Anda di halaman 1dari 15

AUDIT TERHADAP SIKLUS PIUTANG PSAK

TERKAIT PIUTANG

Disusun Oleh:
KELOMPOK 3
1. Masbiyanti 21113220216740
2. ⁠Shofia Tunnisa 21113220217009
3. ⁠Geni Mey Agustin 21113220216687
4. ⁠Mardia Syilfa 21113220216970
5. ⁠Siti Masithah 21113220217011
6. Listiana 21113220216802

S1 AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PANCASETIA
2024
KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa hormat, penulis menghadirkan makalah ini sebagai bagian dari
upaya pemahaman yang lebih dalam terkait dengan audit atas siklus piutang sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku, khususnya PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan) yang berkaitan dengan pengelolaan piutang.
Makalah ini berupaya untuk menyajikan gambaran komprehensif tentang pentingnya
audit dalam mengamati siklus piutang, dengan fokus pada penerapan PSAK terkait. Pada
dasarnya, piutang merupakan komponen vital dalam struktur keuangan suatu entitas, dan
oleh karena itu, pengelolaannya harus dilakukan secara efisien dan akuntabel.
Dalam proses penyusunan makalah ini, penulis berusaha untuk menggabungkan teori
dengan praktik, serta mempertimbangkan perubahan-perubahan regulasi terkini yang
memengaruhi audit dan pengelolaan piutang. Hal ini diharapkan dapat memberikan sudut
pandang yang lebih komprehensif bagi pembaca, baik dalam konteks akademis maupun
praktis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak akan sempurna tanpa dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dalam proses penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai audit terhadap
siklus piutang sesuai dengan PSAK terkait. Kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dan pengembangan lebih lanjut di masa yang akan datang.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam
pemahaman kita akan pentingnya audit dalam mengelola piutang secara efektif dan efisien.

