.
4. Formulir Penghitungan Suara: Seperti Formulir C1 yang digunakan untuk
mencatat hasil penghitungan suara di TPS.
5. Alat Tulis: Pensil atau pulpen untuk mengisi formulir penghitungan suara dan
melakukan tanda tangan.
6. Meja dan Kursi: Untuk fasilitas KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara) dan saksi dalam mengawasi proses penghitungan suara.
7. Papan Pengumuman: Untuk menampilkan informasi tentang proses
pemilihan dan hasil penghitungan suara.
8. Lampu Penerangan: Penting terutama jika penghitungan suara berlangsung
hingga malam hari.
9. Segel Keamanan: Digunakan untuk menyegel kotak suara dan dokumen
penting lainnya.
10.Alat Penghitung Manual: Seperti kalkulator atau alat bantu lain untuk
membantu dalam proses penghitungan.
11.Kamera atau Alat Rekam: Untuk mendokumentasikan proses penghitungan
suara dan menjaga transparansi.
12.Sarung Tangan Sekali Pakai: Mungkin diperlukan untuk menghindari kontak
langsung dengan surat suara demi menjaga kebersihan dan keamanan.

Sarana dan prasarana ini membantu memastikan bahwa proses penghitungan


suara dapat dilaksanakan dengan lancar, adil, dan sesuai dengan prosedur
yang telah ditetapkan.
5. Jelaskan pembagian Tugas Anggota KPPS untuk Penghitungan Suara !
Jawaban :
Dalam proses penghitungan suara, setiap anggota Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara (KPPS) memiliki tugas dan tanggung jawab yang spesifik untuk
memastikan bahwa penghitungan berjalan secara adil, transparan, dan efisien.
Pembagian tugas anggota KPPS umumnya sebagai berikut:

1. Ketua KPPS: Bertanggung jawab atas keseluruhan proses penghitungan suara. Ketua
memimpin dan mengkoordinasi kegiatan anggota KPPS lainnya, memastikan
penghitungan suara berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, dan membacakan hasil
penghitungan suara.
2. Sekretaris KPPS: Mencatat hasil penghitungan suara pada formulir resmi (misalnya
Formulir C1) dan memastikan semua dokumen terkait penghitungan suara lengkap dan
akurat.
3. Anggota KPPS: Biasanya dibagi menjadi beberapa tugas, termasuk:
 Penyortir dan Penghitung Suara: Bertugas menyortir surat suara (memisahkan
suara sah dan tidak sah) dan menghitung jumlah suara yang diperoleh setiap
calon.
 Pengawas Kotak Suara: Memastikan kotak suara tidak dibuka atau diganggu
sebelum waktu penghitungan suara.
 Pencatat Jumlah Pemilih: Mencatat jumlah pemilih yang hadir dan
menggunakan hak suaranya.
 Pengawas Keterlibatan Saksi: Memastikan

6. Sebutkan Tata Cara Penghitungan Suara untuk setiap Jenis Pemilu!


Jawaban :
Tata cara penghitungan suara bisa berbeda tergantung pada jenis pemilu yang
diselenggarakan, seperti pemilihan presiden, pemilihan legislatif, atau pemilihan kepala
daerah. Berikut adalah garis besar tata cara penghitungan suara untuk setiap jenis
pemilu:

1. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

 Pembukaan Kotak Suara: Kotak suara dibuka setelah pemungutan suara selesai.
 Pengeluaran dan Penyortiran Surat Suara: Surat suara dikeluarkan dari kotak dan
disortir berdasarkan keabsahan.
 Penghitungan Suara: Surat suara yang sah dihitung berdasarkan pilihan calon presiden
dan wakil presiden.
 Pencatatan Hasil: Hasil penghitungan suara dicatat dalam formulir yang sesuai.
 Penyampaian Hasil: Hasil penghitungan diumumkan di TPS dan dikirim ke tingkat yang
lebih tinggi untuk rekapitulasi.

