Anda di halaman 1dari 41

MAKALAH PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN

(Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan)

Dosen Pengampu : Siswanto, S.Ag., MP.d.I

Disusun Oleh

Elva Dwi Septiana


NPM. 235140125
Kelas. K4

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MITRA INDONESIA
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
”MAKALAH PEMBELAJARAN KEWARGANEGARAAN”.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kewarganegaraan. Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Siswanto, S.Ag., MP.d.I . selaku Dosen Kewarganegaraan telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Semoga makalah ini dapat di pahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang saya susun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini pada waktu yang akan datang.

Bandar Lampung, 15 Mei 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................3
A. System Pemerintahan Indonesia..................................................................3
B. Fungsi Negara..............................................................................................5
C. Elemen Kekuatan Negara............................................................................6
D. Hubungan Negara dengan Warga Negara...................................................8
E. Sejarah Berdirinya Pancasila.....................................................................11
F. Pancasila Sebagai Ideologi........................................................................13
G. Pengertian Ideologi Negara.......................................................................15
H. Definisi Ideologi........................................................................................17
I. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka..........................................................20
J. Fungsi Pancasila........................................................................................22
K. Identitas Nasional......................................................................................25
BAB III PENUTUP..........................................................................................32
Kesimpulan........................................................................................................32
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai banyak keanekaragaman,
antara lain : bahasa,suku,agama,dan ras. Keberagaman ini yang membuat
Indonesia menjadi Negara yang multikultural. Melalui keberagaman ini,
diharapkan masyarakat Indonesia mampu menghargai setiap keberagaman yang
ada. Dengan demikian, diperlukan sebuah pendidikan yang mampu untuk
mengajarkan nilai – nilai saling menghargai sehingga masyarakat mampu hidup
dalam dimensi multi kultural. Pendidikan Kewarganegaraan menurut Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk
satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak – hak dan kewajibannya untuk menjadi warga Negara
Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila
dan UUD 1945. Mata pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan di Indonesia di
ajarkan mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi yang
bertujuan untuk membentuk manusia Indonesia yang memiliki kesadaran dalam
menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara Indonesia yang
berkualitas. Kemudian menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006 tentang Standar Isi, salah satu tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
adalah agar peserta didik memiliki kompetensi : berpikir secara kritis, rasional,
dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan.

B. Salah satu keberhasilan


suatu pembelajaran
ditentukan oleh
1
C. pendekatan yang
digunakan oleh guru
dalam kegiatan
pembelajaran
D. tersebut. Banyak
pendekatan pembelajaran
yang dapat digunakan dan
guru
E. harus cermat dalam
memilih pendekatan
mana yang cocok
digunakan
F. untuk lingkungannya.

2
G. Pendekatan pembelajaran
Bahasa Indonesia di
sekolah dasar (SD)
H. dapat diartikan sebagai
titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap
proses
I. pembelajaran bahasa
Indonesia sejak dini, yang
merujuk pada pandangan
J. tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya
masih sangat umum, di
K. dalamnya mewadahi,
menginsiprasi,
3
menguatkan, dan melatari
metode
L. pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu.
Pendekatan dalam
M. pembelajaran bahasa
Indonesia di Sekolah
Dasar (SD) dipandang
sesuai
N. dengan seperangkat
asumsi yang saling
berkaitan, yakni
pendekatan

4
O. tujuan, pendekatan
komunikatif, dan
pendekatan tematik
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana system pemerintahan Indonesia?
2. Bagaimana fungsi Negara, elemen kekuatan Negara dan hubungan Negara
dengan warga Negara?
3. Bagaimana sejarah lahirnya pancasila dan pancasila sebagai ideology bangsa
dan Negara Indonesia?
4. Apa ideology Negara, definisi ideology, pancasilasebagai ideology terbuka,
fungsi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat/ berbangsa dan bernegara?
5. Bagaimana konsep teori tentang identitas nasional.?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui system pemerintahan Indonesia
2. Untuk mengetahui fungsi Negara, elemen kekuatan Negara dan hubungan
Negara dengan warga Negara
3. Untuk mengetahui sejarah lahirnya pancasila dan pancasila sebagai ideology
bangsa dan Negara Indonesia
4. Untuk mengetahui ideology Negara, definisi ideology, pancasilasebagai
ideology terbuka, fungsi pancasila dalam kehidupan bermasyarakat/
berbangsa dan bernegara
5. Untuk mengetahui konsep teori tentang identitas nasional.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sistem Pemerintahan Indonesia


Indonesia merupakan negara yang memiliki suatu sistem pemerintahan,
yang dikuasai atau dikepalai oleh presiden dan kabinetnya. Pembukaan UUD
1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu
disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara
kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan
bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk
pemerintahannya adalah republik. Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk
pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan
pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undanag-Undang Dasar.”
Sistem pemerintahan negara dibagi menjadi dua klasifikasi besar, yaitu:

6
1. Sistem pemerintahan parlementer.
Pada prinsipnya sistem pemerintahan parlementer menitik beratkan pada
hubungan antara organ negara pemegang kekuasaan eksekutif dan
legeslatif. Sistem ini merupakan sisa-sisa peninggalan sistem
pemerintahan dalam arti paling luas yakni morankhi. Dikatakan demikian
karena kepala negara apapun sebutanya mempunyai kedudukan yang
tidak dapat di ganggu gugat. Sedangkan penyelenggara pemerintah
sehari-hari diserahkan kepada menteri.
2. Sistem pemerintahan Presidensial
Dalam sistem pemerintahan presidensial, badan eksekutif dan legislatif
memiliki kedudukan yang independen. Kedua badan tersebut tidak
berhubungan secara langsung seperti dalam sistem pemerintahan
parlementer. Mereka dipilih oleh rakyat secara terpisah.
Sistem Pemerintahan Indonesia
1. Sistem Pemerintahan Indonesia Menurut Konstitusi RIS
Sistem Pemerintahan Indonesia menurut konstitusi RIS adalah sistem
Pemerintah Parlementer yang tidak murni. Pasal 118 konstitusi RIS
antara lain:
a. Presiden tidak dapat di ganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah Ketentuan pasal tersebut menunjukkan bahwa RIS
mempergunakan sistem pertanggung jawaban menteri.
2. Sistem Pemerintahan Indonesia menurut UUDS 1950
UUDS 1950 masih tetap mempergunakan bentuk sistem pemerintahan
seperti yang diatur dalam konstitusi RIS. Di dalam pasal 83 UUDS 1950
dinyatakan :
a. Presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat
b. Menteri-menteri bertanggung jawab atas seluruh kebijaksanaan
pemerintah, baik bersama-sama untuk seluruhnya maupun masing-
masing untuk bagiannya sendiri-sendiri.
3. Sistem Pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum diamandemen:

7
a. Kekuasaan tertinggi diberikan rakyat kepada MPR.
b. DPR sebagai pembuat UU.
c. Presiden sebagai penyelenggara pemerintahan.
d. DPA sebagai pemberi saran kepada pemerintahan.
e. MA sebagai lembaga pengadilan dan penguji aturan.
f. BPK pengaudit keuangan.
4. Sistem Pemerintahan setelah amandemen
a. MPR bukan lembaga tertinggi lagi.
b. Komposisi MPR terdiri atas seluruh anggota DPR ditambah DPD
yang dipilih oleh rakyat.
c. Presiden dan wakil Presiden dipilih langsung oleh rakyat.
d. Presiden tidak dapat membubarkan DPR.
e. Kekuasaan Legislatif lebih dominan.
Negara indonesia adalah negara yang berbentuk republik. Pemerintahan
republik adalah suatu pemerintahan dimana seluruh atau sebagian rakyat
memegang kekuasaan yang tertinggi di dalam negara. Oleh karena itu,
kadaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar.

B. Fungsi Negara
Sebuah negara dituntut untuk melakukan segala hal yang dapat
mewujudkan tujuan tersebut. Tugas negara ini disebut sebagai fungsi negara.
Tujuan negara menjadi suatu cita-cita dari sebuah negara. Lalu, fungsi negaa
adalah suatu upaya negara untuk mewujudkan cita-cita itu.
Negara memiliki tugas atau fungsi diantaranya sebagai berikut.
1. Fungsi Keamanan dan Ketertiban Negara memiliki fungsi keamanan dan
ketertiban yang mengandung maksud bahwa negara menjaga keamanan
dan ketentraman dalam masyarakat, serta mencegah bentrokan
antarkelompok atau antar individu.

8
2. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran Rakyatnya Fungsi ini sangat
penting untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat yang
pada hakikatnya merupakan tugas dan tujuan negara itu sendiri.
3. Fungsi Pertahanan Hal ini mengandung maksud bahwa negara berfungsi
untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar. Oleh karena itu, negara
perlu memiliki alat-alat pertahanan yang kuat dan canggih.
4. Fungsi Keadilan Hal ini mengandung maksud bahwa negara
memperlakukan setiap orang secara adil sesuai dengan peraturan
perundng-undangan yang berlaku.
Fungsi negara menurut para ahli sebagai berikut:
1. John Locke John Locke membagi fungsi negara atas tiga fungsi.
a. Legislatif adalah fungsi membuat peraturan;
b. Eksekutif adalah fungsi melaksanakan peraturan;
c. Federatif adalah fungsi mengurusi urusan luar negeri dan urusan
perang dan damai.
2. Montesquieu Montesquieu dikenal dengan teori Trias Politika dan
membagi fungsi negara menjadi tiga fungsi.
a. Legislatif yaitu fungsi membuat peraturan;
b. Eksekutif yaitu fungsi melaksanakan peraturan;
c. Yudikatif yakni fungsi mengadili.
3. Van Vollenhoven Van Vollenhoven dengan teorinya yang dikenal
dengan nama Catur Praja menyatakan fungsi negara terdiri dari empat
fungsi.
a. Regeling yaitu membuat peraturan;
b. Bestuur yaitu pemerintahan;
c. Rechtspraak yaitu mengadili;
d. Politie yaitu fungsi ketertiban dan keamanan.
4. Goodnow Goodnow memiliki teori yaitu Dwipraja dimana negara
memiliki dua fungsi.
a. Policy Making, adalah fungsi pembentukan kebijaksanaan negara
pada waktu tertentu untuk seluruh masyarakat;

9
b. Policy Eksexuting, adalah fungsi melaksanakan kebijaksanaan yang
dibentuk melalui fungsi policy makinge)
5. Moh. Koesnardi Moh. Koesnardi mengemukakan fungsi negara terdiri
dari dua hal.
a. Fungsi melaksanakan penertiban;
b. Fungsi mengkehendaki kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya

C. Elemen Kekuatan Negara


Indonesia memiliki unsur kekuatan dan kelemahan. Kekuatan negara
Indonesia adalah posisi dan keadaan geografi yang strategis serta kekayaan
sumber daya alam. Sedangkan, kelemahan negara Indonesia adalah wujud
kepulauan dan keanekaragaman masyarakat yang harus disatukan dalam satu
bangsa dan satu tanah air. Kekuatan negara adalah kemampuan dan
ketangguhan dalam membina, mengembangkan, serta mempertahankan
kehidupan politik suatu negara dari segala potensi risiko dan ancaman, baik
pada waktu perang maupun damai. Maka, fondasi bagi negara untuk menjaga
eksistensinya adalah melalui pembangunan kekuatan pertahanan yang
tangguh. Ketahanan nasional adalah kondisi kehidupan nasional yang harus
diwujudkan. Suatu kondisi kehidupan yang dibina secara dini terus menerus
dan sinergik, mulai dari pribadi, keluarga, lingkungan, daerah, dan nasional,
bermodalkan keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional.
Konsepsi Ketahanan Nasional (Tahnas) Indonesia adalah konsepsi
pengembangan kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan terpadu. Berlandaskan
Pancasila, UUD 1945, dan Wawasan Nusantara yang dapat digambarkan
sebagai kemampuan bangsa dalam menumbuhkan dan mengembangkan nilai-
nilai nasionalnya, demi sebesar-besar kemakmuran yang adil dan merata,
rohaniah dan jasmaniah.
Beberapa elemen kekuatan Negara tersebut yaitu:

10
1. Sumber Daya Manusia
Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat
pendidikan warga, nilai budaya masyarakat dan kondisi kesehatan
masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin berkualitas
SDM dan semakin tinggi tingkat kesehatan akan membuat negara
tersebut menjadi semakin maju dan kuat.
2. Teritorial Negara
Kekuatan negara juga tergantung dari seberapa luas wilayah negara
yang terdiri atas darat dan laut, letak geografis dan situasi negara
tetangga. Semakin luas dan strategis akan membuat negara tersebut
menjadi semakin kuat.
3. Sumber Daya Alam
Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya
berupa kandungan mineral, kesuburan, kekayaan laut dan hutan. Semakin
tinggi kekayaan alam akan membuat negara tersebut menjadi semakin
kuat negara yang kaya akan minyak, agroindustri dan manufaktur akan
menjadi negara yang tangguh.
4. Kapasitas Pertanian dan Industri
Sektor pertanian mempengaruhi kekuatan negara karena pertanian
memasok kebutuhan pokok seperti beras, sayur mayur dan lauk pauk.
Tingkat budaya dan usaha warga negara dalam bidang pertanian, industri
dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau
swasembada pangan akan membuat negara tersebut menjadi kuat.
5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya
Kekuatan militer dan mobilitasnya sangat menentukan kekuatan
negara. Negara yang mempunyai jumlah anggota militer dan kualitas
personel dan peralatan yang baik akan meningkatkan kemampuan militer
dalam mempertahankan kedaulatan negara.
6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud
Elemen ini merupakan segala faktor yang mendukung kedaulatan
negara berupa kepribadian dan kepemimpinan, efisiensi birokrasi,

11
persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi bangsa dan
sebagainya

D. Hubungan Negara Dengan Warga Negara


Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat
tertentu dalam hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warga
Negara dan Negara, warga negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap
Negara dan sebaliknya warga Negara juga mempunyai hak-hak yang harus
diberikan dan dilindungi oleh Negara.
Dalam hubungan internasional di setiap wilayah Negara selalu ada warga
Negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Setiap warga
Negara adalah penduduk suatu Negara, sedangkan setiap penduduk belum
tentu warga Negara, karena mungkin seorang asing. Sedangkan seorang asing
hanya mempunyai hubungan selama dia bertempat tinggal di wilayah Negara
tersebut.

Negara adalah suatu daerah atau wilayah yang ada di permukaan bumi yang
didalamnya terdapat suatu pemerintahan yang mengatur ekonomi, politik,
sosial, budaya, pertahanan keamanan, dan lain sebagainya. Di dalam suatu
negara minimal terdapat unsur-unsur negara seperti rakyat, wilayah,
pemerintah yang berdaulat serta pengakuan dari negara lain.
Persoalan yang paling mendasar antara hubungan negara dan warga negara
adalah masalah hak dan kewajiban. Negara dan warga negara sama memiliki
hak masing masing. Kesadaran akan hak dan kewajiban angatlah penting,
seseorang semestinya memiliki hak namun ia tidak menyadarinya maka akan
membuat peluang pihak lain untuk menyimpangkannya. Pada bab ini akan
membahas tentang pengertian hak dan kewajiban, hak dan kewajiban negara
dan warga negara menurut uud 1945, pelaksanaan hak dan kewajiban negara
dan warga negara di negara pancasila
Hubungan antara negara dan warga negara identik dengan adanya hak dan
kewajiban,antarawarganegaradengannegaranya ataupun sebaliknya. Negara

12
memiliki kewajiban untuk memberikan keamanan, kesejahteraan,
perlindungan terhadap warga negaranya serta memiliki hak untuk dipatuhi
dan dihormati. Sebaliknya warga negara wajib membela negara dan berhak
mendapatkan perlindungan dari negara.
Di Indonesia seringkali terjadi adanya kesenjangan antara peranan negara
dengan kehidupan warga negara. Masalah-masalah politik, sosial, ekonomi,
dan budaya misalnya, seringkali terjadi karena adanya kesenjangan antara
peranan negara serta kehidupan warga negaranya.
Dalam deretan pasal-pasal beserta ayat-ayatnya, UUD 1945 secara jelas
mencantumkan hak serta kewajiban negara atas rakyatnya yang secara jelas
juga harus dipenuhi melalaui tangan-tangan trias politica ala Monteqeiu.
Melalui tangan Legislatif suara rakyat tersampaikan, melalui tangan eksekutif
kewajiban negara, hak rakyat dipenuhi, dan di tangan yudikatif aturan-aturan
pelaksanaan hak dan kewajiban di jelaskan. Idealnya begitu, tapi apa daya
sampai sekarang boleh di hitung dengan sebelah tangan seberapa jauh negara
menjalankan kewajibannya. Boleh dihitung juga berapa banyak negara
menuntut haknya.
Bukan hal yang aneh ketika sebagian rakyat menuntut kembali haknya yang
selama ini telah di berikan kepada negara sebagai jaminan negara akan
menjaga serta menjalankan kewajibannya. Negara sebagai sebuah entitas
dimana meliputi sebuah kawasan yang diakui (kedaulatan), mempunyai
pemerintahan, serta mempunyai rakyat. Rakyat kemudian memberikan
sebagian hak-nya kepada negara sebagi ganti negara akan melindunginya dari
setiap mara bahaya, serta berkewajiban untuk mengatur rakyatnya. Hak-hak
rakyat tadi adalah kewajiban bagi sebuah negara. Hak untuk hidup, hak untuk
mendapatkan kerja serta hak-hak untuk mendapatkan pelayanan umum
seperti kesehatan, rumah, dan tentunya hak untuk mendapatkan pendidikan.
Semuanya itu harus mampu dipenuhi oleh negara, karena itulah tanggung
jawab negara. Kalau hal itu tak bisa dipenuhi oleh sebuah negara maka tidak
bisa disebut sebuah negara.
Contoh Wujud Hubungan Warga Negara dengan Negara

13
1. peran pasif, yakni merupakan kepatuhan terhadap peraturan perudnang-
undangan yang berlaku sebagai cermin dari seorang warga negara yang
taat dan patuh kepada negara. Contoh : membayar pajak, menaati
peraturan lalu lintas.
2. Peran aktif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk ikut serta
mengambil bagian dalam kehidupan bangsa dan negara Contoh :
memberikan Hak suara pada saat pemilu
3. Peran positif : yakni merupakan aktivitas warga negara untuk meminta
pelayanan dari negara / pemerintah sebagai konskeuensi dari fungsi
pemerintah sebagai pelayanan umum (public service) Contoh :
mendirikan lembaga sosial masyarakat LSM)
4. Peran Negatif, yakni merupakan aktivitas warga negara untuk menolak
campr tangan pemerintah dalma persoalan yang bersifat pribadi. Contoh :
Kebebasan warga negara untuk memeluk ajaran agama yang diyakininya.

E. Sejarah Lahirnya Pancasila


Pembahasan mengenai Dasar Negara dilakukan pertamakali pada saat sidang
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia(BPUPKI)
yang berlangsung pada tanggal 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Pada sidang
tersebut terdapat usulan-usulan tentang Dasar Negara, usulan-usulan yang
dikemukakan adalah :
a. Prof. Mr. Muhammad Yamin
Mengusulkan Dasar Negara dalam pidatonya tidak tertulis pada tanggal 29
Mei 1945 dalam sidang BPUPKI, yaitu:
1. Peri Kebangsaan.
2. Peri Kemanusiaan.
3. Peri Ketuhanan.
4. Peri Kerakyatan.
5. Kesejahteraan Rakyat.

14
Setelah selesai berpidato, Beliau menyampaikan pula usulan-sulan tertulis
naskah rancangan UUD RI. Dalam pembukaan itu tercantum rumusan 5
dasar, yaitu
1. Ketuhanan Yang Maha Esa.
2. Kebangsaan Persatuan Indonesia.
3. Rasa Kemanusian yang Adil dan Beradab.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan.
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

b. Prof.Mr.Dr.R Soepomo (31 Mei 1945)


1. Paham Persatuan.
2. Perhubungan Negara dan Agama.
3. Sistem Badan Permusyawaratan.
4. Sosialisasi Negara.
5. Hubungan antar Bangsa yang Besifat Asia Timar Raya.

c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)


1. Kebangsaan Indonesia.
2. Internasionalisme atau Perikemanusiaan.
3. Mufakat atau Demokrasi.
4. Kesejahteraan Sosial.
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan.
Oleh karena pada sidang pertama belum dicapai kata mufakat, maka
dibentuklah sebuah panitia kecil yang membahas usulan-uslan yang diajukan
dalam sidang BPUPKI baik lisan maupun tulisan yang disebut Panitia
Sembilan yang diketuai oleh Ir.Soekarno. Anggota Panitia Sembilan sendiri
terdiri dari tokoh Nasional yang mewakili golongan Nasioanalis dan Islam,
yaitu : Drs. Moh.Hatta, Mr.A.A Maramis, Mr.Muh Yamin, Mr.Ahmad

15
Soebardjo, Abdul Kahar Muzakar, KH.Wahid Hasyim, Abi Kusno,
Tjokrosoejoso dan Haji Agus Salim.
Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 berhasil menyusun suatu
naskah yang kemudian disebut Piagam Jakarta, yang di dalamnya tercantum
rumusan Dasar Negara sebagai berikut :
1. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Lalu dengan beberapa pertimbangan dan pembahasan ulang,maka sila
pertama pada Piagam Jakarta diubah menjadi Ketuhanan yang maha esa.
Dengan demikian lahirlah Pancasila yang menjadi dasar Negara Indonesia
hingga saat ini.

F. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


Sebagai suatu ideologi bangsa dan negara Indonesia maka Pancasila pada
hakikatnya bukan hanya merupakan suatu hasil perenungan dan pemikiran
seseorang atau kelompok orang sebagaimana ideologi-ideologi lain didunia,
namun Pancasila diangkat dari nilai-nilai adat-istiadat, nilai-nilai kebudayaan
serta nilai religius yang terdapat dalam pandangan hidup masyarakat
Indonesia sebelum membentuk negara, dengan kata lain unsur-unsur yang
merupakan materi (bahan) Pancasila tidak lain diangkat dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri, sehingga bangsa ini merupakan kausa
materialistis (asal bahan) Pancasila.
Unsur-unsur Pancasila tersebut kemudian diangkat dan dirumuskan oleh
para pendiri negara, sehingga Pancasila berkedudukan sebagai dasar negara
dan ideologi bangsa dan negara Indonesia. Dengan demikian Pancasila

16
sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada pandangan hidup
dan budaya bangsa, dan bukannya mengangkat atau mengambil ideologi dari
bangsa lain. Selain itu Pancasila juga bukan hanya merupakan ide-ide atau
perenungan dari seseorang saja, yang hanya memperjuangkan suatu
kelompok atau golongan tertentu, melainkan Pancasila berasal dari nilai-nilai
yang dimiliki oleh bangsa sehingga Pancasila pada hakikatnya untuk seluruh
lapisan serta unsur-unsur bangsa secara komprehensif. Oleh karena ciri khas
Pancasila itu maka memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
Sebagai ideologi, yaitu selain kedudukannya sebagai dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia Pancasila berkedudukan juga sebagai ideologi
nasional Indonesia yang dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Sebagai ideologi bangsa Indonesia, yaitu Pancasila sebagai ikatan
budaya (cultural bond) yang berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat Indonesia bukan secara paksaan atau Pancasila adalah sesuatu
yang sudah mendarah daging dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
Sebuah ideologi dapat bertahan atau pudar dalam menghadapi perubahan
masyarakat tergantung daya tahan dari ideologi itu.
Kekuatan ideologi tergantung pada kualitas tiga dimensi yang dimiliki
oleh ideologi itu, yaitu dimensi realita, idealisme, dan fleksibelitas. Pancasila
sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi tersebut:
Dimensi realita, yaitu nilai-nilai dasar yang ada pada ideologi itu yang
mencerminkan realita atau kenyataan yang hidup dalam masyarakat dimana
ideologi itu lahir atau muncul untuk pertama kalinya paling tidak nilai dasar
ideologi itu mencerminkan realita masyarakat pada awal kelahirannya.
Dimensi idealisme, adalah kadar atau kualitas ideologi yang terkandung
dalam nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai kelompok
atau golongan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik melalui
pengalaman dalam praktik kehidupan bersama sehari-hari.
Dimensi Fleksibelitas atau dimensi pengembangan, yaitu kemampuan
ideologi dalam mempengaruhi dan sekaligus menyesuaikan diri dengan
perkembangan masyarakatnya. Mempengaruhi artinya ikut mewarnai proses

17
perkembangan zaman tanpa menghilangkan jati diri ideologi itu sendiri yang
tercermin dalam nilai dasarnya. Mempengaruhi berarti pendukung ideologi
itu berhasil menemukan tafsiran-tafsiran terhadap nilai dasar dari ideologi itu
yang sesuai dengan realita-realita baru yang muncul di hadapan mereka
sesuai perkembangan zaman.
Pancasila jika akan dihidupkan secara serius, maka setidaknya dapat
menjadi etos yang mendorong dari belakang atau menarik dari depan akan
perlunya aktualisasi maksimal setiap elemen bangsa. Hal tersebut bisa saja
terwujud karena Pancasila itu sendiri memuat lima prinsip dasar di dalamnya,
yaitu: Kesatuan/Persatuan, kebebasan, persamaan, kepribadian dan prestasi.
Kelima prinsip inilah yang merupakan dasar paling sesuai bagi pembangunan
sebuah masyarakat bangsa dan personal-personal di dalamnya.
Menata sebuah negara itu membutuhkan suatu konsensus bersama sebagai
alat lalu lintas kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa konsensus tersebut,
masyarakat akan memberlakukan hidup bebas tanpa menghiraukan aturan
main yang telah disepakati. Ketika Pancasila telah disepakati bersama sebagai
sebuah konsensus, maka Pancasila berperan sebagai payung hukum dan tata
nilai prinsipil dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dan sebagai
ideologi yang dikenal oleh masyarakat internasional, Pancasila juga
mengalami tantangan-tantangan dari pihak luar/asing. Hal ini akan
menentukan apakah Pancasila mampu bertahan.
Pancasila merupakan hasil galian dari nilai-nilai sejarah bangsa Indonesia
sendiri dan berwujud lima butir mutiara kehidupan berbangsa dan bernegara,
yaitu religius monotheis, humanis universal, nasionalis patriotis yang
berkesatuan dalam keberagaman,demokrasi dalam musyawarah mufakat dan
yang berkeadilan sosial. Dengan demikian Pancasila bukanlah imitasi dari
ideologi negara lain, tetapi mencerminkan nilai amanat penderitaan rakyat
dan kejayaan leluhur bangsa.
Keampuhan Pancasila sebagai ideologi tergantung pada kesadaran,
pemahaman dan pengamalan para pendukungnya. Pancasila selayaknya tetap
bertahan sebagai ideologi terbuka yang tidak bersifat doktriner ketat. Nilai

18
dasarnya tetap dipertahankan, namun nilai praktisnya harus bersifat fleksibel.
Ketahanan ideologi Pancasila harus menjadi bagian misi bangsa Indonesia
dengan keterbukaannya tersebut.

G. Pengertian Ideologi Negara


Ideologi negara adalah seperangkat ide dan tindakan yang dianut oleh
sebuah negara. Setiap negara bisa memiliki ideologi negara yang berbeda-
beda. ideologi negara adalah seperangkat ide dan tindakan yang dianut oleh
sebuah negara. Ideologi merupakan gambaran sejauh mana masyarakat
berhasil memahami dirinya sendiri.
Adanya ideologi dalam sebuah negara juga membuat masyarakat
memberikan lukisan tentang kemampuannya. Secara tidak langsung, hal ini
akan memberikan harapan kepada berbagai kelompok atau golongan yang ada
pada masyarakat untuk hidup lebih baik. Setiap negara perlu memiliki
ideologi karena ideologi dapat digunakan negara sebagai landasan untuk
memahami dan menafsirkan dunia dan kejadian-kejadiannya. Ideologi negara
juga membantu suatu negara dalam membuka wawasan yang memberikan
makna kehidupan bernegara.
Selain itu, ideologi berguna untuk bekal dan jalan suatu negara dalam
menemukan indentitasnya. Ideologi negara merupakan sebuah kekuatan yang
mampu menyemangati dan mendorong negara untuk menjalankan
kegiatannya serta mencapai tujuan negara. Ideologi juga dapat diartikan
sebagai suatu pandangan atau sistem nilai menyeluruh dan mendalam tentang
bagaimana cara sebaiknya. Di mana secata moral dianggap benar dan adil,
serta dapat mengatur tingkah laku bersama dalam berbagai segi kehidupan.
Berikut beberapa karakteristik ideologi negara secara umum yang dapat
dipelajari.
1. Mengandung tujuan bersama suatu bangsa yang ingin dicapai.
2. Memiliki derajat tertinggi sebagai nilai hidup berbangsa dan bernegara.
3. Membantu mewujudkan asas kerohanian dan pandangan hidup yang
dipelihara dan diamalkan.

19
4. Bersifat mempersatukan suatu negara, jadinya setiap masyarakat dapat
menyadari bahwa satu sama lain saling membutuhkan.
5. Ideologi negara diturunkan dan dilestarikan ke generasi berikutnya
tujuannya agar setiap negara tetap tahu tujuan awalnya.
Pancasila sebagai ideologi negara dilanggar, maka hukumannya adalah
berupa sanksi moral dan sosial. Mereka yang melanggar dan tidak
berpedoman pada nilai-nilai Pancasila tidak akan terkena sanksi hukum. Ada
baiknya mereka merasa malu dengan segala sikap dan tingkah lakunya yang
melanggar norma Pancasila. Pancasila sebagai ideologi negara mengalami
beberapa masa perkembangan. Seperti halnya Pancasila di masa orde lama,
Pancasila di masa orde baru, dan Pancasila di era reformasi. Berbagai pihak
dan para ahli sepakat apabila ideologi Pancasila merupakan kumpulan
gagasan yang disepakati bersama dan merupakan ciri khas bangsa Indonesia.
Hasil kesepakatan yang menyatakan Pancasila sebagai ideologi negara ini
yang harus dipertahankan dan dipraktikkan dalam kehidupan bernegara yang
berbeda-beda suku bangsa ini. Dengan Pancasila sebagai ideologi negara juga
berperan dalam pembentukan Undang-Undang Dasar Negara 1945. Selain itu,
Pancasila juga berperan sebagai pedoman dalam pembuatan Undang-Undang,
baik itu pada tingkat daerah atau tingkat nasional. Oleh sebab itu, dengan
adanya Pancasila, maka setiap peraturan perundang-undangan yang telah
dibuat harus berdasarkan suara dari rakyat serta cerminan dari bangsa
Indonesia

H. Definisi Ideologi
Ideologi berasal dari kata Yunani idein yang berarti melihat, atau idea atau
yang berarti raut muka, perawakan, gagasan, buah pikiran, dan kata logia
yang berarti ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu
tentang gagasan dan buah pikiran atau science des ideas
Puspowardoyo (1992) menyebutkan bahwa ideologi dapat dirumuskan
sebagai kompleks pengetahuan dan nilai yang secara keseluruhan menjadi
landasan bagi seseorang atau masyarakat untuk memahami jagat raya bumi

20
seisinya serta menentukan asikap dasar untuk mengolahnya.Berdasarkan
pemahaman yang dihayatinya,seseorang menangkap apa yang dilihat benar
dan tidak benar,serta apa yang dinilai baik dan tidak baik.
Pengertian ideologi secara umum adalah suatu kumpulan
gagasan,ide,keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang
mengarahkan tingkah laku seseoarang dalam berbagai bidang kehidupan.
Untuk lebih memahami tentang pengertian ideologi itu, berikut ini
dikemukakan beberapa pengertian ideologi menurut para ahli :
 Traccy, “Ideologi adalah suatu sistem penilaian mengenai teori politik,
sosial budaya dan ekonomi”.
 Karl Mark, Ideologi adalah ajaran yang menjelaskan suatu keadaan,
terutama struktur kekuasaan, sedemikian rupa sehingga orang
menganggapnya sah, padahal jelas tidak sah.
 Ensiklopedia Polpuler Politik pembangunan Pancasila, ideologi
merupakan cabang filksafat yang mendasari ilmu-ilmu seperti sosiologi
dan politik.
 Menurut Frans Magnis Suseno. Ideologi itu bukan cita-cita yang sudah
hidup dalam masyarakat, melainkan berupa cita-cita sebuah kelompok
yang mendasari suatu program untuk mengubah dan memperbaharui
masyarakat. Ideologi tertutup adalah musuh tradisi. Kalau kelompok itu
berhasil merebut kekuasaan politik, ideologinya itu akan dipaksakan pada
masyarakat. Pola dan irama kehidupan norma-norma kelakuan dan nilai-
nilai masyarakat akan diubah sesuai dengan ideologi itu. Ideologi
tertutup biasanya bersifat totaliter, jadi menyangkut seluruh bidang
kehidupannya. “Dengan ideologi disini dimaksud segala macam ajaran
tentang makna kehidupan, tentang nilai-nilai dasar dan tentang
bagaimana manusia harus hidup dan bertindak”.
 Kenet R Hoover menyatakan bahwa ideologi merupakan bagian yang
sangat mendasar dari kehidupan politik. Menurut beliau : “Generally, an
ideology consist of idea about how power in society ought to be
organized. These ideas are derived from a view of the problems and

21
possibilities inhernt in human nature in its individual and social
aspects….ideology is a crucial part of political life”.
Dalam pandangan Apter, sebuah ideologi biasanya terdiri dari pemikiran-
pemikiran tentang bagaimana untuk mengatur kekuasaan yang ada didalam
masyarakat. Beliau lebih memandang identitas dan karakteristik dari kondisi
manusia, sekalipun hal ini merupakan suatu penyangkalan bahwa semua
orang berbagi sifat yang biasa. Karakterisasi kehidupan tersebut
menggunakan gambaran tentang hubungan kekuasaan antara individu dan
masyarakat. Namun Frans Magnis Suseno lebih memandang secara filsafat,
dalam pandangannya meskipun ideologi tidak lepas dari masyarakat, namun
harus dibedakan daripadanya karena juga bekerja dalam bentuk abstrak,
sebagai keyakinan atau kepercayaan seseorang yang dipegangnya dengan
teguh, kekuatan ideologi terletak dalam pegangannya terhadap hati dan akal
kita. Merangkul ideologi berarti meyakini apa saja yang termuat di dalamnya
dan kesediaan untuk melaksanakannya.ideologi memuat agar orang
mengesampingkan penilainnya sendiri dan bertindak sesuai dengan
ajarannya. Di sini dimaksudkan bukan hanya ideologi dalam arti keras dan
tertutup, melainkan setiap ajaran dan kepercayaan yang memenuhi definisi di
atas. Agama pun dapat dikelompkkan di sini.”
Kenneth R. Hoover (1994) lebih melihat bahwa tentang spektrum
ideologis itu, sisi yang terletak disebelah kiri dihubungkan dengan keyakinan
bahwa persamaan antara orang-orang lebih penting daripada perbedaannya.
Dan sisi yang terletak disebelah kanan dihubungkan dengan keyakinan bahwa
perbedaan lebih penting daripada persamaan. Kemudian mengenai kajiannya
secara sistemik, elemen-elemen dari setiap ideologi digambarkan diantara
warga negara dan masyarakat. Ideologi merupakan bagian yang sangat
penting dalam kehidupan politis. Masyarakat modern membangun struktur
otoritas yang sangat besar pada konsep kekuasaan yang berasal dari ideologi.
Dalam cakupan sistem, ideologi mencakup pemikiran-pemikiran dari ilmu
ekonomi, sosiologi, politik dan filosofi yang menyediakan tema-tema
intelektual yang bergabung dari suatu kultur. Kita tidak bisa menentukan

22
secara meyakinkan mengenai apakah pemikiran-pemikiran ini memang
benar-benar menentukan tindakan kita, tetapi tidak ada keraguan bahwa
setiap tindakan itu selalu terhubung dengan pemikiran.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan di atas, pokok persoalan
ideologi-ideologi dapat ditemukan dalam koridor pertanyaan simpel
menyangkut kebebasan dan otoritas (freedom and authority). Karena pada
dasarnya manusia memiliki hak kebebasan yang menyatu dengan
kewajibannya, apa yang menapikan kebebasannya itulah batasan kebebasan
apa yang dilakukannya. Beberapa ideologi diorientasikan untuk kekuasaan
negara. Namun, berkaitan dengan perilaku politik, ideologi berjalan secara
bebas pada pertimbangan atas golongan, kepentingan pribadi dan dinamika
politik-birokrasi. Kemudian dalam kaitannya dengan suatu keputusan,
ideologi dapat memaksa pandangan dan kehendak banyak orang kepada
pokok persoalan tertentu, dan ideologi juga mampu mempengaruhi
keputusan-keputusan dalam pemungutan suara. Dengan demikian secara lebih
luas ideologi tidak hanya mampu merasuk dalam pemikiran orang banyak,
tetapi meresap terhadap aspek jiwanya yang akan tampak dalam tidakan
dalam kesehariannya.

I. Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Makna Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah bahwa ia selalu dapat
digunakan dalam berbagai waktu dan generasi tanpa menghilangkan nilai-
nilai dasarnya. Merujuk penjelasan Deputi Bidang Pengkajian Strategik
Lemhannas RI, Prof. Reni Mayerni, sebagai ideologi terbuka, Pancasila
terbuka dalam menyerap nilai-nilai baru yang dapat bermanfaat bagi
keberlangsungan hidup bangsa Indonesia. Ideologi terbuka bermakna bahwa
sebuah ideologi secara internal bersifat dinamis dan dapat berinteraksi dengan
zaman yang berkembang. Sebaliknya, ideologi tertutup berarti suatu ideologi
yang menentukan beragam tujuan dan norma politik-sosial tidak bisa
dipersoalkan lagi, sehingga harus diterima sebagai barang jadi.

23
Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki acuan dasar berupa
Pembukaan UUD 1945 telah mempunyai pemikiran yang jauh ke depan. Hal
ini dapat dilihat pada Penjelasan UUD 1945, pada Romawi VI menyebutkan
antara lain sebagai berikut:
“… maka telah cukup kalau UUD 1945 hanya memuat aturan-aturan pokok,
hanya memuat garis-gais besar sebagai instruksi kepada pemerintah pusat dan
lain-lain penyelenggara negara untuk menyelenggarakan kehidupan negara
dan kesejahteraan sosial. Terutama bagi negara baru dan negara muda, lebih
baik hukum dasar yang tertulis itu hanya memuat aturan-aturan pokok,
sedangkan aturan-aturan yang menyelenggarakan aturan pokok itu diserahkan
kepada undang-undang yang lebih mudah caranya membuat, mengubah dan
mencabut.” (UUD dan Amandemennya, 2000:19).Penjelasan di atas perlu
dikaitkan dengan penjelasan di bawah ini:
“Kita harus senantiasa ingat kepada dinamika kehidupan masyarakat dan
negara Indonesia. Masyarakat dan negara Indonesia tumbuh, zaman berubah
terutama pada zaman revolusi lahir batin sekarang ini. Oleh karena itu, kita
harus hidup secara dinamis, harus melihat segala gerak gerik kehidupan
masyarakat dan negara Indonesia. Berhubung dengan itu, janganlah tergesa-
gesa memberi kristalisasi, memberi bentuk (gestaltung) kepada pikiran-
pikiran yang masih mudah berubah…”. (UUD 45 dan Amandemennya,
2000:19)
Jadi, yang paling penting ialah semangat UUD 1945, sedangkan hal-hal
yang perlu untuk menyelenggarakan aturan-aturan pokok itu harus diserahkan
kepada Undang-Undang”.
Ketentuan-ketentuan di atas tersebut merupakan acuan dasar Pancasila
sebagai ideologi terbuka. Kajian terhadap ketentuan-ketentuan di atas itu
dapat ditemukan hal-hal sebagai berikut.
1. Pembukaan UUD 1945 membedakan antara hukum dasar tertulis yang
memuat aturan-aturan pokok dengan undang-undang yang memuat
aturan penyelenggaraannya;

24
2. Hanya aturan-aturan pokok saja yang harus ditetapkan dalam UUD akan
dapat mengantisipasi dinamika masyarakat dan negara Indonesia;
Pembukaan UUD menegaskan, bahwa yang paling penting dalam hal
jalannya negara adalah semangat dari penyelenggara negara atau
pemimpin pemerintahan, sebab semangat itu hidup atau dinamis. Di sini
terlihat, bahwa faktor manusia dengan semangat yang baik sangat
menentukan jalannya negara untuk mewujudkan tujuan sebagaimana
tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945.
Pancasila sebagai ideologi terbuka termuat pada TAP No. V/MPR/2000
tentang Pemantapan persatuan dan kesatuan nasional Bab IV arahan
kebijakan point 2 dinyatakan: ”Menjadikan Pancasila sebagai ideologi negara
yang terbuka dengan membuka wacana dan dialog terbuka di dalam
masyarakat sehingga dapat menjawab tantangan sesuai dengan visi Indonesia
masa depan”.
Pancasila sebagai ideologi terbuka tampaknya telah diterima oleh
masyarakat kita. Implementasi penerimaan Pancasila sebagai ideologi
terbuka, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dapat
dilaksanakan terhadap fungsi Pancasila dengan tinjauan historis, kultural dan
politis.
Tinjauan historis, menampilkan Pancasila merupakan pencerminan puncak
perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaannya. Perjuangan Bangsa
Indonesia dengan menggunakan organisasi modern yang diawali oleh Budi
Utomo 20 Mei 1908 dan kemudian disusul oleh organisasi lainnya dalam
rangka melepaskan diri dari penjajah. Perjuangan ini jelas memperlihatkan
dinamika bangsa Indonesia dan ini memberikan corak khas kepada Pancasila
sebagai pencerminan bangsa yang mendambakan kemerdekaan dan
kemandirian. Tinjauan cultural, menempatkan nilai-nilai Pancasila yang pada
hakikatnya bertumpu pada budaya bangsa yang tersebar di seluruh kepulauan
Indonesia.
Berkat jasa para pendiri negara yang dengan daya refleksi yang mendalam
dan keterbukaan yang matang untuk menyerap, menghargai dan memilih

25
nilai-nilai hidup yang tepat dan baik untuk menjadi pegangan hidup bangsa
bagi kelestarian hidupnya dalam masa yang akan datang. Berdasarkan
tinjauan politis ini, maka persatuan dan kesatuan bangsa merupakan suatu
keharusan. Nilai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia adalah nilai
fundamental Pancasila. Wujudnya dalam kehidupan bernegara dapat dilihat
dalam pasal 1 ayat (1) UUD 1945, yang berbunyi: “Negara Indonesia ialah
negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Negara kesatuan yang dianut oleh
Indonesia adalah negara kesatuan dengan sistem desentralisasi sebagaimana
diatur dalam UU 32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah.

J. Fungsi Pancasila
Secara formal pancasila dapat dikatakan sebagai sebagai dasar negara.
Dasar negara merupakan alas atau fundamen yang menjadi pijakan dan
mampu memberikan kekuatan kepada berdirinya sebuah negara. Negara
Indonesia dibangun juga berdasarkan pada suatu landasan atau pijakan yaitu
Pancasila. Pancasila, dalam fungsinya sebagai dasar negara, merupakan
sumber kaidah hukum yang mengatur negara Republik Indonesia, termasuk di
dalamnya seluruh unsur-unsurnya yakni pemerintah, wilayah dan rakyat.
Pancasila dalam kedudukannya seperti inilah yang merupakan dasar pijakan
penyelenggaraan negara dan seluruh kehidupan negara Republik Indonesia.
Suatu bangsa tidak akan dapat berdiri dengan kokoh tanpa dasar negara
yang kuat dan tidak dapat mengetahui dengan jelas kemana arah tujuan yang
akan dicapai tanpa Pandangan Hidup. Dengan adanya Dasar Negara, suatu
bangsa tidak akan terombang ambing dalam menghadapi permasalahan baik
yang dari dalam maupun dari luar. Pancasila Sebagai Dasar Negara tentunya
memiliki fungsi yang sangat penting.
Fungsi Pancasila Adalah sebagai berikut:
• Jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, artinya Pancasila lahir bersama
dengan lahirnya bangsa Indonesia dan merupakan ciri khas bangsa
Indonesia dalam sikap mental maupun tingkah lakunya sehingga dapat
membedakan dengan bangsa lain.

26
• Perjanjian Luhur artinya Pancasila telah disepakati secara nasional
sebagai dasar negara tanggal 18 Agustus 1945 melalui sidang PPKI
(Panitia Persiapan kemerdekaan Indonesia).
• Sumber dari segala sumber tertib hukum artinya; bahwa segala peraturan
perundang- undangan yang berlaku di Indonesia harus bersumberkan
Pancasila atau tidak bertentangan dengan Pancasila.
• Cita- cita dan tujuan yang akan dicapai bangsa Indonesia, yaitu
masyarakat adil dan makmur yang merata materiil dan spiritual yang
berdasarkan Pancasila.
1. Pancasila sebagai dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara sering disebut sebagai dasar falsafah
negara (dasar filsafat negara).Dalam, hal ini pancasila digunakan sebagai
dasar untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan negara.
Pengertian pancasila sebagai dasar negara sesuai dengan bunyi
pembukaan UUD 1945 yang sanga jelas menyatakan “… maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan
negara Indonesia yang berkedaulaan rakyat dengan berdasar kepada
Ketuhanan Yang Maha Esa,…”.
kedudukan pancasila sebagai dasar Negara, sebagai mana yang tertuang
dalam pembukaan UUD 1945, bersifat tetap, kuat, dan tidak dapa di ubah
oleh siapapun.
2. Pancasila sebagai Sumber dari segala Sumber Hukum
Dalam kedudukannya sebagai sumber tertib hukum, pancasila
menjadi sumber hukum dasar nasional Indonesia. Dengan demikian
sangat jelas bahwa segala peraturan perundang-undangan herus
merupakan penjabaran dari prinsip-prinsip yang terkandung didalam
pancasila. Segalka peraturan perundang-undangan tidak boleh
bertentangan dengan nilai-nilai pancasila. Pancasila sebagai sumber dari
segala sumber hukum adalah pandangan, kesadaran, serta cita-cita

27
hukum dan cia-cita moral yang meliputi suasana kebatinan serta watak
bangsa Indonesia.
3. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
Pancasila dalam pengertian ini sering disebut sebagai way of
life.Dalam hal ini pancasila digunakan sebagai petunjuk hidup, pegangan
hidup, pedoman hidup, dalam kehidupan sehari-hari dan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Dengan kata lain pancasila digunakan sebagai
petunjuk arah semua aktivitas kehidupan di dalaam segala bidang. Ini
berarti segala tingkah laku, perbuatan manusia Indonesia selalu dijiwai
dan merupakan pancaran dari sila-sila pancasila.
Pancasila sebagai pandangan hidup yang mantap, sehingga
bangsa Indonesia akan mengetahui ke arah mana tujuan dicapai. Dengan
pandangan hidup yang diyakininya, bangsa Indonesia mampu
memandang dan memecahkan segala persoalan yang dihadapinya secara
tepat, sehingga tidak terombang-ambing dalam menghadapi persoalan.
Fungsi pokok pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
adalah sebagai pegangan hidup, pedoman hidup, dan petunjuk arah bagi
semua kegiatan hidup dan penghidupan bangsa Indonesia dalam berbagai
aspek kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia.
4. Pancasila sebagai Ligatur Bangsa Indonesia
Ligatur berasal dari bahasa latin ligatura yang berarti sesuatu yang
mengikat. Prof. Dr. Rolan Peanock, dalam bukunya yang berjudul
Demoratic Political theory, Istilah Ligatur diberi makna ikatan budaya
atau cultural bond, dalam teori politiknya tentang demokrasi. Ligatur
merupakan ikatan budaya berkembang secara alami dalam kehidupan
masyarakat tidak karena paksaan.Ikatan tersebut dipandang perlu untuk
menjaga keutuhan dan kesatuan masyarakat.
Tumbuh dan timbulnya suatu Ligatur dapat dengan kesengajaan
karena tumbuh dan berkembangnya suatu ligatur bersama dengan
tumbuh kembangnya adat istiadat dan budaya suatu masyarakat.Adat
istiadat yang tumbuh dalam suatu masyarakat itu pun tidak tumbuh oleh

28
keterpaksaan.Masyarakat memahami, meyakini, untuk selanjutnya
diterapkan dikehidupan sehari-hari dengan sukarela.Pancasila sebagai
ligature bangsa Indonesia dikarenakan memiliki daya ikat terhadap
bangsa Indonesia sehingga dapat menciptakan bangsa yang kokoh dan
nilai-nilai yang terkandung di dalamnya telah dipahami dan diyakini oleh
masyarakat.
5. Pancasila sebagai Jati Diri (Jiwa dan kepribadian) Bangsa Indonesia
Jati diri merupakan terjemahan identity yaitu suatu kualitas yang
menentukan suatu individu atau identitas sedemikian rupa, sehingga
diakui sebagai suatu pribadi yang membedakan dengan individu atau
identitas lain. Kualias menggambarkan suatu jati diri bersifat unik atau
khas yang mencerminkan pribadi individu atau identias yang dimaksud.
Jati diri akan mempribadi suatu individu atau identitas yang akan selalu
tampak dengan konsisten dalam sikap dan prilaku individu dalam
menghadapi tiap permasalahan.

K. Identitas Nasional
Identitas berasal dari bahasa Inggris “identity,” yang berarti ciri,
tanda, atau jati diri, yang melekat pada seseorang atau kelompok yang
membedakan dengan yang lain. Nasional yaitu, merujuk pada konsep
kebangsaan. Jadi Identitas Nasional adalah ciri, tanda atau jati diri suatu
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain. Identitas nasional secara
terminologis adalah suatu ciri yang dimiliki oleh suatu bangsa yang secara
filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa lain. Maka dari itu
setiap bangsa didunia memiliki identitas negaranya masing-masing sesuai
dengan keunikan, sifat, ciri dan karakter bangsa tersebut. Demikian pula
dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis. Berdasarkan hakikat pengertian identitas nasional,
maka dapat diartikan identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan
dengan jati diri suatu bangsa tersebut atau lebih populer disebut sebagai
kepribadian suatu bangsa.

29
Istilah natie (Nation) mulai populer sejak tahun 1835. Pembahasan
mengenai pengertian bangsa dikemukakan pertama kali oleh Ernest Renan
tanggal 11 Maret 1882, Ernest Renan mengatakan bahwa hal penting
merupakan syarat mutlak adanya Plebist, yaitu suatu hal yang memerlukan
persetujuan bersama pada waktu sekarang yang mengandung hasrat untuk
hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan.
Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas
yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder.
Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati
oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat
sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan
identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa itu
secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga bangsa telah
memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.
Identitas kebangsaan (political unity) merujuk pada bangsa dalam
pengertian politik, yaitu bangsa-negara. Bisa saja dalam negara hanya ada
satu bangsa (homogen), tetapi umumya terdiri dari banyak bangsa
(heterogen). Karena itu nagara perlu menciptakan identitas kebangsaan atau
identitas nasional, yang merupakan kesepakatan kesepakatan dari banyak
bangsa di dalamnya. Identitas nasional dapat berasal dari identitas satu
bangsa yang kemudian disepakati oleh bangsa-bangsa lainnya yang ada
dalam negara itu, atau juga dari identitas beberapa bangsa yang ada kenudian
disepakati untuk dijadikan identitas bersama bersama sebagai identitas
bangsa-negara. Kesediaan dan kesetian warga bangsa/negara untuk
mendukung identitas nasional perlu ditanamkan, dipupuk dan dikembangkan
terus menerus. Warga lebih dulu memiliki identitas kelompoknya, sehingga
jangan sampai melunturkan identitas nasional.
Di sini perlu ditekankan bahwa kesetiaan pada identitas nasional akan
mempersatukan warga bangsa itu sebagai “satu bangsa” dalam negara.
Proses pembentukan identitas nasional di Indonesia cukup panjang, dimulai
dengan adanya kesadaran, adanya perasaan senasib sepenanggungan “bangsa

30
Indonesia” akibat kekejaman penjajah Belanda, kemudian munculnya
komitmen bangsa (tekad dan kemudian menjadi kesepakatan bersama) untuk
berjuang dengan upaya yang lebih teratur melalui organisasi-organisasi
perjuangan (Pergerakan) Kemerdekaan mengusir penjajah sampai akhirnya
Indonesia Merdeka Pada tanggal 17 Agustus 1945 dan membentuk Negara.
Contoh Identitas Nasional Indonesia yaitu Identitas Nasional merupakan
manifestasi nilai-nilai budaya yang sudah tumbuh dan berkembang sebelum
masuknya agama-agama besar di bumi nusantara ini dalam berbagai aspek
kehidupan dari ratusan suku yang kemudian dihimpun dalam satu kesatuan
Indonesia menjadi kebudayaan Nasional dengan acuan Pancasila dan roh
Bhinneka Tunggal Ika sebagai dasar dan arah pengembangannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan identitas nasional juga bisa
dikatakan sebagai jati diri yang menjadi slogan-slogan kibaran bendera
kehidupan.
Bentuk identitas nasional Indonesia yang menunjukan jati diri Bangsa
Indonesia, yaitu:
1. Bahasa Nasional atau Bahasa Persatuan yaitu Bahasa Indonesia
Bahasa dipahami sebagai sistem perlambang yang dibentuk atas
unsur-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebagai sarana
berinteraksi antar manusia. Dan di Indonesia menggunakan Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional. Karena di Indonesia ada berbagai
macam bahasa daerah dan memiliki ragam bahasa yang unik sebagai
bagian dari khas daerah masing-masing.
2. Bendera negara yaitu Sang Merah Putih
Bendera adalah sebagai salah satu identitas nasional, karena
bendera merupakan simbol suatu negara agar berbeda dengan negara
lain. Seperti yang sudah tertera dalam UUD 1945 pasal 35 yang
menyebutkan bahwa “ Bendera Negara Indonesia adalah Sang Merah
Putih”. Warna merah dan putih juga memiliki arti yaitu, merah yang
artinya berani dan putih artinya suci.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

31
Lagu Indonesia Raya (diciptakan tahun 1924) pertama kali
dimainkan pada kongres pemuda (Sumpah pemuda) tanggal 28 Oktober
1928. Setelah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, lagu yang dikarang oleh Wage Rudolf Soepratman ini
dijadikan lagu kebangsaan. Ketika mempublikasikan Indonesia Raya
tahun 1928, wage Rudolf Soepratman dengan jelas menuliskan “lagu
kebangsaan” di bawah judul Indonesia Raya. Teks lagu Indonesia Raya
dipublikasikan pertama kali oleh surat kabar Sin Po. Setelah
dikumandangkan tahun 1928, pemerintah colonial Hindia Belanda
segera melarang penyebutkan lagu kebangsaan bagi Indonesia Raya.
Meskipun demikian, para pemuda tidak gentar. Selanjutnya lagu
Indonesia Raya selalu dinyanyikan pada setiap rapat partai-partai
politik. Setelah indeonesia merdeka, lagu itu ditetapkan sebagai lagu
kebangsaan perlambang persatuan bangsa.
4. Lambang Negara yaitu Garuda Pancasila
Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Dasar 1945 dalam
pasal 36A bahwa lambang negara Indonesia adalah Garuda Pancasila.
garuda Pancasila disini yang dimaksud adalah burung garuda yang
melambangkan kekuatan bangsa Indonesia. Burung garuda sebagai
lambang negara Indonesia memiliki warna emas yang melambangkan
kejayaan Indonesia. sedangkan perisai di tengah melambangkan
pertahanan bangsa Indonesia. Simbol di dalam perisai masing-masing
melambangkan sila-sila dalam pancasila.
Warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional
Indonesia. Merah berarti berani dan Putih berarti suci. Garis hitam tebal
yang melintang di dalam perisai melambangkan wilayah Indonesia yang
dilintasi Garis Khatulistiwa. Jumlah bulu melambangkan hari
proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945). Pita yang
dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan Negara
Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika yang berarti “berbeda-beda, tetapi
tetap satu jua”.

32
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
Bhineka Tnggal Ika berisi konsep pluralistik dan multikulturalistik
dalam kehidupan yang terikat dalam suatu kesatuan. Pluralistik bukan
pluralisme, suatu paham yang membiarkan keanekaragaman seperti apa
adanya. Dengan paham pluralisme tidak perlu adanya konsep yang
mensubtitusi keanekaragaman demikian pula halnya dengan faham
multikulturalisme. Bhineka Tunggal Ika tidak bersifat sektarian dan
eksklusif, hal ini bermakna bahwa dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara tidak dibenarkan merasa dirinya yang paling benar, paling
hebat, dan tidak mengakui harkat dan martabat pihak lain. Pandangan
sektarian dan eksklusif ini akan memicu terbentuknya kekakuan yang
berlebihan dengan tidak atau kurang memperhatikan pihak lain,
memupuk kecurigaan, kecemburuan, dan persaingan yang tidak sehat.
Bhineka Tunggal Ika bersifat inklusif. Golongan mayoritas dalam hidup
berbangsa dan bernegara tidak memaksakan kehendaknya pada
golongan minoritas. Tidak bersifat eormalitas yang hanya menunjukkan
perilaku semu.
Bhineka Tunggal Ika dilandasi oleh sikap saling percaya
mempercayai, saling hormat menghormati, saling cinta mencintai dan
rukun. Hanya dengan cara demikian maka keanekaragaman ini dapat
dipersatukan. Bersifat konvergen tidak divergen, yang bermakna
pebedaan yang terjadi dalam keanekaragaman tidak untuk dibesar-
besarkan, tetapi dicari titik temu, dalam bentuk kesepakatan bersama.
Hal ini akan terwujud apabila dilandasi oleh sikap toleran, non
sektarian, inklusif, dan rukun.
6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
Pancasila adalah kumpulan nilai atau norma yang meliputi sila-sila
Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945,
alenia IV yang telah ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945. Pada
hakikatnya pengertian Pancasila dapat dikembalikan kepada dua

33
pengertian, yakni Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia
dan Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
Undang-Undang Dasar adalah peraturan perundang-undangan yang
tetinggi dalam negara dan merupakan hukum dasar tertulis yang
mengikat berisi aturan yang harus ditaati. Hukum dasar negara meliputi
keseluruhan sistem ketatanegaraan yang berupa kumpulan peraturan
yang membentuk negara dan mengatur pemerintahannya. UUD
merupakan dasar tertulis. Oleh karena itu, UUD menurut sifat dan
fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan karangan dan tugas-
tugas pokok cara kerja badan tersebut, menentukan cara-cara
bagaimana pusat kekuasaan itu bekerja sama dan menyesuaikan diri
satu sama lainnya, merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam
suatu negara.Undang-Undang Dasar nmerupakan suatu hal yang sangat
penting dan vital dalam suatu pemerintahan yang telah merdeka.
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Konsepsi Wawasan Nusantara
Wawasan artinya pandanagan, tinjauan, penglihatan atau tanggap
indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup.
Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu berarti bangsa yang telah
mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan bernegara atau secara
singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara
perairan dan gugusan pulau-pulau yang terletak di antara Samudra
Pasifik dan Samudra Indonesia, serta di antara Benua Asia dan Benua
Australia. Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa
tentang diri dan lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari
filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa,
serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah bagaimana
bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya, serta kondisi
sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.

34
Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara
pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang
merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, berrmartabat, serta
menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
tujuan nasional.
10. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang isinya adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan
yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan
sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan
dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
Kebudayaan dapat dimaknai sebagai suatu budi dan daya manusia yang
tidak ternilai harganya dan mempunyai manfaat bagi kehidupan umat
manusia, baik pada masa lampau, masa kini, maupun pada masa yang
akan datang. Kebudayaan dapat pula berbentuk kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional. Kebudayaan daerah yaitu suatu budaya asli setiap
suku atau daerah yang diwarisi dari nenek moyang secara turun-
temurun. Kebudayaan daerah kita pelihara dan kita kembangkan
menjadi kebudayaan nasional yang dinikmati oleh seluruh bangsa. Jadi,
kebudayaan nasional yaitu suatu perpaduan dan pengembangan
berbagai macam kebudayaan daerah yang terus menerus dibina dan
dilestarikan keberadaannya, sehingga menjadi milik bersama
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga
yang bekerja dan berjalan saling berhubungan satu sama lain menuju
tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-lembaga negara dalam

35
suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif,
legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain
seperti parlemen, pemilu, dan dewan menteri.
Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan
presidensial dan parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan
eksekutif dan legislatif. Dalam sistem parlementer, badan eksekutif mendapat
pengwasan langsung dari legislatif. Sebaliknya, apabila badan eksekutif
berada diluar pengawasan legislatif maka sistem pemerintahannya adalah
presidensial. Warga Negara adalah sebuah rakyat yang mendiami sebuah
wilayah dalam sebuah komunitas atau bisa disebut dengan Negara, Negara
adalah suatu wilayah yang memiliki sistem atau aturan yang berlaku bagi
semua Kelompok atau individu di wilayah tersebut, Warga Negara dan
Negara saling bekaitan terlihat dari sejarah terbentuknya suatu Negara,
Hukum Negara harus di patuhi karena hokum Negara bersifat mutlak
Ideologi merupakan cerminan cara berfikir orang atau masyarakat yang
sekaligus membentuk orang atau masyarakat itu menuju cita-cita yang
mereka inginkan. Ideologi merupakan sesuatu yang dihayati dan diresapi
menjadi suatu keyakinan. Ideologi merupakan suatu pilihan yang jelas
membawa komitmen (keterikatan) untuk mewujudkannya. Semakin
mendalam kesadaran ideologis seseorang, maka akan semakin tinggi pula
komitmennya untuk melaksanakannya.
Identitas Nasional, meupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh
dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan suatu nation ( bangsa )
dengan ciri-ciri khas tertentu yang membuat bangsa bersangkutan berbeda
dengan bangsa lain. Dengan perkataan lain dapat dikatakan bahwa Identitas
Nasional Indonesia adalah Pancasila yang aktualisasinya tercermin dalam
berbagai penataan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam arti luas.

B. Saran
Demikian makalah ini penulis buat, jika terdapat kesalahan dalam

36
penulis maupun penyampaiannya penulis mengharapkan kritikan dan saran
dari pembaca. Atas kritikan dan saran dari pembaca penulis ucapkan terima
kasih.

37
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: ICCE UIN Syarif


Hidayatullah.

Aminoto. 2021, Ilmu Negara. Tangerang : Penerbit Universitas Terbuka.

Budiyanto, (2000). Dasar-dasar ilmu tata negara untuk SMU. Jakarta : Erlangga

Cholisin.2000. IKN-PKN. Jakarta: Universitas Terbuka.

Farih Utami. 2008. BKS Pendidikan Kewarganegaraa. Kediri: Tim MGMP.

Hidayat, Komarudin dkk. 2010. Pendidikan Kewargaan. Jakarta: ICCE UIN


Syarif Hidayatullah.Indonesia.

Isharyanto. 2016. Ilmu Negara. Karanganyar : Oase Pustaka.

Isharyanto. 2016. Ilmu Negara. Karanganyar : Oase Pustaka.

Kaelan dan Zubaidi.2007.Pendidikan Kewarganegaraan.Yogyakarta:Paradigma,


Edisi pertama.

Kusnardi, Moh. Saragih, Bintan R. 1988. Ilmu Negara. Jakarta : Gaya Media
Pratama.
Prasetyo, T. (2019). Membangun Hukum Berdasarkan Pancasila. Bandung: Nusa
Media.

Soetrisno, S. (2006). Kontroversi dan Rekonstruksi Sejarah. Yogyakarta: Media


Pressindo.

Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT.


Bumi Aksara

Anda mungkin juga menyukai