Anda di halaman 1dari 100

9/13/16

Bernadus Irawan
Akademi Analis Kesehatan Nasional
Surakarta

Dasar-dasar Mikroskopi
dan
Perawatan Dasar Mikroskop
AAK Nasional Surakarta
Click to edit Master subtitle style

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

Daftar Isi
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.

9/13/16

Teori Dasar Mikroskop


Jenis Mikroskop dan Metode
Observasi
Komponen Mikroskop Cahaya
Pemilihan Mikroskop
Bahan Rendaman / Imersi
Mikrometer
Perawatan Dasar Mikroskop
Pemindahan dan penyimpanan
Mikroskop
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

A. Teori Dasar Mikroskop

Mikroskop Monokuler

Mikroskop Binokuler

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

Mikroskop ?
Berasal dari 2 kata yaitu :
Mikroskop : Merupakan
a) Mikros ;Kecil
alat bantu dalam melihat
b)Scope ;Melihat suatu benda dalam ukuran
Kecil

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

Prinsip Dasar Mikroskop


Mikroskop memiliki 3 prinsip dasar,yaitu :
1. Perbesaran / Magnification
2. Resolusi / Resolution
3. Kontras / Contrast

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

1. Perbesaran /
Magnification

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

2. Resolusi / Resolution
Resolusi merupakan kemampuan bagian optik
dari sebuah mikroskop untuk membedakan 2 garis
atau titik dari sebuah obyek yang diamati.
Semakin besar resolusi,maka semakin kecil jarak
antara 2 garis atau titik dapat dibedakan,maka
semakin baik pula mikroskop .

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

3. Kontras / Contrast
Kontras disini merupakan kemampuan
sebua sistem optik dari mikroskop dalam
membedakan intensitas cahaya dan
intensitas warna dari sebuah obyek atau
lebih pada sebuah bidang lapang
pandang,sehingga obyek tersebut dapat
dilihat dengan jelas.

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

3. Kontras / Contrast

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

10

Prinsip Dasar Sistem Optik

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

11

B. Jenis Mikroskop dan


Metode Observasi

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

12

Jenis Mikroskop Berdasarkan Sistem


Pencahayaan
1.
2.
3.

9/13/16

SEM ( Scaning Elektron Mikroskop )/


Mikroskop Pindai Elektron ( MEP )
TEM ( Transmition Elektron Mikroskop )
Mikroskop transmisi elektron ( MTE )
Compound Light Mikroscope ( Mikroskop
Cahaya )

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

13

B .1 SEM ( Scaning Elektron Mikroskop )/


Mikroskop Pindai Elektron ( MEP )

Mikroskop jenis ini memiliki ciri khas :


Resolusi tinggi ( hingga I nm)
Menggunakan Elektrostatistik dan elektro magnetik
sebagai sumber cahaya.
Pembesaran tinggi hingga 40.000 X
Memiliki Kemampuan pengamatan 3D

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

14

B.2 TEM ( Transmition Elektron


Mikroskop ) Mikroskop transmisi elektron
( MTE )
Mikroskop jenis ini memiliki ciri khas :
Memiliki cara kerja mirip proyektor slide,dimana elektron
ditembakkan / ditembuskan ke dalam obyek pengamatan dan
pengamat mengamati hasil proyeksinya melalui layar.
Menggunakan Elektro statik dan Elektro Magnetik Sebagai
sumber sistem cahaya.
Memiliki resolosi tinggi hingga 0.5 nm
memiliki perbesaran hingga 500.000 X
Kemampuan pengamatan 2D

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

15

B.3 Compound Light


Mikroscope ( Mikroskop
Cahaya )

Mikroskop jenis ini memiliki ciri khas :


Perbesaran rendah ( Kurang dari 2000 X )
Resolusi rendah
Kemampuan pengamatan 2D dan 3D

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

16

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

17

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

18

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

19

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

20

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

21

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

22

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

23
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

24

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

25

9/13/16
copyright 2006 www.brainybetty.com

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

26

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

27

Video Brightfield
VIDEO\BRIGHTFIELD\Nikon (30 frames s
econd_ 1 spf) feeding process.mp4
VIDEO\BRIGHTFIELD\Nikon Ink injection
into yolk sac artery of 72 hour-old ch
ick embryo.mp4

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

28

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

29

Video
VIDEO\DARKFIELD\amoeba01.mpg
VIDEO\DARKFIELD\dileptus01df20x.mp
g

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

30

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

31

video
VIDEO\PHASE_CONTRAST\actinophrys
03pc20x.mpg
VIDEO\PHASE_CONTRAST\PH_DIC_amo
eba01ob.mpg