2. Pemilihan Legislatif

 Penghitungan Suara Per Partai: Terlebih dahulu dihitung jumlah suara yang diperoleh
oleh setiap partai politik.
 Penghitungan Suara Calon Anggota Legislatif: Selanjutnya, dihitung suara yang
diperoleh oleh masing-masing calon dari partai tersebut.
 Pencatatan dan Pelaporan: Hasil penghitungan untuk setiap partai dan calon dicatat
dan dilaporkan sesuai prosedur.

3. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada)

 Penghitungan Suara per Calon: Suara dihitung berdasarkan pilihan calon kepala
daerah.
 Penyortiran dan Penghitungan Suara: Proses serupa dengan pemilihan presiden,
dimulai dari penyortiran hingga penghitungan suara.
 Pencatatan Hasil: Hasil penghitungan dicatat dalam formulir yang sesuai.
 Pengumuman Hasil: Hasil penghitungan di TPS diumumkan dan dikirim ke tingkat
yang lebih tinggi untuk rekapitulasi.

Proses penghitungan suara pada dasarnya melibatkan pembukaan kotak suara,


penyortiran surat suara sah dan tidak sah, penghitungan suara, pencatatan hasil
penghitungan pada formulir resmi, dan pengumuman hasil penghitungan di TPS. Hasil
dari TPS kemudian direkapitulasi pada tingkat yang lebih tinggi, seperti kecamatan,
kabupaten/kota, provinsi, dan nasional. Selama proses ini, transparansi dan keadilan
harus dijaga, dan pengawasan oleh saksi dari masing-masing calon atau partai, serta
pengawas pemilu independen, adalah kunci untuk memastikan prosesnya kredibel.

7. Bagaimana perbedaan Surat Suara Sah dan Surat Suara Tidak Sah ?
Jawaban :
Perbedaan antara surat suara sah dan surat suara tidak sah terletak pada kepatuhan
surat suara terhadap aturan dan kriteria yang ditetapkan oleh penyelenggara pemilu.
Berikut adalah penjelasan tentang surat suara sah dan tidak sah:

Surat Suara Sah

Surat suara dianggap sah jika memenuhi kriteria berikut:

1. Kepatuhan terhadap Aturan Pemilihan: Surat suara diisi sesuai dengan cara yang
benar sebagaimana diinstruksikan oleh penyelenggara pemilu. Biasanya, ini berarti
menandai atau mencoblos pada area yang ditentukan untuk calon atau pilihan yang
diinginkan.
2. Kejelasan Pilihan: Harus jelas bahwa pemilih memiliki niat untuk memilih calon atau
pilihan tertentu, tanpa adanya keraguan.
3. Tidak Ada Tanda Tambahan: Surat suara tidak boleh memiliki tanda tambahan atau
modifikasi yang tidak sesuai dengan instruksi pemungutan suara.

Surat Suara Tidak Sah

Surat suara dianggap tidak sah jika memenuhi salah satu atau lebih dari kriteria berikut:

1. Ketidakjelasan Pilihan: Jika tidak jelas siapa atau apa yang dipilih oleh pemilih,
misalnya karena mencoblos lebih dari satu calon atau tidak mencoblos pada area yang
ditentukan.
2. Adanya Tanda Tambahan: Surat suara yang memiliki coretan, tulisan, atau tanda lain
yang tidak sesuai dengan aturan pemilu.
3. Tidak Terisi atau Kosong: Surat suara yang tidak memiliki tanda coblosan atau
penandaan sama sekali.
4. Kerusakan: Surat suara yang rusak atau tidak layak pakai sehingga tidak memungkinkan
untuk menentukan pilihan pemilih.

Pemahaman yang jelas tentang apa yang membedakan surat suara sah dan tidak sah
sangat penting untuk memastikan proses penghitungan suara berlangsung dengan adil
dan akurat. Penyelenggara pemilu sering memberikan pelatihan dan panduan terperinci
kepada petugas pemilu untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi surat suara
sah dan tidak sah selama proses penghitungan suara.