Hormat Kami

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 2


DAFTAR ISI............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 5
C. Tujuan Penulisan Makalah .......................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 6
A. Deskripsi Siklus Piutang............................................................................................... 6
B. Tujuan Audit Terhadap Piutang ................................................................................. 7
C. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Piutang 8
D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Terkait Piutang ...................... 9
E. Evaluasi Hasil Dan Contoh Kasus ............................................................................. 11
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 14
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 14
B. Saran ............................................................................................................................ 14
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Piutang, dalam konteks bisnis, menjadi salah satu aset yang tidak bisa diabaikan
karena perannya yang krusial dalam mengelola arus kas dan mempengaruhi kondisi
keuangan secara keseluruhan. Sebagai bagian integral dari siklus operasional perusahaan,
manajemen piutang yang efektif menjadi faktor penentu dalam memastikan kelangsungan
operasional dan pertumbuhan perusahaan. Namun, di balik manfaatnya, pengelolaan
piutang juga membawa risiko tersendiri.
Risiko kreditur menjadi perhatian utama bagi perusahaan. Ketika piutang tidak
tertagih atau pembayaran dari kreditur terlambat, hal ini dapat mengganggu arus kas
perusahaan, bahkan mengancam likuiditasnya. Selain itu, risiko penipuan juga menjadi
ancaman serius dalam pengelolaan piutang. Pihak-pihak yang tidak jujur dapat
memanfaatkan celah dalam sistem untuk melakukan penipuan, seperti memalsukan
dokumen atau mengalihkan pembayaran ke rekening pribadi. Tak kalah pentingnya, risiko
kegagalan pengumpulan juga menjadi tantangan dalam manajemen piutang. Meskipun
entitas telah melakukan penjualan barang atau jasa, belum tentu piutang tersebut akan
dibayar tepat waktu atau bahkan dibayar sama sekali. Faktor-faktor eksternal seperti
kondisi ekonomi, perubahan regulasi, atau kondisi kreditur juga dapat mempengaruhi
kemampuan pembayaran piutang.
Dalam menghadapi risiko-risiko ini, perusahaan perlu mengimplementasikan sistem
pengendalian internal yang efektif. Audit terhadap siklus piutang menjadi instrumen
penting dalam mengevaluasi keefektifan dan keandalan sistem tersebut. Audit ini bertujuan
untuk memastikan bahwa sistem pengendalian internal dapat mengidentifikasi, menilai,
dan mengelola risiko-risiko yang terkait dengan piutang secara efektif. Selain itu, audit juga
bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian dan pengungkapan piutang dalam laporan
keuangan perusahaan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, khususnya PSAK.
Penerapan PSAK terkait piutang menjadi tolok ukur dalam menilai transparansi dan
akuntabilitas perusahaan dalam mengelola piutangnya. Dalam konteks ini, audit terhadap
siklus piutang menjadi sangat penting. Audit ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas
dan keandalan sistem pengendalian internal yang diterapkan perusahaan dalam mengelola
piutang. Audit siklus piutang juga bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian piutang
dalam laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi.
PSAK, atau Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, mengatur praktik akuntansi di
Indonesia. Standar ini memberikan pedoman tentang bagaimana entitas bisnis harus
mengukur, mengakui, dan mengungkapkan piutang dalam laporan keuangannya. Oleh
karena itu, dalam melakukan audit terhadap siklus piutang, auditor perlu memastikan
bahwa praktik-praktik yang dilakukan oleh perusahaan sesuai dengan ketentuan PSAK
terkait.
Melalui makalah ini, kita akan menjelajahi secara mendalam tentang pentingnya audit
terhadap siklus piutang, terutama dalam konteks penerapan PSAK terkait piutang. Kita
akan mengeksplorasi proses audit, tantangan yang dihadapi auditor, serta manfaat yang
dapat diperoleh perusahaan melalui audit yang efektif terhadap siklus piutang. Semoga
makalah ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya audit
terhadap siklus piutang dalam konteks PSAK terkait piutang, serta memberikan wawasan
yang berharga bagi pembaca dalam memahami praktik audit yang efektif.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana deskripsi siklus piutang dalam suatu entitas bisnis?
2. Apa tujuan dari audit terhadap piutang?
3. Bagaimana perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap
piutang?
4. Bagaimana PSAK terkait piutang mempengaruhi praktik audit?
5. Bagaimana evaluasi hasil audit terhadap siklus piutang dan apakah ada contoh kasus
yang dapat mengilustrasikan hasil audit tersebut?

C. Tujuan Penulisan Makalah


1. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif tentang
siklus piutang
2. Menjelaskan pentingnya audit sebagai alat untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan
piutang dalam sebuah perusahaan
3. Menguraikan prosedur audit yang diterapkan dalam audit terhadap siklus piutang
4. Menyoroti pentingnya kepatuhan terhadap PSAK terkait piutang dalam praktik audit,
serta bagaimana implementasi standar ini memengaruhi audit piutang.
5. Memberikan wawasan yang berharga melalui studi kasus dan evaluasi hasil audit,
sehingga pembaca dapat memahami aplikasi praktis dari konsep-konsep yang dibahas.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Deskripsi Siklus Piutang


