LP KEPERAWATAN JIWA KEP JIWA LP 7
LP KEPERAWATAN JIWA KEP JIWA LP 7
Oleh:
Kelompok 2:
Bellawati (22212122)
BANDA ACEH
2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini
7 ini, kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan
kepada teman teman yang telah membantu menyelesaikan LP 7 ini. Kami menyadari
bahwa dalam menyusun ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu kami sangat
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……..……………………………..………………………….....i
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
1.3 Manfaatpenulis….......................................................................................................3
2.1.1Pengertian.....................................................................................................5
2.1.2 Etiologi........................................................................................................5
2.1.3 Rentang……..………..….…………...……………………………….......6
2.1.4Jenis/Manifestasiklinis…………….…………………………………...….6
2.1.7Penatalaksanaan………...…………………………………………….......11
2.2.1 Pengkajian……………………………….……….…………………...... 14
2.2.6 Evaluasi……………….…………………………………....………........46
BAB I
PENDAHULUAN
tersebut mampu untuk selalu berpikir positif baik terhadap diri sendiri, orang lain dan
lingkungan dalam segala situasi (Emi, dkk 2018). Orang yang mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri pada lingkungan, serta berintegrasi dan dapat
berinteraksi secara baik, tepat, dan bahagia merupakan orang yang sehat jiwanya.
jiwa, jika individu tersebut tidak mampu untuk berpikir positif dan menyesuaikan diri
Gangguan jiwa adalah suatu pola perilaku yang secara klinis bermakna yang
berhubungan dengan distress sehingga menimbulkan gangguan pada satu atau lebih
fungsi kehidupan manusia (Keliat, 2011). Selain itu gangguan jiwa juga merupakan
suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi
jiwa yang menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melakukan
pikiran, perasaan, dan perilaku individu. Skizofrenia adalah bagian dari gangguan
psikosis yang terutama ditandai dengan kehilangan pemahaman terhadap realitas dan
hilangnya daya tilik diri (insight). Gangguan psikosis ini belum diketahui pasti apa
penyebab dan perjalanan penyakitnya (tak selalu bersifat kronis). Pada gangguan
psikosis, termasuk juga skizofrenia, dapat ditemukan gejala gangguan jiwa berat
seperti halusinasi, waham, perilaku yang kacau, dan pembicaraan yang kacau
Salah satu jenis gangguan jiwa skizofrenia adalah skizofrenia paranoid. Secara
klasik skizofrenia tipe paranoid ditandai terutama oleh adanya gangguan waham.
Waham merupakan salah satu gangguan orientasi realitas. Gangguan orientasi realitas
adalah ketidak mampuan klien menilai dan berespons pada realitas (Sofian, 2017).
Asuhan keperawatan pada kasus waham dapat disusun sesuai rencana tindakan
keperawatan. Beberapa rencana tindakan yang telah disusun yaitu membantu orientasi
kegiatan yang telah dibuat kemudian disusun rencana tindakan Keperawatan (Fitria
pada pasien dengan masalah gangguan proses pikir : waham, karena pelayanan yang
implementasi, dan evaluasi (DepKes, 2018). Berdasarkan uraian latar belakang diatas
maka peneliti tertarik untuk meneliti permasalahn dengan judul “Laporan Asuhan
1. Tujuan umum
pikir : waham.
waham.
3. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Laporan Kasus Asuhan Keperawatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
waham.
2. Manfaat Praktis
kesehatan pasien.
b. Keluarga Pasien Waham Kebesaran
waham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Etiologi
Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya waham (Keliat, 1998 dalam
1. Faktor Predisposisi
2. Faktor Presipitasi
lama diajak bicara, objek yang ada dilingkungannya dan suasana sepi
kenyataan
klien yakin bahwa ada seseorang atau kelompok orang yang berusaha.
5. Waham nihilistic : klien yakin bahwa dirinya sudah ridak ada di dunia
dengan kenyataan.
6. Waham bizar Sisip pikir : klien yakin ada ide pikiran orang lain yang
1). Siar pikir : klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia
2). Kontrol pikir : klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari
luar.
Menurut Fitria Nita, 2009 tanda dan gejala pada pasien dengan perubahan
1. Menolak makan.
5. Mudah tersinggung.
8. Mendominasi pembicaraan.
9. Berbicara kasar.
secara fisik maupun psikis. Secar fisik klien dengan waham dapat
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara sosial
antara self ideal dengan self reality (kenyataan dengan harapan) serta
Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa-
tidak benar, tetapi hal ini tidak dilakukan secara adekuat karena
lain.
Ego ) yang ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat
berbohong.
5. Fase comforting
6. Fase improving
waktu keyakinan yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham
Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
2.1.7 Penatalaksanaan
1. Farmakoterapi
1) Anti Psikotik
a. Chlorpromazine
b. Trifluoperazine
sampai 50 mg/hari.
c. Haloperidol
yang cukup dalam waktu 6 minggu, anti psikotik dari kelas lain
d. Anti parkinson
e. Anti Depresan
: 50-75 mg/hari.
f. Anti Ansietas
2. Psikoterapi
saling percaya. Terapi individu lebih efektif dari pada terapi kelompok.
lelah, mengingat apa yang anda lalui, “tanpa menyetujui setiap mis
Pada saat
klien membiarkan perasaan kelemahan memasuki terapi, suatu
dapat dilakukan.
3. Terapi Keluarga
2.2.1 Pengkajian
Menurut Dermawan (2013) faktor yang perlu dikaji yaitu :a. Faktor
predisposisi
1) Genetik : diturunkan
limbik.
glutamate
a. Faktor presipitasi
gangguan :
1) Psikologis
2) Biologis
anak.
3) Social budaya
Seperti kemiskinan, konflik social budaya (peperangan, kerusuhan,
menumpuk.
nadi, suhu, pernafasan. Ukur tinggi badan dan berat badan, jika
e. Aspek psikologis
2) Konsep diri
tersebut.
f. Status mental
afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi
klien.
minum obat.
klieni. Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap
j. Aspek medis
Terapi yang diterima oleh klien : ECT, terapi antara lain seperti terapi
bermasyarakat.
a. Merasa khawatir.
a. Curiga berlebihan.
b. Waspada berlebihan.
c. Bicara berlebihan.
d. Sikap menentang atau permusuhan.
e. Wajah tegang.
h. Flight of idea.
k. Menarik diri.
dan lingkungan
pikir : waham. Definisi waham yaitu keyakinan yang keliru tetang isi pikir
yang dipertahankan secara kuat atau terus menerus namun tidak sesuai
dengan kenyataan.
keperawatan
cukup - Kolaborasi
orientasi - Mengetahui
Terapeutik: - Meningkatkan
interaksi - Menghadirkan
- Orentasikan realita
realita - Mampu
Edukasi: melakukan
Pertemuan ke 1
Ds:
Do:
4. Mudah tersinggung.
Tujuan:
Tindakan:
tempat/lingkungan.
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
yang dinas pagi ini di Ruang melati. Saya dinas dari jam 07.00–
2. Validai perasaan
3. Kontrak
berbincang-bincang pak?”
B. Fase Kerja
sekali, bisa bapak ceritakan kepada saya apa yang bapak rasakan?”
“baik bapak, jadi bapak merasa takut nanti diatur-atur oleh orang
lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri pak sendiri?” “Siapa
diri sendiri.” “Coba kita tuliskan rencana dan jadwal tersebut pak”
“Wah, bagus sekali, jadi setiap harinya pak R ingin ada kegiatan di
luar rumah sakit karena bosan kalau dirumah sakit terus ya?”
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
saya?”
2. Evaluasi objektif
lagi megenai hal positif apa saja yang bapak miliki?” “bapak
Pertemuan ke 2
Ds:
4. Mudah tersinggung.
Tujuan:
Tindakan:
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi validasi
3. Kontrak
“sesuai dengan kontrak kita yang kemarin, hari ini kita akan
B. Fase Kerja
“Apa saja hobi bapak? Saya catat ya pak, terus apa lagi?” “Wah, rupanya
bapak pandai main suling ya.” “Bisa bapak ceritakan kepada saya kapan
pertama kali belajar main Suling, siapa yang dulu mengajarkannya kepada
suling yang baik itu.” “Wah, bagus sekali pak. Bagaimana kalau kita buat
bermain suling?” “Ada tidak hobi atau kemampuan bapak yang lain selain
bermain suling?”
C. Terminasi
2. Evaluasi objektif
“Apa saja tadi yang telah kita bicarakan dan lakukan? Bagus.”
dimana dan jam berapa?” “kita masukan kedalam jadwal harian bapak
ya. Jika bapa melakukan secara mandiri bapak tulis M, jika dibantu
Pertemuan ke 3
Ds:
Do:
4. Mudah tersinggung.
Tujuan:
Tindakan:
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
sekali.”
3. Kontrak
tentang obat yang harus bapak minum, Bagaimana kalau kita mulai
B. Kerja
“bapak berapa macam obat yang diminum, jam berapa saja obat yang
diminum?” “bapak perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang,
tidurnya juga tenang.” “Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya
oranye namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP
gunanya agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya
agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi,
jam 1 siang, dan jam 7 malam.” “Bila nanti setelah minum obat mulut
mengecek dulu label dikotak obat apakah benar nama bapa tertulis disitu,
berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar!” “Obat-obat ini
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya bapak tidak
menghentikan sendiri obat yang harus diminum sebelum berkonsultasi
dengan dokter.”