8. Sebutkan fungsi dari Formulir C Hasil-Salinan!


Jawaban :
Formulir C Hasil-Salinan memiliki beberapa fungsi penting dalam proses pemilihan
umum, khususnya terkait dengan dokumentasi dan transparansi hasil pemungutan
suara. Fungsi-fungsi tersebut meliputi:

1. Dokumentasi Hasil Penghitungan Suara: Formulir C Hasil-Salinan digunakan untuk


mencatat hasil penghitungan suara yang dilakukan di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
Ini termasuk jumlah suara yang diperoleh setiap calon, jumlah suara sah, jumlah suara
tidak sah, dan total suara yang dipungut.
2. Transparansi dan Akuntabilitas: Formulir ini membantu memastikan transparansi dan
akuntabilitas dalam proses penghitungan suara. Dengan mencatat hasil penghitungan
secara tertulis, proses pemilihan menjadi lebih terbuka dan dapat diverifikasi.
3. Dasar untuk Rekapitulasi: Formulir C Hasil-Salinan menjadi dasar untuk proses
rekapitulasi suara di tingkat yang lebih tinggi, seperti di tingkat kecamatan,
kabupaten/kota, dan seterusnya.
4. Pengawasan oleh Saksi: Saksi dari setiap calon atau partai politik diberikan salinan
formulir ini sebagai bukti dan untuk keperluan pengawasan dari pihak mereka. Ini
memungkinkan saksi untuk melakukan verifikasi independen terhadap hasil
penghitungan suara.
5. Arsip dan Referensi: Formulir ini juga berfungsi sebagai arsip dan referensi resmi
tentang hasil pemilihan di TPS tersebut. Ini penting untuk keperluan audit, penyelesaian
sengketa, atau analisis data pemilihan.
6. Peningkatan Kepercayaan Publik: Dengan adanya dokumentasi yang jelas dan
transparan, Formulir C Hasil-Salinan membantu meningkatkan kepercayaan publik
terhadap proses pemilihan umum.

Formulir C Hasil-Salinan merupakan bagian integral dari sistem pemilihan umum yang
bertujuan untuk menjamin integritas dan keabsahan hasil pemilu, serta mendukung
prinsip-prinsip demokrasi seperti transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik.

9. Jelaskan fungsi dan kegunaan dari Sirekap!


Jawaban :
Sirekap (Sistem Informasi Rekapitulasi) adalah sebuah sistem informasi yang digunakan
dalam proses pemilihan umum untuk memudahkan dan mempercepat proses
rekapitulasi suara. Sirekap memiliki beberapa fungsi dan kegunaan penting, antara lain:
1. Mempercepat Proses Rekapitulasi: Dengan adanya Sirekap, proses rekapitulasi suara
dari TPS dapat dilakukan secara lebih cepat dan efisien. Sistem ini memungkinkan
penginputan data hasil penghitungan suara secara elektronik dan langsung dari
sumbernya.
2. Meningkatkan Transparansi: Sirekap membantu meningkatkan transparansi dalam
proses pemilihan umum. Hasil penghitungan suara dari setiap TPS dapat diakses dan
dilihat oleh publik secara real-time, sehingga meminimalisir potensi kecurangan atau
manipulasi data.
3. Memudahkan Pengawasan: Sirekap memudahkan tugas pengawas pemilu dan saksi
dari partai politik atau calon dalam memantau proses rekapitulasi suara. Mereka dapat
membandingkan data yang masuk melalui Sirekap dengan data yang mereka miliki
untuk memastikan keakuratan hasil penghitungan.
4. Pendukung Pengambilan Keputusan: Data yang disediakan oleh Sirekap dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan oleh penyelenggara pemilu, termasuk
dalam menangani sengketa hasil pemilu.
5. Integrasi Data: Sirekap memungkinkan integrasi data hasil penghitungan suara dari
berbagai TPS di seluruh wilayah pemilihan, memudahkan proses rekapitulasi suara di
tingkat yang lebih tinggi, seperti kecamatan, kabupaten/kota, dan provinsi.
6. Arsip Elektronik: Sirekap menyediakan arsip elektronik hasil pemilihan yang dapat
diakses untuk keperluan audit, evaluasi, dan penelitian terkait pemilihan umum.
7. Mengurangi Kesalahan Manusia: Dengan proses digital, Sirekap membantu
mengurangi kesalahan manusia dalam penghitungan dan rekapitulasi suara yang
biasanya lebih rentan terjadi dalam proses manual.