Siklus piutang menandai perjalanan sebuah entitas bisnis dari transaksi penjualan
hingga penerimaan pembayaran dari pelanggan. Ini bukan sekadar rangkaian proses
administratif; lebih dari itu, siklus ini adalah fondasi dari pengelolaan keuangan yang
efisien dan pengambilan keputusan yang tepat dalam suatu perusahaan.
Pertama-tama, dimulai dengan proses penjualan, yang menjadi inti dari
keberlangsungan operasional bisnis. Penjualan barang atau jasa menjadi awal dari segala
transaksi keuangan yang akan terjadi. Di sinilah perusahaan menawarkan produknya
kepada pelanggan, membentuk hubungan yang tidak hanya transaksional, tetapi juga
membangun kepercayaan dan kepuasan pelanggan.
Langkah berikutnya adalah pencatatan penjualan. Dalam era digital, pencatatan ini
menjadi lebih efisien dengan menggunakan sistem akuntansi yang canggih. Data tentang
transaksi penjualan, termasuk jumlah penjualan, harga barang atau jasa, dan informasi
pelanggan, secara otomatis dicatat untuk memberikan gambaran yang akurat tentang
kinerja keuangan perusahaan.
Setelah itu, proses penetapan piutang terjadi. Piutang merupakan klaim perusahaan
terhadap pelanggan atas pembayaran yang harus dilakukan sesuai dengan syarat
pembayaran yang telah disepakati. Ini adalah titik di mana perusahaan menetapkan
ekspektasi pembayaran dan mulai memonitor kewajiban pelanggan.
Kemudian, perusahaan mengirimkan faktur kepada pelanggan, yang berfungsi
sebagai bukti transaksi dan permintaan pembayaran. Faktur ini tidak hanya merupakan
dokumen administratif, tetapi juga komunikasi penting antara perusahaan dan pelanggan.
Melalui faktur, perusahaan memberikan pengingat kepada pelanggan tentang kewajiban
pembayaran mereka.
Selain faktur, perusahaan juga dapat mengirimkan pernyataan piutang secara berkala
kepada pelanggan. Pernyataan ini memberikan gambaran menyeluruh tentang saldo
piutang yang belum diselesaikan. Dengan demikian, pelanggan memiliki visibilitas yang
jelas tentang kewajiban keuangan mereka kepada perusahaan. Terakhir, proses penerimaan
pembayaran mengakhiri siklus piutang. Ini adalah saat di mana perusahaan menerima
pembayaran dari pelanggan sebagai balasan atas barang atau jasa yang telah disediakan.
Proses ini mencerminkan efisiensi operasional dan efektivitas pengelolaan piutang
perusahaan.
Keseluruhan siklus piutang merupakan aspek krusial dari pengelolaan keuangan yang
mempengaruhi berbagai aspek bisnis, mulai dari arus kas hingga likuiditas. Pengelolaan
piutang yang efektif tidak hanya memastikan kelangsungan operasional perusahaan, tetapi
juga mencerminkan profesionalisme dan tanggung jawab perusahaan terhadap para
pemangku kepentingan. Siklus piutang bukan hanya sekadar serangkaian proses
administratif, melainkan fondasi dari pengelolaan keuangan yang efisien dan pengambilan
keputusan yang tepat dalam suatu perusahaan. Pemahaman yang mendalam tentang siklus
ini penting bagi perusahaan dalam mencapai tujuan keuangan dan operasionalnya.

B. Tujuan Audit Terhadap Piutang


Audit terhadap piutang merupakan proses penting dalam memastikan keandalan
informasi keuangan sebuah entitas bisnis. Tujuan dari audit ini sangatlah beragam dan
mendasar. Tidak hanya berkutat pada pengujian angka, audit terhadap piutang bertujuan
untuk memberikan keyakinan kepada pemangku kepentingan bahwa pengelolaan piutang
perusahaan telah dilakukan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan praktik
terbaik industri.
Salah satu tujuan utama dari audit terhadap piutang adalah untuk menilai efektivitas
dan keandalan sistem pengendalian internal yang diterapkan perusahaan dalam mengelola
piutangnya. Pengendalian internal yang kuat dapat mengurangi risiko atas potensi
kehilangan piutang, penipuan, atau kesalahan dalam pencatatan transaksi piutang. Auditor
akan mengevaluasi apakah pengendalian tersebut dirancang dengan baik dan berfungsi
secara efektif dalam memastikan keakuratan dan keandalan informasi piutang.
Selain itu, audit terhadap piutang juga bertujuan untuk memastikan bahwa penyajian
dan pengungkapan piutang dalam laporan keuangan perusahaan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku. Auditor akan memeriksa apakah piutang telah diakui, diukur, dan
diungkapkan dengan benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa laporan keuangan memberikan gambaran yang
akurat tentang posisi keuangan perusahaan kepada para pemangku kepentingan.
Selain aspek pengendalian internal dan kepatuhan terhadap standar akuntansi, audit
terhadap piutang juga bertujuan untuk mengidentifikasi potensi masalah atau risiko yang
mungkin mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan di masa mendatang. Auditor akan
melakukan analisis atas kualitas piutang, termasuk risiko kreditur yang tidak dapat
membayar, penyalahgunaan kredit, dan kemungkinan kerugian piutang. Informasi yang
diperoleh dari audit ini dapat membantu manajemen perusahaan dalam mengidentifikasi
dan mengelola risiko-risiko ini secara proaktif. Selain itu, audit terhadap piutang juga dapat
memberikan rekomendasi untuk perbaikan atau perbaikan dalam sistem pengendalian
internal perusahaan. Auditor akan mengidentifikasi temuan audit dan memberikan saran
kepada manajemen perusahaan tentang langkah-langkah yang dapat diambil untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan piutang.
Pada intinya, tujuan dari audit terhadap piutang adalah untuk memberikan keyakinan
kepada pemangku kepentingan bahwa piutang perusahaan telah dikelola dengan baik dan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku. Audit ini tidak hanya menguji
keakuratan dan keandalan informasi piutang, tetapi juga memberikan pandangan
menyeluruh tentang pengelolaan piutang perusahaan serta memberikan rekomendasi untuk
perbaikan dan peningkatan. Dengan demikian, audit terhadap piutang merupakan langkah
penting dalam memastikan integritas dan transparansi informasi keuangan perusahaan.

C. Perancangan Program Audit Untuk Pengujian Pengendalian Terhadap Piutang


Perancangan program audit untuk pengujian pengendalian terhadap piutang
merupakan langkah penting dalam proses audit untuk memastikan bahwa sistem
pengendalian internal yang diterapkan perusahaan dalam mengelola piutangnya efektif dan
dapat diandalkan. Program audit ini dirancang untuk mengevaluasi efektivitas
pengendalian internal yang ada dan memberikan keyakinan kepada auditor bahwa risiko
atas potensi kehilangan piutang, penipuan, atau kesalahan dalam pencatatan transaksi
piutang telah diminimalkan dengan baik.
Pertama-tama, dalam perancangan program audit untuk pengujian pengendalian
terhadap piutang, auditor perlu memahami secara mendalam tentang proses bisnis
perusahaan terkait dengan piutang. Ini meliputi pemahaman tentang bagaimana piutang
dihasilkan, dikelola, dan dipantau dalam perusahaan. Dengan memahami proses ini, auditor
dapat mengidentifikasi titik-titik kontrol yang krusial dan menentukan pengujian
pengendalian yang tepat.
Setelah pemahaman tentang proses bisnis perusahaan terbentuk, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi pengendalian internal yang relevan yang telah diterapkan
perusahaan dalam mengelola piutangnya. Pengendalian internal ini mencakup kebijakan,
prosedur, dan praktik operasional yang dirancang untuk mengelola risiko-risiko terkait
dengan piutang.
Berikutnya, auditor merancang pengujian pengendalian yang sesuai untuk
mengevaluasi efektivitas pengendalian internal yang ada. Pengujian ini dapat berupa
pengujian dokumen, observasi proses, atau wawancara dengan personel yang terlibat dalam
pengelolaan piutang. Tujuan dari pengujian pengendalian adalah untuk mengumpulkan
bukti yang cukup untuk menilai apakah pengendalian internal berfungsi sesuai dengan yang
diharapkan.
Selain itu, auditor juga perlu mempertimbangkan tingkat risiko dan kompleksitas
transaksi piutang perusahaan dalam merancang program audit. Transaksi piutang yang
kompleks atau memiliki risiko tinggi mungkin memerlukan pengujian pengendalian yang
lebih intensif dan menyeluruh.
Terakhir, hasil dari pengujian pengendalian terhadap piutang akan digunakan oleh
auditor untuk mengevaluasi keefektifan pengendalian internal dan memberikan kesimpulan
atas tingkat keandalannya. Auditor akan menyajikan temuan audit dalam laporan audit
mereka dan memberikan rekomendasi kepada manajemen perusahaan tentang langkah-
langkah yang dapat diambil untuk memperbaiki pengendalian internal yang ada.
Dengan demikian, perancangan program audit untuk pengujian pengendalian
terhadap piutang merupakan langkah krusial dalam proses audit yang bertujuan untuk
memastikan bahwa pengendalian internal perusahaan dalam mengelola piutangnya telah
dirancang dengan baik dan berfungsi secara efektif. Dengan demikian, perusahaan dapat
meminimalkan risiko atas potensi kehilangan piutang, penipuan, atau kesalahan dalam
pencatatan transaksi piutang, serta memastikan integritas dan transparansi informasi
keuangan mereka.

