Anda di halaman 1dari 26

VITAMIN LARUT AIR

(Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi)

Dosen Pengampu : Nurul Aryastuti, S.ST., M.K.M

Disusun Oleh:
Kelompok 8
Jihan Meytha Nabila 23410277
Tria Dwi Yuliana 23410255
Stevie Anjeli Pratiwi 23410243
Tria Aprilia Safitri 23410254
Afif Robyansya 23410296
Vita Istiqomah 23410261
Adika Hedi Pratama 23410294

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI BANDAR LAMPUNG
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “Vitamin Larut Air”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Dasar Ilmu Gizi . Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Nurul Aryastuti, S.ST., M.K.M. selaku Dosen Dasar Ilmu Gizi yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandar Lampung, 01 April 2024

Kelompok 8

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................1
C. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI ..........................................................................3
A. Pengertian Vitamin Larut Air......................................................................3
B. Fungsi Vitamin Larut Air............................................................................4
C. Pencernaan Vitamin Larut Air.....................................................................12
D. Proses Penyerapan Vitamin Larut Air.........................................................13
E. Proses Metabolisme Vitamin Larut Air.......................................................13
BAB III PENUTUP...........................................................................................21
Kesimpulan.........................................................................................................21
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebagai salah satu unsur gizi, keberadaan vitamin sangat penting
bagitubuh, terutama sebagai pengatur sekaligus pemicu dalam proses
metabolisme tubuh. Namun kebutuhan tubuh terhadap vitamin hanya dalam
jumlah yang kecil, terutama untuk mengawali reaksi kimia dalam sel-sel dan
jaringan tubuh. Vitamin merupakan nutrien organik yang dibutuhkan dalam
jumlah kecil untuk berbagai fungsi biokimiawi dan yang umumnya tidak
disintesis oleh tubuh sehingga harus dipasok dari makanan. Vitamin yang
pertama kali ditemukan adalah vitamin A dan B , dan ternyata masing-masing
larut dalam lemak dan larut dalam air.
Kemudian ditemukan lagi vitamin-vitamin yang lain yang juga bersifat
larut dalam lemak atau larut dalam air. Sifat larut dalam lemak atau larut dalam
air dipakai sebagai dasar klasifikasi vitamin. Vitamin yang larut dalam air,
seluruhnya diberi simbol anggota B kompleks (kecuali vitamin C) dan vitamin
larut dalam lemak yang baru ditemukan diberi simbol menurut abjad (vitamin A,
D, E, K ).Vitamin yang larut dalam airtidak pernah dalam keadaan toksisitas di
didalam tubuh karena kelebihan vitamin ini akan dikeluarkan melalui urin.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian vitamin larut air?


2. Apa fungsi vitamin larut air?
3. Bagaimana pencernaan vitamin larut air?
4. Bagaimana proses penyerapan vitamin larut air?
5. Bagaimana proses metabolisme vitamin larut air?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian vitamin larut air.


2. Untuk mengetahui dan memahami fungsi vitamin larut air.
3. Untuk mengetahui dan memahami pencernaan vitamin larut air.
4. Untuk mengetahui dan memahami proses penyerapan vitamin larut air.
5. Untuk mengetahui dan memahami proses metabolisme vitamin larut air

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Vitamin Larut Air


Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam
jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan Sebaian
besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan
dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu
vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah kekurangan yang
dapat mengganggu fungsi tubuh normal.
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen sistem yang
banyak terlibat dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya
tidak disimpan dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil.
Oleh sebab itu vitamin larut air perlu dikonsumsi setiap hari untuk mencegah
kekurangan yang dapat mengganggu fungsi tubuh normal. Vitamin larut air
dikelompokkan menjadi vitamin C dan vitamin B kompleks. Vitamin B
kompleks terdiri dari delapan faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam
tubuh dan terdapat didalam bahan makanan yang hampir sama. Fungsinya
terkait dalam proses metabolisme sel hidup, baik pada tumbuh-tumbuhan
maupun hewan sebagai koenzim dan kofaktor.
Vitamin yang larut di dalam air kelompok dari vitamin B kompleks
merupakan kofaktor dalam berbagai reaksi enzimatik yang terdapat di dalam
tubuh kita. Vitamin B yang penting bagi nutrisi manusia adalah :
1. Tiamin ( vitamin B 1 ).
2. Riboflavin ( vitamin B2 ).
3. Niasin (asam nikotinat ,nikotinamida, vitamin B3 )
4. Asam pantotenat ( vitamin B5)
5. Vitamin B6 ( piridoksin ,pridoksal, piridoksamin)
6. Biotin.

3
7. Vitamin B12 (kobalamin)
8. Asam folat
Karena kelarutannya dalam air , kelebihan vitamin ini akan diekskresikan
ke dalam urin dan dengan demikian jarang tertimbun dalam konsentrasi yang
toksik. Penyimpanan vitamin B kompleks bersifat terbatas (kecuali kobalamin)
sebagai akibatnya vitamin B kompleks harus dikomsumsi secara teratur.1

B. Fungsi Vitamin Larut Air


1. Vitamin C
Pada asupan di atas sekitar 100mg/hari, kapasitas tubuh untuk
metabolisme vitamin C mengalami kejenuhan, dan asupan yang lebihtinggi
akan diekskresi dalam urine. Oleh karena itu peningkatan asupan vitamin C
mungkin memberikan manfaat. Terdapat sangat sedikit bukubaik yang
menyatakan bahwa vitamin C dosis tinggi dapat mencegah common cold
meskipun vitamin ini dapat mengurangi durasi dan beratnya gejala.2
2. Tiamin (Vitamin B1)
Tiamin berperan penting dalam metabolisme karbohidrat. Tiamin
memiliki peran sentral dalam metabolisme penghasil energi, dankhususnya
metabolism karbohidrat. Tiamin difosfat adalah koenzim untuk tiga
komplekx multi-enzim yang mengatalisis reaksi dekarboksilasioksidatif :
piruvat dehydrogenase dalam metabolisme karbohidrat-ketoglutarat
dehidrogenase rantai bercabang pada metabolisme leusin,isoleusin, dan
valin. Tiamin trifosfat juga merupakan koenzim untuk transketolase, pada
jalur pentose fosfat. Tiamin difosfat memiliki perandalam hantaran saraf ;
senyawa in memfosforilasi (sehingga mengaktifkan) kanal klorida di
membrane saraf. Tiamin tersusun dari pirimidin tersubsitusi yang
dihubungkan oleh jembatan metilen dengan tiazol tersubsitusi. Bentuk aktif
dari tiamin adalah tiamin difosfat ,di mana reaksi konversi tiamin menjadi
tiamindifosfat tergantung oleh enzim tiamin difosfotransferase dan ATP
1
Vivi Triana, “Macam Macam Vitamin,” Jurnal Kesehatan Masyarakat 1, no. 1 (2006): 40–47,
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/9.
2
Elsa Yuniarti, Vitamin, (Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia, 2023), hal 105

4
yang terdapat di dalam otak dan hati.Tiamin difosfat berfungsi sebagai
koenzim dalam sejumlah reaksi enzimatik dengan mengalihkan unit aldehid
yangtelah diaktifkan yaitu pada reaksi:
a. Dekarboksilasi oksidatif asam-asam α-keto (misalnya α- ketoglutarat,
piruvat, dan analog α- keto dari leusin isoleusin sertavalin)
b. Reaksi transketolase (misalnya dalam lintasan pentosa fosfat).
Semua reaksi ini dihambat pada defisiensi tiamin .Dalam setiap keadaan
tiamin. Difosfat menghasilkan karbon reaktif pada tiazol yang membentuk
karbanion, yang kemudian ditambahkan dengan bebas kepada gugus
karbonil,misalnya piruvat.Senyawa adisi kemudian mengalami
dekarboksilasi dengan membebaskan CO2. Reaksi ini terjadi dalam
suatukompleks multienzim yang dikenal sebagai kompleks piruvat
dehidrogenase.Dekarboksilasi oksidatif α - ketoglutarat menjadi suksinilko-
A dan CO2 dikatalisis oleh suatu kompleks enzim yang strukturnya sangat
serupa dengan struktur kompleks piruvat dehidrogenase.
Pada manusia yang mengalami defisiensi tiamin mengakibatkan reaksi
yang tergantung pada tiamin difosfat akan dicegah atau
sangatdibatasi ,sehingga menimbulkan penumpukan substrat untuk reaksi
tersebut,misalnya piruvat ,gula pento dan derivat α - ketoglutarat dari
asamamino rantai bercabang leusin, isoleusin serta valin .Tiamin
didapatihampir pada semua tanaman dan jaringan tubuh hewan yang
lazimdigunakan sebagai makanan , tetapi kandungannya biasanya
kecil .Biji-bijian yang tidak digiling sempurna dan daging merupakan
sumber tiaminyang baik. Penyakit beri-beri disebabkan oleh diet kaya
karbohidrat rendahtiamin,misalnya beras giling atau makanan yang sangat
dimurnikan seperti gula pasir dan tepung terigu berwarna putih yang
digunakan sebagai sumber makanan pokok.
Gejala dini defisiensi tiamin berupa neuropati perifer, keluhan mudah capai,
dan anoreksia yang menimbulkan edema dan degenerasi kardiovaskuler,
neurologis serta muskuler. Encefalopati Wernicke merupakan suatu keadaan
yang berhubungan dengan defisiensi tiamin yang sering ditemukan diantara

5
para peminum alcohol kronis yang mengkomsumsi hanya sedikit makanan
lainnya.Ikan mentah tertentu mengandung suatu enzim (tiaminase) yang
labil terhadap panas,enzim ini merusak tiamin tetapi tidak dianggap sebagai
masalah yang penting dalam nutrisi manusia.

3. Riboflavin (Vitamin B)
Riboflavin berperan penting dalam metabolisme penghasil energi.
Riboflavin menyediakan gugus-gugus reaktif koenzim
flavinmononukleotida (FMN) dan flavin adenine dinukleotida (FAD). FMN
dibentuk oleh fosforilae riboflavin dependen-ATP, sementara FAD
disentesis oleh reaksi lebih lanjut dengan ATP dengan gugus AMP
yangdipindahkan ke FMN. Sumber utama riboflavin dalam makanan
adalahsusu dan produk susu. Selain itu, karena warnanya yang kuning
terang,riboflavin sering digunakan sebagai zat aditif makanan.
Riboflavin terdiri atas sebuah cincin isoaloksazin heterosiklik yangterikat
dengan gula alcohol,ribitol. Jenis vitamin ini berupa pigmen fluoresen
berwarna yang relatif stabil terhadap panas tetapi terurai dengan cahaya
yang visible . Bentuk aktif riboflavin adalah flavin mononukleatida ( FMN )
danflavin adenin dinukleotida ( FAD ).FMN dibentuk oleh reaksi
fosforilasiriboflavin yang tergantung pada ATP sedangkan FAD disintesis
oleh reaksi selanjutnya dengan ATP dimana bagian AMP dalam ATP
dialihkan kepada FMN.
FMN dan FAD berfungsi sebagai gugus prostetik enzim
oksidoreduktase,di mana gugus prostetiknya terikat erat tetapi nonkovalen
dengan apoproteinnya. Enzim-enzim ini dikenal sebagai
flavoprotein.Banyak enzim flavoprotein mengandung satu atau lebih unsur
metal seperti molibneum serta besi sebagai kofaktor esensial dan dikenal
sebagai metaloflavoprotein.
Enzim-enzim flavoprotein tersebar luas dan diwakili oleh beberapa
enzim oksidoreduktase yang penting dalam metabolism mamalia,misalnya
oksidase asam α amino dalam reaksi deaminasi asamamino, santin oksidase

6
dalam penguraian purin, aldehid dehidrogenase,gliserol 3 fosfat
dehidrogenase mitokondria dalam proses pengangkutan sejumlah ekuivalen
pereduksi dari sitosol ke dalam mitokondria, suksinat dehidrogenase dalam
siklus asam sitrat, Asil ko Adehidrogenase,serta flavoprotein pengalih
electron dalam oksidsi asam lemak dan dihidrolipoil dehidrogenase dalam
reaksi dekarboksilasi oksidatif piruvat serta α - ketoglutarat, NADH
dehidrogenase merupakan komponen utama rantai respiratorik dalam
mitokondria.Semua system enzim ini akan terganggu pada defisiensi
riboflavin.
Dalam peranannya sebagai koenzim, flavoprotein mengalami reduksi
reversible cincin isoaloksazin hingga menghasilkan bentuk FMNH2 dan
FADH2. Bila ditinjau dari fungsi metaboliknya yang luas ,kita heran
melihat defisiensi riboflavin tidak menimbulkan keadaan yang bisa
membawa kematian. Namun demikian kalau terjadi defisiensi tiamin,
berbagai gejala seperti stomatitis angularis, keilosis, glositis, sebore dan
fotofobia.
Riboflavin disintesis dalam tanaman dan mikroorganisme, namun tidak
dibuat dalam tubuh mamalia. Ragi, hati dan ginjal merupakan sumber
riboflavin yang baik dan vitamin ini diabsorbsi dalam intestinum lewat
rangkaian reaksi fosforilasi – defosforilasi di dalam mukosa .Berbagai
hormon ( misalnya hormon tiroid dan ACTH ), obat-obatan(misalnya
klorpromazin,suatu inhihibitor kompetitif ) dan factor-faktornutrisi
mempengaruhi konversi riboflavin menjadi bentuk-bentuk kofaktornya .
Karena sensitivitasnya terhadap cahaya, defisiensi riboflavin dapat terjadi
pada bayi yang baru lahir dengan hiperbilirubinemia yang mendapat
fototerapi.

4. Niacin (Vitamin B3)


Niasin merupakan nama generik untuk asam nikotinat dan nikotinamida
yang berfungsi sebagai sumber vitamin tersebut dalammakanan .Asam
nikotinat merupakan derivat asam monokarboksilat dari piridin.

7
Bentuk aktif sari niasin adalah Nikotinamida Adenin Dinukleotida(NAD+)
dan Nikotinamida Adenin Dinukleotida Fosfat ( NADP+).
Nikotinat merupakan bentuk niasin yang diperlukan untuk sintesis
NAD+ dan NADP+ oleh enzim-enzim yang terdapat pada sitosol sebagian
besar sel. Karena itu,setiap nikotinamida dalam makanan, mula-
mulamengalami deamidasi menjadi nikotinat. Dalam sitosol nikotinat
diubah menjadi desamido NAD+ melalui reaksi yang mula-mula dengan 5-
fosforibosil – 1-pirofosfat ( PRPP ) dan kemudian melalui adenilasi dengan
ATP.Gugus amido pada glutamin akan turut membentuk koenzim NAD +.
Koenzim ini bisa mengalami fosforilasi lebih lanjut sehingga terbentuk
NADP+.
Nukleotida nikotinmida mempunyai peranan yang luas sebagaikoenzim
pada banyak enzim dehidrogenase yang terdapat di dalam sitosolataupun
mitokondria .Dengan demikian vitamin niasin merupakankomponen kunci
pada banyak lintasan metabolic yang mengenaimetabolisme
karbohidrat ,liid serta asam amino.NAD+ dan NADP+merupakan koenzim
pada banyak enzim oksidorduktase. Enzim-enzimdehidrogenase yang terikat
dengan NAD mengkatalisis reaksi oksido reduksi dalam lintasan oksidatif
misalnya siklus asamsitrat, sedangkan enzim-enzim dehidrogenase yang
terikat dengan NADP ditemukan dalam lintasan yang berhubungan dengan
sintesis reduktif misalnya lintasan pentosa fosfat.
Niasin ditemukan secara luas dalam sebagian besar makanan hewani dan
nabati. Asam amino essensial triptofan dapat diubah menjadiniasin (NAD+)
dimana setiap 60 mg triptofan dapat dihasilkan 1 mgniasin. Terjadinya
defisiensi niasin apabila kandungan makanan kurang mengandung niasin
dan triptofan . Tetapi makanan dengan kandungan leusin yang tinggi dapat
menimbulkan defisiensi niasin karena kadar leusin yang tinggi dalam diet
dapat menghambat kuinolinat fosforibositransferase yaitu suatu enzim kunci
dalam proses konversi triptofa menjadi NAD+. Piridoksal fosfat yang
merupakan bentuk aktif dari vitamin B6 juga terlibat sebagai kofaktor dalam

