Anda di halaman 1dari 10

Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783

E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

KARAKTERISTIK DNA MITOKONDRIA

CHARACTERISTICS OF MITOCHONDRIA DNA

I Nyoman Arsana1 * dan Ni Ketut Ayu Ayu Juliasih2

1, 2 Program Studi Biologi, Fakultas Teknologi Informasi dan Sains Universitas Hindu
Indonesia
* Email: arsanacita@gmail.com

ABSTRAK
Mitokondria sebagai pusat kontrol metabolisme seluler dan eksekutor kematian
sel. Mitokondria juga memiliki perangkat genetik sendiri yaitu DNA mitokondria DNA
mitokondria memiliki karakteristik khas yang berbeda dengan DNA inti, dan menjadi
penanda forensik yang cukup penting. mtDNA sering digunakan dalam kasus dimana
bukti biologi ada dalam jumlah sangat sedikit. mtDNA mengalami laju mutase ang sangat
tingga diakibatkan oleh paparan Reactive Oxygen Species. Sebagai upaya kompensasi
mitokondria yang mengalami kerusakan maka mitokndria dapat mengalami biogenesis.

Kata kunci: mitokondria, biogenesis, Genom.


ABSTRACT
Mitochondria is the control center of cellular metabolism and executor of cell
death. Mitochondria also has a genetic device, mitochondrial DNA. mtDNA has distinctive
characteristics that are different from nuclear DNA and is a marker of forensics that is
quite important, where it is often used in cases where biological evidence exists in very
small amounts. mtDNA experiences a very high mutation rate due to exposure to Reactive
Oxygen Species, so to compensate mitochondria that are damaged, mitochondria can
undergo biogenesis.

Keywords: mitochondria, biogenesis, genome.

PENDAHULUAN dalam proses penuaan sel (Martini &


Mitokondria merupakan Passos, 2023)
pembangkit energi mikroskopik yang ada Mitokondria berupa organel
dalam sel. Mitokondria membentuk bermembran yang berbentuk lonjong,
hampir semua energi dan panas tubuh, panjang sekitar 2 µm dan diameter 0,5
mengkonsumsi sebagian besar oksigen µm. Mitokondria memiliki dua sistem
dan kalori, serta pusat kontrol membran yaitu; membran luar, dan
metabolisme seluler dan eksekutor membran dalam yang luas berlipat-lipat
kematian sel (apoptosis) (Brown, disebut krista. Ruang yang dibatasi
2003);(Thakur et al., 2020), juga berperan membran dalam disebut sebagai matrik,
56
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

sedangkan ruang diantara membran luar demikian seringkali rambut, tulang, atau
dan membran dalam dikenal sebagai ruang gigi hanyalah bukti yang tersisa dari
antar membran. Membran luar permeabel kasus-kasus kriminal, sehingga analisis
untuk sebagian besar molekul kecil dan mtDNA dapat membantu memecahkan
ion karena mengandung banyak porin, kasus tersebut (Isenberg & Moore, 1999).
suatu protein transmembran dengan pori Peper ini membahas tentang
besar sehingga memungkinkan molekul karakteristik DNA mitokondria serta
yang mencapai ukuran 5000 Dalton dapat biogenesisnya sebaga upaya kompensasi
lewat. Sebaliknya membran dalam mitokondria yang mengalami kerusakan.
inpermeabel terhadap ion atau molekul
polar, tetapi bersifat permeabel terhadap PEMBAHASAN
molekul kecil yang tidak bermuatan, DNA mitokondria (mtDNA)
seperti air, oksigen, CO 2 , NH 3, dan asam manusia sangat karakteristik dan berbeda
monokarboksilat (seperti 3- dengan DNA inti. Karakteristik tersebut

hidroksibutirat, asetoasetat, dan asetat) diantaranya adalah; DNA mitokondria


(Kovacic et al., 2005). hanya diturunkan lewat jalur ibu tanpa

Disamping sebagai pembangkit rekombinasi kedua parental, memiliki laju

energi, mitokondria juga memiliki mutasi yang lebih tinggi dibandingkan


perangkat genetik sendiri yaitu DNA dengan DNA inti, jumlah copy mtDNA

mitokondria atau sering disingkat mtDNA. dalam sel lebih banyak dibandingkan
mtDNA ini terletak di dalam matriks semi dengan DNA inti (Pakendorf & Stoneking,

cair dan tersusun atas 16.569 pb (pasang 2005).

