5024-Article Text-17382-1-10-20231227
5024-Article Text-17382-1-10-20231227
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
1, 2 Program Studi Biologi, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Universitas Hindu
Indonesia
* Email: arsanacita@gmail.com
ABSTRAK
Mitokondria sebagai pusat kontrol metabolisme seluler dan eksekutor kematian
sel. Mitokondria juga memiliki perangkat genetik sendiri yaitu DNA mitokondria DNA
mitokondria memiliki karakteristik khas yang berbeda dengan DNA inti, dan menjadi
penanda forensik yang cukup penting. mtDNA sering digunakan dalam kasus dimana
bukti biologi ada dalam jumlah sangat sedikit. mtDNA mengalami laju mutase ang sangat
tingga diakibatkan oleh paparan Reactive Oxygen Species. Sebagai upaya kompensasi
mitokondria yang mengalami kerusakan maka mitokndria dapat mengalami biogenesis.
WIDYA BIOLOGI
sedangkan ruang diantara membran luar demikian seringkali rambut, tulang, atau
dan membran dalam dikenal sebagai ruang gigi hanyalah bukti yang tersisa dari
antar membran. Membran luar permeabel kasus-kasus kriminal, sehingga analisis
untuk sebagian besar molekul kecil dan mtDNA dapat membantu memecahkan
ion karena mengandung banyak porin, kasus tersebut (Isenberg & Moore, 1999).
suatu protein transmembran dengan pori Peper ini membahas tentang
besar sehingga memungkinkan molekul karakteristik DNA mitokondria serta
yang mencapai ukuran 5000 Dalton dapat biogenesisnya sebaga upaya kompensasi
lewat. Sebaliknya membran dalam mitokondria yang mengalami kerusakan.
inpermeabel terhadap ion atau molekul
polar, tetapi bersifat permeabel terhadap PEMBAHASAN
molekul kecil yang tidak bermuatan, DNA mitokondria (mtDNA)
seperti air, oksigen, CO 2 , NH 3, dan asam manusia sangat karakteristik dan berbeda
monokarboksilat (seperti 3- dengan DNA inti. Karakteristik tersebut
mitokondria atau sering disingkat mtDNA. dalam sel lebih banyak dibandingkan
mtDNA ini terletak di dalam matriks semi dengan DNA inti (Pakendorf & Stoneking,
basa), yakni basa adenin, timin, guanin Pada sel anak, mtDNA hanya
dan sitosin (Isenberg & Moore, 1999). disumbangkan oleh ibu dan sperma sama
DNA inti, dan menjadi penanda forensik kepala sperma, dan pada saat terjadinya
yang cukup penting. mtDNA sering fertilisasi hanya bagian kepala sperma
digunakan dalam kasus dimana bukti yang mengalami penetrasi ke dalam telur
biologi mungkin terdegradasi atau ada sementara bagian lainnya yakni leher dan
dalam jumlah sedikit. Dalam situasi ekor yang mengandung mitokondria
57
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
Gambar 1. mtDNA yang diturunkan secara maternal. Individu yang ditandai dengan warna
biru memiliki urutan mtDNA yang sama karena berasal dari garis keturunan
perempuan. Jadi semua anak pada generasi pertama mempunyai mtDNA yang
sama, tetapi pada generasi kedua mtDNA yang sama hanya didapatkan dari
garis keturunan perempuan (Isenberg & Moore, 1999).
Jumlah copy mtDNA lebih banyak set kromosom maternal. Setiap set terdiri
dibandingkan dengan DNA inti dalam sel. atas 23 kromosom. Sementara itu sel dapat
Sel hanya memiliki satu inti, dimana mengandung ratusan hingga ribuan
dalam inti sel terdapat 2 set kromosom, mitokondria dan masing-masing
yaitu satu set kromosom paternal dan satu mitokondria dapat mengandung beberapa
58
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
copy mtDNA. DNA inti memiliki jumlah sangat terbatas, seperti sampel-sampel
basa yang lebih banyak dibandingkan yang diambil dari kasus kriminal yaitu
mtDNA, tetapi molekul mtDNA terdapat rambut, tulang, gigi, cairan tubuh (air liur,
dalam jumlah copy yang jauh lebih banyak air mani, darah)(Isenberg & Moore, 1999).
daripada molekul DNA inti. Karakteristik Karakteristik ini digambarkan pada
mtDNA ini sangat berguna pada situasi di Gambar 2.
mana jumlah DNA dalam sampel ini
Gambar 2. Perbedaan antara mtDNA dengan DNA inti (Isenberg & Moore, 1999).
Struktur DNA inti berupa molekul yang terlibat dalam proses fosforilasi
double-stranded yang berbentuk linear oksidatif, 22 gen yang mengkode tRNA,
dan dikemas dalam kromosom. Sedangkan dan 2 gen yang mengkode rRNA
mtDNA berupa molekul double-stranded (Pakendorf & Stoneking, 2005). Non
yang berbentuk sirkuler, dimana satu coding region memiliki dua region dengan
strand disebut sebagai strand H (Heavy) tingkat polimorfisme yang tinggi, kedua
dan satu strand lagi disebut sebagai strand region tersebut disebut Hypervariable
L (Light). Genom mtDNA tersusun atas Region I (HV1) dengan panjang sekitar
sekitar 16,569 pb dan mempunyai dua 342 pb dan Hypervariable Region II
region yaitu coding region dan non coding (HV2) dengan panjang sekitar 268 pb
region atau control region atau D-Loop. (Isenberg & Moore, 1999). Struktur
Coding region mengandung 37 gen yang genom mtDNA digambarkan pada
terdiri atas 13 gen pengkode protein Gambar 3.
59
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
Gambar 3. Struktur genom mtDNA. Dalam gambar ditampilkan region; 2 gen rRNA
((12S dan 16S), 3 gen cytochrome oxidase (COI, COII, dan COIII), 7 gen
NADH dehydrogenase (N1-N6, N4L), 2 gen ATPase (6 dan 8), gen
cytochrome b, 22 gen tRNA (disimbulkan dengan huruf P,T, E, L, S,
H,R,G,K,S,D,Y,C,N,A,W,M,Q, I, L, V, dan F) , 2 origins of replication (OH
dan OL), dan control region atau D-Loop (Pakendorf & Stoneking, 2005)
Perbedaan antara DNA inti dengan menjadi ROS terutama superoxide (O2 •−)
mtDNA lainya adalah mtDNA memiliki sebagai produk samping (Figueiredo et al.,
laju mutasi yang lebih tinggi dibandingkan 2008). ROS merupakan agen oksidasi
dengan DNA inti. Rata-rata laju mutasi yang sangat tidak stabil sehingga dapat
mtDNA diestimasi 0,017 x 10-6 dengan mudah bereaksi dengan unsur-
substitusi/site/tahun, dan bahkan pada unsur dalam sel seperti lemak, asam
HV1 dan HV2 region mempunyai laju amino, karbohidrat, dan DNA. ROS
lebih tinggi (Pakendorf & Stoneking, telah diyakini menimbulkan terjadinya
2005). Tingginya laju mutasi mtDNA peroksidasi lipid membran sel (Ngurah,
terutama diakibatkan oleh paparan 2007) (Setiawan & Suhartono, 2007);
Reactive Oxygen Species (ROS )(Martini (Golden, 2009); (Kothari et al., 2010),
& Passos, 2023). Seperti diketahui bahwa apoptosis, dan kerusakan Deoxyribo
selama oksidasi fosforilasi untuk Nucleic Acid (DNA) (Kothari et al., 2010).
membentuk energi (ATP), sekitar 5 % dari Kondisi ini pada akhirnya akan
oksigen yang dikonsumsi akan dikonversi berdampak sangat luas pada tubuh seperti
60
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
61
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
62
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456
WIDYA BIOLOGI
DAFTAR PUSTAKA
WIDYA BIOLOGI
WIDYA BIOLOGI
65