Anda di halaman 1dari 7

The National Institute of

Health Stroke Scale


(NIHSS)
Yonathan Andrian Suparman
No. KETERANGAN PARAMETER YANG DINILAI

1. = Sadar penuh
Tingkat kesadaran: pemeriksa harus menilai respon 2. = Tidak sadar penuh; dapat dibangunkan
penderita walaupun tidak bisa dilakukan evaluasi dengan stimulasi minor (suara)
menyeluruh karena adanya hambatana seperti 3. = Tidak sadar penuh; dapat berespon dengan
1a pemakaian endotracheal tube, gangguan bahasa, trauma stimulasi berulang atau stimulasi nyeri
orotrakeal. Nilai 3 hanya diberikan bila pasien tidak 4. = Koma; tidak sadar dan tidak berespon dengan
memberikan respon pergerakan sama sekali terhadap stimulasi apapun
stimulasi nyeri (kecuali reflex postural)

0 = Benar semua
Menjawab pertanyaan: beri pertanyaan pada bulan apa 1 = 1 benar/ETT/disartria
pasien sedang diperiksa dan berapa usia pasien. 2 = Salah semua/afasia/stupor/koma
Jawaban yang diberikan harus benar-benar tepat,
jawaban yang hampir benar tidak dinilai. Pasien dengan
penurunan kesadaran atau afasia diberikan nilai 2.
Pasien yang tidak mampu bicara dikarenakan adanya
1b
intubasi endotrakeal, trauma orotrakeal, disartria berat
oleh berbagai sebab, atau gangguan bahasa lain selain
afasia diberikan skor 1. Penting untuk diperhatikan
bahwa pemeriksa tidak boleh memberika petunjuk-
petunjuk verbal maupun nonverbal untuk membantu
pasien menjawab pertanyaan

0 = Mampu melakukan 2 perintah


Mengikuti perintah: pasien diminta untuk membuka 1 = Mampu melakukan 1 perintah
tutup mata dan menggenggam dan melepas genggaman 2 = Tidak mampu melakukan perintah
tangan menggunakan ekstremitas yang masih normal.
Gunakan perintah satu-langkah lain apabila tangan
pasien berhalangan untuk diperiksa. Skor penuh
diberikan bila pasien dapat mengikuti perintah walaupun
1c terasa lebih lemah karena kelemahan anggota gerak.
Bila pasien tidak dapat mengikuti perintah, perintah
tersebut dapat diperagakan. Pasien dengan trauma,
amputasi, atau gangguan fisik lainnya harus mendapat
perintah satu-langkah yang sesuai. Berikan skor sesuai
dengan usaha pasien yang pertama kali dilakukan saat
diberikan perintah
0 = Normal
1 = Paresis gaze parsial pada 1 atau 2 mata,
terdapat abnormal gaze namun forced
Gaze: hanya gerakan bola mata horizontal yang deviation atau paresis gaze total tidak ada
diperiksa. Pergerakan bola mata melalui reflek 2 = Forced deviation, atau paresis gaze total
okulosefalik dibenarkan tetapi tes kalori tidak. tidak dapat diatasi dengan maneuver
Bila pasien mengalami deviasi konjugat yang bisa okulosefalik
diatasi dengan gerakan volunter atau reflek,
2 maka skornya 1. Bila pasien mengalami paresis
nervus III, IV, atau VI perifer, berikan skor 1.
Konjugat bisa diperiksa pada pasien afasia.
Pasien dengan trauma mata, kebutaan
sebelumnya, gangguan refraksi atau lapang
pandang dapat diperiksa dengan gerakan refleks.

0 = Tidak ada gangguan


1 = Paralisis minor (sulcus nasolabial rata,
asimetri saat tersenyum)
Visual: lapang pandang diperiksa dengan tes 2 = Paralisis parsial (paralisis total atau near-
konfrontasi. Bila ada gangguan penglihatan atau total dari wajah bagian bawah)
kebutaan pada salah satu mata, maka lapang pandang 3 = Paralisis komplit dari satu atau kedua sisi
diperiksa pada mata yang sehat. Skor 1 diberikan bila wajah (tidak ada gerakan pada sisi wajah atas
3
ditemukan gangguan lapang pandang yang jelas. Bila maupun bawah)
pasien memiliki kebutaan pada kedua mata oleh sebab
apapun, skor 3. Bila ada ekstinsi stimulus visual, skor 1.

0 = Normal
1 = Paralisis minor (sulcus nasolabial rata,
asimetri saat tersenyum)
Paresis wajah: perintahkan, atau peragakan, pasien
2 = Paralisis parsial (paralisis total atau near-
untuk menunjukkan gigi geliginya atau mengkerutkan
total dari wajah bagian bawah)
dahi dan menutup kedua mata. Bila pasien tidak sadar,
3 = Paralisis komplit dari satu atau kedua sisi
4 nilai diberikan pada ekspresi pasien bila diberikan
wajah (tidak ada gerakan pada sisi wajah atas
rangsangan nyeri. Bila terdapat trauma fasial,
maupun bawah)
orotracheal tube, atau penghalang lainnya, sebaiknya
dilepas dahulu sebisanya
0 = Tidak ada drift; lengan dapat
diangkat 90 (45), selama minimal 10 detik
penuh
Motorik lengan: lengan diposisikan pada posisi 1 = Drift; lengan dapat diangkat 90 (45)
yang sesuai yaitu lurus membentuk sudut 90 namun turun sebelum 10 detik, tidak
bila pasien duduk, atau 45 bila berbaring. Drift mengenai tempat tidur
dinilai bila terdapat pergerakan lengan sebelum 2 = Ada upaya melawan gravitasi; lengan
10 detik. Pasien dengan afasia bisa dibantu tidak dapat diangkat atau dipertahankan
5 dengan peragaan atau stimulus suara, tapi tidak dalam posisi 90 (45), jatuh mengenai
dengan stimulus nyeri. Setiap lengan diperiksa tempat tidur, nhamunada upaya melawan
terpisah mulai dari lengan yang sehat. Pasien gravitasi
diberikan skor sulit dinilai hanya bila terdapat 3 = Tidak ada upaya melawan gravitasi,
amputasi atau fusi sendi bahu dan jelaskan tidak mampu mengangkat, hanya bergeser
keadaanya. 4 = Tidak ada gerakan
UN = Amputasi atau fusi sendi,
jelaskan

0 = Tidak ada drift; tungkai dapat


dipertahankan dalam posisi 30 minimal 5 detik
Motorik tungkai: tungkai diposisikan pada posisi yang
1 = Drift; tungkai jatuh persis 5 detik, namun
sesuai yaitu 30 dan selalu pada posisi berbaring. Drift
tidak mengenai tempat tidur
dinilai bila terdapat pergerakan tungkai sebelum 5
2 = Ada upaya melawan gravitasi; tungkai
detik. Pasien dengan afasia bisa dibantu dengan
jatuh mengenai tempat tidur dalam 5 detik,
peragaan atau stimulus suara, tapi tidak dengan
6 namun ada upaya melawan gravitasi
stimulus nyeri. Setiap tungkai diperiksa terpisah mulai
3 = Tidak ada upaya melawan gravitasi
dari tungkai yang sehat. Pasien diberikan skor sulit
4 = Tidak ada gerakan
dinilai hanya bila terdapat amputasi atau fusi sendi
UN = amputasi atau fusi sendi,
pinggul dan jelaskan keadaanya.
jelaskan.

0 = Tidak ada ataksia


Ataksia anggota gerak: periksa pasien dengan mata
1 = Ataksia pada satu ekstremitas
terbuka. Lakukan pemeriksaan telunjuk-hidung dan
2 = Ataksia pada 2 atau lebih ekstremitas
tumit-lutut pada kedua sisi, dan ataksia dinilai bila
UN= Amputasi atau fusi sendi, jelaskan
terdapat inkoordinasi yang tidak sesuai dengan
kekuatan otot penderita. Ataksia dianggap tidak ada
7 pada pasien yang tidak dapat mengerti perintah. Bila
pasien buta, perintahkan pasien untuk menyentuh
hidung dari lengan pada posisi ekstensi. Pasien
diberikan skor sulit dinilai hanya bila terdapat amputasi
atau fusi sendi bahu dan jelaskan keadaanya.

Sensorik: rasa sensasi atau ekspresi menyeringai 0 = Normal; tidak ada gangguan
saat dilakukan pemeriksaan nyeri dengan jarum sensorik
atau gerakan menarik anggota gerak terhadap 1 = Gangguan sensorik ringan-sedang;
nyeri pada pasien afasia atau dengan penurunan sensasi disentuh atau nyeri berkurang
kesadaran. Hanya penurunan sensasi yang namun masih terasa disentuh
disebabkan oleh stroke yang dikatakan abnormal 2 = Gangguan sensorik berat; tidak
dan pemeriksa harus memeriksa beberapa tempat merasakan sentuhan di wajah, lengan,
(lengan, kaki, wajah, tubuh) sebanyak yang atau tungkai
dibutuhkan untuk mendeteksi gangguan sensori
8 secara tepat. Skor 2 diberikan hanya bila terdapat
kehilangan sensasi yang jelas. Pasien dengan
penurunan kesadaran atau afasian hanya bisa
memperoleh nilai 0 atau 1. Pasien dengan stroke
batang otak yang menyebabkan gangguan
sensorik bilateral memperoleh skor 2. Bila pasien
tidak berespon dan menderita quadriplegia,
berikan skor 2. Pasien koma secara langsung
mendapat skor 2

0 = Normal; tidak ada afasia
Bahasa terbaik: banyak informasi yang bisa didapatkan 1 = Afasia ringan-sedang; dapat
mengenai komprehensi pasien pada pemeriksaan- berkomunikasi namun terbatas. Masih dapat
pemeriksaan sebelumnya. Untuk menilai bahasa terbaik, mengenali benda namun kesulitan bicara
pasien diminta untuk menjelaskan apa yang terjadi pada percakapan dan mengerti percakapan
gambar yang diberikan, diminta untuk memberi nama 2 = Afasia berat; seluruh komunikasi melalui
pada benda-benda yang ada pada gambar, dan ekspresi yang terfragmentasi, dikira-kira dan
membaca sekumpulan kalimat. Komprehensi dinilai dari pemeriksa tidak dapat memahami respons
respon yang ada dan juga dari perintah-perintah yang pasien
diberikan pada pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya. 3 = Mutisme, afasia global; tidak ada kata-
Bila terdapat gangguan visual, minta pasien untuk kata yang keluar maupun pengertian akan kata-
9 kata
mendeteksi benda-benda yang diletakkan pada tangan,
ulangi kembali, dan utarakan dalam percakapan. Pasien
yang diintubasi bisa diminta untuk menulis. Pasien
dengan koma langsung mendapat skor 3. Pemeriksa
harus memilih skor yang tepat pada pasien dengan
penurunan kesadaran atau yang tidak kooperatif, akan
tetapi skor 3 hanya diberikan bila pasien benar-benar
tidak biacara dan tidak bisa mengikuti perintah satu-
langkah

= 0
Normal
= 1
Disartria ringan-sedang; pasien pelo
setidaknya pada beberapa kata namun
Disartria: bila pasien sebelumnya normal, pasien meski berat dapat dimengerti
diminta untuk berbicara cukup panjang dengan 2 = Disartria berat; bicara pasien sangat
cara membaca atau mengulangi kata-kata pada pelo namun tidak afasia
kertas pemeriksaan. Bila pasien memiliki afasia UN = Intubasi atau hambatan fisik lain,
berat, artikulasi percakapan harus dinilai. Hanya jelaskan.
10
bila pasien diintubasi atau memiliki penghalang
lain untuk berbicara maka pemeriksa bole
memberikan skor tidak dapat diperiksa dan
jelaskan kondisi yang ada. Jangan beri tahu
pasien mengapa dia dilakukan pemeriksaan

0 = Tidak ada neglect


1 = Tidak ada atensi pada salah satu
modalitas berikut; visual, tactile, auditory,
spatial, or personal inattention.
Pengabaian dan Inatensi: informasi yang cukup
2 = Tidak ada atensi pada lebih dari satu
mengenai pengabaian bisa diperoleh dari pemeriksaan
modalitas
sebelumnya. Bila pasien memiliki gangguan visual berat
tetapi pemeriksaan dengan stimulus pada kulit normal,
11 maka penderita dikatakan normal. Bila pasien
mengalami afasia tapi bisa menoleh ke kedua sisi, maka
pasien dikatakan normal.
Adanya neglect visuospasial atau anosognosia juga bisa
dianggap sebagai suatu abnormalitas.

TOTAL
Keterangan :
Skor < 5: defisit neurologis ringan
Skor 6-14 : defisit neurologis sedang
Skor 15-24 : defisit neurologis berat
Skor 25 : defisit neurologis sangat berat

Anda tahu kenapa



Jatuh ke bumi

Saya pulang dari kerja

Dekat meja di ruang
Makan

Mereka mendengar dia siaran
di radio tadi malam

Anda mungkin juga menyukai