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
2. Evaluasi objektif
dimana dan jam berapa?” “kita masukan kedalam jadwal harian bapak
ya. Jika bapa melakukan secara mandiri bapak tulis M, jika dibantu
Pertemuan ke 4
Ds:
Do:
Tujuan:
Tindakan:
dilatih
A. Orientasi
1. Salam Terapeutik
2. Evaluasi validasi
3. Kontrak
30 menit saja?”
B. Fase Kerja
“baik bapak, bapak ada hal lain yang bapak inginkan? Misalnya seperti
ya” “baik bapak sekarang kita ketaman ya, sekaligus bapak belajar
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
2. Evaluasi objektif
Pertemuan ke 1
Ds:
Keluarga klien mengatakan klien sering mengungkapkan sesuatu
Do:
4. Mudah tersinggung.
Tujuan:
proses terjadinya.
Tindakan:
waham.
kemapuan pasien.
1. Salam terapeutik
yang dinas pagi ini di Ruang melati. Saya dinas dari jam 07.00–
14.00, saya yang akan membantu perawatan ibu hari ini. Nama
2. Validai perasaan
3. Kontrak
B. Fase Kerja
“ibu, apa masalah yang ibu rasakan dalam merawat bapak? apa yang
nabi hanya merupak salah satu gangguan proses berpikir. Untuk itu
akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali bapak
Pertama: ibu mengerti bahwa bapak merasa seorang nabi, tapi sulit
bagi ibu untuk mempercayainya karena setahu kita semua nabi tidak
ada yang hidup didunia. Kedua: ibu harus lebih sering memuji bapak
harus memberikan pujian. Ibu jangan lupa, bapak ini perlu minum
obat agar pikirannya jadi tenang.” “Obatnya ada tiga macam pak,
putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang merah jambu
ini namanya HLP gunanya agar pikiran jadi teratur. Semuanya ini
diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam,
jadwal minum obat. Jika dia minta obat sesuai jamnya, segera
berikan pujian!”
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
saya?”
2. Evaluasi objektif
Pertemuan ke 2
Ds:
Do:
4. Mudah tersinggung.
Tujuan:
Tindakan:
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Validasi perasaan
3. Kontrak
“sesuai dengan kontrak kita yang kemarin hari ini kita akan
B. Kerja
“Sekarang anggap saja saya suami ibu yang sedang mengaku nabi, coba ibu
praktikkan cara bicara yang benar bila bapak sedang dalam keadaan seperti
“Sekarang coba cara memotivasi bapak minum obat dan melakukan kegitan
positifnya sesuai jadwalnya!” Bagus sekali ternyata ibu sudah mengerti cara
bapak.”
C. Terminasi
Pertemuan ke 3
Ds:
Do:
4. Mudah tersinggung
Tujuan:
Tindakan:
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Validasi perasaan
3. Kontrak
“sesuai dengan kontrak kita yang kemarin hari ini kita akan
B. Fase Kerja
“jadi begini bu, ini obatnya ada tiga macam bu, yang warnanya oranye
namanya CPZ gunanya agar tenang, yang putih ini namanya THP gunanya
agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP gunanya agar pikiran
jadi teratur. Semuanya ini diminum 3 kali sehari, jam 7 pagi, jam 1 siang,
dan jam 7 malam.” “Bila nanti setelah minum obat mulut bapaknya terasa
kebapak” “Sebelum minum obat ini ibu mengecek dulu label dikotak obat
apakah benar nama bapa tertulis disitu, berapa dosis atau butir yang harus
diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah nama obatnya
kemungkinan besar harus diminum dalam waktu yang lama. Agar tidak
kambuh lagi, sebaiknya ibu tidak menghentikan sendiri obat yang harus
1. Evaluasi subjektif
2. Evaluasi objektif
cara merujuk jika klien kambuh” “ibu maunya dimana dan jam
berapa?”
Pertemuan ke 4
Ds:
Do:
4. Mudah tersinggung.
Tujuan:
A. Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Validasi perasaan
3. Kontrak
“sesuai dengan kontrak kita yang kemarin hari ini kita akan
B. Fase Kerja
“ibu sudah paham kan bagaimana tanda dan gejala klien saat terjadi
waham?” “jadi bu, jika ibu sudah mulai melihat tanda dan gejala waham
pada suami ibu, ibu harus segera merujuknya kerumah sakit. jangan lupa
C. Terminasi
1. Evaluasi subjektif
2. Evaluasi objektif
ya”
2.2.6 Evaluasi
(Stuart, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Keliat A. Budi. Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.
Fitria, Nita, 2009. Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan
Jenny., dkk. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Masalah Psikososial dan
Gangguan Jiwa. Medan: USU Press. Sujono & Teguh. (2009). Asuhan Keperawatan
Grahallmu. Yogyakarta:
medika.