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

32

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

33

video
VIDEO\DIFFERENTIAL_INTERF_CONTRAST\
Nikon Movement of organelles in pla
nt cells.mp4
VIDEO\DIFFERENTIAL_INTERF_CONTRA
ST\DIC_echiniscus.mpg

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

34

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

35

video
VIDEO\FLUORESCENCE\Nikon
Complexity
of
ureteric
bud
branching
and
nephron
formation.mp4
VIDEO\FLUORESCENCE\FLR_GFP_
Golgi_DsRed_Mito.m1v

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

36

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

37

Video
VIDEO\POLARIZATION\POL_cholesterol
02.mpg
VIDEO\POLARIZATION\POL_glutamicaci
d01.mpg

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

38

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

39

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

40

9/13/16
Akademi
Analis Kesehatan Nasional Surakarta

41

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

42

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

43

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

44

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional


Surakarta

45

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional


Surakarta

46

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

47

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

48

9/13/16

49
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

50

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

51

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

52

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

53

Bagian-bagian Mikroskop

Bagian-bagian Mikroskop
1. Eyepiece / oculars (lensa okuler) Untuk
memperbesar bayangan yang dibentuk
lensa objektif
2. Revolving nosepiece (pemutar lensa
objektif) Untuk memutar lensa objektif
sehingga mengubah perbesaran.
3. Observation tube (tabung pengamatan/
tabung okuler), tabung penghubung
antara lensa okuler dan lensa objektif
4. Stage (meja objek). Preparat / sediaan
spesimen diletakkan di sini

Bagian-bagian Mikroskop
5.

Condenser (condenser) Untuk mengumpulkan cahaya


supaya tertuju ke lensa objektif

6.

Objective lense (lensa objektif) Memperbesar spesimen

7.

Brightness adjustment knob (pengatur kekuatan lampu)


Untuk memperbesar dan memperkecil cahaya lampu

8.

Main switch (tombol on-off)

9.

Diopter adjustmet ring (cincin pengatur diopter) Untuk


menyamakan focus antara mata kanan dan kiri

10. Interpupillar distance adjustment knob (pengatur jarak


interpupillar)
11. Specimen holder (penjepit spesimen)

Bagian-bagian Mikroskop
12. Illuminator (sumber cahaya)
13. Vertical feed knob (sekrup pengatur
vertikal)
Untuk
menaikkan
atau
menurunkan object glass
14. Horizontal feed knob (sekrup pengatur
horizontal) Untuk menggeser ke kanan /
kiri objek glas
15. Coarse focus knob (sekrup fokus kasar)
untuk Menaik turunkan meja benda (untuk
mencari fokus) secara kasar dan cepat

Bagian-bagian Mikroskop
17.Fine focus knob (sekrup fokus
halus) untuk Menaik turunkan
meja benda secara halus dan
lambat
18. Observation tube securing
knob
(sekrup
pengencang
tabung okuler)
19.Condenser adjustment knob
(sekrup pengatur kondenser)
Untuk
menaik-turunkan
kondenser

Prosedur Operasi
1. Menyalakan lampu tekan tombol on (8) atur
kekuatan lampu dengan memutar bagian (7)
2. Menempatkan spesimen pada meja benda
a. Letakan objek glas diatas meja benda (4)
kemudian jepit dengan (11). Jika meja benda
belum turun, diturunkan dengan sekrup
kasar (15)
b. Cari bagian dari objek glas yang terdapat
preparat ulas (dicari dan diperkirakan
memiliki gambar yang jelas) dengan
memutar sekrup vertikal dan horizontal (13)

Prosedur Operasi
3. Memfokuskan
a. Putar Revolving nosepiece (2) pada
perbesaran objektif 4x lalu putar sekrup
kasar (15) sehingga meja benda bergerak ke
atas untuk mencari fokus b.Setelah fokus
perbesaran 4 x 10 didapatkan, maka putar
(2) pada perbesaran selanjutnya yaitu
perbesaran objektif 10x. kemudian putar
sekrup halus (16) untuk mendapatkan
fokusnya

Prosedur Operasi
Catatan:
Setelah
mendapatkkan
fokus pada perbesaran tetentu, misal
40 x, dan ingin memutar objektif ke
perbesaran 100 x, maka meja benda
tidak perlu diturunkan dan tidak
perlu khawatir bahwa lensa objektif
akan menggesek cover glass karena
terdapat sisa jarak A yang lebih kecil
antara cover glass dengan lensa
objektif (lihat tabel diatas).
Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

Prosedur Operasi
Berikut adalah tabel yang menunjukan
jarak antara spesimen dengan lensa
objektif jika fokus telah didapatkan
Perbesaran
objektif

4x

10x

40x

60x

Jarak A
(mm)