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Terkait Piutang


Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) dan Dewan Standar Syariah Ikatan
Akuntan Indonesia (DSAS IAI) serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang
berada dibawah pengawasannya. Dengan adanya Standar akan menjadi acuan dan pedoman
dalam penyusunan laporan keuangan. Di dunia ada 2 standar yang dijadikan referensi yaitu
International Financial Reporting Standard (IFRS) dan US Generally Accepted Accounting
Principles (US-GAAP). IFRS disusun oleh International Accounting Standard Board
(IASB) sedangkan US-GAAP disusun oleh Financial Accounting Standar Board (FASB).
Di Indonesia, Efektif per 1 Januari 2015 secara garis besar akan konvergen dengan
International Financial Reporting Standards (IFRS) yang berlaku efektif 1 Januari 2014.
DSAK IAI telah berhasil meminimalkan perbedaan antara kedua standar, dari tiga tahun di
1 Januari 2012 menjadi satu tahun di 1 Januari 2015. Ini merupakan suatu bentuk komitmen
indonesia melalui DSAK IAI dalam memainkan perannya selaku satu-satunya anggota G20
di kawasan Asia Tenggara. Dengan perbedaan yang semakin sedikit antara SAK dan IFRS
maka diharapkan akan memberikan manfaat bagi pemangku kepentingan di Indonesia.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan atau International Financial Reporting
Standard (PSAK) adalah nama lain dari SAK yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) sejak tahun 2012 lalu sampai dengan tahun 2021.
Standar akuntansi merupakan barometer suatu pijakan dalam penyusunan laporan
keuangan, agar laporan keuangan tersebut dapat dimengerti oleh semua unsur pemakai dari
yang dihasilkan oleh akuntansi dan standar yang digunakan perusahaan yang memiliki
akuntabilitas publik, yang terdaftar atau dalam proses pendaftaran di pasar modal. Standar
ini diadopsi dari internasional financial reporting standar (IFRS) melalui IAI, telah
menetapkan dan melakukan adopsi penuh IFRS mulai tahun 2012. Proses adopsi ini sesuai
dengan kondisi hukum dan bisnis yang ada, penambahan dan pengurangan dari IFRS
dituang dalam PSAK tersendiri sehingga dengan cepat dapat mengetahui perbedaan IFRS
dan PSAK.
Sedangkan Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik
(SAK ETAP) dipergunakan bagi entitas yang akuntabilitas publiknya tidak terlalu bagus
sedangkan laporan keuangannya hanya ditujukan untuk tujuan umum pengguna eksternal.
ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak
adanya laporan laba rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidaK berwujud,
dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan.
Tujuan Standar Akuntansi Keuangan adalah menetapkan dasar-dasar bagi penyajian
laporan keuangan untuk tujuan umum yang selanjutnya disebut laporan keuangan agar
dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan perusahaan lain. Pengakuan,
pengukuran, dan pen gungkapan transaksi dan peristiwa tertentu diatur dalam standar
akuntansi terkait.
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) terkait piutang merangkum
pedoman dan prinsip yang digunakan dalam mengukur, mengakui, dan mengungkapkan
piutang dalam laporan keuangan suatu entitas bisnis. PSAK merupakan landasan bagi
praktik akuntansi di Indonesia, dan pemahaman yang mendalam tentang PSAK terkait
piutang sangat penting bagi perusahaan dan auditor untuk memastikan bahwa piutang telah
dikelola dan dilaporkan dengan benar. Pemahaman yang mendalam tentang PSAK terkait
piutang penting karena memastikan bahwa perusahaan mematuhi standar akuntansi yang
berlaku dan memberikan pengungkapan yang memadai tentang piutang dalam laporan
keuangannya. Hal ini juga penting bagi auditor dalam melakukan audit terhadap piutang
suatu entitas bisnis, karena memungkinkan mereka untuk mengevaluasi kepatuhan
perusahaan terhadap PSAK serta kualitas pengungkapan piutang dalam laporan keuangan.
PSAK terkait piutang memainkan peran yang penting dalam praktik akuntansi dan audit di
Indonesia. Pemahaman yang mendalam tentang PSAK ini membantu memastikan bahwa
piutang telah dikelola dan dilaporkan dengan benar, serta memastikan transparansi dan
akuntabilitas informasi keuangan perusahaan kepada para pemangku kepentingan.

E. Evaluasi Hasil Dan Contoh Kasus


Evaluasi hasil dari proses audit terhadap siklus piutang serta penerapan PSAK terkait
piutang adalah tahap yang krusial dalam memastikan integritas dan akurasi informasi
keuangan sebuah entitas bisnis. Melalui evaluasi ini, auditor dapat memberikan kontribusi
yang signifikan dalam menyoroti kekuatan dan kelemahan dalam pengelolaan piutang
perusahaan, serta memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang berkelanjutan.
Salah satu aspek penting dari evaluasi hasil adalah mengidentifikasi temuan audit
yang relevan dengan siklus piutang dan penerapan PSAK terkait piutang. Auditor akan
menganalisis hasil pengujian pengendalian dan substantif yang telah dilakukan untuk
memahami apakah pengelolaan piutang perusahaan telah sesuai dengan ekspektasi dan
standar yang ditetapkan. Temuan audit yang signifikan dapat berkisar dari kelemahan
dalam pengendalian internal hingga ketidaksesuaian dengan persyaratan PSAK.
Sebagai contoh, dalam proses pengujian pengendalian terhadap piutang, auditor
mungkin menemukan bahwa perusahaan memiliki kelemahan dalam prosedur penagihan
piutang yang dapat menyebabkan penundaan dalam penerimaan pembayaran dari
pelanggan. Hal ini dapat menimbulkan risiko atas potensi kehilangan piutang dan
mempengaruhi likuiditas perusahaan. Dalam hal ini, auditor dapat merekomendasikan
perbaikan dalam proses penagihan piutang untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan piutang.
Selain itu, dalam evaluasi hasil, auditor juga akan memeriksa kepatuhan perusahaan
terhadap persyaratan PSAK terkait piutang. Auditor akan menilai apakah piutang telah
diakui, diukur, dan diungkapkan dengan benar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi
yang berlaku. Temuan audit terkait ketidaksesuaian dengan PSAK dapat menjadi sinyal
peringatan bagi perusahaan untuk memperbaiki praktik akuntansi mereka.
Sebagai contoh, auditor mungkin menemukan bahwa perusahaan tidak
mengungkapkan informasi yang memadai tentang risiko kreditur yang tidak dapat
membayar dalam laporan keuangannya, sesuai dengan persyaratan PSAK terkait
pengungkapan piutang. Hal ini dapat mengarah pada ketidakjelasan bagi para pemangku
kepentingan tentang risiko yang dihadapi perusahaan terkait dengan piutangnya. Auditor
dapat merekomendasikan perbaikan dalam pengungkapan informasi risiko kreditur untuk
meningkatkan transparansi laporan keuangan perusahaan.
Dengan demikian, evaluasi hasil audit terhadap siklus piutang dan penerapan PSAK
terkait piutang memainkan peran yang krusial dalam memastikan integritas dan akurasi
informasi keuangan perusahaan. Melalui identifikasi temuan audit dan pemberian
rekomendasi untuk perbaikan, auditor dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pengelolaan piutang mereka, serta memastikan kepatuhan mereka terhadap
standar akuntansi yang berlaku. Dengan demikian, evaluasi hasil audit tidak hanya
memberikan insight tentang kinerja perusahaan dalam pengelolaan piutang, tetapi juga
memberikan arahan untuk perbaikan yang berkelanjutan dalam praktik akuntansi dan
pengendalian internal perusahaan.

Contoh Kasus: Evaluasi Hasil Audit Terhadap Siklus Piutang


Dalam sebuah perusahaan ritel besar yang memiliki ribuan pelanggan, auditor
menemukan temuan yang signifikan selama proses audit terhadap siklus piutang. Melalui
pengujian pengendalian dan substantif yang dilakukan, auditor menemukan bahwa
perusahaan memiliki kelemahan dalam prosedur pemantauan piutang yang dapat
menyebabkan penundaan dalam penerimaan pembayaran dari pelanggan.
Kasus ini bermula ketika auditor melakukan pengujian pengendalian terhadap
prosedur pemantauan piutang perusahaan. Auditor menemukan bahwa perusahaan tidak
memiliki prosedur yang memadai untuk memantau dan mengevaluasi kewajiban piutang
pelanggan secara teratur. Proses pemantauan piutang masih dilakukan secara manual dan
tidak terstruktur, menyebabkan keterlambatan dalam mengidentifikasi pelanggan yang
belum membayar.
Setelah mengidentifikasi kelemahan ini, auditor kemudian melakukan pengujian
substantif untuk mengevaluasi dampak dari kelemahan tersebut terhadap saldo piutang
perusahaan. Auditor menemukan bahwa penundaan dalam pemantauan piutang telah
menyebabkan akumulasi piutang yang belum diselesaikan oleh pelanggan, sehingga
mempengaruhi likuiditas perusahaan dan meningkatkan risiko atas potensi kehilangan
piutang.
Untuk menyelesaikan masalah ini, auditor memberikan rekomendasi kepada
manajemen perusahaan untuk meningkatkan prosedur pemantauan piutang mereka.
Rekomendasi tersebut termasuk implementasi sistem informasi yang terintegrasi untuk
memantau piutang secara real-time, peningkatan dalam proses penagihan piutang, dan
pelatihan kepada staf terkait untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pentingnya
pengelolaan piutang yang efektif.
Manajemen perusahaan kemudian menerima rekomendasi tersebut dan mengambil
tindakan segera untuk memperbaiki prosedur pemantauan piutang mereka. Mereka
mengimplementasikan sistem informasi baru yang memungkinkan mereka untuk melacak
piutang secara lebih efisien dan mengirimkan pengingat pembayaran kepada pelanggan
yang belum membayar secara otomatis. Selain itu, mereka juga meningkatkan komunikasi
dengan departemen penagihan untuk memastikan bahwa piutang diselesaikan tepat waktu.
Setelah perubahan ini diterapkan, auditor melakukan follow-up untuk memverifikasi
efektivitas perbaikan yang telah dilakukan oleh manajemen perusahaan. Auditor
menemukan bahwa perusahaan telah berhasil mengurangi jumlah piutang yang belum
diselesaikan dan meningkatkan likuiditas mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat
menghindari risiko potensial atas kehilangan piutang dan memastikan integritas informasi
keuangan mereka.
Dengan demikian, kasus ini menunjukkan betapa pentingnya evaluasi hasil audit
terhadap siklus piutang dalam mengidentifikasi kelemahan dalam pengelolaan piutang
perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk perbaikan yang berkelanjutan. Melalui
kolaborasi antara auditor dan manajemen perusahaan, perusahaan dapat meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pengelolaan piutang mereka, serta memastikan kepatuhan mereka
terhadap standar akuntansi yang berlaku.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Evaluasi hasil audit terhadap siklus piutang dan penerapan PSAK terkait piutang
adalah tahap penting dalam memastikan integritas dan akurasi informasi keuangan suatu
entitas bisnis. Dengan mengidentifikasi temuan audit dan rekomendasi untuk perbaikan,
auditor dapat membantu perusahaan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan
piutang mereka, serta memastikan kepatuhan mereka terhadap standar akuntansi yang
berlaku. Melalui evaluasi ini, perusahaan dapat mengambil langkah-langkah untuk
meningkatkan praktik akuntansi dan pengendalian internal mereka, sehingga memastikan
kelangsungan dan keberhasilan operasional mereka dalam mengelola piutang. Dengan
demikian, kolaborasi antara auditor dan manajemen perusahaan memainkan peran krusial
dalam memastikan keberlanjutan dan integritas informasi keuangan perusahaan.

B. Saran
Perusahaan disarankan untuk memperkuat pengendalian internal terkait pengelolaan
piutang guna mengurangi risiko atas potensi kehilangan piutang dan meningkatkan
likuiditas. Selain itu, perlu memastikan kepatuhan penuh terhadap PSAK terkait piutang
untuk memastikan pengungkapan yang akurat dan transparan dalam laporan keuangan.
Evaluasi hasil audit harus menjadi dasar bagi perusahaan untuk mengidentifikasi area
perbaikan dan mengambil langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pengelolaan piutang.
DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, M. H. (2020). Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Berbasis ISA pada PT
X oleh KAP Kanaka Puradiredja Suhartono.
Arifullah, M. N., & Firmansyah, A. (2021). Pencadangan Piutang pada Perusahaan Sub-
sektor Perbankan di Indonesia: Implementasi Penerapan PSAK 71. Current Jurnal
Kajian Akuntansi Dan Bisnis Terkini, 2(1), 122-142.
Habibie, N. (2013). Analisis pengendalian intern piutang usaha pada PT Adira finance
cabang manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 1(3).
HALIM, N., Menne, F., & Rahim, A. (2024). Akuntansi Piutang Murabahah Berbasis Psak
102. Andi Pandangai Journal: Journal of Economic and Social Science, 1(1), 47-55.
Haryani, I., Yunita, D. I., & Rini Indahwati, S. E. (2022). Penerapan Psak 71 Dalam
Perhitungan Cadangan Penurunan Nilai Piutang Pada Pt. Pelabuhan Indonesia
(Persero) Regional 1 Cabang Belawan. Prosiding Konferensi Nasional Social &
Engineering Polmed (KONSEP), 3(1), 312-323.
Prawojo, C. C. (2021). Penerapan audit manajemen terhadap siklus penagihan piutang
PT. Anugrah Cahya Sejahtera (Doctoral dissertation, Universitas Pelita Harapan
Surabaya-Faculty Of Business School-Department Of Accounting).
Sari, V. K. (2019). Audit Manajemen Atas Fungsi Keuangan Terhadap Pengelolaan
Piutang dan Penerimaan Kas Pada PT. Kalindo Etam. Ekonomia, 8(3), 113-123.

Anda mungkin juga menyukai