8
sintesis NAD+ dari triptofan. Sehingga defisiensi vitamin B6 dapat
mendorong timbulnya defisiensi niasin.

5. Asam Pantotenat (Vitamin B5)


Asam pantotenat sebagai bagian dari KoA & ACP berfungsi sebagai
pembawa radikal asil. Asam pantetonat memiliki peran utama dalam
metabolisme kelompok asil saat berbentuk sebagai gugus fungsional
pantetein dari koenziem A atau protein pembawa asil (ACP).
Asam pantotenat dibentuk melalui penggabungan asam pantoatdengan
alanin.Asam pantoneat aktif adalah Koenzim A (Ko A ) danProtein
Pembawa Asil (ACP). Asam pantoneat dapat diabsorbsi denganmudah
dalam intestinum dan selanjutnya mengalami fosforilasi oleh ATPhingga
terbentuk 4'- fosfopantoneat . penambahan sistein dan pengeluarangugus
karboksilnya mengakibatkan penambahan netto tiotanolamina sehingga
menghasilkan 4' – fosfopantein, yakni gugus prostetik pada ko Adan ACP .
Ko A mengandung nukleotida adenin . Dengan demikian 4' – fosfopantein
akan mengalami adenilasi oleh ATP hingga terbentuk defosfokoA .
Fosforilasi akhir terjadi pada ATP dengan menambahkan gugus 11fosfat
pada gugus 3 – hidroksil dalam moitas ribose untuk menghasilkan ko A.
Kekurangan asam pantoneat jarang terjadi karena asam
pantoneatterdapat secara luas dalam makanan, khususnya dalam jumlah
yangberlimpah dalam jaringan hewan,sereal utuh dan kacang-kacangan.
Namun demikian ,burning foot syndrom pernah terjadi diantara para
tawananperang akibat defisiensi asam pantoneat dan berhubungan dengan
menurunnya kemampuan asetilasi.

6. Piridoksin (Vitamin B6)


Vitamin B6 terdiri atas derivat piridin yang berhubungan erat yaitu
piridoksin, piridoksal serta piridoksamin dan derivat fosfatnya yang
bersesuaian. Bentuk aktif dari vitamin B6 adalah piridoksal fosfat, di mana

9
semua bentuk vitamin B6 diabsorbsi dari dalam intestinum, tetapi hidrolisis
tertentu senyawa-senyawa ester fosfat terjadi selama proses
pencernaan .Piridoksal fosfat merupakan bentuk utama yang diangkut dalam
plasma . Sebagian besar jaringan mengandung piridoksal kinase yang dapat
mengkatalisis reaksi fosforilasi oleh ATP terhadap bentuk vitamin yang
belum terfosforilasi menjadi masing- masing derivat esterfosfatnya.
Piridoksal fosfat merupakan koenzim pada beberapa enzim dalam
metabolisme asam aimno pada proses transaminasi, dekarboksilasi atau
aktivitas aldolase. Piridoksal fosfat juga terlibat dalam proses glikogenolisis
yaitu pada enzim yang memperantarai proses pemecahan glikogen.
Kekurangan vitamin B6 jarang terjadi dan setiap defisiensi yang terjadi
merupakan bagian dari defisiensi menyeluruh vitamin B kompleks.Namun
defisiensi vitamin B6 dapat terjadi selama masa laktasi , pada alkoholik dan
juga selama terapi isoniazid. Hati, ikan mackerl, alpukat, pisang, daging,
sayuran dan telur merupakan sumber vitamin B6 yang terbaik.

7. Biotin (Vitamin B8)


Biotin merupakan derivat imidazol yang tersebar luas dalam berbagai
makanan alami. Karena sebagian besar kebutuhan manusia akan biotin
dipenuhi oleh sintesis dari bakteri intestinal, defisiensi biotin tidak
disebabkan oleh defisiensi dietarik biasa tetapi oleh cacat dalam
penggunaan. Biotin merupakan koenzim pada berbagai enzim karboksilase.
Gejala defisiensi biotin adalah depresi, halusinasi, nyeri otot dan
dermatitis. Putih telur mengandung suatu protein yang labil terhadap panas
yakni avidin. Protein ini akan bergabung kuat dengan biotin sehingga
mencegah penyerapannya dan menimbulkan defisiensi biotin.3 Komsumsi
telur mentah dapat menyebabkan defisiensi biotin.Tidak adanaya enzim
holokarboksilase sintase yang melekatkan biotin pada residu lisinapoenzim
karboksilat, juga menyebabkan gejala defisiensi biotin, termasuk akumulasi
substrat dari enzim-enzim yang tergantung pada biotin(piruvat karboksilase,

3
, Sejahmin Moehji, Ilmu Gizi, (Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara, 1986), hal 98

10
asetyl ko A karboksilase, propionil ko A karboksilase dan ß – metilkrotonil
ko A ). Pada sebagian kasus , anak-anak dengan defisiensi ini juga
menderita penyakit defisiesi kekebalan.

8. Asam Folat (Vitamin B9)


Nama generiknya adalah folasin . Asam folat ini terdiri dari basa pteridin
yang terikat dengan satu molekul masing-masing asam P-amino benzoat
acid (PABA) dan asam glutamat. Tetrahidrofolat merupakan bentuk asam
folat yang aktif. Makanan yang mengandung asam folat akan dipecah oleh
enzim-enzim usus spesifik menjadi monoglutamil folat agar bisa diabsorbsi,
kemudian oleh adanya enzim folat reduktase sebagian besar derivat folat
akan direduksi menjadi tetrahidrofolat dala sel intestinal yang menggunakan
NADPH sebagaidonor ekuivalen pereduksi.
Tetrahidrofolat ini merupakan pembawa unit-unit satu karbon yang aktif
dalam berbagai reaksi oksidasi yaitu metil, metilen, metenil, formildan
formimino. Semuanya bisa dikonversikan. Serin merupakan sumber utama
unit satu karbon dalam bentuk gugus metilen yang secara reversible beralih
kepada tetrahidrofolat hingga terbentuk glisin dan N5, N10 – metilen – H4
folat yang mempunyai peranan sentral dalam metabolisme unit satu karbon.
Senyawa di atasdapat direduksi menjadi N5 – metil – H4 folat yang
memiliki peranan penting dalam metilasi homosistein menjadi metionin
dengan melibatkan metil kobalamin sebagai kofaktor.

9. Kobalamin (Vitamin B12)


Vitamin B12 (kobalamin) mempunyai struktur cincin yang kompleks
(cincin corrin) dan serupa dengan cincin porfirin, yang padaz cincin ini
ditambahkan ion kobalt di bagian tengahnya. VitaminB12 disintesis secara
eksklusif oleh mikroorganisme. Dengan demikian vitamin B12 tidak
terdapat dalam tanaman kecuali bila tanaman tersebut terkontaminasi
vitamin B12 tetapi tersimpan pada binatang didalam hati temapat vitamin

11
B12 ditemukan dalam bentuk metilkobalamin, adenosilkobalamin, dan
hidroksikobalamin.
Absorbsi intestinal vitamin B12 terjadi dengan perantaraan tempat-
tempat reseptor dalam ileum yang memerlukan pengikatan vitamin B12,
suatu glikoprotein yang sangat spesifik yaitu faktor intrinsik yang disekresi
sel-sel parietal pada mukosa lambung.. Setelah diserap vitamin B12 terikat
dengan protein plasma, transkobalamin II untuk pengangkutan ke dalam
jaringan. Vitamin B12 disimpan dalam hati terikat dengan transkobalamin I.
Koenzim vitamin B12 yang aktif adalah metilkobalamin dan
deoksiadenosilkobalamin. Metilkobalamin merupakan koenzim dalam
konversi Homosistein menjadi metionin dan juga konversi
Metiltetrahidrofolat menjadi tetrafidrofolat. Deoksiadenosilkobalamin
adalah koenzim untuk konversi metilmalonil Ko A menjadi suksinil Ko A.
Kekurangan atau defisiensi vitamin B12 menyebabkan anemia
megaloblastik. Karena defisiensi vitamin B12 akan mengganggu reaksi
metionin sintase . anemia terjadi akibat terganggunya sintesis DNA yang
mempengaruhi pembentukan nukleus pada ertrosit yang baru . Keadaan ini
disebabkan oleh gangguan sintesis purin dan pirimidin yang terjadi
akibatdefisiensi tetrahidrofolat. Homosistinuria dan metilmalonat asiduria
juga terjadi .Kelainan neurologik yang berhubungan dengan defisiensi
vitaminB12 dapat terjadi sekunder akibat defisiensi relatif metionin.4

C. Pencernaan Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan
oleh tubuh, melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air
yaitu vitamin B kompleks dan C tidak disimpan, melainkan akan dikeluarkan
oleh sistem pembuangan tubuh. Akibatnya selalu dibutuhkan asupan vitamin
tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa didapat dari produk sayur, buah
dan produk hewani. Seringkali makanan yang terkandung dalam makanan atau

4
Sunitar Almatsier, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, (Jakarta : Pt. Gramedia PustakaUtama, 2009),
hal 83

12
minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik secara fisik
maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik didalam lambung dan usus
halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh
usus.Vitamin diserap oleh usus dengan prosesdan mekanisme yang berbeda.
Vitamin larut air langsung diserap melaluisaluran darah dan ditransportasikan ke
hati.

D. Proses Penyerapan Vitamin Larut Air


Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan
tubuh.Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usushalus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserapoleh usus.
Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan
ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalamusus halus
diperlihatkan pada Tabel berikut ini.

13
E. Proses Metabolisme Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan melainkan akan dikeluarkan oleh system pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari.
Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.
Vitamin larut air langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan
ke hati. Proses dan mekanisme penyerapan vitamin dalam usus halus
diperlihatkan pada table berikut.
Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam
lumen usus banyak)
Vitamin Difusi pasif
B2 (Riboflavin)
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin Difusi Pasif
B6 (Piridoksin)
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan factor intrinsic (IF) dari
lambung

1. Vitamin C
Vitamin C mudah diabsorsi secara aktif dan mungkin pula secara difusi
pada bagian atas usus halus lalu masuk pada peredaran darah melalui vena
porta. Rata-rata absorsi adalah 90% untuk konsumsi diantara 20 dan 120 Mg
sehari. Konsumsi tinggi sampai 12 gram (sebagai pil) hanya diabsorsi
sebanyak 16%. Vitamin C kemudian dibawa ke semua jaringan.Konsentrasi

14
tertinggi adalah didalam jaringan adrenal, pituitari, dan retina. Tanda-tanda
definisi vitamin C adalah perubahan kulit, kerapuhan kapiler darah,
perlunakan gusi, gigi tanggal, dan fraktur tulang. Banyaknya gejala tersebut
dapat disebabkan oleh kurangnya sintesis kolagen.
Tubuh dapat menyimpan hingga 1200 Mg Vitamin C bila konsumsi
mencapai 100 Mg sehari. Jumlah ini dapat mencegah terjadinya skorbut
selama 3 bulan. Tanda-tanda skorbut akan terjadi bila persendiantinggal 300
Mg. Konsumsi melebihi taraf kejenuhan berbagai jaringan dikeluarkan
melalui urin dalam bentuk asam oksalat. Pada konsumsi melebihi 100 Mg
sehari kelebihan akan dikeluarkan sebagai asam askorbat atau sebagai
karbondioksida melalui pernafasan. Walaupun tubuh mengandung sedikit
Vitamin C, sebagian akan tetap dikeluarkan. Makanan yang tinggi dalam
seng atau pektin dapat mengurangi absorsi sedangkan zat-zat di dalam
ekstrat jerut dapat meningkatkan absorsi. Status Vitamin C ditetapkan
melaui tanda-tanda klinik dan pengukuran Vitamin C di dalam darah.
Tanda-tanda klinik antara lain,pendarahan gusi dan pendarahan kapiler
dibawah kulit. Tanda dini kekurangan Vitamin C dapat diketahui bila kadar
Vitamin C darah dibawah 0,20 Mg/dl.

2. Tiamin (Vitamin B1)


Tiamin diabsorsi secara aktif terutama di duodenum bagian atas yang
bersuasana asam, dengan bantuan adenin triposfatase (ATP ase) yang
bergantung pada Natrium. Tiamin yang dikonsumsi melebihi 5 Mg perhari
sebagian akan diabsorsi secara pasif. Absorsi aktif dihambat oleh alkohol.
Setelah diabsorsi, kurang lebih 30 Mg tiamin mengalami fosforilasi dan
disimpan sebagai tiamin pirofosfat (ATTP) didalam jantung, otak, hati,dan
jaringan otot.
Tubuh manusia mengandung 30 sampai 70 Mg tiamin, 80 % dalam
bentuk TPP. Separuh dari tiamin terdapat didalam otot, selebihnya didalam
hati, jantung, ginjal, dan otak. Tiamin berada dalam sirkulasidarah dalam
jumlah kecil dalam bentuk bebas. Ekskresi dilakukan melauiurin dalam

15
bentuk utuh dan sebagian kecil dalam bentuk metabolit,terutama tiamin
difosfat dan disulfit. Eksresi tiamin melalui urin menurundengan cepat pada
kekurangan tiamin. Tiamin dapat disentesis olehmikroorganisme dalam
saluran cerna manusia dan hewan, tetapi yangdapat dimanfaatkan oleh tubuh
adalah kecil.

3. Riboflavin (Vitamin B2)


Ribofelavin dibebaskan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD danFMN
didalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian didalam
usus halus dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatase
menjadi riboflavin bebas. Riboflavin diabsorsi dibagian atas usus halus
secara aktif oleh proses yang membutuhkan Natrium untuk kemudian
mengalami fosforilasi hingga menjadi FMN didalam mukosa usus halus.
Riboflavin dan FMN dalam aliran darah sebagian besar terikat pada
albumin dan sebagian kecil pda imonoglobulin G. Riboflavin dan
metabolitnya terutama disimpan didalam hati, jantung dan ginjal.Simpanan
riboflavin teurtama dalam bentuk FAD yang memiliki 70-90%Vitamin
tersebut. Konsentrasinya lima kali FMN dan lima puluh kaliriboflavin.
Sebanyak 200 µg riboflavin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin tiap
hari. Jumlahnya bergantung pada konsumsi dan kebutuhan jaringan.
Simpanan riboflavin dalam tunuh tidak seberapa, oleh karena itu harus
diperoleh dari makanan dalam jumlah yang cukup.

4. Niacin (Vitamin B3)


Didalam usus halus Niasin dihidrolisis dan diabsorsi sebagai asam
nikotinat, Nokotinamida dan Nikotinamida mononukleotida (MNN).
Kelebihan Niasin dibuang melalui urin.

