Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MODUL 12

SUMBER DAYA SEKOLAH DASAR

DISUSUN OLEH :

MUKHAMMAD EFENDI
(858861836)

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN


PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat dan ridho-Nya makalah ini dapat kami
selesaikan. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak-
pihak yang telah membantu demi selesainya makalah ini, semoga amal ibadahnya jadi bekal di
akhirat kelak. Amin!
Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah
agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru harus memiliki pemahaman yang mantap tentang sumber daya yang berperan
dalam pendidikan di SD, sehingga mampu menjelaskan secara komprehensif keadaan dan
profil sumber daya di SD.
Potret sumber daya yang di SD berperan penting dalam penyelenggaraan
pendidikan di SD, sehingga guru harus mampu mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya
dan implikasinya dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan di SD.
Untuk menciptakan suasana dan kondisi belajar yang menyenangkan, seorang guru
tidak bekerja sendirian, namun membutuhkan kerja sama dengan rekan guru, kepala
sekolah dan komite sekolah. Guru harus rajin berdialog dengan kepala sekolah agar terjadi
harmonisasi yang dapat menciptakan pendidikan yang bermutu..

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana potret sarana dan prasarana SD?
2. Bagaimana potret sumber daya manusia di SD?
3. Bagaimana potret sumber dana di SD?
4. Apa saja yang termasuk sarana dan prasarana di luar SD?
5. Bagaimana gambaran sumber daya yang berasal dari luar SD?
6. Bagaimana gambaran tentang dana sekolah?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk menjelaskan potret sarana dan prasarana SD
2. Untuk menjelaskan potret sumber daya manusia di SD
3. Untuk menjelaskan potret sumber dana di SD
4. Untuk menjelaskan sumber daya yang berasal dari luar SD
5. Untuk menjelaskan siapa saja yang termasuk sumber daya manusia di luar SD
6. Untuk menjelaskan tentang dana sekolah

D. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan referensi bagi pembaca / mahasiswa dalam membuat makalah
2. Bahan rujukan bagi guru/mahasiswa dalam memahami keadaan sekolah
BAB II

PEMBAHASAN

Sumber daya yang berperan dalam penyelenggaraan pendidikan di SD dapat


dikelompokkan berdasarkan jenisnya dan dapat pula berdasarkan asalnya. Berdasarkan
jenisnya, sumber daya dapat dipilah menjadi: (a) sarana dan prasarana, (b) sumber daya
manusia (SDM), dan (c) dana. Berdasarkan asalnya, sumber daya dapat dikelompokkan
menjadi sumber daya yang berada di SD sendiri dan sumber daya yang berasal dari luar SD.

A. Potret Sarana dan Prasarana SD

Sumber daya mencakup berbagai sumber berupa sarana dan prasarana, orang, dan
dana. Di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 42 menetapkan bahwa sarana dan prasarana yang harus ada pada setiap
satuan pendidikan sebagai berikut:

• Setiap satuan pendidikan wajib mempunyai sarana berupa perabot, peralatan


pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan
• Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana meliputi lahan, ruang kelas, ruang
pimpinan satuan pendidikan, ruang tata usaha, ruang pendidik, ruang perpustakaan,
ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang kantin, ruang unit produksi, instalasi
daya dan jasa, tempat beribadah, tempat berolahraga, tempat bermain, tempat
berkreasi, dan tuang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan

Sebuah SD yang ideal seharusnya mempunyai sarana dan prasarana belajar yang
lengkap seperti yang dideskripsikan di atas. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Masih
banyak SD yang ruang belajarnya saja tak memenuhi syarat, bahkan menimbulkan
kekhawatiran bagi guru maupun murid, terlebih ketika terjadi hujan lebat atau angin kencang.

Berbeda dengan kondisi tersebut, SD Unggulan yang menetapkan Kurikulum


Internasional biasanya mempunyai sarana dan prasarana yang lengkap dan terpelihara,
termasuk tempat ibadah dan ruang khusus untuk belajar mandiri. Bahkan SD yang seperti ini
mempunyai kebun yang menjadi tanggung jawab setiap kelas

Ada juga sekolah yang mempunyai sarana dan prasarana lengkap, misalnya alat-alat
untuk pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang tersimpan rapi di dalam lemari. Alat-alat
peraga tersebut hampir tak pernah digunakan karena khawatir rusak. Ada juga peta yang
masih tergulung secara rapi dan berdebu dan mengindikasikan bahwa peta tersebut hampir
tak pernah digunakan.

Kontras dengan kondisi semacam ini, ada juga Sekolah Dasar yang memanfaatkan
dan menata buku-buku tersebut secara rapi sehingga menjadi perpustakaan kecil. Anak-anak
secara bergiliran menjadi petugas perpustakaan. Koleksi buku pun terus bertambah baik
karena mendapatkan sumbangan dari orang tua maupun karena ada buku baru yang memang
dibeli sekolah.