Sirekap merupakan inovasi teknologi dalam proses pemilihan umum yang dirancang
untuk mendukung penyelenggaraan pemilu yang lebih efisien, akurat, transparan, dan
dapat dipercaya. Penggunaan sistem ini merupakan langkah maju dalam upaya
meningkatkan kualitas demokrasi dan integritas pemilihan umum.

10. Jelaskan proses penyampaian Kotak Suara Penghitungan Suara kepada PPK-PPS!
Jawaban :
Proses penyampaian kotak suara dari Tempat Pemungutan Suara (TPS) ke
Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) atau Panitia Pemungutan Suara (PPS)
merupakan tahapan penting dalam pemilihan umum untuk memastikan
integritas dan keamanan suara yang telah dihitung. Berikut adalah gambaran
umum dari proses tersebut:

1. Penyegelan Kotak Suara: Setelah proses penghitungan suara selesai di TPS,


kotak suara disegel kembali oleh Ketua KPPS (Kelompok Penyelenggara
Pemungutan Suara) dengan pengawasan dari saksi dan pengawas pemilu.
Segel ini untuk memastikan tidak ada manipulasi suara setelah penghitungan.
2. Pendokumentasian Hasil Penghitungan: Hasil penghitungan suara dicatat
dalam formulir resmi, seperti Formulir C1, dan dokumen-dokumen tersebut
juga disegel.
3. Pengawalan Kotak Suara: Kotak suara yang telah disegel tersebut kemudian
diawal oleh pihak keamanan (seperti polisi atau petugas keamanan lainnya)
untuk mencegah gangguan atau manipulasi selama perjalanan ke PPK.
4. Transportasi Kotak Suara: Kotak suara diangkut menggunakan kendaraan
yang telah ditentukan oleh penyelenggara pemilu menuju ke kantor PPK.
Transportasi ini harus diatur sedemikian rupa untuk memastikan keamanan
dan ketepatan waktu.
5. Penerimaan oleh PPK: Di kantor PPK, kotak suara diterima oleh anggota PPK.
Mereka memeriksa kondisi segel dan integritas kotak suara untuk memastikan
tidak ada kerusakan atau manipulasi selama perjalanan.
6. Pendataan dan Penyimpanan: Setelah diterima, kotak suara ditata dan
disimpan di tempat yang aman dan terkunci. PPK bertanggung jawab atas
keamanan kotak suara dan dokumen terkait hingga proses rekapitulasi tingkat
kecamatan dimulai.
7. Rekapitulasi di Tingkat Kecamatan: Kotak suara kemudian dibuka kembali
dalam proses rekapitulasi suara di tingkat kecamatan yang dilakukan oleh PPK,
dengan pengawasan dari saksi dan pengawas pemilu.

Selama seluruh proses, transparansi dan keamanan adalah prioritas utama


untuk menjaga integritas hasil pemilu. Segala bentuk ketidaksesuaian atau
kerusakan pada kotak suara dan segelnya harus segera dilaporkan dan
ditangani sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Soal pilihan ganda :
1. Berikut adalah beberapa contoh Formulir di TPS, Kecuali:
a. C.HASIL masingmasing jenis Pemilu
b. C.HASIL SALINAN masingmasing jenis Pemilu
c. Surat Rekomendasi
d. Surat pengantar;
jawaban :
Dalam konteks formulir yang digunakan di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dalam
pemilihan umum, pilihan yang bukan merupakan contoh formulir di TPS adalah:

c. Surat Rekomendasi

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. C.HASIL masing-masing jenis Pemilu: Ini adalah formulir resmi yang digunakan
untuk mencatat hasil penghitungan suara di TPS untuk setiap jenis pemilihan umum,
seperti pemilihan presiden, legislatif, atau kepala daerah.

