Dermatitis: Atopi
Dermatitis: Atopi
Hendra Santosa, Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, IDAI, 2010; Hal 234-243
Jurnal Biomedik (JBM), Volume 6, Nomor 2, Juli 2014, hlm. 76-83
Patogenesis
Faktor Imunologis
Ekspresi sitokin yang berasal dari Th1 dan Th2
Pada lesi yang akut ditandai dengan kadar IL-4, IL-5, dan IL-13 yang tinggi sedangkan pada yang kronis disertai
kadar IL-4 dan IL-13 yang lebih rendah, tetapi kadar IL-5, GM-CSF (granulocyte-macrophage colony-stimulating
factor), IL-12 dan INF nya lebih tinggi
● Di antara mediator yang dilepaskan oleh sel mast, yang berperan pada pruritus adalah vasoaktif amin, seperti
histamin, kinin, bradikinin, leukotrien, prostaglandin
● Trauma mekanik (garukan) akan melepaskan TNF-a dan sitokin pro inflammatory lainnya di epidermis, yang
selanjutnya akan meningkatkan kronisitas DA dan bertambah. beratnya eksema.
● Kulit penderita DA mengandung sel Langerhans (LC) yang mempunyai afinitas tinggi untuk mengikat antigen asing
(Ag) dan IgE lewat reseptor FceRI pada permukaannya, dan berperan untuk mempresentasikan alergen ke limfosit
Th2, mengaktifkan sel memori Th2 di kulit dan yang juga berperan mengaktifkan Th0 menjadi Th2 di dalam
sirkulasi.
Hendra Santosa, Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, IDAI, 2010; Hal 234-243
Faktor Non Imunologis
yaitu faktor genetik kulit yang kering (xerosis), sehingga ambang batas
gatal menurun, sehingga rangsangan yang ringan mengakibatkan rasa gatal
Faktor pencetus :
● Makanan
● Alergen Hirup
● Infeksi kulit
Hendra Santosa, Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, IDAI, 2010; Hal 234-243
Dermatitis
Atopi
Manifestasi Klinis
● Umumnya gejala DA timbul sebelum bayi berumur 6 bulan, dan jarang terjadi di bawah usia 8
minggu
Lopez YIL, Hammadi AA et al. Epidemiology, Diagnosis, and Treatment of Atopic Dermatitis in the Developing Countries of Asia, Africa, Latin America, and the Middle East:
A Review .NCBI. 2019; 9 : 685-705.
Diagnosis
Memenuhi kriteria diagnosis dermatitis atopik
● Kriteria mayor (>3)
● Pruritus
● Morfologi dan ditribusi khas:
Dewasa: likenifikasi fleksura
Bayi dan anak: lokasi kelainan di daerah muka dan ekstensor
● Dermatitis bersifat kronik residif
● Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya
● Kriteria minor (>3)
● Xerosis
● Iktiosis/pertambahan garis di palmar/ keatosis pilaris
● Reaktivitas pada uji kulit tipe cepat
Hendra Santosa, Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, IDAI, 2010; Hal 234-243
● Peningkatan kadar IgE ● Kepucatan/ eritema daerah muka
● Kecendrungan mendapat infeksi kulit/ ● Pitiriasis alba
kelainan imunitas selular ● Lipatan leher anterior
● Dermatitis pada areola mammae
● Keilitis ● Gatal bila berkeringat
● Konjungtivitis berulang ● Intoleransi terhadap bahan wol dan lipid
● Lipatan Dennie-Morgan daerah infraorbita solven
● Keratokonus
● Katarak subskapular anterior ● Gambaran perifolikular lebih nyata
● Hiperpigmentasi daerah orbita ● Intoleransi makanan
● Perjalanan penyakit dipengaruhi lingkungan
dan emosi
● White dermographism/delayed blanch
Hendra Santosa, Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, IDAI, 2010; Hal 234-243
Terapi
Dibagi atas 2 bentuk:
● Pengobatan topikal (krim pelembab dengan dasar lanolin, krim air dalam minyak, atau urea10%
dalam krim)
● Pengobatan sistemik; antihistamin: difenhidramin, kortikosteroid oral (sangat terbatas) seperti
prednison 0,5-1mg/kgBB/hari selama 4 hari
● Antibiotik sistemik jika ada infeksi sekunder : eritromisin, sefalosporin,kloksasiklin, ampisilin
Edukasi :
● Hindari kontak dengan alergen, memotong kuku untuk mengurangi abrasi kulit, mandi dengan air
hangat, kurangi kontak sabun pada genitalia, aksila, tangan dan kaki, gunakan sabun yang lembut,
keringkan dan gunakan pelembab.
Prognosis
● 70-90% sembuh tanpa kecacatan
Hendra Santosa, Buku Ajar Alergi Imunologi Anak, IDAI, 2010; Hal 234-243