Makalah Kel 8 Perencanaannnn
Makalah Kel 8 Perencanaannnn
TUGAS RUTIN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN BI
Dosen Pengampu :
Kelompok 8 :
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Meskipun ada
hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, namun akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Kami juga menyampaikam terima kasih kepada Ibu Dra. Rosmaini, M.Pd. selaku
dosen pengampu mata kuliah Perencanaan Pembelajaran Bahasa Indonesia, yang telah
memberikan tugas ini, karena melalui tugas ini kami menjadi lebih paham mengenai materi
yang dibahas.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
berguna juga bagi para pembaca.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................... 1
C. Tujuan............................................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 2
D. pengembangan bahan ajar bahasa dan sastra Indonesia dan Ki dan KD dalam
pembelajaran........................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan..................................................................................................................... 15
B. Saran............................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 16
ii
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia adalah seperangkat materi pembelajaran
yang disusun secara sistematis dan terstruktur untuk membantu peserta didik mencapai
kompetensi dasar (KD) Bahasa dan Sastra Indonesia. Bahan ajar ini digunakan oleh guru dan
siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia yang lengkap biasanya terdiri dari beberapa
komponen, yaitu:
Pengembangan
1. Pengembangan bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia harus dilakukan secara
sistematis dan terencana dengan melibatkan berbagai pihak, seperti guru, dosen,
praktisi, dan pakar Bahasa dan Sastra Indonesia. Berikut adalah beberapa langkah
dalam pengembangan bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia:
2. Analisis kebutuhan dan kondisi. Langkah pertama adalah menganalisis kebutuhan dan
kondisi pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyusun
kuesioner, wawancara, dan observasi.
2
3. Penetapan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran harus ditetapkan berdasarkan
pada KD yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
4. Penyusunan materi pembelajaran. Materi pembelajaran harus disusun berdasarkan
pada teori dan fakta yang ilmiah.
5. Pengembangan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran harus dirancang
dengan mempertimbangkan keragaman kemampuan siswa.
6. Pemilihan sumber belajar. Sumber belajar harus dipilih dengan mempertimbangkan
ketersediaan dan kemudahan akses.
7. Penyusunan instrumen penilaian. Instrumen penilaian harus disusun dengan
mempertimbangkan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran.
a. Kurikulum
Kurikulum merupakan dasar dan prosedur untuk perencanaan, implementasi, evaluasi, dan
pengelolaan program pendidikan (Nunan, 1997:158). Selanjutnya, menurut Depdiknas
(2006b:449) ”Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Tujuan tersebut mencakup tujuan
pendidikan nasional yang sesuai dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan
pendidikan, dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di daerah.
b. Silabus
Salah satu bagian terpenting dari KTSP adalah silabus. Menurut Richards, J.S. (1996:3)
silabus adalah spesifikasi isi pembelajaran dan daftar yang diajarkan.Selanjutnya, Nunan
(1997:158); Dubin, F. dan Olshtsain, E (1994:2-3); Mckay (dalam Brown, James D., 1995:7)
mendefinisikan silabus sebagai spesifikasi apa yang diajarkan dan urutan isi suatu program
pengajaran bahasa. Sedangkan menurut Depdiknas (2006b:463) Silabus adalah rencana
pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup
SK, KD, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Definisi senada juga dikemukakan E. Mulyasa
3
(2007:190)”silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan
tema tertentu yang mencakup SK, KD, materi pembelajaran, indikotor, penilian, alokasi
waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.” Silabus
merupakan penjabaran SK dan KD ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.Berdasarkan pendapat di
atas, dapat disimpulkan silabus adalah rancangan pembelajaran yang disusun dengan tema
tertentu yang mencakup SK, KD, indikator, materi pembelajaran, kegiatan belajar, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber /bahan/alat belajar yang dijabarkan secara spesifik, rinci dan
runtun dalam setiap satuan pendidikan.Menurut Long dan G. Crookes (2004:2) Silabus
disusun atas unit-unit yang berguna untuk pengorganisasian pembelajaran dan menyusun
bahan ajar. Desain silabus terkait erat dengan pandangan hakikat bahasa dan hakikat belajar
bahasa yang mendasari pembuatan kurikulum. Kecendrungan terkini dalam penyusunan
silabus bahasa yang dikemukakandalam bahan ajar adalah silabus yang mengungkapkan
pandangan komunikatif (Richards, 1995:9). Silabus dengan pendekatan komunikatif adalah
silabus fungsional (functional), berbasis kompetensi (competency-based), berbasis teks (text-
based), dan berbasis tugas (task-based) (Malmkjaer dan Anderson, 1991:459). Silabus
berbasistugas terbagi atas silabus prosedural, silabus proses, dan silabus berbasis tugas.
Ketiga tipe ini diturunkan dari pemikiran tentang bagaimana belajar bahasa bukan dari
analisis bahasa, dengan kata lain menolak pemikiran pendekatan sintetik. Ketiga hal tersebut
memiliki perbedaan pendefinisian untuk menentukan isi silabus, menentukan tugas, dan
pilihan metodologis (Long dan G. Crookes, 2004:4).
Bahan ajar merupakan informasi, alat dan teks yang diperlukan guru/instruktur untuk
perencanaan dan penelaahan implementasi pembelajaran. Bahan ajar adalah segala bentuk
bahan yang digunakan guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di
kelas. Bahan yang dimaksud dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis (National
Center for Vocational Education Research Ltd/National Center for Competency Based
Training) (dalam Abdul Majid, 2007:174).Berdasarkan website Dikmenjur dalam
http://www.dikmenum.go.id “Bahan ajar merupakan seperangkat materi/substansi
pembelajaran (teaching material) yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh
dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran”. Hal senada
dikemukakan Salam (2007:2-3) Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun
secara sistematis baik tertulis maupun tidak sehingga tercipta lingkungan/suasana yang
memungkinkan siswa untuk belajar. Kemudian, Wright (1987) menambahkan bahwa bahan
ajar dapat membantu ketercapaian tujuan silabus, dan membantu peran guru dan siswa dalam
proses belajar-mengajar (dalam Agus Trianto, 2005:9). Tomlinson (1998:2) mengatakan,
bahan ajar adalah sesuatu yang digunakan guru atau siswa untuk memudahkan belajar
bahasa, meningkatkan pengetahuan dan pengalaman berbahasa. bahan ajar menampilkan
sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Selanjutnya, bahan ajar merupakan unsur penting dari kurikulum. Jika silabus ditentukan arah
dan tujuan suatu isi dan pengalaman belajar bahasa sebagai kerangka, maka bahan ajar
merupakan dagingyang mengisi kerangka tersebut (Agus Trianto, 2005:8). Peran bahan ajar
dalam pembelajar menurut Cunningsworth adalah penyajian bahan belajar, sumber kegiatan
bagi siswa untuk berlatih berkomunikasi secara interaktif, rujukan informasi kebahasaan,
sumber stimulant, gagasan suatu kegiatan kelas, silabus, dan bantuan bagi guru yang kurang
berpengalaman untuk menumbuhkan keparcayaan diri (Cunningsworth, 1995:7).
5
B. TUJUAN BAHAN AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
(1) menyediakan bahan ajar yang seseuai dengan tuntutan kurikulum dengan
mempertimbangkan kebutuhan siswa, sekolah, dan daerah;
(4) siswa tidak tergantung kepada guru sebagai satu-satunya sumber informasi; dan
(5) dapat menumbuhkan motivasi siswa untuk mengembangkan diri dalam mencerna dan
memahami pelajaran.
1. Membantu peserta didik mencapai kompetensi dasar (KD) Bahasa dan Sastra
Indonesia.
2. Meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik, baik lisan maupun tulisan.
3. Mengembangkan kecintaan peserta didik terhadap Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Membentuk karakter peserta didik yang berbudi pekerti luhur dan berkepribadian
Indonesia.
Tujuan Khusus:
Bagi Siswa:
1. Membantu siswa dalam memahami dan menguasai konsep-konsep dasar Bahasa dan
Sastra Indonesia.
6
2. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi secara efektif, baik lisan
maupun tulisan.
3. Mengembangkan minat dan bakat siswa dalam bidang Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Membentuk karakter siswa yang cinta tanah air dan berbudaya Indonesia.
Bagi Guru:
Selanjutnya apabila guru mengembangkan bahan ajar sendiri, manfaat yang dapat diperoleh:
(1) diperoleh bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dan sesuai dengan kebutuhan
belajar siswa, sekolah dan daerah;
(3) bahan ajar menjadi lebih kaya karena dikembangkan dengan berbagai referensi;
(5) membangun komunikasi pembelajaran efektif antara guru dan siswa; dan
(6) siswa lebih percaya pada gurunya serta kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik.
Perlunya pengembangan bahan ajar, agar ketersediaan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan
siswa, tuntutan kurikulum, kateristik sasaran, dan tuntutan pemecahan masalah belajar.
Pengembangan bahan ajar harus sesuai dengan tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang
dikembangkan harus sesuai dengan KTSP yang mengacu pada standar isi dan standar
kompentensi lulusan. Kemudian kateristik sasaran disesuaikan dengan lingkungan,
kemampuan, minat, dan latar belakang siswa.
7
C. JENIS-JENIS BAHAN AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki berbagai jenis yang dapat dipilih oleh
guru untuk digunakan dalam pembelajaran. Guru harus memilih bahan ajar yang sesuai
dengan KD, tingkat kesulitan bahan ajar, ketersediaan bahan ajar, minat dan kebutuhan siswa,
serta keterampilan guru dalam menggunakan bahan ajar.
(3) Jenis –jenis bahan ajar / Media PembelajaranBentuk bahan ajar yang digunakan, antara
lain:
(1) bahan cetak, yakni: buku, lembar kerja siswa, komik, koran, majalah, dan brosur, (2)
audio visual, yakni:video/film,VCD, dan LCD, dan
(3)visual,yakni:foto,gambar,model/maket(Depdiknas,2007:429) dan
http://www.dikmenum.go.id. Selanjutnya, media pembelajran menurut Harjanto (2005:237)
dikelompokkan menjadi empat jenis,yakni:
(1) media dua dimensi (grafis), seperti: gambar, foto, grafik, bagan, poster kartun, dan komik,
(2) media tiga dimensi, seperti: model padat (solid model), model penempang, dan model
susun,
(4) lingkungan.
1) Bahan ajar tematik: Bahan ajar ini mengintegrasikan berbagai mata pelajaran dalam
satu tema pembelajaran.
2) Bahan ajar berbasis kompetensi: Bahan ajar ini berfokus pada pengembangan
kompetensi siswa, yaitu pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
3) Bahan ajar berbasis proyek: Bahan ajar ini mendorong siswa untuk menyelesaikan
proyek pembelajaran yang terkait dengan materi pelajaran.
1) Bahan ajar untuk pemula: Bahan ajar ini dirancang untuk siswa yang baru
mempelajari Bahasa dan Sastra Indonesia.
8
2) Bahan ajar untuk menengah: Bahan ajar ini dirancang untuk siswa yang sudah
memiliki dasar pemahaman Bahasa dan Sastra Indonesia.
3) Bahan ajar untuk mahir: Bahan ajar ini dirancang untuk siswa yang ingin
meningkatkan kemampuan Bahasa dan Sastra Indonesia mereka ke tingkat yang lebih
tinggi.
1) Bahan ajar berbasis teks: Bahan ajar ini hanya menggunakan teks sebagai media
pembelajaran.
2) Bahan ajar berbasis audio: Bahan ajar ini menggunakan audio sebagai media
pembelajaran, seperti lagu, dongeng, dan podcast.
3) Bahan ajar berbasis video: Bahan ajar ini menggunakan video sebagai media
pembelajaran, seperti film edukasi, animasi, dan video pembelajaran.
4) Bahan ajar multimedia: Bahan ajar ini menggabungkan berbagai media, seperti teks,
audio, video, gambar, dan animasi.
1) Bahan ajar resmi: Bahan ajar ini diterbitkan oleh pemerintah atau lembaga resmi
lainnya.
2) Bahan ajar semi resmi: Bahan ajar ini diterbitkan oleh organisasi profesi atau lembaga
pendidikan.
3) Bahan ajar tidak resmi: Bahan ajar ini dibuat oleh individu atau kelompok secara
mandiri.
9
penentuan kegiatan eksplorasi kebutuhan materi; (3) realisasi kontektual dengan mengajukan
gagasan yang sesuai dengan pemilihan teks dan konteks bahan ajar; (4) realisasi pedagogis
melalui tugas dan latihan; (5) produksi bahan ajar; (6) penggunaan bahan ajar oleh siswa; dan
(7) evaluasi bahan ajar. Kemudian, Richards (2002:262) mengajukan rancangan
pengembangan bahan ajar, meliputi:
(1) pengembangan tujuan; (2) pengembangan silabus; (3) pengorganisasian bahan ajar ke
dalam unit-unit pembelajaran; (4) pengembangan struktur per unit; dan (5) pengurutan unit
(dalam Agus Trianto, 2005:10).Menurut Tomlinson (1998:2) pemgembangan bahan ajar
adalah apa yang dilakukan penulis, guru, siswa untuk memberikan sumber masukan berbagai
pengalaman yang dirancang untuk meningkatkan belajar bahasa. Pengembangan bahan ajar
bahasa Indonesia berdasarkan indikator pencapaian kompetensi dasar dengan memperhatikan
potensi peserta didik, bermanfaat bagi peserta didik, aktualitas, kedalaman, dan keluasan
materi pelajaran, relevansi kebutuhan peserta didik, sesuai dengan tuntutan lingkungan dan
alokasi waktu yang tersedia (Depdiknas, 2007a:vii).Pengembangan bahan ajar bahasa dan
sastra Indonesia adalah kegiatan yang diawali dari penelitian untuk mendapatkan gambaran
tentang identifikasi kebutuhan dokumen bahan ajar bahasa dan pembelajarannya yang sesuai
dengan kebutuhan siswa, sekolah dan daerah. Kemudian dilanjutkan kegiatan pengembangan
bahan ajar melalui beberapa kali uji coba sehingga berterima dan objektif sesuai dengan
keterampilan berbahasa dan bersastra Indonesia (mendengarkan, berbicara, membaca, dan
menulis). Pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini, menggabungkan rancangan tahap-
tahap yang telah dipaparkan oleh Jolly & Bolitho, Richards serta Depdiknas, yakni: (1)
identifikasi kebutuhan, (2) pengembangan silabus, (3) penyusunan bahan ajar, dan (evaluasi
bahan ajar).
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam pengembangan bahan ajar Bahasa dan Sastra
Indonesia:
Ki sebagai landasan pengembangan bahan ajar: Ki harus menjadi landasan utama dalam
pengembangan bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini berarti bahwa bahan ajar
harus dirancang untuk mengembangkan karakter peserta didik yang sesuai dengan profil
Pelajar Pancasila.
KD sebagai acuan materi pembelajaran: KD harus menjadi acuan utama dalam penyusunan
materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Hal ini berarti bahwa materi pembelajaran
harus sesuai dengan KD yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik: Kegiatan pembelajaran harus
dirancang dengan berpusat pada peserta didik. Hal ini berarti bahwa peserta didik harus
dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran.
Penilaian yang autentik: Penilaian pembelajaran harus dilakukan secara autentik untuk
mengukur pencapaian Ki dan KD peserta didik.
contoh integrasi Ki dan KD dalam bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia:
11
Tema: Kearifan Lokal
Ki:
Ki 1: Beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
Ki 2: Berkebhinekaan global.
Ki 3: Gotong royong.
Ki 4: Mandiri.
Ki 5: Bernalar kritis.
Ki 6: Kreatif.
KD:
3.1 Mengidentifikasi unsur-unsur budaya dari berbagai daerah di Indonesia, seperti bahasa,
adat istiadat, pakaian, makanan, rumah adat, dan permainan tradisional.
3.2 Menjelaskan makna dan nilai-nilai budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
3.3 Mempresentasikan hasil identifikasi dan penjelasan tentang unsur-unsur dan nilai-nilai
budaya dari berbagai daerah di Indonesia.
Kegiatan Pembelajaran:
Penilaian:
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki peran penting dalam proses
pembelajaran di sekolah. Bahan ajar yang baik dapat membantu peserta didik mencapai
kompetensi dasar (KD) Bahasa dan Sastra Indonesia dan meningkatkan keterampilan
berbahasa mereka. Berikut adalah beberapa cara penggunaan bahan ajar Bahasa dan Sastra
Indonesia dalam pembelajaran:
Guru dapat menggunakan bahan ajar sebagai pedoman dalam menyusun rencana
pembelajaran dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Bahan ajar yang baik akan
membantu guru dalam menentukan materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan media
pembelajaran yang tepat.
Siswa dapat menggunakan bahan ajar sebagai media untuk mempelajari materi pembelajaran
Bahasa dan Sastra Indonesia. Bahan ajar yang menarik dan mudah dipahami akan membantu
siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan lebih baik.
Guru dapat menggunakan bahan ajar sebagai alat penilaian pembelajaran. Bahan ajar yang
berisi soal-soal latihan dan penilaian dapat membantu guru dalam mengukur pencapaian
belajar siswa.
Siswa dapat menggunakan bahan ajar sebagai sumber belajar mandiri. Bahan ajar yang
mudah diakses dan digunakan akan membantu siswa dalam belajar di luar jam pelajaran.
13
3. Libatkan siswa dalam proses pembelajaran.
4. Gunakan berbagai media pembelajaran untuk menarik minat siswa.
5. Lakukan penilaian pembelajaran secara berkala untuk mengukur pencapaian belajar
siswa.
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan alat bantu penting dalam proses
pembelajaran di sekolah. Guru dan siswa harus menggunakan bahan ajar secara optimal
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan komponen penting dalam
pembelajaran di sekolah. Bahan ajar yang baik dapat membantu peserta didik mencapai
kompetensi dasar (KD) Bahasa dan Sastra Indonesia dan meningkatkan keterampilan
berbahasa mereka. Pengembangan bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia harus dilakukan
secara sistematis dan terencana dengan melibatkan berbagai pihak. Bahan ajar yang
berkualitas harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia dapat digunakan dengan berbagai cara, yaitu:
Diharapkan Pengembangan bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia harus dilakukan secara
berkelanjutan dan melibatkan berbagai pihak, seperti guru, dosen, praktisi, dan pakar Bahasa
dan Sastra Indonesia. Bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia juga harus dibuat dengan
memperhatikan keragaman kemampuan dan kebutuhan siswa. Guru juga harus menggunakan
bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia secara kreatif dan inovatif untuk menarik minat
siswa. Dan juga Siswa harus dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran menggunakan
bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia.Dengan mengikuti saran-saran tersebut, diharapkan
bahan ajar Bahasa dan Sastra Indonesia dapat menjadi alat bantu yang efektif untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.
15
DAFTAR PUSTAKA
Salam. (2007). Pengembangan Bahan Ajar. Model Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk SLTP
Kelas 7 sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Sinposis Disertasi
Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta.
Agus Tirto. 2005. Pengembangan Model Bahan Ajar: Penelitian dan Pengembangan.
16