Anda di halaman 1dari 26

Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Anggota: Fadhil Erlangga Erwin


(17141043B)
Rini Anggraini (17141054B)
Prihatin Cahya Pertiwi
(17141055B)
Ferro Indah R.(17141065B)
Cecillia Debora M.S (17141067B)
Destrina Richil J. (17141077B)
Marika Widi W. (17141078B)
Denny Setiawan (17141095B)
Dosen Pengampu:
Ghani Nurfianan P.S., M,Farm.,Apt.
FAKULTAS FARMASI
D-III FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA

KLT merupakan:
Suatu teknik kromatografi yang digunakan untuk
memisahkan campuran yang tidak volatile. Yang
dilakukan pada selembar kaca, plastik, atau aluminium
foil yang dilapisi dengan lapis tipis bahan absorben,
biasanya silika gel, aluminium oksida, atau selulosa.

Lapis Tipis terdiri dari:


Plat: kaca, Alumunium, plastik
Adsorben: silika gel, alumina, selulosa, dll
Macam-macam adsorben di pasaran:
Silika gel G, silika gel GF, silika gel H
Alumina H, Alumina HF
Selulosa

SILIKA GEL: SiOH, SiO2


Sifat polar
Silika gel G (mengandung pengikat gipsum CaSO4: 5-15%
Silika gel S (mengandung pengikat starch =pati
Silika gel GF254 (mengandung pengikat gipsum & indikator
fluoresensi timah kadmium sulfida/mangan timah silikat aktif, yang
berfluoresensi pada 254 nm
Silika gel H/silika gel N (tanpa mengandung pengikat)
biasanya untuk kromatografi vakum
Silika gel F254 (tanpa pengikat, tp mengandung indikator floresensi)
Silika gel PF 254 & 366 (untuk pemisahan preparatif & mengandung
indikator floresensi)

* Silika Gel G

mengandung 13% Kalsium Sulfat sebagai zat perekat


biasanya mengandung ion logam (besi) dihilangkan dg
pelarut metanol : asam HCl pekat = 9 : 1

* Silika Gel H

digunakan untuk pemisahan yang spesifik, terutama


lipida netral.
dpt memisahkan berbagai digliserida spt 1,2 digliserida
dari 1,3 digliserida; fosfatidil gliserol dari poligliserida
fosfat.

* Silika Gel PF

senyawa organik yg terikat dpt berfluoresensi.

Alumina Al2O3
Kurang polar dibanding silika gel
Almunina basa, netral, asam
Alumina G, F, H, P

ALUMINA

* Mampu memisahkan bermacam

senyawa terpen, alkaloid,


steroid,alisiklik, alifatik dan aromatik
* Tidak mengandung zat perekat
* Sifat sedikit alkalis
* Dapat digunakan dengan ataupun tanpa
aktivasi

Mekanisme KLT (fase diam Silika /Alumina):


1. Adsorbsi senyawa pada adsorben/penjerap/fase
diam
2. Kompetisi fase gerak & solut untuk berikatan
dengan fase diam, dimana solut lepas dari
permukaan fase diam => desorbsi
3. Senyawa dielusi oleh eluen/pengembang/fase
gerak

Penampak Bercak:
1. Visual => analit berwarna
2. Penampak bercak kimia
Misalnya: Uap Iodium, Asam sulfat
pekat, ninhidrin
3. Lempeng diberi fluoresensi

Penampak Bercak kimia, berdasarkan sifatnya:


1. Permanen: Asam sulfat pekat, ninhidrin
2. Sementara: Uap Iodium
Penampak Bercak kimia, berdasarkan spesifisitasnya:
1. Spesifik:
ninhidrin untuk zat dengan atom N (protein,
Alkaloid dll)
2. Umum:
Uap Iodium, Asam sulfat pekat (hampir semua zat)

Metode Pengembangan pada KLT


Berdasar arah pengembangan:
Menaik
Menurun
Berdasarkan Dimensi:
Pengembangan 1 dimensi
> 1 tahap
> lebih dari 1 tahap
Pengembangan 2 dimensi

Penggunaan KLT:
1. Untuk penentuan jumlah komponen dalam campuran.
2. Untuk penentuan identitas antara dua
campuran.
3. Untuk memonitor perkembangan reaksi.
4. Untuk penentuan keefektifan pemurnian.
5. Untuk penentuan kondisi yang sesuai untuk
pemisahan pada kromatografi kolom.
6. Untuk memonitor kromatografi kolom .

Berdasarkan jenis fase, pengembangan dibagi:


Fase normal: jika fase diam lebih polar dari fase
gerak
Fase terbalik: jika fase gerak lebih polar dari fase
diam
Contoh fase normal: KLT dengan fase diam Silika
dan fase gerak petroleum eter
Contoh fase terbalik: KLT dengan fase diam C18
dengan fase gerak metanol

Keuntungan KLT
Banyak digunakan karena :
sederhana, mudah difahami secara teknik
waktu analisis relatif pendek, dpt diulangi
setiap saat
Ekonomis
daya pisah cukup baik

Kekurangan KLT
Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstrak
untuk mendapatkan bercak atau noda yang
diharapkan
Butuh sistem trial and error untuk
menentukan sistem eluen yang cocok.
Memerlukan waktu yang cukup lama jika
dilakukan secara tidak tekun.

PENDAHULUAN
Menurut Bold and Wynne (1985) alga diklasifikasikan dalam empat kelas besar yaitu
Chlorophyceae (alga hijau), Cyanophyceae (alga hijau-biru), Phaeophyceae (alga
coklat), dan Rhodophyceae (alga merah). Setiap kelas alga memiliki ciri warna
tertentu, karena adanya jenis pigmen yang dikandungnya. Alga mengandung tiga
jenis pigmen utama yaitu : klorofil, karotenoid, dan fikobilin.

Menurut Mantiri dan Kepel (1999), pigmen karotenoid dapat berperan sebagai
provitamin A, sebagai antioksidan, pencegah kanker dan sebagai pewarna alami.
Menurut Anggrahini (2002), pigmen karotenoid dari alga coklat dapat dijadikan
sebagai bahan sediaan obat antibakteri. antibakteri adalah substansi yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroorganisme bahkan dapat menghancurkan atau
membunuhnya (Setiabudy dkk., 1980).

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui kandungan pigmen dan aktivitas
antibakteri dari alga coklat Sargassum polycystum (C.A Agardh)

METODE PENELITIAN
Sampel alga coklat yang digunakan dalam penelitian diambil dari perairan
pantai Rap-rap. Sampel diambil pada kedalaman 30 cm dengan
menggunakan tangan.
Ekstraksi

Sampel alga coklat Sargassum polycystum


yang digunakan di
ekstraksi menggunakan larutan aseton dan petroleum eter. Hasil Ekstrak
Pigmen Total dipekatkan dengan alat Rotary Vaccum Evaporator pada suhu 30
C dan tekanan 556
Mbar.
Isolasi Jenis Pigmen

Isolasi jenis pigmen pada ekstrak alga coklat Sargassum polycystum (C.
Agardh) menggunakan analisis Kromatografi Lapis Tipis (KLT) mengikuti
metode Matsjeh (1999). Pengembang yang digunakan dalam pemisahan
jenis pigmen menggunakan larutan pengembang petroleum eter dan aseton
dengan perbandingan 80 : 20.
Hasil pengambangan tersebut akan
menghasilkan fraksi-fraksi yang selanjutnya di analisis dengan
spektrofotometer sehingga ditemukan jenis pigmennya. Jenis pigmen yang
teridentifikasi dalam golongan pigmen xantofil akan dilanjutkan dengan uji
antibakteri.

Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan dua metode


yaitu
metode Kirby - Bauer
metode pengenceran.
Metode difusi agar diperkenalkan pertama kali oleh
William Kirby dan Alfred Bauer pada tahun 1966.
Metode ini didasarkan pada hubungan ukuran zona hambat
dan sensitivitas atau resistensi bakteri pada konsentrasi
tertentu.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Ekstrak pigmen total dalam petroleum eter
dua bagian:

dibagi menjadi

Bagian yang pertama digunakan untuk serapan


spektrofotometer dan dilanjutkan dengan analisis kromatografi
lapis tipis,,
Bagian ekstrak yang lain diekstraksi lanjut berdasarkan
beda pelarut.
Ekstrak yang berwarna hijau diasumsikan mengandung
pigmen klorofil maka serapan spektrofotometer dilakukan
diantara panjang gelombang 350-700 nm.

Berdasarkan Tabel 1 di atas, masing-masing ekstrak pigmen total dari alga


coklat Sargassum polycystum (C.A. Agardh) membentuk dua puncak
serapan maksimum pada panjang gelombang yang berbeda. Salah satu
bentuk spectrogram ekstrak pigmen total dari alga coklat Sargassum
polycystum (C.A. Agardh) tampak pada Gambar 1.

Gambar 1. Hasil analisis spektrogram ekstrak pigmen total alga coklat


Sargassum polycystum (C. Agardh)

Bentuk serapan maksimum spektrofotometer, puncak gelombang


pertama berada pada panjang gelombang 376,6 nm, sedangkan
serapan maksimum spektrofotometer puncak gelombang kedua berada
pada panjang gelombang 661,2 nm. Bentuk spektrogram tersebut
diasumsikan masih terjadi pencampuran jenis pigmen sehingga belum
mampu mengidentifikasi jenis pigmennya.
pencampuran jenis pigmen dari suatu ekstrak organisme
dapat
dipisahkan, menggunakan metode kromatografi lapis tipis (KLT)

Gambar 2. Kromatogram hasil migrasi kromatografi lapis


tipis dari ekstrak alga coklat Sargassum polycystum
(C.Agardh) dengan pengembang petreoleum eter dan aseton
(80:20).

Berdasarkan hasil analisis KLT ekstrak pigmen total dalam


petroleum eter terbentuk 5 fraksi. Kelima fraksi yang
terbentuk di atas plat silika gel kemudian di isolasi dengan
aseton dan diidentifikasi jenis pigmennya menggunakan alat
spektrofotometer, seperti tampak pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil analisis kromatografi lapis tipis dari serapan
maksimum spektrofotometer ekstrak pigmen total alga
coklat Sargassum polycystum (C. Agardh)

Fraksi

Nilai Rf

1,00

Panjang
Gelombang

Warna

Jenis pigmen

434-450-481

Kuning

karoten

0,69

404-661

Abu-abu

Tipe feofitin

0,38

428-662

Hijau

Klorofil a

0,31

428-662

Hijau

Klorofil a

0,13

orange

Tipe lutein

420- 444- 473

KESIMPULAN
Jenis pigmen yang teridentifikasi pada ekstrak pigmen total alga coklat
Sargassum polycystum (C.Agardh) menggunakan metode kromatografi
lapis tipis dan metode spektrofotometer yaitu -karoten, Tipe feofitin,
Klorofil a dan Tipe lutein dengan pengembang petroleum eter dan
aseton (80:20). Jenis pigmen yang ditemukan dari ekstrak hasil
pemisahan beda pelarut yaitu -karoten, xanthofil (zeaxanthin dan
Lutein),klorofil a dan klorofil c.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai