Anda di halaman 1dari 4

Sejarah Kerajaan Gowa

Memang tidak ada henti-hentinya ketika kita berbicara mengenai kerajaan islam yang pernah
ada di Indonesia. Alasannya adalah karena di setiap kerajaan islam tersebut masing-masing
memiliki nilai sejarah dan keunikan tersendiri yang tentu sangat menarik untuk diulas satu
persatu. Dan kali ini kami akan membahas mengenai sejarah Kerajaan Gowa yang
merupakan salah satu kerajaan terbesar yang ada di bagian Timur Nusantara, yakni berada di
Makassar.

Sejarah Kerajaan Gowa

Kerajaan Tallo merupakan sebuah kerajaan yang lokasinya berada di daerah Sulawesi Selatan
yang memiliki hubungans sangat erat dengan Kerajaan Gowa. Setelah terjadinya, islamisasi,
maka kedua kerajaan yang sangat besar ini kemudian bersekutu dan menjadi sebuah kerajaan
yang bernama Gowa Tallo.

Memang kesultanan Gowa menjadi salah satu yang paling sukses di kawasan Sulawesi,
khususnya Sulawesi Selatan. Kebanyakan masyarakat yang tinggal di sini berasal dari suku
Makassar yang bertempat tinggal di bagian barat dan juga bagian selatan Sulawesi. Salah satu
raja yang paling terkenal bahkan hingga sekarang yakni Sultan Hasunuddin.

Sultan Hasanuddin terkenal setelah terjadinya Perang Makassar yang terjadi pada tahun 1666
sampai dengan 1669 yang memang pada saat itu dibantu oleh Kerajaan Bonde. Tujuannya
adalah untuk mengusir Belanda yang pada waktu itu mendiami dan menguasai Suku Bugis
yang rajanya beranam Arung Palakka.

Kondisi Politik Kerajaan Gowa

Adapun pusat pedagangan, khususnya perdagangan islam di masa itu adalah berlokasi di
Makassar. Alasannya karena memang Makassar terkenal sebagai tempat yang begitu strategis
yang menjadi penghubung antara Maluku, Jawa, dan juga Malaka. Selain itu, karena
pengaruh ajaran agama Buddha dan Hindu yang memang lemah, sehingga membuat
perkembangan islam menyebar begitu cepat.

Masyarakat yang tinggal di Makassar pun juga masih menjunjung tinggi nilai-nilai islam dan
budaya sehingga membuatnya memiliki nilai keunikan tersendiri. Selain itu, salah satu alasan
yang menyebabkan islam mudah menyebar adalah karena adanya pengaruh dari Raja Ternate
pada waktu itu yang mana ia gencar sekali menyebarkan ajarana agama islam. Bahkan, Raja
Gowa yang pada waktu itu memimpin yakni Karaeng Tunigallo bersedia memeluk islam
yang kemudian mendapatkan gelar sebagai Sultan Alaudin Awwaul Islam.

Adapun masa puncak atau berjayanya Kerajaan Gowa yakni ketika Sultan Hasanuddin
berkuasa mulai 1564 sampai dengan 1660. Beliau bahkan telah berhasil menjadikan Kerajaan
Gowa atau Kerajaan Makassar sebagai pusat pedagangan yang ada di Indonesia bagian
Timur. Hal ini tentu saja memberikan banyak keuntungan bagi kehidupan masyarakat yang
berada di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa.

Terdapat sebuah hal yang sangat menarik yang terjadi pada waktu itu, yakni adanya sebuah
persaingan yang dilakukan antara Kerajaan Gowa dengan Kerajaan Bone. Perlu anda tahu
bahwa Bone merupakan sebuah wilayah yang masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan
Gowa, namun kerajaan tersebut melakukan kerjasama dengan Belanda.

Kemudian Sultan Hasundin bersama pasukannya menyerang Belanda sehingga beliau


mendapat julukan sebagai “Ayam Jantan Dari Timur”. Julukan tersebut bahkan disematkan
atau diberikan oleh orang Belandar itu sendiri. Meskipun pada akhirnya Sultan Hasanudin
tidak berhasil menaklukkan Belanda dan malah harus dipaksa untuk melakukan perjanjian
yang disebut dengan Perjanjian Bongaya. Perjanjian tersebut dilakukan pada tahun 1667.
Adapun isi dari Perjanjian Bongaya antara lain:

 Belanda memiliki hak untuk melakukan monopoli perdagangan di Makassar


 Belanda diizinkan untuk mendirikan sebuah benteng pertahanan
 Kerajaan Gowa harus bersedia melepaskan seluruh daerah kekuasaannya yang berada
di luar Makassar
 Aru Palakka harus secara sah diakui sebagai seseorang yang memimpin Kerajaan
Bone

Meskipun Kerajaan Gowa bersedia melakukan penandatanganan terhadap perjanjian tersebut,


namun bukan berarti tidak ada perlawanan sama sekali. Justru, Sultan Hasanudin masih terus
melakukan perlawanan terhadap Belanda namun tetap gagal. Kemudian rakyat yang tinggal
di Makassar juga bereaksi dengan pergi ke Madura, Banten, dan daerah lainnya guna
meminta bantuan untuk sama-sama berjuang melawan Belanda.

