Kelompok 11 :
R.A Siti Nur Azizah 260112170021
Litha Mega Prastika 260112170043
Irma Rahayu L 260112170065
Umrohtin 260112170087
Tiara Dwi Namira 2601121700109
Pokok Bahasan
1
3
2 5
4
Good Manufacturing
Practice
GMP atau dalam bahasa Indonesia Cara Produksi
yang Baik (CPB) pada dasarnya adalah peraturan
tentang cara untuk mencapai kualitas yang
konsisten dalam produk yang dibuat.
Akhir Sejara
1900-an 190 h
0
Tengah
180 190 200 cGM
P
0 0 0
Bahan / QC Peningkatan regulasi Pengembangan,
produk dan keaamanan & skala-up, dan
peningkatan
manufaktur Kemanjuran Produk
pengawasan selama
standar inspeksi FDA
1982
Produsen diwajibkan untuk
menganalisa gizi formula setiap Kasus beberapa orang meninggal setelah
periode produksi, setiap kode mengkonsumsi kapsul parasetamol
kemasan dengan nomor slot, Johnson & Johnson mengumumkan
menyimpan catatan rinci produksi penarikan nasional 31 juta botol Tylenol.
dan analisis; Investigasi mereka mengungkapkan
GMPs makanan diselesaikan bahwa beberapa kapsul tercampur
sianida.
pada tahun 1980.
FDA mengeluarkan peraturan kemasan
tamper-resistant untuk semua OTC
GMPs
The Power of PowerPoint (Congress Federal Anti-Sabotase
- thepopp.com
TIMELINE
Setelah 1980an
PEDOMA
N FDA cGMP
15 januari 2009 :PE-009-8 menjadi Code of GMP, kecuali Annexes 4, 5 dan 14 yang
tidak diadopsi oleh Australia. Kode ini diperbarui untuk menggantikan Australian Code of
Good Manufacturing Practice untuk produk obat (16 Agustus 2002) dan untuk produk
tabir surya (1994)
lampiran-lampiran
3 Annex 3: Manufacture of radiopharmaceuticals
(Annexes) yang
diadopsi: 4 Annex 6: Manufacture of medicinal gases
Tahun 2010, SFDA mengeluarkan peraturan GMP yang terbaru di Cina, berisi persyaratan lebih rinci
mengenai aspek-aspek kunci dari proses manufaktur obat. GMP 2010 ini banyak mengadopsi
peraturan EU GMP yang relevan dengan ICH dan WHO Guide to Good Manufacturing Practice
(GMP) Requirements (The Westin, 2011).
Tahun 2011, SFDA mengeluarkan lampiran pedoman penerapan GMP untuk 5 kategori produk: obat
steril, bahan obat aktif (API), produk biologi, produk darah, dan pengobatan tradisional Cina (TCM)
(The Westin, 2011). The Power of PowerPoint - thepopp.com
Perkembangan GMP di India
Produksi obat di India diatur oleh the Drugs and Cosmetics Rules. Pemegang lisensi
untuk memproduksi obat harus memenuhi persyaratan GMP sebagaimana diatur dalam
Schedule M. Schedule M menetapkan persyaratan umum dan spesifik untuk bangunan
pabrik dan bahan, pabrik dan peralatan dan area yang direkomendasikan untuk instalasi
dasar untuk kategori tertentu obat (Indian Pharmaceutical Association, 2012).
Indonesia
Cara Pembuatan Obat yang Baik untuk produk farmasi bertujuan untuk memastikan bahwa
produk secara konsisten diproduksi untuk memenuhi kualitas yang ditetapkan sesuai
dengan tujuan penggunaannya. Hal ini berkaitan dengan semua aspek produksi dan
pengendalian mutu.
Amerika
Peraturan yang berisi cara pembuatan obat yang baik untuk metode yang akan digunakan dalam
pembuatan, pengolahan, pengemasan, atau memegang obat untuk memastikan bahwa obat tersebut
memenuhi persyaratan tindakan untuk keselamatan, dan memiliki identitas dan kekuatan dan
memenuhi karakteristik kualitas dan kemurnian yang dituju atau untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Kanada
Pemegang izin pendirian harus memastikan bahwa fabrikasi, kemasan, label,
distribusi, pengujian dan grosir obat-obatan sesuai dengan persyaratan dan izin edar
dan tidak menempatkan konsumen pada risiko akibat keamanan yang tidak memadai
dan berkualitas.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Perbedaan structural GMP di Indonesia,
Amerika dan Kanada
CPOB di Indonesia
Cara pembuatan obat yang bertujuan untuk
memastikan agar mutu obat yang dihasilkan
sesuai dengan persyaratan dan tujuan
penggunaan.
Sejarah CPOB
Bab 1 Manajemen Mutu
Bab 2 Personalia
Bab 3 Bangunan dan Fasilitas
Bab 4 Peralatan
Bab 5 Sanitasi dan Higiene
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Produksi
Pengawasan Mutu
Inspeksi Diri, Audit Mutu Aspek
CPOB
dan Audit & Persetujuan
h
Pemasok
Bab 9 Penanganan Keluhan
terhadap Produk dan
Penarikan Kembali Produk
Bab 10 Dokumentasi
Bab 11 Pembuatan dan Analisis
Berdasarkan Kontrak
Bab 12 Kualifikasi dan Validasi
Aneks 1 Pembuatan Produk Steril
Aneks 2 Pembuatan Obat Produk Biologi
Aneks 3 Pembuatan Gas Medisinal
Aneks 4 Pembuatan Inhalasi Dosis Terukur
Bertekanan (Aerosol)
Aspek
Aneks 5 Pembuatan Produk dari Darah
atau Plasma Manusia
Aneks 6 Pembuatan Obat Investigasi untuk
Uji Klinis
CPOB
Aneks 7 Sistem Komputerisasi
Aneks 8 Cara Pembuatan Bahan Baku Aktif
h
Obat yang Baik (CPBBAOB)
Aneks 9 Pembuatan Radiofarmaka
Aneks 10 Penggunaan Radiasi Pengion
dalam Pembuatan Obat
Aneks 11 Sampel Pembanding dan Sampel
Pertinggal
Aneks 12 Cara Penyimpanan dan
Pengiriman Obat yang Baik
Aneks 13 Pelulusan Parametris
Aneks 14 Manajemen Risiko Mutu
1. Manajemen Mutu
Untuk memastikan pembuatan obat sesuai dengan tujuan penggunaannya, sesuai
persyaratan, dan aman digunakan.
Bagian dari CPOB yang berhubungan dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan
Pengawasan Mutu pengujian, yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan dan relevan sudah
dilakukan
Personel Kunci
Kepala Bagian
Produksi
Kualifikasi
Harus seorang Apoteker Terdaftar (Registered
Tugas Utama
Pharmacist)
Bertanggung-jawab atas pelaksanaan
Pengalaman praktis Min. 5 tahun bekerja di
pembuatan obat agar obat yang dibuat
bagian Produksi Obat
memenuhi spesifikasi kualitas yang telah
Memiliki pengalaman dan pengetahuan
ditetapkan dan dibuat sesuai dengan
mengenai peralatan yang digunakan dalam peraturan CPOB dalam batas dan biaya yang
pembuatan obat telah ditetapkan
Menguasai CPOB
Penguasaan Bahasa Inggris dengan baik
Ketrampilan kepemimpinan (tersertifikasi)
Pemastian produk diproses dan bahan yang dikirimkan oleh Penerima Kontrak
memenuhi spesifikasi yang ditetapkan/telah lulus oleh kepala bag. Manajemen Mutu
(Pemastian Mutu), hendaklah diuraikan dalam suatu kesepakatan teknis (technical
agreement).
Kontrak
Perjanjian tambahan : Kesepakatan Teknis (pemasokan dan pelulusan bahan,
persyaratan validasi, pelulusan produk, penyimpanan sampel pembanding dan
pertinggal, penanganan keluhan dan penarikan kembali, pengamatan
stabilitas.
Peraturan Pemerintah dan UU
UNDANG-UNDANG
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN
2009
TENTANG
KESEHATAN
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2009
Pasal
Pasal 106
3) Pemerintah
106
berwenang mencabut izin edar dan
2) Penandaan dan informasi
sediaan farmasi dan alat memerintahkan penarikan dari peredaran sediaan farmasi
kesehatan harus memenuhi dan alat kesehatan yang telah memperoleh izin edar, yang
persyaratan objektivitas dan kemudian terbukti tidak memenuhi persyaratan mutu
kelengkapan serta tidak dan/atau keamanan dan/atau kemanfaatan, dapat disita dan
menyesatkan. dimusnahkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
The Power of PowerPoint - thepopp.com
Pasal 106 (lanjutan)
Setiap orang yang dengan sengaja memproduksi atau mengedarkan sediaan farmasi
dan/atau alat kesehatan yang tidak memenuhi standar dan/atau persyaratan keamanan,
khasiat atau kemanfaatan, dan mutu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 98 ayat (2)
dan ayat (3) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda
paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).
TENTANG
TENTANG
PEKERJAAN KEFARMASIAN
TENTANG
KESEHATAN