basa), yakni basa adenin, timin, guanin Pada sel anak, mtDNA hanya
dan sitosin (Isenberg & Moore, 1999). disumbangkan oleh ibu dan sperma sama

DNA mitokondria memiliki sekali tidak berkontribusi. Hal ini terjadi


karakteristik khas yang berbeda dengan karena mtDNA tidak terletak di bagian

DNA inti, dan menjadi penanda forensik kepala sperma, dan pada saat terjadinya

yang cukup penting. mtDNA sering fertilisasi hanya bagian kepala sperma
digunakan dalam kasus dimana bukti yang mengalami penetrasi ke dalam telur

biologi mungkin terdegradasi atau ada sementara bagian lainnya yakni leher dan
dalam jumlah sedikit. Dalam situasi ekor yang mengandung mitokondria

57
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

tertinggal. Dalam situasi demikian dapat secara maternal akan menunjukan


dikatakan bahwa mtDNA tidak mengalami kesamaan yang besar, misalnya antara
rekombinasi dari kedua parental, saudara laki-laki dan dan perempuan atau
walaupun ada juga yang menyebutkan antara ibu dengan anak perempuannya
bahwa rekombinasi mungkin tejadi sekitar (Isenberg & Moore, 1999). Sedangkan
0,7% dari total mtDNA karena DNA inti akan diteruskan kepada sel anak
mitokondria memiliki enzim rekombinase dengan cara rekombinasi kedua parental
yang fungsional namun bagaimana sehingga akan bersifat unik untuk setiap
mekanisme itu terjadi masih belum jelas individu karena mewarisi sifat dari dari
(Pakendorf & Stoneking, 2005). Dengan kedua parental. Pewarisan mtDNA secara
demikian urutan mtDNA yang diperoleh maternal digambarkan pada Gambar 1.

Gambar 1. mtDNA yang diturunkan secara maternal. Individu yang ditandai dengan warna
biru memiliki urutan mtDNA yang sama karena berasal dari garis keturunan
perempuan. Jadi semua anak pada generasi pertama mempunyai mtDNA yang
sama, tetapi pada generasi kedua mtDNA yang sama hanya didapatkan dari
garis keturunan perempuan (Isenberg & Moore, 1999).

Jumlah copy mtDNA lebih banyak set kromosom maternal. Setiap set terdiri
dibandingkan dengan DNA inti dalam sel. atas 23 kromosom. Sementara itu sel dapat
Sel hanya memiliki satu inti, dimana mengandung ratusan hingga ribuan
dalam inti sel terdapat 2 set kromosom, mitokondria dan masing-masing
yaitu satu set kromosom paternal dan satu mitokondria dapat mengandung beberapa
58
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

copy mtDNA. DNA inti memiliki jumlah sangat terbatas, seperti sampel-sampel
basa yang lebih banyak dibandingkan yang diambil dari kasus kriminal yaitu
mtDNA, tetapi molekul mtDNA terdapat rambut, tulang, gigi, cairan tubuh (air liur,
dalam jumlah copy yang jauh lebih banyak air mani, darah)(Isenberg & Moore, 1999).
daripada molekul DNA inti. Karakteristik Karakteristik ini digambarkan pada
mtDNA ini sangat berguna pada situasi di Gambar 2.
mana jumlah DNA dalam sampel ini

Gambar 2. Perbedaan antara mtDNA dengan DNA inti (Isenberg & Moore, 1999).

Struktur DNA inti berupa molekul yang terlibat dalam proses fosforilasi
double-stranded yang berbentuk linear oksidatif, 22 gen yang mengkode tRNA,
dan dikemas dalam kromosom. Sedangkan dan 2 gen yang mengkode rRNA
mtDNA berupa molekul double-stranded (Pakendorf & Stoneking, 2005). Non
yang berbentuk sirkuler, dimana satu coding region memiliki dua region dengan
strand disebut sebagai strand H (Heavy) tingkat polimorfisme yang tinggi, kedua
dan satu strand lagi disebut sebagai strand region tersebut disebut Hypervariable
L (Light). Genom mtDNA tersusun atas Region I (HV1) dengan panjang sekitar
sekitar 16,569 pb dan mempunyai dua 342 pb dan Hypervariable Region II
region yaitu coding region dan non coding (HV2) dengan panjang sekitar 268 pb
region atau control region atau D-Loop. (Isenberg & Moore, 1999). Struktur
Coding region mengandung 37 gen yang genom mtDNA digambarkan pada
terdiri atas 13 gen pengkode protein Gambar 3.

59
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Gambar 3. Struktur genom mtDNA. Dalam gambar ditampilkan region; 2 gen rRNA
((12S dan 16S), 3 gen cytochrome oxidase (COI, COII, dan COIII), 7 gen
NADH dehydrogenase (N1-N6, N4L), 2 gen ATPase (6 dan 8), gen
cytochrome b, 22 gen tRNA (disimbulkan dengan huruf P,T, E, L, S,
H,R,G,K,S,D,Y,C,N,A,W,M,Q, I, L, V, dan F) , 2 origins of replication (OH
dan OL), dan control region atau D-Loop (Pakendorf & Stoneking, 2005)

Perbedaan antara DNA inti dengan menjadi ROS terutama superoxide (O2 •−)
mtDNA lainya adalah mtDNA memiliki sebagai produk samping (Figueiredo et al.,
laju mutasi yang lebih tinggi dibandingkan 2008). ROS merupakan agen oksidasi
dengan DNA inti. Rata-rata laju mutasi yang sangat tidak stabil sehingga dapat
mtDNA diestimasi 0,017 x 10-6 dengan mudah bereaksi dengan unsur-
substitusi/site/tahun, dan bahkan pada unsur dalam sel seperti lemak, asam
HV1 dan HV2 region mempunyai laju amino, karbohidrat, dan DNA. ROS
lebih tinggi (Pakendorf & Stoneking, telah diyakini menimbulkan terjadinya
2005). Tingginya laju mutasi mtDNA peroksidasi lipid membran sel (Ngurah,
terutama diakibatkan oleh paparan 2007) (Setiawan & Suhartono, 2007);
Reactive Oxygen Species (ROS )(Martini (Golden, 2009); (Kothari et al., 2010),
& Passos, 2023). Seperti diketahui bahwa apoptosis, dan kerusakan Deoxyribo
selama oksidasi fosforilasi untuk Nucleic Acid (DNA) (Kothari et al., 2010).
membentuk energi (ATP), sekitar 5 % dari Kondisi ini pada akhirnya akan
oksigen yang dikonsumsi akan dikonversi berdampak sangat luas pada tubuh seperti
60
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

terjadinya kanker dan penyakit-penyakit mtDNA mutant dan wild-type terdapat di


kronis lainnya (Waris & Ahsan, 2006). dalam organel yang sama (Figueiredo et
Disamping itu, mtDNA tidak dilindungi al., 2008).
oleh protein histon seperti pada DNA inti Ketika terjadi sitokinesis maka
dan sistim repair sehingga tidak dapat mtDNA didistribusikan secara acak ke
memperbaiki kesalahan yang terjadi dalam sel anak, dan sel anak mungkin
selama sintesis (Figueiredo et al., 2008). berbeda dalam hal tingkat heteroplasmy
Mutan mtDNA biasanya berada yang pada gilirannya akan mengarah
bersama dengan wild-type di dalam sel, kepada terbentuknya mtDNA mutan atau
hal ini dikenal dengan heteroplasmy, wild-type dalam sel anak, yang tergantung
dimana derajat heteroplasmy sering kepada komposisi sel parental. Jika sel
bervariasi pada jaringan berbeda pada maternal berisi mtDNA heteroplasmy,
individu yang sama. Mutasi mtDNA maka tingkat heteroplasmy pada sel anak
heteroplasma sering dikaitkan dengan tidak akan berubah secara signifikan.
patologi manusia karena menyebabkan Sebaliknya jika sel maternal berisi
disfungsi mitokondria yang lebih parah mtDNA homoplasmy yaitu mtDNA
daripada mutasi mtDNA homoplasma. dengan tipe sama, maka tingkat
Dalam kondisi normal, mtDNA dapat heteroplasmy pada sel anak akan berubah
memperbaiki disfungsi mitokondria. secara dramatis. Dengan kata lain bahwa
Namun, jika sampai pada tingkat sel anak mungkin hanya mengandung
heteroplasma tertentu, kompensasi mtDNA mutan atau hanya wild-tipe
tersebut tidak akan mencukupi dan (Mazunin et al., 2010).
mengarah pada ekspresi klinis Sebagian besar mtDNA mutan
penyakit(Dong et al., 2023) Ada tiga tipe bersifat resesif dan jika mtDNA mutan
heteroplasmy ; intercellular yaitu mtDNA bersifat merugikan maka akan terjadi
mutan dan wild-type terdapat dalam sel biogenesis mitokondria sebagai
berbeda; intracellular-intermitochondrial kompensasi dari mitokondria yang rusak
yaitu mtDNA mutan dan wild-type (Wallace, 2005). Proses biogenesis
terdapat di dalam mitokondria berbeda mitokondria merupakan proses yang
tetapi pada sel yang sama; dan kompleks karena mitokondria disusun dari
intracellular-intramitochondrial yaitu protein yang dikode oleh DNA inti dan

61
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

mtDNA. Beberapa jalur signalling ditranslasi lebih lanjut. Protein PGC-1


transkripsi mtDNA diantaranya adalah; yang telah terbentuk setelah translasi akan
calcium/calmodulin-dependent protein ditranslokasi kembali menuju nukleus
kinase (CaMK), protein kinase C (PKC), untuk mengatur transkripsi gen-gen
dan calcineurin (Figueiredo et al., 2008). metabolik dan transcription factor lainya
Biogenesis mitokondria dipercaya dengan berikatan pada berbagai macam
dapat dipicu oleh olahraga teratur (Niklas transcription factor (TF) serta coactivator
et al., 2010). Selama olahraga akan terjadi (CO). PGC-1 juga dapat mengatur
kontraksi otot, terutama otot skelet, kembali transkripsi PGC-1 itu sendiri.
dimana kontraksi ini dipicu oleh Aktivitas PGC-1 dapat dihambat ketika
peningkatan kadar Ca+2 dalam sitoplasma suatu represor (R) terikat pada PGC-1,
yang dilepaskan oleh retikulum
dan hambatan ini dapat dilepaskan oleh
sarkoplasmik. Peningkatan kadar Calsium
posforilasi protein p38. Salah satu
(Ca+2 ) dalam sitoplasma, akan
transcription factor yang terbentuk adalah
mengaktivasi calcium/calmodulin-
Tfam (mitochondrial transcription factor
dependent protein kinase (CaMK) atau
A). Tfam dan protein metabolik lainnya
calcineurin signalling pathway. Aktivasi
dikirim ke dalam mitokondria dan
tersebut meningkatkan ekspresi gen untuk
meningkatkan transkripsi gen-gen yang
membentuk nuclear transcription factor
dikode oleh mitokondria dan replikasi
seperti peroxisome-proliferator-activated
mtDNA. Dengan demikian aktivitas fisik
receptor- coactivator-1 (PGC-1).
terutama olahraga teratur, akan
PGC-1 merupakan regulator penting meningkatkan biogenesis mitokondria dan
untuk biogenesis mitokondria. PGC-1 kapasitas oksidatif otot skelet yang pada
mempunyai kemampuan meningkatkan gilirannya akan meningkatkan kesehatan
aktivitas transkripsi gen target dengan (Joseph et al., 2004). Mekanisme ini
mengikat regulator transkripsi tambahan digambarkan pada Gambar 4.
(Joseph et al., 2004).
Transkrip PGC-1 mengalami
translokasi menuju sitoplasma untuk

62
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Gambar 4. Mekanisme biogenesis mitokondria. Olahraga memicu transkripsi PGC-1


yang selanjutnya memicu transkripsi Tfam sebagai faktor transkripsi untuk
mengatur ekspresi mtDNA. PGC-1α : peroxisome proliferator-activated
receptor-γ coactivator-1; mtDNA: mitochondrial DNA; TFAM :
mitochondria transcription factor A; CaMK : Ca2+/calmodulin-dependent
protein kinase; CREB: cAMP response element binding; MEF2: myocyte
enhancing factor 2; TF transcription factor; CO: coactivator ; R:
repressor(Joseph et al., 2004).

SIMPULAN inti. Dan memiliki laju mutasi yang lebih


DNA mitokondria memiliki tinggi dibandingkan dengan DNA inti.
karakteristik yang khas yang Biogenesis mitokondria dapat terjadi
membedakannya dengan DNA inti. sebagai upaya untuk mengkompensasi
Perbedaan tersebut diantaranya adalah mitokondria yang rusak. Regulator
DNA mitokondria hanya diturunkan lewat penting untuk biogenesis mitokondria
jalur ibu tanpa rekombinasi kedua adalah peroxisome-proliferator-activated
parental, jumlah copy mtDNA dalam sel receptor- coactivator-1 (PGC-1).
lebih banyak dibandingkan dengan DNA