5. Asam Pantotenat (Vitamin B5)

16
Asam pantoteat dikonsumsi sebagai bagian dari KoA yang olehenzim
fosfatase dalam saluran cerna hidrolisis menjadi 4-fosfopantoteindan asam
pantotenat yang kemudian diabsorsi. KoA disentesis kembalididalam sel-sel
hati. Asam pantotenat dikeluarkan melalui urin terutamasebagai hasil
metabolisme koenzim A.Nilai darah normal adalah > 100 µg/dl dan ekskresi
melalui urinsebanyak 1-15 Mg/hari dengan makanan adekuat, sebanyak 2-7
Mg/haridikeluarkan melalui urin dan 1-2 Mg/hari melaui feses. Nilai
inimerupakan indikator yang sensitif tentang konsumsi makanan.

6. Piridoksin (Vitamin B6)


Sebelum di absorpsi, vitamin B6 di dalam makanan yang terutama
terdapat dalam bentuk fosforilasi, dihidrolisis oleh enzim didalam
usushalus. Di dalam hati, ginjal dan otak, vitamin B6 difosforilasi kembali
untuk kemudian diubah menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidase.
Fosforilasi dan perubahan oksidatif vitamin B6 juga dapat terjadi di dalam
sel darah merah dimana PLP terikat pada hemoglobin. Sebanyak 500%
jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dalam hati diikat
oleh opoenzim dan beredar didalam darah dalam keadaan terikat dengan
albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh enzim
oksidase di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang dikeluarkan
melalui urin.
a. Vitamin B6 Penting Dalam Metabolisme Asam Amino & Glikogen,
Juga Dalam Kerja Hormon Steroid
Terdapat enam senyawa yang memiliki aktivitas vitamin
B6:piridoksin, piridoksal, piidoksamin, dan turunan 5-fosfatnya.
Koenzim aktif adalah piridoksal 5-fosfat. Sekitar 80% Vitamin B6 totl
dalam tubuh adalah piridoksal fosfat di otot, sebagian besar berkaitan
dengan glikogen fosforilase. Bentuk ini tidak dapat digunakan pada
keadaan difisiensi tetapi dibebaskan jika terjadi kelaparan, saat
cadangan glikogen terkuras, dan kemudian dapat digunakan, terutama

17
di hati danginjal untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
glukoneogenesis dari asam amino.
b. Vitamin B6Memiliki Beberapa Peran Dalam Metabolisme
Piridoksal fosfat adalah suatu koenzim bagi banyak enzim
yangterlibat dalam metabolisme asam amino, khususnya transaminasi
dan dekarboksilasi. Vitamin ini juga merupakan kofaktor
glikogenfosforilase, dan gugus fofat penting untuk katalis. Selain itu,
B6 penting bagi kerja hormone steroid.

7. Biotin (Vitamin B8)


Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi Biositin yang
diabsorsi bersama Biotin bebas dalam bagian atas usus halus. Biotin
diabsorsi secara aktif dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta
disimpan atau digunakan setelah diubah menjadi Biotinil-5-AD-Nilat
didalam hati, otot, dan ginjal. Biositin dihidrolisis menjadi biotin didalam
plasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan dalam jumlah 6 sampai 50µg
perhari. Biotin tersebar luas di banyak makanan sebagai biositin,
yangdibebaskan pada proetolisis. Putih telur mengandung avidin, suatu
proteinyang mengikat biotin dan menyebabkan biotin tidak dapat diserap.
Bila memakan telur mentah, kompleks Biotin-aVidin tidak
bisadihidrolisis. Biotin dalam usus besar dapat disentesis oleh
bakteri,sehingga ekskresi Biotin melalui feses dapat mencapai 3 sampai 6
kalilebih besar daripada konsumsi melalui makanan. Ketersediaan biologik
biotin yang disentesis bakteri dalam usus besar manusia belum diketahui.

8. Asam Folat (Vitamin B9)


Folat dalam makanan terdapat sebagai poliglutamat yang terlebih dahulu
harus dihidrolisis menjadi bentuk monoglutamat di dalam mukosausus
halus, sebelum ditrasportasi secara aktif ke dalam sel usus halus.Pencernaan

18
ini dilakukan oleh enzim hidrolase, terutama conjugase Pada mukosa bagian
atas usus halus. Hidrolisis poliglutamat folat dibantu oleh seng..
Definisi vitamin B12 yang menyebabkan definisi fungsional asamfolat,
memengaruhi sel yang cepat membelah karena sel ini sangat membutuhkan
timidin untuk membentuk DNA. Secara klinis definisi ini memengaruhi
sumsum tulang, menyebabkan animea megaloblastik.
Setelah hidrolisis, monoglutamat folat diikat oleh reseptor folat khusus
pada mikrovili dinding usus halus yang kemungkinan juga merupakan alat
angkut vitamin tersebut. Folat di dalam sel kemudian diubah menjadi 5-
metil-tetrahidrofolat (5-metil-H4 folat) dan dibawah ke hati melalui
sirkulasi darah portal untuk disimpan. Jumlah simpanan folat di dalam tubuh
orang dewasa sehat ditaksir sebanyak 7,5 mg. Hati merupakan tempat
simpanan utama folat. Di dalam hati, asam metil tetrahidrofolat diubah
menjadi asam tetrahidrofolat (THFA) dan gugus metil disumbangkan ke
metionin, tetrahidrofolat kemudian bereaksi dengan enzim poliglutamat
sintetase untuk membentuk kembali poliglutamil folat yang kemudian
berikatan dengan bermacam enzim dan melakukan sebagian besar fungsi
metabolik vitamin tersebut.
Folat yang dihidrolisis meninggalkan hati dan bersirkulasi didalam
plasma danempedu sebagai 5-metil-H4 folat. Setelah diambil dan digunakan
oleh sum-sum tulang belakang, folat bersirkulasi sebagai poliglutamat
didalam pooll simpanan sel darah merah. Folat dikeluarkan melalui fases
dan urin sebagai 5-metil-H4 folat. Jumlah folat yang dikeluarkan tiap hari
melalui fases dan urin hampir sama dengan jumlah yang terdapat dalam
simpanan tubuh, yang umurnya adalah 100 hari. Persendian folat habis
dalam waktudua puluh minggu.

9. Kobalamin (Vitamin B12)


Dalam keadaan normal sebanyak kurang lebih 70% vitamin B12 yang
dikonsumsi dapat diabsorpsi. Angka ini menurun hingga 10% pada
konsumsi melebihi lima kali Angka Kecakupan Gizi (AKG). Dalam

19
lambung kobalamin dibebaskan dari ikatannya dengan protein oleh cairan
lambung dan pepsin, kemudian segera diikat oleh protein-protein
khusus(faktor R/rapid electrophoretic mobility) dalam lambung. Vitamin
B12 dilepas dari faktor R di dalam duodenum yang bersuasana alkali, oleh
enzim-enzim protease pangkreas terutama tripsin untuk segera diikat oleh
faktor intrinsik (IF). Kompleks vitamin B12-IF ini kemudian diikat oleh
reseptor khusus pada membran mikrovili ileum usus halus dan diabsorpsi.Di
dalam sel mukosa usus halus vitamin B12 dilepas dan dipindahkan
keprotein lain (transkobalamin II atau TC-2) untuk kemudian dibawah
kehati.
Proses absorpsi, dimulai dari konsumsi ke penampilan vitamin B12
dalam vena porta memakan waktu 8-12 jam. Vitamin B12 yang terikat pada
TC-2 kemudian dibawa ke jaringan-jaringan tubuh oleh reseptor-reseptor
khusus.
Lebih 95% dari Vitamin B12 didalam sel berada dalam keadaan terikat pada
enzim metionin sintetase yang ada pada sitoplasma selat aupun pasa enzim
metilmalonil-KoA mutase yang terdapat mitokondriasel. Persendian
Vitamin B12 dalam tubuh adalah 2-3 mg dan sebanyak 1,2-1,3 µg sehari
diekskresi melalui feses dan urin. Tubuh hemat dalam menggunakan
vitamin B12. Vitamin B12 yang tedapat dalam empedu dansekresi
saluran cerna lain disalurkan kembali melalui sirkulasi henterohepatik.
Dengan demikian, simpanana vitamin B12 dapat bertahan hingga10 tahun.
Kekurangan konsumsi vitamin B12 baru menunjukkan tanda-tanda setelah
10 tahun, asalkan persediaan tubuh cukup dan kemampuan absorsi tidak
terganggu. Bila absorsi vitamin B12 dalam saluran cerna terganggu karena
kekurangan faktor intrinsik, akibatnya baru terlihatsetelah 4 hingga 10
tahun.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam
jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan Sebaian
besar vitamin larut air merupakan komponen sistem enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolisme energi. Vitamin larut air biasanya tidak disimpan
dalam tubuh dan dikeluarkan melalui urine dalam jumlah kecil
Berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok,
yaitu vitamin yang larut dalam lemak dan vitamin yang larut dalam air, karena
yang pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan
yang terakhir dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E,
dan K, yang hanya mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen.
Vitamin yang larut dalam air terdiri atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1

21
sampai B12), yang selain mengandung unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen,
juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.
Beberapa vitamin berfungsi langsung dalam metabolisme penghasilan
energi Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk mendukung kerja sel
diantaranya adalah glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan β oksidasi.
Vitamin yang larut dalam air, yaitu vitamin B kompleks dan C, tidak
disimpan, melainkan akan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.
Akibatnya, selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang
alami bisa didapat dari sayur, buah dan produk hewani. Seringkali vitamin yang
terkandung dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas,
melainkan terikat, baik secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan,
baik di dalam lambung maupun usus halus akan membantu melepaskan vitamin
dari makanan agar bisa diserap oleh usus. vitamin larut air langsung diserap
melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.

B. Saran

Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam penulis
maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran dari
pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima kasih.

22
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Pt. Gramedia Pustaka
Utama.

Aryulina, Diah dkk. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Esis.

Elsa Yuniarti. 2023. Vitamin. Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Moehji, Sejahmin. 1986. Ilmu Gizi. Jakarta: PT Bhratara Karya Aksara

Triana, Vivi. “Macam Macam Vitamin.” Jurnal Kesehatan Masyarakat 1, no. 1 (2006):
40–47. http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/9.

23

Anda mungkin juga menyukai