Akan tetapi, setelah perjuangan tersebut kembali berhasil dikalahkan, Makassar benar-benar
secara keseluruhan berada di bawah pengaruh VOC. Julukan sebagai pusat perdagangan pun
sudah lenyap dan tidak terdengan kembali.
Kondisi Sosial-Budaya Kerajaan Gowa

Karena memang lokasi masuk ke dalam daerah maritim, maka mayoritas penduduk atau
rakyat Makassar bekerja sebagai pedagang dan juga nelayan. Masyarakat Makassar juga
terkenal sebagai sosok pekerja keras yang akan berusaha untuk mensejaterakan
kehidupannya. Bahkan beberapa diantara mereka sampai merantau untuk tujuan agar supaya
kehidupannya semakin makmur.

Meskipun begitu, masyarakat yang tinggal di Kerajaan Gowa masih menjunjung tinggi nilai-
nilai adat yang berlaku yang memang sampai saat ini masih dianggap sakral dan harus
dipatuhi. Adapun norma yang berhubungan dengan kehidupan dan diatur sesuai dengan
ajaran islam disebut sebagai Pangadakkang.

Selain itu, masyarakat yang berada di Gowa juga merupakan sosok yang mengetahui serta
menjunjung mengenai pelapisan sosial. Lapisan atas terdiri dari golongan bangsawan yang
mana keluarganya disebut dengan Anakarung atau juga Karaeng. Untuk rakyat kebanyakan
disebut sebagai to Merdeka. Sementara bagi lapisan bawah, mereka disebut sebagai Ata.

Berbica mengenai sisi kebudayaan, rakyat yang tinggal di Kerajaan Gowa juga memiliki
beberapa peninggalan budaya, khususnya yang berhubungan dengan pelayaran. Kebanyakan
mereka terkenal sebagai pembuat kapal. Kapal yang terkenal dan merupakan hasil karya dari
masyarakat Gowa adalah Lombo dan juga Pinisi.

Bahkan, kedua kapal yang merupakan ciri khas dari Sulawesi tersebut sampai terkenal hingga
ke negara lain. Tidak heran jik beberapa orang menjadikan Lombo dan Pinisi sebagai ikon
dari masyarakat Gowa.

Kondisi Ekonomi Kerajaan Gowa

Sebenarnya ada alasan yang melatarbelakangi mengapa Kerajaan Gowa atau Makassar pada
umumnya dijadikan sebagai pusat perdagangan di Timur Indonesia. Beberapa alasan tersebut
antara lain:

 Memiliki letak yang strategis


 Memiliki beberapa pelabuhan yang baik
 Karena Malaka telah jatuh ke Portugis pada tahun 1511 yang kemudian menyebabkan
banyak para pedagang mengambil jalur Timur Indonesia.
Hal inilah yang kemudian membuat Kerajaan Gowa sebagai salah satu kerajaan islam
terbesar yang ada di Indonesia yang bahkan perdagangannya pun sudah tingkat internasional.
Banyak pedagang yang berasal dari bangsa Eropa seperti Portugis, Denmark, maupun juga
Inggris. Selain terkenal sebagai pusat perdagangan, masyarakat yang tinggal di Makassar
juga terkenal di sektor pertanian. Ya, banyak dearah yang subur di Sulawesi sehingga tidak
heran jika masyarakat yang tinggal di sana pun juga makmur di sektor pertanian.

Silsilah Kerajaan Gowa

Di bawah ini akan kami jelaskan mengenai silsilah dari Kerajaan Gowa yang perlu anda
ketahui:

 Tarumanegara
 Puang Loe Lembang
 I Tuniatabanri
 Karampang ri Gowa
 Tunatangka Lopi
 Batara Gowa Tuminanga
 Pakere Tau Tunijallo ri Passukki, dan lain sebagainya
Demikian informasi yang bisa kami sampaikan berkaitan dengan Kerajaan Gowa. Semoga
bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai