Anda di halaman 1dari 5

 Chronika Kesya Sirait (30000223410003)

 Yanuar Fajrul Falah (30000223410010)


 Kevin Rayes Gosari (30000223410013)

Studi Kasus Kontrol


A. Pengertian
Studi kasus kontrol merupakan studi observasional yang menilai hubungan paparan-
penyakit dengan cara menentukan sekelompok orang- orang berpenyakit (disebut kasus) dan
sekelompok orang-orang tidak berpenyakit (disebut kontrol), lalu membandingkan frekuensi
paparan (atau jika diukur kuantitatif, level paparan) pada kedua kelompok. Jika terlihat
perbedaan frekuensi paparan antara kasus dan kontrol, maka dapat ditarik kesimpulan terdapat
asosiasi antara penyakit dan paparan.

Gambar studi kasus control


Seperti halnya studi kohor, studi kasus kontrol bisa dibagi dua jenis menurut timing
kronologis antara dimulainya pengumpulan data dan timbulnya fenomena (yakni, insidensi
kasus) : (1) Studi kasus-kontrol prospektif; dan (2) Studi kasus control retrospektif. Studi kasus-
kontrol prospektif jika insidensi kasus baru terjadi setelah dimulainya penelitian. Studi kasus
retrospektif jika insidensi kasus telah terjadi pada waktu dimulainya penelitian.
Gambar studi kasus control prospektif dan retrospektif
B. Langkah-Langkah Penelitian Case Control
1. Mengidentifikasi Variabel-Variabel yang diteliti
2. Menetapkan Sampel dan Kasus
3. Memilih Kasus
Tiga kriteria dalam memilih kasus pada desain ini:
a. Kriteria diagnosis
b. Populasi sumber kasus
c. Jenis data penyakit.
Kriteria diagnosis dan definisi operasional kasus harus dibuat sejelas-jelasnya,
agar tidak menimbulkan bias pengukuran (bias misklasifikasi). Kasus dapat diperoleh
dari dua populasi sumber, antara lain : Rumah sakit (hospital-based) dan Komunitas
(population-based).
 Kekurangan dan Kelebihan Populasi kasus berdasarkan Hospital Based
Kelebihan Kekurangan
Lebih praktis dan murah Terjadinya bias sentripetal dimana kasus
karena pilihan pasien (yang akan
menjadi kasus) terhadap fasilitas
pelayanan medik dipe- ngaruhi oleh
reputasi fasilitas pelayanan medik itu
Pasien yang dirawat di rumah sakit atau Bias akses diagnostic dimana bias
datang ke klinik umumnya lebih seleksi terjadi karena pilihan pasien
menyadari berbagai faktor yang terhadap fasilitas pelayanan medik
dialaminya, sehingga mengurangi bias dipengaruhi oleh kemampuan aksesnya
mengingat kembali (recall bias) terhadap fasilitas pelayanan medik itu,
baik dalam arti geografis, waktu,
maupun kemampuan ekonomi.

Lebih kooperatif

 Kekurangan dan Kelebihan Populasi kasus berdasarkan Population Based


Kelebihan Kekurangan
Menghindarkan faktor-faktor yang Membutuhkan biaya dan logistik yang
mempengaruhi pemilihan subjek untuk lebih besar daripada dari rumah sakit.
menggunakan fasilitas pelayanan
Imedik tertentu
Dapat memberikan gambaran
karakteristik populasi asal kasus secara
langsung, misalnya tentang laju
insidensi penyakit pada kelompok
terpapar dan tak terpapar
Kriteria pokok ketiga yang perlu diperhatikan adalah jenis data penyakit.
Terlepas dari populasi sumber kasus, kasus itu sendiri dapat merupakan insidensi
(kasus baru) atau prevalensi (semua kasus yang ada pada suatu saat). Interpretasi
harus dilakukan hati-hati jika peneliti menggunakan data prevalensi. Sebab prevalensi
mencerminkan tidak hanya peran paparan terhadap timbulnya penyakit, tetapi juga
peran paparan terhadap durasi, prognosis) penyakit sebelum sampai fase terminasi.
Jika paparan (yakni, tidak berhubungan dengan durasi penyakit, maka penaksiran
risiko relatif (dalam hal ini, Odds Ratio) tidak mengalami bias.
4. Memilih sampel sebagai control
5. Melakukan pengukuran retrospektif untuk melihat penyebab dan faktor risiko
6. Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara variabel-variabel
dari kasus dan control penelitian

C. Hasil Diskusi Soal A


Penentuan Studi Case Control belum seluruhnya sesuai dikarenakan :
 Waktu pengamatan dan pelaksanaan penelitian tidak dijelaskan secara rinici,
sebaiknya lebih dirincikan time line penelitian.
 Kesalahan alfa 0,05 tapi kekuatanya 80%, sebaiknya kekuatanya 95%.
 Tidak ada pencocokan antara kasus dan kontrol, sehingga tidak sesuai dengan
tujuan dan dapat menimbulkan bias stratifikasi. Saranya dilakukan pencocokan
sebelum menentukan sampel untuk menghindari bias penelitian.
 Teknik pengumpulan data rawan bias ketika responden koma tetapi kuesioner
ditanyakan kepada kerabat yang menemani
 Tatatulis pada subjek penelitian pasien koma, <20 minggu, dan anemia
sebaiknya dijelaskan pada bagian kriteria pengambil sampel.
 Tidak dijelakan variabel – variabel yang diteliti serta perancunya

DAFTAR PUSTAKA
Bhisma Murti. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. 2024.
Modul Metode Penenlitian Universitas Esa Unggul.
[https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F278817%2Fmod_resource
%2Fcontent%2F1%2FMETRIS%208.pdf#:~:text=Langkah%20%E2%80%93%20langkah
%20penelitian%20case%20control,4.%20Memilih%20sampel%20sebagai%20kontrol.Visitasi
tanggal 21 Maret 2024)

Murti,B. (2016). Prinsip Dan Metode Riset Epidemiologi. Program Studi Ilmu Kesehatan
Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret: Yuma Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai