Anda di halaman 1dari 37

FARMAKOLOGI ANTI MALARIA

DEPT. FARMAKOLOGI FK UNMAL


2014
I. PENDAHULUAN

Disebabkan  4 sp protozoa intraseluler obligat genus Plasmodium.


P. falciparum (48 jam)
P. ovale (48 jam)
P. vivax (48 jam)
P. malariae (72 jam)
Ditularkan  nyamuk betina Anophelin yang terinfeksi.
Siklus hidup Parasit malaria
II. KLASIFIKASI SENYAWA ANTI
MALARIA

1. ARTEMISININ dan derivatnya


2. ATOVAKUON
3. DIAMINOPIRIDIN
4. KUINOLON dan senyawa sejenis
5. SULFONAMIDA dan SULFON
6. TETRASIKLIN
1. ARTEMISININ dan derivatnya
SEDIAAN:
 Bekerja cepat pd tahap aseksual P. vivax dan - Oral (dihidroartemisinin, artesunat, dan artemeter)
P.falcifarum - Intramuskular (artesunat dan artemeter)
 Potensi in vivo 10-100 x lebih besar dr anti - Intravena (artesunat)
malaria lainnya
 Tidak mengalami resistensi silang dengan ABSORBSI & EKSKRESI:
obat lainnya. - Secara oral <30%.
 Sensitivitas meningkat pd parasite yg - Kadar plasma memuncak bbrp menit utk artesunat dan 2-
resisten falciparum. 3 jan utk artemeter.
 Bekerja dlm 2 tahap: heme mengkatalis - Ikatan endoperoksida dg prot. Plasma tdk kuat.
pemutusan jembatan endoperoksidasi  - Artesunat dan artemeter dihidroartemisinin  aktivitas
radikal dg inti karbon yg mengalkilasi & anti malaria plg tgi, waktu paruh 1-2 jam
merusak makoro molekul. - Metabolit utama dlm urine berupa glukuronida.
 Berefek juga pd Leishmania major dan
- Dosis berulang artesunat dan artemeter  self induction
Toxoplasma gondii
metabolism diperantarai CYP  clearance meningkat 5
kali lipat
PENGGUNAAN TERAUPETIK TOKSISITAS DAN KONTRAINDIKASI

Aktivitas poten dan cepat (resisten terhadap Cenderung Aman


multiobat)pengobatan awal P. falciparum.
Target toksisitas  otak, hati, sumsum
Tdk dipakai tunggal  ACT (artemicin tulang, dan fetus.
combination treatment)  endoperoksida
cepat, kuat mengurangi julah parasite, Hati-hati pada anak usia dini dan wanita
mengurangi kemungkinan resisten, dan hamil
pengurangi penularan penyakit dg mengurangi
muatan gametosit.
Tdk tepat utk profilaksis  Waktu paruh
pendek, keamanannya blm terbulti pd org
sehat, tdk mampu dipakai tunggal
2. ATOVAKUON
ABSORPSI dan EKSKRESI
- Absorpsi berjalan lambat dan bervariasi, setelah
EFEK ANTIPARASIT, MEKANISME, dan RESISTENSI
dosis tunggal  meningkat 2-3x oleh makanan
- Obat lifopilik yang memiliki efek poten terhadap
yg mengandung lemak, dosis dibatasi >750 mg.
plasmodia dlm darah, takizoit, dan bentuk kista T.
- 99% terikat protein plasma, kadar dalam CSF
gondii, fungi P. jirovici, dan spesies Babesia. Sangat
<1% dr konsentrasi plasma.
poten terhadap P.falciparum.
- Profil kadar plasma menunjukkan puncak ganda
- Menghambat transport electron dan meniadakan
 puncak I 1-8 jam, puncak II 1-4 hr dosis
potensial membrane mitokondria
tunggal, dan dapat menggambarkan sirkulasi
- Sinergia Antara autovakuon dan proguanil 
enterohepatik.
peniadaan pot. membran.
- Waktu paruh 1,5-3 hari
- Resistensi pada P.falciparum mudah terjadi  pd
- Diekskresikan melalui empedu; 94% obat
gen b sitokrom yg dikode secara mitokondria.
ditemukan dlm bentuk utuh pd feses;
- Clearance bervariasi antar populasi etnis
TOKSISITAS
PENGGUNAAN TERAPEUTIK - Efek merugikan: nyeri abdomen, mual, muntah, diare,
sakit kepala, dan ruam.
- Digunakan bersama biguanid utk profilaksis dan - Muntah dan diare akibat absorpsi tdk maksimal.
pegobatan malaria  hasil optimal dan - Pemberian kembali 1 jam setelah muntah
menghindari resistensi. memberikan efek terapeutik positif pd P.falciparum.
- Tablet oral  250 mg autovakuon dan 100mg
proguanil hidroksida  efektif dan aman dengan
regimen 3 hr pd stad. ringan-sedang P.falciparum KONTRAINDIKASI
yg resisten.
- Atovakuon + primakuin  efektif pda P.vivax - anak2 <11 th, wanita hamil, ibu menyusui.
- Atovakuon + proguanil  profilaksis malaria, - Pemberian bersama tetrasiklin menimbulkan
dihentikan setelah 1 minggu meninggalkan daerah pengurangan 40% konsentrasi plasma atovakuon.
endemik - Pemberian bersama rifampin  menurunkan kadar
plasma atovakuon sedangkan rifampin meningkat.
- Induksi poten met obat yg diperantarai CYP.
3. DIAMINOPIRIDIN
A. Pirimetamin
B. Proguanil
Pirimetamin
EFEK ANTIMALARIA RESISTENSI
- Pirimetamin adl skizontosida darah kerja lambat dg efek - Pada daerah yg menggunakan obat dlm waktu panjang.
antimalarial in vivo sama dg proguanil, namun potensi - Akibat mutasi pd dihidrofolat reductase-timidilat
dan waktu parauh lbh besar dr sikloguanil. sintase.
- Efikasi pirimetamin terhadap btk hepatic p.falciparum - Bbrp mutasi P.falciparum brupa perubahan asam
lbh kecil dr proguanil. amino tunggal yang menyebabkan resistensi mll
- Dosis terapeutik gagal menghilangkan bentuk jaringan penurunan afinitas ikatan Antara obat dan situs
laten P.vivax atau gametosit semua plasmodium. aktifnya pd dihidrofolat reductase.
ABSORPSI & DISTRIBUSI
MEKANISME KERJA
- oral absorpsi seluruhnya namun lambat
- Senyawa 2,4-diaminopirimidin menghambat dihidrofolat
- Mencapai konsentrasi plasma puncak sekitar 2-6 jam.
reductase plasmodia pd konsentrasi rendah.
- Berikatan dg prot. Plasma dan terakumulasi di ginjal
- Dihidrofolat reductase terletak pd rantai polipeptida yg
dan organ lain.
sama dg timidilat sintase dan tdk pengalami peningkatan
- Waktu paruh eliminasi ~80-95 jam
jumlah reseptor utk mengatasi penghambatan.
- Menekan galur plasmodium yang responsive tetap
- Sinergisme pirimetamin dan sulfonida/sulfon 
bertahan di darah selam 2 minggu.
penghambatan 2 langkah metabolism.
- Diekskresikan juga melalui ASI
TOKSISITAS
- Pirimetamin tunggal  ruam dan depresi
hematopoiesis
PENGGUNAAN TERAPEUTIK - Pirimetamin dosis berlebih  anemia
- Pirimetamin hampir selalu diberikan bersama megaloblastik dan teratogenic
sulfonamide/sulfon utk meningkatkat aktivitas - Pirimetamin 25 mg + sulfadoksin 500 mg
antifolatnya. (fansidar)  reaksi kutan parah hingga fatal.
- Pirimetamin terbatas pd P.falciparum yg resisten
terhadap klorokuin.
- Pririmetamin + sulfon  tambahan pd kuinin 
serangan malaria akut.
- Pirimetamin + sulfon tdk dianjurkan lg utk terapi
profilaksis krn toksisitas sulfonamide. KONTRAINDIKASI
- Individu yg alergi terhadap sulfadoksin, ibu
menyusui, dan bayi < 2tahun.
Proguanil
EFEK ANTIMALARIA
ABSORPSI & EKSKRESI
- P.falciparum tahap hati primer dan sel darah merah
- Terabsorpsi lambat
aseksual  akut dan menghilangkan infeksi.
- Secara oral dpt mencapai puncak konsentrasi
- P.vivax  akut  kekambuhan krn tdk berpengaruh
plasma dlm 5 jam
pd tahap laten P.vivax
- Waktu paruh eliminasi nya ~12-20jam
- Bersegregasi dg isoform CYP2C yg mengatur
MEKANISME KERJA oksidasi mefenitoin.
- Metabolit aktif trazin dr proguanil menghambat - Dioksidasi menjadi sikloguanil dan 4-
dwifungsi dihirofolat reductase-timidilat sintase pd klorofenilbiguanil yg tdk aktif.
plasmodia sensitive, menghambat sintesis DNA, dan - 40-60% diabsrobsi dan diekskresikan ke Urine
menurunkan jumlah kofaktor folat (obat induk atau metabolit aktif)

PENGGUNAAN TERAPEUTIK & TOKSISITAS


RESISTENSI
- Efektif diberikan selama 3 hari  kombinasi dg
- Disebabkan oleh perubahan asam amino tertentu
atovakuon (malarone)
(mutasi) pada rantai dihidrofolat redukatase.
- Dosis tinggi (1gr) menyebabkan muntah, nyeri
abdomen, diare, hematuria.
4. KUINOLON dan senyawa sejenis
A. Klorokuin dan hidroksiklorokuin
B. Kuinin dan Kuinidin
C. Meflokuin
D. Primakuin
Klorokuin dan hidroksiklorokuin
ABSORPSI
EFEK ANTIMALARIA - Diabsorpsi baik secara oral, intramuscular, dan
- Klorokuin efektif sbg profilaksis dan terapi terhadap subkutan; Distribusi lambat
bentuk eritositik 4 galur plasmodium. - Terakumulasi pd jaringan (hati, limpa, ginjal, paru,
otak, dan spina korda)
- Ekskresi pada urine (60% utuh, 25% metabolit)

MEKANISME KERJA
PENGGUNAAN TERAPEUTIK
- Menganggu pembentukan heme  kerusakan
- Efekttifitas menurun pd P.falciparum
oksidatif membrane parasit
- Profilaksis efektif utk P.vivax, P.ovale, P.malariae

RESISTENSI TOKSISITAS
- Yang umum ditemui resistensi aseksual eritrositik - Parenteral dosis tinggi  ggn cardiovascular
P.falciparum - Oral  GI, cardio, hemolysis, diskarsia darah
- Akibat mutasi gen yg mengkode transporter resistensi - Kontraindikasi utk penderita epilepsy dan
klorokuin (crt) miastenia gravis
Kuinin dan Kuinidin
EFEK ANTIMALARIA
PENGGUNAAN TERAPEUTIK
- Obat pilihan terhdp P.falciparum yg resisten terhadap
- Rentang terapeutik 0,2-2 mg/l
klorokuin dan multiple obat.
- Regimen mencapai target bdsk usia, keparahan,
- Bekerja terhadap bentuk aseksual eritrosit
dan respon.
- Gametosidal pd P.vivax dan p.malariae

RESISTENSI TOKSISITAS
- Akibat transporter gen - Dosis fatal ~2-8g  sinkonisme, hipoglikemia,
hipotensi

ABSORPSI dan EKSKRESI


- Oral  80% diabsorpsi pada usus halus, mencapai
puncak konsentrasi plasma 3-8jam KONTRAINDIKASI
- Waktu paruh eliminasi rata-rata 11-18 jam - Pasien dengan tinnitus/ neuritis optik
- Ekskresi ~20% mll urin
Meflokuin
ABSORPSI
EFEK ANTIMALARIA - Diberikan secara oral krn parenteral ESO parah
- Skizontosid darah yang sangat efektif, tdk bekerja - Absorpsi ditingkatkan melalui makanan
pada tahap hepatic dan gametosit P.falciparum - Konsentrasi plasma meningkat secara bifasik ~17jam
atau laten P.vivax - Waktu paruh ~20 hari
- Ekskresi melalui jalur fekal; 10% urin

MEKANISME KERJA PENGGUNAAN TERAPEUTIK


- Belum jelas. Mirip klorokuin - Hanya sebagai profilaksis dan pengobatan P.falciparum
dan P.vivax yg resisten obat (pelancong)
- Lebih efektif bila kombinasi dg artemisinin
RESISTENSI
- Penyebab belum diketahui
- Alel gen crt yg resisten terhadap klorokuin TOKSISITAS
biasanya menimbulkan peningkatan sensitivitas - Efek samping: SSP, GI, CV
thd meflokuin dan kuinolon lain. - Kontraindikasi: dosis tgi teratogenik
Primakuin
ABSORPSI dan EKSKRESI
EFEK ANTIMALARIA
- Diberikan secara oral
- Tahap hepatic primer dan laten P.vivaz dan
- Konsentrasi plasma mencapai puncak 3jam
P.ovale  mencegah kekambuhan
- Waktu paruh eliminasi 6 jam
- 8-aminokuinolon  gametosidal thpd 4 sp
- Metabolit utama dlm plasma adl 8-(3-karboksil-1-
plasmodium
metilpropilamino)-6-metoksikuinolon.

MEKANISME KERJA PENGGUNAAN TERAPEUTIK


- Primakuin diubah menjadi elektrofil yang bekerja - Sebagai profilaksis terminal dan pengobatan malaria
sebagai mediator oksidasi-reduksi kambuhan P.ovale dan P.vivax
- Lebih efektif bila kombinasi dg artemisinin

RESISTENSI TOKSISITAS
- Beberapa galur P.vivax secara parsial - Efek samping: distress abdomen, ggn Haemolitik
- Kontraindikasi: pasien dg kekurangan G6DP
5. SULFONAMIDA dan SULFON
- Digunakan bersama pirimetamin dan sering digunakan sbg tambahan terhadap kuinin dlm
mengobati P.falciparum yg resisten terhadap klorokuin.
- Merupakan skizontosida kerja lambat yg lebih aktif terhadap P.falciparum drpd P.vivax.
- Sulfonamida + inhibitor dihidrofolat reductase  meningkatkan kerja antiplasmodia
- Sulfadoksin +pirimetamin  mengobati serangan malaria
- Sulfon + biguanid  efektif utk P.falciparum yg resisten klorokuin
6. TETRASIKLIN
- Merupakan skizontosida kerja lambat yg digunakan sebagai profilaksis jangka pendek pada
area yg resisten thd klorokuin dan meflokuin.
- Tidak efektif sbg terapi tunggal malaria.
- Tidak boleh digunakan pd wanita hamil.
III. PRINSIP UNTUK PROFILAKSIS dan
TERAPI MALARIA
Drug regimens for prophylaxis against malaria
Drugs Tab size Adult dose Child Preg Initiate Discontinued
mg

Areas with Chloroquine – resistant Falciparum

Atovaquone-Proguanil 250- 1 tb/d Yes No 1-2 d 7 days


100
62.5-25

Mefloquine HCl 250 1 tb/w Yes Yes 3 wks 4 wks

Doxycycline 100 1 tb/d No No 1-2 d 4 wks

Areas with Chloroquine- sensitive Falciparum

Chloroquine 500 1tb/w Yes Yes 1 wk 4 wks

Areas with P. vivax, P ovale with/ without P. Faciparum

Primaquine 15 2 Yes No 1 wk 4 wks


primary tb/d
Primaquine 15 2 Yes No 1 day 7 days
Anti-relaps tb/d
Pengobatan Malaria
Tanpa Komplikasi FALSIPARUM/VIVAX

Malaria RINGAN/ Tanpa Komplikasi :


◦ Artesunate + Amodiaquine (AS + Amo) Lini Pertama =


Dihidroartemisinin – Piperakuin
Artemether-Lumefantrine (AL)
A.C.T + Primakuin
Pengobatan Lini I, P. Falsiparum menurut umur
Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
Hari
Dosis 0–1 2 – 11 1-4 5-9 10 - 14 > 15
tunggal bulan bulan tahun tahun tahun tahun

1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin -- -- ¾ 1½ 2 2-3

2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Pengobatan Lini I, Vivaks menurut umur
Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
Hari Dosis 0–1 2 – 11 1-4 5-9 10 - 14 > 15
tunggal bulan bulan tahun tahun tahun tahun
1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin -- -- 1/4 1/2 3/4 1
2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

1/4 1/2 3/4


Primakuin 1
3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin ¼ ½ ¾ 1
1/4 1/2 3/4
4-14 Primakuin 1
Pengobatan lini II alternatif kombinasi Kina + Doksisiklin/
Tetrasiklin/ Clindamycin ( bila gagal pengobatan lini I )
Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis tunggal 0-11 1-4 5 - 9 tahun 10 - 14 tahun > 15


bulan tahun tahun

1 Kina *) 3x½ 3x1 3x1½ 3 x (2-3)

Doksisiklin -- -- -- 2 x 50 mg 2 x 100 mg

Primakuin - ¾ 1½ 2 2–3

2-7 Kina *) 3x½ 3x1 3x1½ 3x2

Doksisiklin -- -- -- 2 x 50 mg 2 x 100 mg

Dosis TETRASIKLIN -- -- -- 4x4 mg/kg BB 4 x 250 mg

Dosis CLINDAMYCIN -- -- -- 2x10 mg/kg 2x10 mg/kg BB


BB
Pengobatan multiresisten vivax/ ovale dengan kombinasi Kina +
Doksisiklin/Tetrasiklin/Clindamycin (bila gagal pengobatan lini I)

Hari Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur

Dosis 0 - 11 1-4 5- 9 10 - 14 > 15


tunggal bulan tahun tahun tahun tahun

1-7 Kina *) 3x½ 3x1 3x1½ 3 x (2-3)

Doksisiklin -- -- -- 2 x 50 mg 2 x 100 mg

1 - 14 Primakuin - ¼ ½ ¾ 1

Dosis TETRASIKLIN -- -- -- 4x4 mg/kg 4 x 250 mg


BB

Dosis CLINDAMYCIN -- -- -- 2x10 mg/kg 2x10 mg/kg


BB BB
Pengobatan Malaria Vivaks RELAPS
Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
Hari Dosis 0–1 2 – 11 1-4 5-9 10 - 14 > 15
tunggal bulan bulan tahun tahun tahun tahun
1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin -- -- 1/2 1 11/2 2
2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

1/2
Primakuin -- -- 1 11/2 2
3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4

Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin -- -- 1/2 1 1 1/2 2


1/2
4-14 Primakuin 1 1 1/2 2
Pengobatan Malaria Campuran ( Mixed
infection

P. vivaks dan P. falsiparum


Lini pertama :
Artesunate + Amodiakuin + Primakuin
◦ Dosis Primakuin hari I : 0.75 mg/kg BB/ single
dose
◦ Dosis PQ hari 2 – 14 : 0,25 mg/kg BB
Pengobatan Malaria Campuran Vivaks + Falsiparum
Jenis obat Jumlah tablet menurut kelompok umur
Hari Dosis 0–1 2 – 11 1-4 5-9 10 - 14 > 15
tunggal bulan bulan tahun tahun tahun tahun

1 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4
Primakuin -- -- 3/4 11/2 2 2-3
2 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

1/4 1/2 3/4


Primakuin 1
3 Artesunate ¼ ½ 1 2 3 4
Amodiakuin ¼ ½ 1 2 3 4

Primakuin ¼ ½ ¾ 1
4-14 1/4 1/2 3/4
Primakuin 1
RECOMMENDED DOSES OF ANTI MALARIAL DRUGS FOR TREATMENT OF
SEVERE MALARIA

DRUGS Dosis SIDE EFFECTS


i.v. 2,4 mg/kg BB pada jam 0, dan jam 12,
ARTESUNATE kemudian dilanjutkan jam 24, 48 dst
sampai 7 hari. Dosis total 17 – 18 mg/ 7
hari ( 1 Amp= 60 mg)
3.2 mg/kg im pada hari I dibagi 2 dosis,
Artemeter dilanjutkan 1.6 mg/kg/ hari. TIDAK iv (1
amp = 80 mg)
Neurotoxicity in
animal not human
Suppositories, 10 mg/kg at 0 & 4 hr followed
Artemisinin by 7 mg/kg at 24,36,48 & 60 hrs.

WHO 2006 : AS is the recommended FIRST CHOICE in area


low transmission
Dosis ARTESUNATE PADA MALARIA
BERAT
WHO, 2010
ACT oral/ 3 days
0 JAM 12.J 24.J 48.J 72.J Max 7 hari

2.4 2.4 2.4 2.4 2.4


Mg/ Mg/ Mg/ Mg/ Mg/
KgBB KgBB KgBB KgBB KgBB

ARTESUNATE I.V/ I.M

* ARTEMETER , hanya I.M , dosis 1,6 mg/kg BB


Download Materi kuliah di:

http://farmakologiunmal.blogspot.com/p/lecture.html

Anda mungkin juga menyukai