29

6,3

0,53

0,29

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

D. Pemilihan Mikroskop
Dalam
memilih
jenis
mikroskop,harus
memperhatikan beberapa hal berikut :
1.
2.
3.
4.

9/13/16

Jenis Spesimen yang akan diamati


Metode Observvasi
Perbesaran yang dibutuhkan
Bugdet yang tersedia

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

63

9/13/16

64

Apakah Imersi ?
Imersi atau perendaman merupakan teknik
yang digunakan untuk meningkatkan resolusi
( Resolution) dan Kecerahan ( Brigthness ) dari
bayangan yang dibentuk oleh mikroskop.
Dalam meningkatan resolusi dan kecerahan
bayangan pada mikroskop dapat dicapai dengan
merendam lensa obyektif dan sampel dalam
cairan transparan yang memiliki indeks bias
tinggi,sehingga meiningkatkan angka/indeks
celah ( Numerical Aperture ) dari lensa obyektif
9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

65

9/13/16

66

Jenis Media Imersi

9/13/16

Media

Indeks Bias

Udara

1.0003

Air

1.333

Minyak Silikon

1.404

Gliserin

1.4695

Minyak Parafin

1.480

Minyak Kayu Cedar

1.515

Minyak Kayu Sintetis

1.515

Anisol

1.5178

Bromonapthalen

1.6585

Methylene Iodide

1.740

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

67

Minyak Imersi / Oil Immersion


MinyakImersimerupakancairanminyak

yang
transparandanmemilikikarakteristikoptikdanvisk
ositaskhusus
yang
diperlukandalampengamatanmikroskopis.
CairanInimemilikinilaiindeks bias / n = ( suhu 23
0
C)

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

68

Jenis Minyak Imersi


Banyak tipe minyak imersi yang
beredar
dipasaran,diantaranya
adalah :
1) Type A
Digunakan untuk
pemakaian normal,viscositas rendah
( 150 cSt )
2) Type B
Digunakan untuk
pemakaian normal,viscositas tinggi (
1.250 cSt )
9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

69

Jenis Minyak Imersi


3) Type 300

Minyak imersi tipe ini digunakan


dalam proses hematologi otomatis yang
mensyaratkan ada sifat fisik dan sifat
optik yang akurat,maka minyak imersi ini
ideal untuk mendapatkan pencitraan
bayangan yang sangat baik dan
pengolahan mekanis.
Minyak Imersi ini dirancang dan
diproduksi untuk memenuhi persyaratan
ketat dari peralatan yang digunakan,yang
meliputi viskositas khusus dan kontrol
yang konsisten.
Viscositas ; Medium ( 300 cSt )

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

70

Jenis Minyak Imersi


4) Type 37

Minyak imersi tipe ini digunakan


pada lingkungan suhu > 23 0C 37 0C.
Mnyak Imersi ini dibuat khusus untuk
suku lingkungan normal manusia.
Minyak ini dapat dicampur dengan
tipe B ( 23 0C ).
Viscositas ; Tinggi ( 125000 cSt @ 37
0
C)
Indeks Bias : 1.515 ( 37 0 C )

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

71

Jenis Minyak Imersi


5) Type NVH

Minyakimersitipeinidigunakanpadami
kroskopjenisinverted,horizontaldanmi
ring,danuntukjenislensaobyektifLong
Working
Distance
ataulensaobyetiffokusJauh,sertajaraksa
mpeldenganlensaobyektifatausampelde
ngankondesoradalahrelatifjauh. (
Viscositas ; Extra Tinggi ( 21.000 cSt

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

72

Jenis Minyak Imersi


4) Type 37

Minyak imersi tipe ini digunakan


pada lingkungan suhu > 23 0C 37 0C.
Mnyak Imersi ini dibuat khusus untuk
suku lingkungan normal manusia.
Minyak ini dapat dicampur dengan
tipe B ( 23 0C ).
Viscositas ; Tinggi ( 125000 cSt @ 37
0
C)
Indeks Bias : 1.515 ( 37 0 C )

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

73

9/13/16

74

Mikrometer Mikroskop
Cahaya

1) Mikrometer Obyektif /
Stage Micrometer
2) Mikrometer Okuler /
Eyepiece Micrometer

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

75

1) Mikrometer Okuler /
Eyepiece Mikrometer

Merupakan Mikrometer yang dipasang


di lensa okuler,dan digunakan sebagai
alat ukur obyek yang diamati.
Pada mikrometer jenis ini tidak
memiliki satuan,hanya berupa garis
garis dan angka.

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

76

2) Mikrometer Obyektif /
Stage Micrometer
Merupakan Mikrometer yang dipasang
di meja preparat ,dan digunakan
sebagai alat ukur pembanding atau
referensi terhadap mikrometer okuler.
Mikrometer ini juga serin disebut
Mikrometer Kalibrasi.
Perbesaran

9/13/16

Akademi Analis Kesehatan Nasional Surakarta

77

Perbedaan Mikrometer Obyektif


dengan mikrometer Okuler
Mikrometer Okuler

Mikrometer Obyektif

1. Tidak memiliki satuan besaran


jarak ( mm , Mikron)

1. Memiliki satuan ukur absolut


( mm , Mikron)

2. Hanya Memiliki garis sumbu


ukur atau skala, baik dalam
bentuk garis lurus,persegi empat
atau lingkaran,

2. Memiliki garis sumbu ukur atau


skala, baik dalam bentuk garis
lurus,persegi empat atau
lingkaran,yang dibagi dalam
satuan yang lebih kecil. ( mikron
meter )

3. Angka yang tertera hanya


angka-angka tanpa satuan

3. Angka yang tertera memiliki


satuan

9/13/16

78

9/13/16

79

9/13/16

80

9/13/16

81

9/13/16

82

Kalibrasi
Menurut ISO 17025 : 2005 Kalibrasi
merupakan kegiatan untuk menentukan
kebenaran konvensional nilai penunjukkan
ALAT UKUR dan BAHAN UKUR dengan
cara membandingkan terhadap STANDAR
UKUR yang mampu telusur ke STANDAR
NASIONAL
dan
atau
STANDAR
INTERNASIONAL untuk satuan ukuran
atau bahan acuan tersertifikasi.
9/13/16

83

Kapan melakukan
Kalibrasi ?
a) Ganti Lensa Obyektif / Lensa Okuler
b) Adanya perpindahan Mikroskop ( adanya
getaran )
c) Setelah 5 tahun dikalibrasi.

9/13/16

84

Perhitungan Kalibrasi Linier


Kemungkinan yang terjadi pada
kalibrasi Mikrometer Obyektif :
1) Total panjang skala ukur Mikrometer
Okuler lebih pendek dari total
panjang skala Mikrometer Obyektif.
2) Total panjang skala ukur Mikrometer
Okuler sama dengan panjang skala
mikrometer obyektif.
3) Total panjang skala ukur Mikrometer
Okuler lebih panjang dari total
9/13/16

85

9/13/16

86

9/13/16

87

G. Perawatan dasar
Mikroskop

9/13/16

88

Masalah Utama pada


Mikroskop

9/13/16

89

a) Jamur
Jamur
bukan
saja
merusak lensa, tetapi juga
dapat
menyebabkan
bayangan
obyek
yang
dihasilkan
tidak
baik
bahkan sulit di identifikasi.

9/13/16

90

Bagaimana Jamur dapat merusak lensa ?

Uap air diudara yang bercampur


dengan
akar
jamur
akan
mengakibatkan timbulnya asam.
Jamur pertama merusak bagian
pelapis
lensa
yang
berfungsi
memantulkan
cahaya
dan
kemudianbaru merusak bagian
9/13/16

91

9/13/16

92

Pencegahan timbulnya Jamur


1) Menjaga mikroskop tetap bersih
dan kering
2) Tempat menyimpan mikroskop
jauh dari sumber air
3) Tempatkan mikroskop pada tempat
yang berventilasi baik.
4) Simpan mikroskop ditempat yang
sejuk dan kering.
5) Tempat menyimpan mikroskop
diberikan lampu dan silica gel.

9/13/16

93

b) Cairan Imersi
Cairan imersi yang digunakan terutama pada
imersi jenis minyak dapat merusak pelapis dan
bagian lensa bila tidak dibersihkan.
Umumnya pada minyak imersi dapat membeku
dan menutupi permukaan lensa apabila tidak
segera dibersihkan.

9/13/16

94

c) Debu
Minyak pelumas yang digunakan dapat
menarik debu sekitar dan membuat
pergerakan
sistem
mekanik
pada
mikroskop menjadi tidak lancar.
Debu pada lensa dapat menimbulkan
bayangan yang tidak diperlukan.
Debu dapat pula membiaskan cahaya dan
membuat gambar kelihatan buram.

9/13/16

95

Pembersihan Lensa
Obyektif

Bersihkan Ujung lensa Obyektif

1.
2.

9/13/16

Setelah minyak imersi digunakan ,bersihkan dengan segera lensa


obyektif.
Jangan sampai minyak imersi membeku dan berdampak pada
fokus bayangan.
96

9/13/16

97

9/13/16

98

Lampiran
LAMPIRAN_Panduan Perawatan
Mikroskop Olympus CX21.pdf

9/13/16

99

TERIMA
Terima
KASIH
Kasih

Anda mungkin juga menyukai