Berdasarkan uraian kasus di atas, tak bisa dipungkiri bahwa peran sarana dan
prasarana sebagai penunjang aktivitas pembelajaran sangat bergantung pada kreativitas yang
memanfaatkannya, dalam hal ini guru, siswa, dan kepala sekolah. Sarana dan prasarana yang
melimpah tak akan berfungsi sama sekali ketika guru dan siswa tak mau memanfaatkannya
dengan baik.

Akibatnya sarana dan prasarana tersebut akan menjadi barang-barang bekas dan rusak
dengan sendirinya sehingga tak bisa digunakan. Sebaliknya, memiliki sarana dan prasarana
yang terbatas namun mampu memanfaatkannya secara kreatif mampu memerankan fungsi
maksimal sebagai penunjang kegiatan pembelajaran.

B. Potret Sumber Daya Manusia di SD

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,


Pasal 35 menetapkan bahwa “tenaga kependidikan pada SD/MI atau bentuk lain yang
sederajat sekurang-kurangnya terdiri atas kepala sekolah/madrasah, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah”.

Pada kenyataannya SDM di SD (pendidik dan tenaga kependidikan) terdiri dari guru,
kepala sekolah, dan penjaga sekolah yang juga merangkap sebagai tenaga kebersihan.
Umumnya tenaga administrasi dan pustakawan tak ada di SD. Namun untuk SD Unggulan
tentu jenis-jenis SDM-nya beragam.

Ada SD yang memiliki tenaga perpustakaan, tenaga administrasi, bahkan ada yang
mempunyai tenaga bimbingan. Lalu secara ideal, SD yang mempunyai 6 kelas (kelas 1
sampai 6), tanpa kelas paralel, mempunyai 6 guru kelas, guru pendidikan agama, guru
Pendidikan Jasmani dan Olahraga, dan kepala sekolah.

Namun ada juga sekolah yang masih kekurangan guru, terlebih di daerah terpencil.
Tak jarang ada SD yang hanya mempunyai 2 atau 3 guru. Bahkan ada yang mempunyai 1
guru. Sebenarnya sudah ada penelitian yang membahas hal ini yaitu penelitian mulai 1990
sampai 1991 tentang Pengadaan, Pengangkatan, Penempatan, dan Pembinaan Guru Sekolah
Dasar. Berdasarkan penelitian tersebut ternyata jumlah guru SD di Indonesia masih memadai,
namun tidak merata.

Kesenjangan jumlah dan persebaran guru masih ditambah dengan kualifikasi guru SD
yang cukup bervariasi. Meskipun menurut UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyaratkan kualifikasi minimal guru SD/MI adalah Sarjana (S1 PGSD), namun sekitar 50%
guru SD yang ternyata lulusan di bawah DII PGSD.

Di samping guru, kepala sekolah sebagai pemimpin satuan pendidikan mempunyai


peran yang sangat menentukan di dalam mengelola kegiatan sekolah. Kerja sama antara guru
dan kepala sekolah akan menimbulkan harmoni yang menjadikan suasana kerja menjadi
kondusif sehingga guru, kepala sekolah, dan siswa akan merasa betah dan nyaman berada di
dalamnya.

Karena perannya yang sangat penting itulah pemerintah sudah menetapkan aturan
melalui PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 38, Ayat 2 bahwa kriteria
untuk menjadi kepala sekolah SD/MID yaitu:

• Berstatus sebagai guru SD/MI


• Mempunyai kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
ketentuan perundang-undangan yang berlaku
• Memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun di SD/MI
• Memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di bidang kependidikan
Berdasarkan kriteria tersebut, tentu bisa disimpulkan bahwa tak semua guru mampu
menjadi kepala sekolah. Kepala sekolah harus mempunyai leadership yang baik sehingga
mampu mengarahkan guru sesuai dengan profesionalitasnya. Kepala sekolah juga harus
mampu melakukan koordinasi terhadap semua elemen di sekolah agar bisa menghadirkan
proses pembelajaran yang nyaman sehingga mampu mencapai meaningful learning.

C. Potret Sumber Dana di SD

Meskipun banyak yang mengatakan kemauan dan kemampuan adalah modal utama
dalam menjalankan usaha, termasuk penyelenggaraan Pendidikan, namun tidak dapat
dipungkiri bahwa dana sering menjadi kunci utama atas berlangsung atau tidaknya kegiatan.