b. C.HASIL SALINAN masing-masing jenis Pemilu: Formulir ini merupakan salinan dari
C.HASIL yang digunakan untuk keperluan dokumentasi dan pengawasan oleh pihak-
pihak terkait, seperti saksi dari calon atau partai politik.

c. Surat Rekomendasi: Biasanya, surat rekomendasi tidak termasuk dalam jenis formulir
yang digunakan di TPS selama proses pemilihan umum. Surat rekomendasi lebih sering
terkait dengan proses administratif lain atau dalam konteks yang berbeda.

d. Surat Pengantar: Meskipun bisa digunakan dalam beberapa konteks administratif,


surat pengantar bukan merupakan bagian standar dari formulir yang digunakan di TPS
dalam pemilihan umum.

Secara umum, formulir yang digunakan di TPS dalam pemilihan umum dirancang
khusus untuk keperluan pemungutan dan penghitungan suara, dokumentasi hasil, dan
proses pengawasan oleh saksi dan pengawas pemilu.

2. Rapat penghitungan suara dipimpin oleh:


a. Ketua KPPS
b. PPK
c. PPS
d. KPPS
jawaban :
Rapat penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS) dipimpin oleh:

a. Ketua KPPS

KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) adalah kelompok yang bertugas


menyelenggarakan pemungutan dan penghitungan suara di TPS. Ketua KPPS memiliki
tanggung jawab untuk memimpin proses penghitungan suara, mengkoordinasi anggota
KPPS lainnya, dan memastikan bahwa penghitungan suara dilakukan secara adil,
transparan, dan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

3. KPPS mengatur sarana dan prasarana penghitungan suara yang meliputi berikut ini, Kecuali :
a. Alat keperluan administrasi
b. Poster
c. Segel
d. Sampul kertas/kantong plastik pembungkus;
jawaban :
Dalam konteks sarana dan prasarana penghitungan suara yang diatur oleh KPPS
(Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara), pilihan yang tidak termasuk dalam
kategori ini adalah:

b. Poster

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Alat Keperluan Administrasi: Ini termasuk dalam sarana dan prasarana


penghitungan suara, seperti alat tulis, formulir, dan lain-lain.

b. Poster: Biasanya, poster tidak termasuk dalam sarana dan prasarana untuk
penghitungan suara. Poster lebih sering digunakan untuk keperluan informasi, edukasi
pemilih, atau kampanye sebelum hari pemungutan suara.

c. Segel: Segel sangat penting dalam proses penghitungan suara untuk menyegel kotak
suara, dokumen, dan lainnya guna memastikan keamanan dan integritas hasil pemilihan.

d. Sampul Kertas/Kantong Plastik Pembungkus: Ini digunakan untuk menyimpan dan


mengamankan dokumen atau materi terkait pemilu, termasuk dalam penghitungan
suara.
Sarana dan prasarana yang disiapkan oleh KPPS umumnya berkaitan langsung dengan
proses administrasi dan logistik penghitungan suara, bukan untuk tujuan informasi atau
promosi seperti poster.

