memusatkan perhatian pada proses konversi informasi di dalam gen menjadi molekul-molekul yang menentukan sifat- sifat sel dan virus. Hal ini dilakukan melalui sejumlah kejadian dimana informasi dalam sekuen DNA akan digandakan menjadi molekul RNA dan kemudian digunakan untuk menentukan sekuen asam amino dari suatu molekul protein. Gene rearrangement ini merupakan perubahan organisasi dan komposisi gen in situ sehingga terjadi reorganisasi lokus. Dapat terjadi pada semua sel (eukariot maupun prokariot). Hal ini menyebabkan perubahan kontrol, pengaturan, dan ekspresi gen tertentu. 1. Mutasi (perubahan intragen) Gen tertentu dimodifikasi sekuens DNAnya pada waktu replikasi 2. Duplikasi Gen Gen digandakan (dibentuk duplikat) menjadi sepasang gen yang identik di dalam sel 3. Translokasi (Tukar Tempat) Dua gen atau lebih patah dan segmen yang terbentuk berekombinasi menjadi hibrid (gen baru). 4. Transfer Gen Antar Sel (Interseluler) DNA dipindahkan dari genom sel satu ke genom sel yang lain. Gene rearrangement dapat terjadi sering pada kromosom homolog dan terjadi pada masa meiosis I (saat crossing over). Terjadi rekombinasi kromatid paternal dan maternal yang disebut kiasma dan hasilnya disebut dengan chromatid exchange. Syarat yang Terdapat dua DNA dari yang berasal dari berbeda lokus atau berbeda sel (intinya dari sumber yang berbeda) sehingga terjadi rekombinasi 1. Mutasi (perubahan intragen) Gen tertentu dimodifikasi sekuens DNAnya pada waktu replikasi 2. Kedua DNA harus memiliki site specific recombination (SSR) 3. Rekombinasi ini akan dikatalis oleh protein atau enzim yang cocok (mengenal segmen spesifik tadi yaitu SSR) pada DNA yang mengalami gene rearrangement tadi Akan menghasilkan varian protein untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan (karena lingkungan ini tidak menguntungkan untuk kelangsungan hidup bakteri) sehingga bisa survive. Dapat dilakukan untuk resisten terhadap antibiotik atau menghindari sel imun host. macam-macam rearrangement pada bakteri : 1. Transposisi Gen atau DNA Terjadi pada Neisseria gonorrhoeae yang menghindar respon sIgA dengan mengubah antigen permukaan kemudian melekat ke epitel mukosa uretra atau serviks menggunakan pili. 2. Inversi Gen Merupakan proses pemotongan segmen DNA kemudian disambung kembali dengan orientasi berbeda (terbalik dari sebelumnya). Gen fisiologis melibatkan gen Immunoglobin dan reseptor sel T (TCR) yang diekspresikan oleh limfosit T untuk mengenali kompleks Ag-HLA (reaksi seluler). Jika telah dikenali maka akan terjadi reaksi sitotoksik atau reaksi sitokin di mana sel menjadi lisis (struktur molekul TCR ada dua yaitu alfa dan beta atau gamma dan sigma) Bentuk gen Ig dan TCR di dalam tubuh : Bentuk Germline Bentuk Rearrangement Penyusunan kembali gen ini maksudnya adalah suatu mekanisme yang segmen DNA-nya berppindah dari satu tempat ke tempat lain dalam suatu genom, dan berikatan dengan yang lain, sehingga protein yang berbeda dapat terbentuk. Peran pentinng dari penyusunan kembali gen ini adalah dalam pembentukan aneka ragam antibody. Rearrangement gen TCR dan Ig sebagai penanda galur dan distribusi klon sel T dan sel B.Limfosit T atau B dari galur tertentu menunjukkan pola gene rearrangement TCR atau Ig yang khas. Atau limfosit T atau B akan memiliki gambaran rearrangement yang sama. Intinya satu klon sel akan memiliki pola rearrangement yang sama akan disebut monoklonal. Tetapi ada juga yang poliklonal karena memiliki pola rearrangement yang beda padahal dalam klon yang sama Cara mendeteksi rearrangement gen TCR & Ig : 1. RFLP 2. PCR Manfaatnya adalah untuk memantau kelaianan dan patologi limfoproliferasi. Antara lain untuk mendeteksi penyakit : 1. Leukimia limfositik dan limfoma Sel leukemia dan neoplasma limfoblastik berasal dari satu sel ansestor yang berproliferasi lebih agresif dari sel normal. 2. Penyakit Autoimun Disebabkan ada reaksi imun berlebihan di tempattempat tertentu. 3. Penyakit Infeksi Virus dan Bakteri Intraseluler Akan dapat mendeteksi beberapa penyakit yang disebabkan infeksi virus dan bakteri intraseluler. Terima kasih