Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI IRIGASI DAN DRAINASE


“PENGENALAN SISTEM IRIGASI TETES”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah
Teknologi Irigasi dan Drainase

Disusun oleh:
Nama : Falah Fadia
NIM : 4442200036
Kelas : II F

JURUSAN AGROEKOTEKONOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan penggenggam semesta


alam beserta isinya yang telah melimpahkan berjuta rahmat dan karunia-Nya
kepada kita semua, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum
Teknologi Irigasi dan Drainase yang berjudul “Pengukuran Kadar Lengas Tanah”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyusun laporan praktikum ini yaitu kepada para Dosen Pengampu Mata Kuliah
Teknologi Irigasi dan Drainase Sri Ritawati, S.TP., M.Sc., Yayu Romdhonah,
S.TP., M.Si., Ph.D., Kiki Roidhelindho, S.TP., M.Sc. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Asisten Praktikum yaitu kepada saudari NR. Zhalffah Zhahirah
Roeba’ie.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih
banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
senantiasa penulis harapkan guna adanya perbaikan di masa yang akan datang.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih. Semoga laporan praktikum ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis dan bagi dunia pendidikan. Amin.

Serang, April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................................... 1
1.3 Manfaat .................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................... 3
2.1 Air .......................................................................................................... 3
2.2 Irigasi ..................................................................................................... 3
2.3 Irigasi Tetes ........................................................................................... 4
BAB III METODELOGI PRAKTIKUM ......................................................... 5
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................. 5
3.2 Alat dan Bahan ...................................................................................... 5
3.3 Cara Kerja .............................................................................................. 5
3.4 Analisis Data .......................................................................................... 5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 7
4.1 Hasil ....................................................................................................... 7
4.2 Pembahasan ........................................................................................... 7
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 11
5.1 Simpulan ................................................................................................ 11
5.2 Saran ...................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 12
LAMPIRAN ......................................................................................................... 13

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Perhitungan Debit Air Sistem Irigasi Tanah.................................. 7

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingkat efisiensi dari penggunaan air yang ada di lahan pertanian bahwasanya
dapat dioptimalkan dengan cara melakukan penggunaan metode teknik irigasi yang
tepat dikarenakan teknologi irigasi merupakan salah satu komponen yang dirasa
penting karena tingkat produksi dari hasil pertanian ditentukan berdasarkan kondisi
tanah, perawatan terhadap tanaman, kecukupan air pada tanaman serta iklim yang
ada. Dalam bidang pertanian faktor iklim adalah sesuatu hal yang tidak dapat
dihindari terutama kondisi iklim saat musim kemarau, tentu bisa menjadi suatu
kendala terhadap pertumbuhan tanaman, dikarenakan pasokan air terhadap tanaman
kurang terpenuhi, dengan penerapan metode irigasi tetes bisa menjadi salah satu
solusi dalam menangani permasalahan kebutuhan air pada tanaman.
Metode penerapan irigasi tetes ini yakni pemberian air dalam volume kecil dan
berkelanjutan, irigasi tetes ini juga bertujuan untuk menjaga kelembaban tanah dan
kehilangan air yang disebabkan musim kemarau sehingga ketersediaan air bagi
tanaman terpenuhi. Teknik irigasi tetes inilah yang diharapkan dapat membantu
dalam pemenuhan kebutuhan air dan tanaman sehingga dapat meningkatnya
pemanfaaatan unsur hara pada tanah, mempercepat bibit tanaman untuk
beradaptasi, dan juga nantinya akan meningkatnya keberhasilan tanaman tersebut
untuk bisa tumbuh.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari acara praktikum ini adalah:
1. Mengenal sistem irigasi tetes.
2. Mempelajari dan memahami kinerja dari sistem irigasi tetes.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari acara praktikum ini adalah:
1. Mahasiswa dapat mengenal sistem irigasi tetes.

1
2. Mahasiswa dapat mempelajari dan memahami kinerja dari sistem irigasi
tetes.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Air
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peran penting bagi
kehidupan manusia. Air hujan yang jatuh ke bumi tidak semua menjadi aliran
permukaan, tetapi sebagian akan terinfiltrasi melalui pori-pori tanah sehingga
kemudian terakumulasi menjadi air tanah, yang selanjutnya akan kembali menguap
menjadi hujan. Air juga merupakan media yang sangat dibutuhkan oleh
pertumbuhan tanaman sejak awal pertumbuhan dan pada saat pengisian biji.
Ketersediaan air merupakan faktor pembatas yang paling menentukan pada usaha
tani (Padmayani, 2017).
Air adalah sumber daya alam yang sangat penting untuk kelangsungan hidup
semua makhluk hidup. Dalam penggunaan air, sering terjadi kurang hati-hati dalam
pemakaian dan pemanfaatannya sehingga diperlukan upaya untuk menjaga
keseimbangan antara ketersediaan dan kebutuhan air melalui pengembangan,
pelestarian, perbaikan, dan perlindungan. Ketersediaan air merupakan faktor
pembatas yang paling menentukan pada usaha tani lahan kering. Tidak semua lahan
dapat ditanami sepanjang tahun sebab kemampuannya memanfaatkan air tanah
terbatas, walaupun faktor tanah dan potensi biologisnya memungkinkan atau
tanamannya peka terhadap cekaman kekeringan (Priyonugroho, 2014).

2.2 Irigasi
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk
menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan, irigasi rawa, irigasi
air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak. Tujuan adanya irigasi adalah
untuk memanfaatkan air irigasi yang tersedia secara benar yakni seefisien dan
seefektif mungkin agar produktivitas pertanian dapat meningkat sesuai yang
diharapkan. Kebutuhan air irigasi adalah jumlah volume air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman
dengan memperhatikan jumlah air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan
kontribusi air tanah (Priyounugroho, 2014).

3
Besarnya kebutuhan air irigasi juga bergantung kepada cara pengolahan lahan.
Jika besarnya kebutuhan air irigasi diketahui maka dapat diprediksi pada waktu
tertentu, kapan ketersediaan air dapat memenuhi dan tidak dapat memenuhi
kebutuhan air irigasi sebesar yang dibutuhkan. Jika ketersediaan tidak dapat
memenuhi kebutuhan maka dapat dicari solusinya bagaimana kebutuhan tersebut
tetap harus dipenuhi. Kebutuhan air irigasi secara keseluruhan perlu diketahui
karena merupakan salah satu tahap penting yang diperlukan dalam perencanaan dan
pengelolaan sistem irigasi (Priyonugroho, 2014).

2.3 Irigasi Tetes


Irigasi tetes merupakan pemberian air dengan cara meneteskan air melalui
pipa-pipa di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman sesuai kebutuhan
tanaman. Prinsip dasar irigasi tetes adalah memompa dan mengalirkan air ke
tanaman dengan perantara pipa-pipa yang dibocorkan dengan jarak tertentu sesuai
jarak antar tanaman. Sistem gravitasi ini mengalirkan air secara lambat dan akurat
ke akar-akar tanaman tetes demi tetes. Dengan mengatur besarnya tekanan, sistem
irigasi ini mampu memberikan jumlah serta kecepatan pemberian air sesuai dengan
kebutuhan tanaman (Widiastuti dan Wijayanto, 2018).
Irigasi tetes merupakan salah satu teknologi irigasi yang bertujuan
memanfaatkan ketersedian air yang sangat terbatas secara efisien dan meningkatkan
nilai daya guna air. Prinsip pendistribusian air pada sistem irigasi tetes adalah
dengan menyalurkan air dari tangki penampung yang ditempatkan pada posisi yang
lebih tinggi dari lahan usaha tani, melalui selang irigasi. Kebutuhan air tanaman
dipasok dari tangki penampungan melalui selang irigasi yang didesain khusus
sehingga air dapat diberikan dengan debit yang sama dan konstan pada setiap titik
keluaran selang irigasi menggunakan sistem tetes pada daerah perakaran tanaman
(Chaer, 2016). Irigasi tetes adalah sebuah teknik irigasi yang berguna untuk
menjaga kelembaban tanah dalam kondisi optimal dengan efisiensi pemakaian air
sebesar 90-95%, karena dengan menggunakan teknik ini air yang digunakan sangat
minimal untuk mengurangi evaporasi, aliran permukaan, dan perkolasi (Ardiansah
dkk, 2018).

4
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 31 Maret 2023 pukul 7.00-8.40 WIB
di Laboratorium Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu set irigasi
tetes (emitter drip putar dan stik drip bengkok), penetes untuk botol (emitter tipe 1
dan tipe 2), polybag/pot berisi tanah, gelas ukur, gelas plastik atau penampung air,
stopwatch/jam, dan kran pengatur debit.

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Praktikan mencoba memasang set irigasi tetes (emitter drip putar dan stik
drip bengkok), kemudian disambungkan pada keran air, lalu diatur emitter
agar air menetes.
2. Praktikan mencoba memasang penetes untuk botol yang sudah diisi air
(emitter tipe 1 dan tipe 2 ). Gagang alat irigasi tetes botol bisa ditancapkan
pada polybag/pot, kemudian diatur emitter agar air menetes.
3. Air dari masing-masing penetes ditampung dalam botol penampung selama
waktu 10 menit, kemudian diukur dengan gelas ukur.
4. Diulangi langkah no.3 untuk pengaturan tetesan dari emitter yang berbeda.
Percobaan dilakukan untuk tiga variasi kedalaman emitter pengatur tetesan,
sehingga tetesannya bervariasi lambat, sedang, dan cepat.

3.4 Analisis Data


1. Parameter yang diamati:
a. Volume tetesan tiap satuan waktu.
b. Variasi kedalaman pengaturan emitter.

5
2. Perhitungan:
Berdasarkan US Soil Conservation Service (US SCS) untuk Evaluasi
Lapangan Sistem Irigasi EU dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan 1.
EU = 100.qn/qa
Keterangan:
qn = debit rata-rata seperempat terendah
qa = debit rata-rata keseluruhan

Debit (q) bisa dihitung dari :


q=v/w
Keterangan:
q = debit
v = volume
w = waktu

6
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Debit Air Sistem Irigasi Tanah
No. Nama Waktu Volume Jumlah Debit Tingkat
Alat Penetesan setelah (Q) Keseragaman
(menit ke 10 menit Tetesan (EU)
detik) (Liter)
1. Emitter
S1 0,277 L S1 0,0046 L/s
Drip 10 menit
50 %
Penetes (600 s)
S2 0,27 L S2 0,00045 L/s
Botol
2. Emitter 10 menit
S1 0,166 L S1 0,000276 L/s
Drip Putar (600 s)
S2 0,168 L S2 0,00028 L/s

S3 0,118 L S3 0,000196 L/s 24,64%


S4 0,12 L S4 0,0002 L/s
S5 0,163 L S5 0,00027 L/s
S6 0,23 L S5 0,00038 L/s

4.2 Pembahasan
Irigasi tetes merupakan pengembangan dari irigasi yang sudah ada
sebelumnya, seperti irigasi permukaan, irigasi pancar, dan lain sebagainya. Irigasi
tetes sangat efektif untuk efisiensi penggunaan air karena sasaran irigasi tetes ini
langsung ke akar sehingga kecil kemungkinan air mengalir melalui penguapan. Hal
ini sesuai dengan Witman (2021) yang menyatakan bahwa metode pengairan
dengan irigasi tetes bisa menjadi suatu pilihan yang dapat diterapkan di lahan yang
memiliki ketersediaan air yang sangatlah terbatas serta kondisi fisik dari lahan yang
kurang mendukung, karena dengan metode irigasi tetes air langsung diserap oleh
akar tanaman dan tidak akan mengalami fase penguapan secara berlebih.

7
Pada praktikum ini dilakukan pemberian air secara terbatas dengan
menggunakan suatu wadah atau tempat yang dipergunakan sebagai alat penampung
air sementara yang disertai lubang tetes di bawahnya. Air akan keluar secara
perlahan-lahan dalam bentuk tetesan. Lubang tetes inilah yang nantinya akan diatur
dengan cara sedemikian rupa. Pada prinsipnya pemberian air dengan cara
menggunakan irigasi tetes diperlukan sebagai efisiensi penggunaan air sehingga
dapat mengurangi kehilangan air yang dirasa cepat akibat penguapan karena suhu
yang tinggi. Menurut Witman (2021) efisiensi penggunaan air di lahan pertanian
dapat dioptimalkan melalui penggunaan teknik irigasi yang tepat. Selain itu, irigasi
tetes mampu mempertahankan kondisi air tanah pada zona perakaran tanaman pada
kisaran kapasitas lapang dan titik layu permanen.
Uji sistem irigasi tetes (EU) dilakukan dengan menggunakan gelas plastik
sebagai alat penampung hasil tetesan. Uji dilakukan dengan mengatur stop kran
dengan waktu 10 menit. Sistem irigasi tetes yang digunakan memiliki keseragaman
tetesan (EU) sebesar 50% pada emitter drip penetes botol dan untuk sistem irigasi
tetes yang digunakan memiliki keseragaman tetesan (EU) sebesar 24,64% pada
emitter drip putar. Keseragaman tetesan tertinggi diperoleh pada emitter drip
penetes botol sebesar 50%. Menurut Saidah dkk (2014) menyatakan bahwa angka
keseragaman tetesan terbaik diperoleh dari nilai standar deviasi yang terkecil dari
tetesan antar lubang emitter di sepanjang pipa. Semakin kecil standar deviasinya
maka akan semakin tinggi keseragaman tetesannya.
Dihitung pula debit air yang didasarkan pada debit emitter yang dipilih dan
jumlah emitter. Menurut Bunganaen dkk (2016) debit air yang diperlukan dalam
irigasi tetes merupakan debit keseluruhan yang dibutuhkan untuk menjalankan
sistem irigasi tetes menuju lahan pertanian. Pengukuran debit tetesan dilakukan
untuk melihat karakteristik besaran debit yang diperoleh pada rentang periode
waktu yang ditentukan. Selain itu juga untuk mendapatkan informasi besarnya debit
tetesan pada setiap lubang untuk waktu pengaliran yang berbeda, apakah lamanya
waktu pengaliran mempengaruhi besarnya keseragaman tetesan.
Menurut Saidah dkk (2014) hasil pengukuran debit tetesan terhadap waktu
menunjukkan adanya hubungan antara waktu pengaliran terhadap debit ataupun
keseragaman tetesan. Makin panjang waktu pengaliran justru menghasilkan debit

8
tetesan emitter yang makin kecil, tetapi koefisien keseragamannya makin baik. Jadi,
semakin panjang waktu pengaliran makin tinggi angka koefisien keseragaman
tetesan, tetapi debit tetesan reratanya makin kecil.
Kelebihan sistem irigasi tetes ini adalah penggunaan air akan terkontrol, jadwal
penyiraman dapat diatur, kebutuhan air untuk setiap tanaman dapat terpenuhi, serta
pemberian pupuk dapat langsung melalui bak penampungan. Sehingga dengan
sistem irigasi ini dapat mempermudah dan menghemat biaya produksi bagi petani.
Hal ini sesuai dengan Triana (2018) yang menyatakan bahwa keunggulan irigasi
tetes yaitu dapat menghemat air, tenaga, biaya pengelolaan, pemakaian pupuk yang
tepat, energi, dan dapat mengendalikan penyakit pada tanaman serta dapat
digunakan untuk lahan yang tidak rata dan sempit.
Menurut Tribowo (2017) sistem irigasi tetes memiliki beberapa kekurangan
yaitu penyumbatan emitter. Hal ini akan mengurangi efektivitas kerja sistem dan
tentu saja akan mengganggu pertumbuhan tanaman, untuk menghindari
penyumbatan, air yang akan digunakan pada sistem irigasi tetes harus difiltrasi.
Mengawasi operasional emitter di lahan yang luas cukup sulit dan memakan waktu.
Irigasi tetes kurang baik untuk tujuan perkecambahan tanaman atau persemaian
dibandingkan irigasi sprinkler. Akumulasi garam pada zona akar. Garam
terakumulasi pada bagian tepi dan permukaan air irigasi di dalam atau permukaan
tanah. Hujan yang ringan akan mendorong garam tersebut dari permukaan ke dalam
zona akar sehingga mengganggu pertumbuhan tanaman. Modal investasi yang
relatif lebih tinggi pada lahan budidaya sistem irigasi tetes dibandingkan sistem
irigasi sprinkler atau gravitasi. Dalam beberapa situasi, irigasi tetes kurang dapat
digunakan, misalnya pada tanah yang berpasir, rembesan air di dalam tanah secara
horizontal kurang terpenuhi. Pada perlakuan persemaian yang membutuhkan
emitter cukup banyak, lebih baik menggunakan sprinkler-mikro atau mikro jet sertai
diperlukan sumberdaya petani yang mampu mengoperasikan alat.
Menurut Witman (2021) dalam mengatasi pertumbuhan pada saat musim
kemarau, diperlukan irigasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan air bagi
kehidupan tanaman. Sumber air irigasi yang lebih sering dipergunakan biasanya
menggunakan air dari saluran, ataupun dari sumur pompa. Saat ini penggunaan
irigasi tetes di kalangan petani masih sangat minim, ini dikarenakan biaya

9
instalasinya yang mahal, namun hal ini dapat diatasi dengan mengganti komponen
sistem irigasi yang mahal menggunakan komponen yang sederhana tetapi dengan
fungsi yang sama sehingga petani tetap bisa menggunakan sistem irigasi tetes dan
mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Inovasi teknologi jaringan irigasi tetes
di tingkat petani perlu dilakukan sehingga keuntungan yang didapatkan dalam
irigasi tetes (penggunaan air efisien dan mempermudah pemberian air) dapat diraih
dengan biaya investasi yang terjangkau.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Irigasi tetes merupakan teknologi pemberian air dengan cara meneteskan air
melalui pipa-pipa di sekitar tanaman atau sepanjang larikan tanaman sesuai
kebutuhan tanaman. Secara umum, kelebihan dari aplikasi irigasi tetes yaitu dapat
menghemat air, tenaga, serta dapat digunakan untuk lahan yang tidak rata dan
sempit. Kelemahannya adalah penggunaan terhadap tanaman hanya sebagian dari
daerah perakarannya yang terbasahi. Terdapat dua jenis irigasi tetes yang
digunakan, yaitu irigasi tetes sederhana dan irigasi tetes semi teknis. Berdasarkan
hasil perhitungan tingkat keseragaman (EU), dapat diketahui bahwa sistem irigasi
emitter drip penetes botol memiliki tingkat keseragaman tetesan (EU) tertinggi
dengan nilai 50% dibandingkan dengan emitter drip putar yaitu 24,64%. Hal ini
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu seperti posisi emitter yang
mempengaruhi jumlah volume yang dihasilkan

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan yaitu sebaiknya mendengarkan asisten praktikum
ketika sedang menjelaskan langkah-langkah perhitungannya sehingga lebih mudah
untuk menghitung data yang didapatkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansah, I., Selly, H.P., Ardy, Y.W., dan Devi. 2018. Optimalisasi Ketersediaan
Air Tanaman dengan Sistem Otomasi Irigasi Tetes Berbasis Arduino Uno
dan Nilai Kelembaban Tanah. Jurnal Teknik Informatika, 4(2): 78-84.
Bunganaen, W., D.A.T. Sina, dan M.R. Talupun. 2021. Perencanaan Sistem Irigasi
Tetes (Drip Irrigation) di Desa Lapeom-Timor Tengah Utara. Jurnal Teknik
Sipil, 10(2): 151-162.
Chaer, M.S.I. 2016. Aplikasi Mikrokontroler Arduino pada Sistem Irigasi Tetes
untuk Tanaman Sawi (Brassica Juncea). Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian
dan Biosistem, 4(2): 228-238.
Padmayani, N.K.H. 2017. Karakteristik Hidrologi Tanah pada Berbagai Tingkatan
Umur Tanaman Penghijauan di Desa Pelaga, Kecamatan Petang Kabupaten
Badung. Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 6(2): 231-240.
Priyonugroho, A. 2014. Analisis Kebutuhan Air Irigasi (Studi Kasus pada Daerah
Irigasi Sungai Air Keban Daerah Kabupaten Empat Lawang). Jurnal Teknik
Sipil, 2(3): 457-470.
Saidah, H. I.W. Yasa, dan E. Hardiyanti. 2014. Keseragaman Tetesan pada Irigasi
Tetes Sistem Gravitasi. Spektrum Sipil, 1(2): 133-139.
Triana, Arjuna Neni. 2018. Aplikasi Irigasi Tetes (Drip Irrigation) dengan Berbagai
Media Tanam pada Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Jurnal Keteknikan
Pertanian, 6(1): 93-100.
Tribowo, R. Isnu. 2017. Perancangan Irigasi Tetes untuk Tanaman Hortikultura.
Jakarta: LIPI Press.
Widiastuti, I. dan Wijayanto, D.S. 2018. Implementasi Teknologi Irigasi Tetes pada
Budidaya Tanaman Buah Naga. Jurnal Keteknikan Pertanian, 6(1): 1-8.
Witman, Steven. 2021. Penerapan Metode Irigasi Tetes guna Mendukung Efisiensi
Penggunaan Air di Lahan Kering. Jurnal Triton, 12(1): 20-28.

12
LAMPIRAN

Emitter Drip Penetes Botol Emitter Drip Putar

Gelas plastik Gelas ukur

Polybag

Anda mungkin juga menyukai