4. Berikut ini yang Bukan tugas Ketua KPPS dalam proses penghitungan suara adalah:
a. Memeriksa pemberian tanda coblos pada setiap Surat Suara yang telah dibuka
b. Mengatur pembagian tugas anggota KPPS
c. Memimpin pelaksanaan Penghitungan Suara di TPS
d. Mencatat hasil penelitian terhadap tiap lembar Surat Suara
jawaban :

Dalam konteks tugas Ketua KPPS dalam proses penghitungan suara, pilihan
yang bukan merupakan tugas Ketua KPPS adalah:

a. Memeriksa pemberian tanda coblos pada setiap Surat Suara yang telah
dibuka

Penjelasannya adalah sebagai berikut:

a. Memeriksa pemberian tanda coblos pada setiap Surat Suara yang telah
dibuka: Tugas ini biasanya dilakukan oleh anggota KPPS yang bertanggung
jawab atas penyortiran dan penghitungan suara, bukan secara khusus oleh
Ketua KPPS.

b. Mengatur pembagian tugas anggota KPPS: Ini adalah tugas Ketua KPPS,
yang bertanggung jawab mengatur dan koordinasi pembagian tugas di antara
anggota KPPS.

c. Memimpin pelaksanaan Penghitungan Suara di TPS: Ketua KPPS


memimpin seluruh proses penghitungan suara di TPS, termasuk memastikan
proses tersebut berjalan sesuai aturan dan prosedur yang berlaku.

d. Mencatat hasil penelitian terhadap tiap lembar Surat Suara: Ini bukan
tugas spesifik Ketua KPPS. Pencatatan hasil penghitungan suara biasanya
dilakukan oleh Sekretaris KPPS atau anggota KPPS yang ditunjuk untuk tugas
tersebut.
Ketua KPPS memiliki peran penting dalam mengawasi dan memastikan proses
penghitungan suara berjalan dengan lancar dan sesuai dengan aturan yang
berlaku, tetapi tugas spesifik seperti memeriksa tanda coblos pada surat suara
lebih banyak dilakukan oleh anggota KPPS lainnya.

5. Tugas Anggota KPPS Kedua dalam menghitung dan mengisi data rincian perolehan suara setiap
Peserta Pemilu adalah:
a. Membuka Surat Suara lembar demi lembar dan memberikan Surat Suara tersebut kepada Ketua KPPS.
b. Menunjukkan kepada Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS, Pemantau Pemilu atau masyarakat/Pemilih
yang hadir
c. Meneliti pemberian tanda coblos pada Surat Suara
d. Menyampaikan hasil penelitian dan mengumumkan dengan suara yang terdengar jelas suara
sah/tidak sah.
Jawaban :
Tugas Anggota KPPS Kedua dalam menghitung dan mengisi data rincian
perolehan suara setiap Peserta Pemilu adalah:

b. Menunjukkan kepada Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS, Pemantau


Pemilu atau masyarakat/Pemilih yang hadir

Penjelasan:

a. Membuka Surat Suara lembar demi lembar dan memberikan Surat


Suara tersebut kepada Ketua KPPS: Ini biasanya merupakan tugas Ketua
KPPS atau anggota KPPS yang bertugas untuk membuka dan menyiapkan
surat suara untuk proses penghitungan.

b. Menunjukkan kepada Saksi, Pengawas TPS, anggota KPPS, Pemantau


Pemilu atau masyarakat/Pemilih yang hadir: Anggota KPPS kedua biasanya
bertugas untuk menunjukkan surat suara yang telah dibuka kepada saksi,
pengawas TPS, dan lainnya, sehingga proses penghitungan suara dapat
disaksikan secara transparan.

c. Meneliti pemberian tanda coblos pada Surat Suara: Tugas ini umumnya
dilakukan oleh anggota KPPS yang bertanggung jawab atas penyortiran surat
suara, untuk memastikan surat suara sah atau tidak sah.
d. Menyampaikan hasil penelitian dan mengumumkan dengan suara yang
terdengar jelas suara sah/tidak sah: Tugas ini biasanya dilakukan oleh Ketua
KPPS atau anggota KPPS yang ditunjuk untuk mengumumkan hasil
penghitungan suara.

Dengan demikian, tugas anggota KPPS kedua yang berkaitan dengan


menunjukkan surat suara kepada pihak-pihak terkait adalah untuk
memastikan transparansi dan kejelasan dalam proses penghitungan suara di
TPS.

Anda mungkin juga menyukai