DAFTAR PUSTAKA

Brown, G. C. (2003). No says yes to 28


mitochondria. Science, 299(5608),
838–839. Dong, X. C., Liu, C., Zhuo, G. C., &
https://doi.org/10.1126/science.10820 Ding, Y. (2023). Potential Roles of
63
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

mtDNA Mutations in PCOS-IR: A https://doi.org/10.2174/09298670577


Review. Diabetes, Metabolic 4370646
Syndrome and Obesity, 16(January),
139–149. Martini, H., & Passos, J. F. (2023).
https://doi.org/10.2147/DMSO.S3939 Cellular senescence: all roads lead to
60 mitochondria. FEBS Journal, 290(5),
1186–1202.
Figueiredo, P. A., Mota, M. P., Appell, H. https://doi.org/10.1111/febs.16361
J., & Duarte, J. A. (2008). The role of
mitochondria in aging of skeletal Mazunin, I. ., Volodko, N. V,
muscle. Biogerontology, 9(2), 67–84. Starikovskaya, E. B., & Sukernik, R.
https://doi.org/10.1007/s10522-007- . (2010). Mitochondrial Genome and
9121-7 Human Mitochondrial Diseases.
Molecular Biology, 44(5), 665–681.
Golden, N. (2009). Peroksidasi Lipid
Membran Sel Pascainjeksi FeCl3 Ngurah, I. B. (2007). PERANAN
Intrakortikal Meningkatkan Kejadian ANTIOKSIDAN PADA
Kejang pada Tikus Wistar Muda. OLAHRAGA. Medicina, 38(1), 3–6.
Udayana.
Niklas, P., Li, W., Jens, W., Michail, T., &
Isenberg, A. R., & Moore, J. M. (1999). Kent, S. (2010). Mitochondrial gene
Mitochondrial DNA Analysis at the expression in elite cyclists: Effects of
FBI Laboratory. Forensic Science high-intensity interval exercise.
Communication, 1(2), 1–27. European Journal of Applied
Physiology, 110(3), 597–606.
Joseph, A. ., Pilegaard, H., Litvintsev, A., https://doi.org/10.1007/s00421-010-
Leick, L., & Hood, D. . (2004). 1544-1
Control of Gene Expression and
Mitochondrial Biogenesis in The Pakendorf, B., & Stoneking, M. (2005).
Muscular Adaptation to Endurance Mitochondrial DNA and human
Exercise. The Biochemical Society, evolution. Annual Review of
42, 13–29. Genomics and Human Genetics, 6,
165–183.
Kothari, S., Thompson, A., Agarwal, A., https://doi.org/10.1146/annurev.geno
& du Plessis, S. S. (2010). Free m.6.080604.162249
radicals: Their beneficial and
detrimental effects on sperm Setiawan, B., & Suhartono, E. (2007).
function. Indian Journal of Peroksidasi Lipid dan Penyakit
Experimental Biology, 48(5), 425– Terkait Stres Oksidatif pada Bayi
435. Prematur. Majalah Kedokteran
Indonesia, 57(1), 10–14.
Kovacic, P., Pozos, R. S., Somanathan, R., https://doi.org/10.1007/s13398-014-
Shangari, N., & O’Brien, P. J. 0173-7.2
(2005). Mechanism of Mitochondrial
Uncouplers, Inhibitors, and Toxins: Thakur, N., Sharma, A. K., Singh, H., &
Focus on Electron Transfer, Free Singh, S. (2020). Role of
Radicals, and Structure -Activity Mitochondrial DNA (mtDNA)
Relationships. Current Medicinal Variations in Cancer Development: A
Chemistry, 12(22), 2601–2623. Systematic Review. Cancer
64
Volume 14 Nomor 02 Desember 2023 P ISSN : 2086-5783
E ISSN : 2655-6456

WIDYA BIOLOGI

Investigation, 38(7), 375–393. https://doi.org/10.1146/annurev.genet


https://doi.org/10.1080/07357907.20 .39.110304.095751
20.1797768
Waris, G., & Ahsan, H. (2006). Reactive
Wallace, D. C. (2005). A mitochondrial oxygen species: Role in the
paradigm of metabolic and development of cancer and various
degenerative diseases, aging, and chronic conditions. Journal of
cancer: A dawn for evolutionary Carcinogenesis, 5, 1–8.
medicine. Annual Review of https://doi.org/10.1186/1477-3163-5-
Genetics, 39, 359–407. 14

65

Anda mungkin juga menyukai