Anda di halaman 1dari 11

Dr.

Prima Deri Pella T, SpOG


RSUD.A.W.Sjahranie
SAMARINDA
Penyakit tuberkulosis paru yang disebabkan
oleh mycobakterium tuberkulosis yang
dijumpai dalam masa kehamilan.
Kriteria Diagnosis
1. Anemia
Batuk terus menerus berdahak 3 minggu atau
lebih
Pernah batuk dahaknya bercampur bercak
darah
Sesak nafas atau rasa nyeri dada
Lemah badan, kehilangan nafsu makan dan
berat badan menurun.
Badan kurang enak malaise,keluar keringat
malam.
1. Pemeriksaan fisik
Perkusi dada yang redup, pada auskultasi suara
napas yang bronkial serta didapatkan ronki
basahkasar dan nyaring.
2. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologis : foto toraks
posteroanterior dan lateral.
b. Pemeriksaan sputum
BTA (basil tahan asam) : pewarnaan sputum
dilakukan dengan metode Ziehl Nielson 3 kali
berturut-turut dengan menggunakan mikroskop
binokuler.
Biakan / kultur : biakan dilaksanakan dengan
metode yang baik sekaligus resistensi tes.
c. Laboratorium darah rutin
Hitung jenis, biasanya didominasi limfosit
LED (laju endapan darah) mungkin tinggi
Tes fungsi hati

d. Tes tuberkulin
Biasanya dipakai cara Mantoux dengan
menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin PPD Purified
protein derivative
Intrakutan
Hasil tes : indurasi 10-15 mm=Mantaoux positif.
Tes tuberkulin yang positif tidak selalu diikuti
dengan penyakit, hasil yang negatif tidak selalu
menyingkirkan penyakit.
Pengelolaan :
1. Rawat bersama dengan Subbagian Pulmonologi Bagian
Penyakit Dalam.
2. Pengobatan medikamentosa.
a. Bila tes tuberkulin positif tanpa kelainan radiologis
ataupun gejala klinik diberikan : INH selama 1 tahun

b. Bila TBC paru (BTA+) : 1R7H7E7-5-8R2H2.


Artinya : Rifampisin, iNH, Etambutol diberikan intensif
setiap hari 1 bulan, kemudian dilanjutkan rifampisin, INH
periodik 2 kali dalam seminggu selama 5-8 bulan.

c. Dosis obat anti tuberkulosis.


Keterangan : R=Rifampisin
H=INH
E=Etambutol
Berat badan Jenis obat fase intensif Jenis obat fase

Lanjutan/periodik.
R H E R
H
<33kg 300mg 200mg 800mg 300mg
500mg
33-50kg 450mg 300mg 800mg 450mg
600mg
>50kg 600mg 400mg 1200mg 600mg
600mg
3. Penanganan obstetri

a) Masa kehamilan
Perawatan kehamilan dapat dilakukan seperti
biasa. Kegiatan fisik dikurangi, istirahat cukup,
diet tinggi kalori tinggi protein
b) Masa persalinan
Selama persalinan penderita TBC paru aktif
ditempatkan dikamar tertentu/kamar isolasi,
diberikan masker untuk menutup mulut dan
hidung.
Persalinan kala I maupun kala II diusahakan
seringan-ringanya, bila persalinan berjalan
lancar tidak dilakukan sesuatu dan diusahakan
agar persalinan dapat berlangsung dengan
spontan.
Namun apabila kala II melelahkan sebaiknya
dipercepat dengan bantuan ekstraksi forceps,
vakum atau ekstraksi kaki.
c) Masa Nifas
Setelah penderita melahirkan, penderita dirawat
diruang observasi 6-8 jam, kemudian penderita
dapat dipulangkan langsung. Diberi obat
uterotonika dan obat TBC paru diteruskan, serta
nasihat perawatan masa nifas yang harus mereka
lakukan.
Penderita yang tidak mungkin dipulangkan, harus
dirawat diruang isolasi.
Dalam keadaan ideal bayi setelah lahir segera
dipisahkan dari ibunya sampai ibunya tidak
memperhatikan tanda-tanda proses aktif lagi
setelah dibuktikan dengan pemeriksaan sputum
sebanyak 3 kali yang selalu memperlihatkan hasil
negatif.
Kecepatan diagnosis dan tatalaksana berperan dalam prognosis

Anda mungkin juga menyukai