Untuk mendapatkan pemahaman secara lebih nyata tentang dana atau pembiayaan
Pendidikan, maka harus merujuk apda Standar Pembiayaan yang merupakan Pasal 62
Peraturan Pemerintah Nomor 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Berdasarkan aturan tersebut terdapat beberapa ketentuan yaitu:

• Pembiayaan Pendidikan berupa biaya operasi, biaya investasi, dan biaya personal
• Biaya investasi pada satuan Pendidikan sebagaimaa dimaksud pada ayat 1 meliputi
biaya penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap
• Biaya personal sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 meliputi biaya Pendidikan
yang harus dikeluarkan peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembalajaran secara
teratur dan berkelanjutan
• Biaya operasi satuan Pendidikan sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 meliputi:
o Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji
o Bahan atau peralatan Pendidikan habis pakai
o Biaya operasi Pendidikan tak langsung berupa biaya air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, transportasi, uang lembur, konsumsi,
asuransi, pajak, dan lain sebagainya
D. Sarana dan Prasarana dari Luar SD

Keterbatasan fasilitas di sekolah akan sangat berdampak terhadap proses pembelajaran.


Untuk itu, sekolah harus bisa menemukan jalan keluar agar bisa mengatasi keterbatasan sarana
dan prasarana tersebut. Lingkungan sekolah bisa dilirik untuk maksud tersebut, asalkan guru
dan kepala sekolah benar-benar memahami aspek lingkungan yang dapat dimanfaatkan.

Misalnya dengan memanfaatkan lapangan olahraga desa sebagai tempat untuk olahraga siswa.
Kemudian kebun sayur dan kolam ikan bisa menjadi sumber belajar berupa laboratorium alam
yang bisa jadi malah lebih menarik dibandingkan ruang laboratorium. Balai desa juga dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan seperti acara perpisahan, pertunjukan para siswa, dan lain-lain.

E. Sumber Daya Manusia

Di samping sumber daya manusia (SDM) yang ada di SD, SDM, dan lembaga yang
sangat berperan dalam penyelenggaraan pendidikan SD, meliputi Pengawas SD, Kepala Dinas
Pendidikan, Menteri Pendidikan Nasional, yang semuanya merupakan pejabat pemerintah,
serta Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah yang anggota-anggotanya merupakan
representasi dari masyarakat yang peduli pendidikan.

1. Pengawas Pendidikan
Pengawas SD adalah “tenaga kependidikan profesional berstatus PNS yang diberi
tugas, tanggung jawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan
pembinaan dan pengawasan pendidikan pada sekolah/satuan pendidikan”. Seorang pengawas
SD harus berpengalaman sebagai guru SD minimal 8 tahun atau kepala SD selama minimal 4
tahun. Tugas utama pengawas SD adalah berfungsi sebagai supervisor akademik dan
supervisor manajerial bagi guru dan kepala sekolah.
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa kualifikasi dan kompetensi Pengawas
Satuan Pendidikan, termasuk Pengawas SD sangat heterogen. Pembinaan yang disediakan bagi
para pengawas dianggap belum memadai, sehingga para pengawas banyak yang merasa
ketinggalan dari para guru yang harus di supervisinya. Oleh karena itu, pengawasan yang
dilakukan lebih banyak bersifat teknis administratif.

2. Kepala Dinas Pendidikan


Kepala Dinas Pendidikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten bertugas
menjabarkan dan melaksanakan kebijakan nasional sesuai dengan kondisi daerah masing-
masing. Jabaran kebijakan tersebut tercermin dalam rencana tahunan pemerintah daerah.
3. Menteri Pendidikan Nasional
Menteri Pendidikan Nasional bertanggung jawab atas pengelolaan sistem pendidikan
nasional. Untuk menjamin mutu pendidikan nasional, pemerintah pusat menentukan kebijakan
nasional dan standar nasional pendidikan.

4. Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah


Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah merupakan lembaga mandiri yang
beranggotakan unsur masyarakat yang peduli pendidikan. Kedua lembaga ini dibentuk dan
berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan,
pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.
Dalam menjalankan perannya, Dewan Pendidikan memberikan pertimbangan, arahan,
dukungan tenaga, sarana, dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat nasional,
provinsi, dan kabupaten/kota yang tidak mempunyai hubungan hierarkis.
Komite Sekolah menjalankan perannya dengan memberikan pertimbangan, arahan,
dukungan tenaga, sarana, dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan/sekolah.
Komite Sekolah melakukan pengambilan keputusan dalam bidang non akademik
seperti struktur organisasi sekolah dan biaya operasional satuan pendidikan dengan dihadiri
oleh kepala sekolah. Kepala Sekolah juga dapat memberi pertimbangan pada tata tertib satuan
pendidikan dan rencana tahunan satuan pendidikan/sekolah.
Kenyataan menunjukkan bahwa masih banyak orang tua siswa yang belum tahu tentang
keberadaan Komite Sekolah, di samping perannya yang belum tampak dalam peningkatan
mutu pelayanan pendidikan.

F. Sumber Dana

Penyelenggaraan Pendidikan SD berasal dari berbagai sumber yaitu sumber dari


pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu, dana pendidikan yang berasal dari orang
tua murid/Masyarakat yang disalurkan melalui komite sekolah yang peruntukkannya sudah
dirancang terlebih dahulu.

Dana bantuan operasional dan pemeliharaan sekolah dimanfaatkan untuk


pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan. Lalu dari pemerintah pusat ada juga dana
BOS atau Bantuan Operasional Sekolah yang didapat dari subsidi BBM.
Dana BOS sangat populer sekaligus menjadi sorotan masyarakat. Adanya dana BOS
tersebut bertujuan untuk membebaskan biaya Pendidikan bagi siswa yang tidak mampu serta
meringankan bagi siswa lain dalam rangka menuntaskan wajib belajar 9 tahun.

Adapun yang berhak menerima BOS yaitu semua sekolah mulai jenjang SD sampai
SMP, baik sekolah negeri maupun swasta.

Dana BOS bisa digunakan untuk beberapa keperluan berikut:

• Kegiatan penerimaan siswa baru, mulai dari biaya pendaftaran sampai pendaftaran
ulang serta kegiatan lain
• Pembelian bahan-bahan habis pakai seperti alat-alat tulis, buku inventaris, buku induk
siswa, langganan koran, kopi, gula, dan teh untuk kebutuhan sehari-hari di sekolah.
• Kegiatan kesiswaan seperti program pengayaan, remedial, kesenian, olahraga,
pramuka, karya ilmiah remaja, palang merah remaja, dan lain-lain
• Pembelian buku teks Pelajaran dan buku referensi untuk dikoleksi di perpustakaan
• Ulangan harian, ulangan umum, ujian sekolah, dan laporan hasil belajar siswa
• Perawatan sekolah yang meliputi: perbaikan atap bocor, pengecatan, perbaikan pintu
dan jendela, perbaikan mebeler, dan lain-lain
• Langganan daya dan jasa: telepon, air, listrik, jaringan internet, dan lain-lain
• Honorarium bulanan guru honorer dan tenaga kependidikan honorer sekolah
• Bantuan biaya transprotasi bagi siswa kurang mampu yang menghadapi masalah
biaya transport dari dan ke sekolah
• Biaya asrama/pondok dan membeli peralatan ibadah, khusus untuk pesantren
salafiyah dan sekolah keagamaan non Islam
• Pengelolaan BOS seperti: penggandaan, ATK, surat menyurat, dan penyusunan
laporan

Kemudian dana BOS tidak boleh digunakan untuk:

• Disimpan dengan tujuan mendapatkan bunga


• Dipinjamkan ke pihak lain
• Digunakan untuk membayar bonus, transportasi, atau pakaian yang tak ada kaitannya
dengan kepentingan murid
• Digunakan untuk membangun gedung/ruang baru
• Digunakan untuk membeli bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran
• Ditanamkan sebagai saham
• Digunakan untuk membiayai segala jenis kegiatan yang telah dibiayai
penuh/mencukupi dari sumber dana pemerintah pusat atau daerah seperti guru
bantu/guru kontrak dan kelebihan jam mengajar

Adapun sanksi bagi yang menyalahgunakan dana BOS yaitu:

• Penerapan sanksi kepegawaian


• Penerapan tuntutan perbendaharaan dan ganti rugi
• Penerapan proses hukum
• Pemblokiran dana
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sumber daya dikelompokkan berdasarkan jenis dan asalnya.


2. Setiap satuan pendidikan harus memiliki sarana sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
3. Ketersediaan sarana dan parasana setiap satuan pendidikan bervariasi.
4. Sumber daya manusia di SD meliputi guru, kepala sekolah, tenaga administrasi,
pustakawan, dan tenaga kebersihan.
5. Keterbatasan sarana dan parasana di SD dapat diatasi dengan berbagai cara.
6. Semua stakeholder harus saling mendukung dalam meningkatkan sarana dan prasaran
yang dibutuhkan di SD
7. Dana penyelenggaraan pendidikan di SD berasal dari pemerintah yang disebut dengan
Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

B. Saran
1. Supaya guru dalam mengajar memahami keadaan dan kondisi pendukung
penyelenggaraan pendidikan di SD.
2. Guru diharapkan memiliki kepekaan terhadap kemajuan pendidikan di SD meskipun
dengan sarana dan prasarana yang belum memadai.
3. Guru harus memahami sumber dana yang ada di SD.
DAFTAR PUSTAKA

IG.A.K Wardani, dkk. (2023). Persepketif Pendidikan SD. Jakarta.: Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai