Anda di halaman 1dari 52

Siti Abdillah Muliadi 110 2014 0015

Dana Amalia Syam 110 2014 0022


Irma Nurwahyuningsih 110 2014 0026
Nurul Salsabilah Mustajar 110 2014 0035
Khansa Luthfiyyah Jasruddin 110 2014 0042
Nuari Aqriana Darwis 110 2014 0047
Aprilia Mappasanda 110 2014 0058
Fauziyah Abidah 110 2014 0069
Aliva Fawzia 110 2014 0082
Ade Novita Sam 110 2014 0093
Afifah Fatimah Azzahrah A.W 110 2014 0144
Puskesmas Jongaya berlokasi di jl. Andi Tonro No. 49 Makassar.
Mencakup 3 (tiga) wilayah kelurahan, yaitu : Kelurahan Pa’baeng-
baeng, Kelurahan Jongaya, dan Kelurahan Bongaya yang merupakan
bagian dari Kecamatan Tamalate Kota Makassar dengan batas-batas
sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kel. Parang Kec. Mamajang
2. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kelurahan Mannuruki
3. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Maccini Sombala
4. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kelurahan Sambung Jawa
Luas tanah dan bangunan Puskesmas Jongaya adalah 2.612 M2.
Luas wilayah kerja Puskesmas Jongaya adalah 205.25 Ha yang terdiri
dari :
1. Kelurahan Bongaya Daratan : 99,8 Ha (48,62%)
2. Kelurahan Pa’baeng-baeng Daratan : 57,7 Ha (28,11%)
3. Kelurahan Jongaya Daratan : 47,75 Ha (23,26%)
Wilayah kerja Puskesmas Jongaya terdiri dari tiga kelurahan dengan
jumlah penduduk 42.774 jiwa dengan rincian sebagai berikut:
Kelurahan Jongaya
* Laki-laki : 7.363 jiwa
* Perempuan : 7.422 jiwa
* Total : 14.785 jiwa
Kelurahan Bongaya
* Laki-laki : 4.128 jiwa
* Perempuan : 4.311 jiwa
* Total : 8.439 jiwa
Kelurahan Pa’baeng-baeng
* Laki-laki : 9.870 jiwa
* Perempuan : 9.680 jiwa
* Total : 19.550 jiwa
Dengan penggolongan penduduk sebagai berikut:
0 - 4 tahun : 5280 jiwa
5 – 9 tahun : 3740 jiwa
10 – 14 tahun : 3152 jiwa
20 – 24 tahun : 5827 jiwa
25 – 29 tahun : 4805 jiwa
30 – 34 tahun : 3861 jiwa
35 – 39 tahun : 2674 jiwa
40 – 44 tahun : 2206 jiwa
45 tahun ke atas : 10.489 jiwa
Jadi, total keseluruhan jumlah jiwa yang berada di tiga kelurahan
wilayah kerja Puskesmas Jongaya adalah 42.775 jiwa.
LUAS
JUMLAH JUMLAH
NO KELURAHAN WILAYAH JMLH KK
RW PENDUDUK
KERJA (HA)

1 PA’BAENG-BAENG 10 57,7 19.550 4373

2 JONGAYA 14 47,75 14.875 3448

3 BONGAYA 12 99,8 8.439 4731

JUMLAH 36 205,25 42.774 12.552


* Balai KIA : 1 unit
* Rumah Sakit Pemerintah : 1 unit
* Puskesmas : 1 unit
* BPS : 1 unit
* Posyandu : 38 unit
* Dokter Praktek : 18 unit
GEDUNG PUSKESMAS KENDARAAN
Jumlah
No. Jenis Tenaga
(orang)
1 Kepala Puskesmas 1
2 Kasubag Tata Usaha 1
3 Dokter Umum 2
Petugas
4 Dokter Gigi 2 16 2
Gizi
5 Surveilans 1
17 Magang 21
6 Bidan 7
Cleaning
7 Perawat 15 18 2
Service
8 Sanitarian 2
19 Keamanan 2
9 Pekarya Kesehatan 1
20 Supir 2
10 Sarjana Farmasi 1
Jumlah 70
11 Apoteker 2
12 Penyuluh 1
13 Perekam Medis 1
14 Perawat Gigi 2
15 Laboran 2
INFEKSI
IDENTITAS PASIEN : ANAMNESIS

•Nama : An.A •Keluhan Utama : Demam


•Umur : 9 tahun •Anamnesis Terpimpin :
•Jenis Kelamin : Laki-laki •Pada tanggal 3 Juni 2017, An. A masuk PKM
•Bangsa / Suku : Makassar dengan keuhann demam yang sudah
•Agama : Islam berlangsung selama 4 hari. Demam meninggi
pada malam hari. Disertai sakit kepala(+),
•Pekerjaan : Siswa SD
sakit perut (+), batuk (+), mual (-), muntah (-
•Alamat : JL. Andi Tonro ), Bibir pecah-pecah (+), Lidah kotor (+), serta
•Tanggal Pemeriksaan : Senin, 5 Juni 2017 nafsu makan menurun. Ada riwayat memakan
jajanan di luar beberapa hari sebelumnya.
Hasil pemeriksaan fisik saat kedatangan: P:
24x/menit, S:37,4⁰C dan N:80x/menit Setelah
menjalani rawat inap di PKM, kondisi anak
sudah mulai membaik.
•Riwayat penyakit sebelumnya :
•Riwayat Diare (+) Saat masih bayi
•Riwayat Demam Berdarah (+) Saat umur 5
tahun
•Riwayat Alergi (-)
•Riwayat Maag (-)
•Riwayat Keluarga (-)
PEMERIKSAAN FISIS :

• Keadaan Umum : Baik


• Tanda Vital :
• Nadi : 88x/menit
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 36,7⁰C
• Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)
• Abdomen : Peristaltik (+) normal
• Ekstremitas : Tidak ada kelainan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Tes Widal:
• S. Typhi “O”: 1/320
• S. Typhi “H”: 1/320
• Trombosit : 156.000

DIAGNOSIS

• Demam Tifoid
PENATALAKSANAAN

• Pengobatan farmakologi yang diberikan :


• Parasetamol
• Ambroxol
• Chloramfenichol
• Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan
kepada pasien antara lain:
• Tirah baring
• Perbanyak minum untuk menghindari
terjadinya kekurangan cairan
• Makan makanan yang lunak untuk
menghidari terjadinya iritasi pada saluran
pencernaan
Profil Keluarga
• Pasien tersebut (An.A) adalah seorang anak yang tengah menduduki
bangku Sekolah Dasar kelas 5. An. A saat ini tinggal bersama kedua orang
tuanya, Ny. R seorang ibu rumah tangga, dan Tn N seorang buruh harian.
Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
• An. A tinggal di rumah neneknya yang dihuni oleh 7 orang. Rumah pasien
dalam keadaan baik. Rumah berukuran 5x15m yang terdiri dari 2 tingkat.
Di lantai 1 terdapat ruang tamu, ruang makan, dapur, 2 wc dan 3 kamar
tidur sedangkan lantai 2 digunakan sebagai gudang. Ventilasi rumah pasien
kurang dan udara di dalam rumah cukup pengap sedangkan pencahayaan
rumah terbilang baik. Di teras rumah pasien, terdapat 3 kandang ayam.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak terdapat riwayat penyakit dalam keluarga
Pola Konsumsi Makanan Keluarga
• Pola konsumsi makanan tersebut cukup baik dan sesuai dengan
kebutuhan gizi.
Psikologi Dalam Hubungan Antar Keluarga
• Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota
keluarga yang lainnya. Pasien merupakan pertama dari 2
bersaudara, komunikasi antar keluarga terjalin dengan baik dan
lancar.
Lingkungan
• Pemukiman pasien terdapat pada lingkungan yang padat
penduduk sehingga kurang bersih dan tertata. Tata letak
peralatan rumah cukup baik, sumber air menggunakan PDAM.
Sehari-hari ibu pasien masak menggunakan kompor gas. Terdapat
saluran pembuangan air dan adanya kandang ayam di depan
rumah pasien sehingga mengeluarkan bau yang kurang sedap.
*
Masalah medis:
• tidak ditemukan masalah medis dalam keluarga tersebut dalam artisan
tidak ada riwayat penyakit menular maupun penyakit turunan pada
keluarga pasien.

Masalah non-medis.
• Di dapatkan satu masalah yaitu lingkungan rumah pasien kurang higienis
yang disebabkan oleh terdapatnya 3 buah kandang ayam berukuran kecil
yang terletak di depan rumah pasien, yang mengakibatkan bau tidak
sedap dan kotoran ayam yang berserakan dimana-mana, serta ventilasi
yang kurang menyebabkan tidak adanya pertukaran udara yang cukup.
Higiene yang kurang merupakan salah satu faktor resik terkena penyakit
demam tifoid, selain itu rumah pasien yang terletak di lingkungan yang
padat penduduk juga menambah resik penularan penyakit.
• Selain dari segi faktor lingkungan, hal yang meningkatkan resiko pasien
terkena demam tifoid ialah kebiasaan pasien untuk menyantap jajanan
yang belum teruji higienitasnya.
An. A masuk puskesmas dengan keluhan demam yang dialami sejak 4
hari yang lalu. Demam meninggi pada malam hari yang disertai dengan
sakit kepala, sakit perut, batuk, lidah kotor, bibir pecah-pecah serta
nafsu makan menurun. Dari pemeriksaan fisik didapatkan bibir pecah-
pecah dan lidah kotor. Ada riwayat jajan di luar beberapa hari
sebelumnya. Setelah dilakukan Tes Widal, An, A didiagnosis menderita
demam tifoid dan diberikan pengobatan berupa parasetamol,
ambroxol, dan kloramfenikol. Saat ini pasien tengah menjalani rawat
inap selama 2 hari di ruang perawatan anak di PKM Jongaya dalam
keadaan yang sudah membaik.
Dari hasil kunjungan rumah dapat kita simpulkan bahwa lingkungan
rumah kurang hieginis yang diakibatkan oleh kurangnya ventilasi dan
letak kandang ayam terletak di dalam lingkungan tempat tinggal
pasien. Serta jarak antar rumah yang sangat berdekatan menimbulkan
mudahnya penyebaran penyakit yang bersifat menular.
Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien
antara lain :
• Istirahat cukup.
• Perbanyak minum untuk menghindari terjadinya kekurangan cairan
• Makan makanan yang lunak yang cukup energi,protein dan mineral dan
rendah serat, untuk menghindari terjadinya iritasi pada saluran pencernaan.
Setelah kondisinya sudah semakin membaik, dapat diberikan makanan
padat.
• Dilakukan edukasi kepada anak agar lebih memperhatikan kebersihan dari
makanan yang ia konsumsi
• Dilakukan edukasi kepada anak dan keluarga mengenai pentingnya Pola
Hidup Bersih dan Sehat dan bagaimana cara penerapannya, diantaranya:
• Menyuci tangan 7 langkah dengan air yang mengalir dan memakai sabun
setiap sebelum dan sesudah makan, setelah dari kamar mandi/WC,
sebelum mengolah makanan, setelah bersin dan lain-lain.
• Menggunakan jamban yang bersih dan sehat.
• Mengonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah dan tidak jajan di sembarang
tempat.
• Mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang untuk menjaga daya
tahan tubuh.
• Membuang sampah pada tempatnya.
• Menjaga kebersihan makanan sebelum dan setelah diolah serta kebersihan
peralatan makan.
• Menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Defenisi Demam Tifoid

• Demam tifoid disebut juga dengan Typus abdominalis atau typoid fever.
Demam tipoid ialah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada saluran
pencernaan (usus halus) dengan gejala demam satu minggu atau lebih disertai
gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran.

Infectious Agent

• Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi atau Salmonella


paratyphi dari Genus Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatip,
tidak membentuk spora, motil, berkapsul dan mempunyai flagella (bergerak
dengan rambut getar). Bakteri ini dapat hidup sampai beberapa minggu di
alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan debu.

Gejala Klinis

• Demam : Bersifat febris remiten dan suhu tidak terlalu tinggi.


• Ganguan pada saluran pencernaan : nafas berbau tidak sedap, Bibir kering
dan pecah-pecah (ragaden), Lidah ditutupi selaput putih kotor (coated
tongue), perut kembung (meteorismus), Hati dan limpa membesar disertai
nyeri pada perabaan
• Gangguan kesadaran
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

• a. Faktor Host
• b. Faktor Agent
• c. Faktor Environment

DIAGNOSIS

• Diagnosis klinik
• Diagnosis mikrobiologik/pembiakan kuman
• Diagnosis serologik
TIRAH BARING

•Anak baring terus di tempat tidur dan letak baring harus sering diubah.
•Lamanya istirahat baring berlangsung sampai 5 hari bebas demam, dilanjutkan
dengan mobilisasi secara bertahap sebagai berikut :
•Hari 1 : duduk 2 x15 menit
•Hari 2 : duduk 2 x 30 menit
•Hari 3 : Jalan dan pulang
•Seandainya selama imobilisasi bertahap ada kecenderungan suhu meningkat, maka
istirahat mutlak diulangi kembali.

TERAPI DIET

•Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat, ada komplikasi


penurunan kesadaran serta yang sulit makan. Cairan harus mengandung elektrolit
dan kalori yang optimal. Sedangkan diet harus mengandung kalori dan protein
yang cukup. Sebaiknya rendah serat untuk mencegah perdarahan dan perforasi.
Konsistensi yang diberikan juga harus diberikan secara bertap dalam bentuk cair,
saring, lunak dan biasa, sesuai dengan kondisi pasien.
ANTIBIOTIK

• 1.Kloramfenikol
• 2.Seftriakson
• 3.Ampisilin
• 4.Kotrimoksasol
• 5.Sefotaksim

ANTIPIRETIK
NON INFEKSI
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN : ANAMNESIS

• Nama : Tn. H • Keluhan Utama : Luka pada kaki


• Umur : 63 tahun • Anamnesis Terpimpin :
• Jenis Kelamin : Laki-laki • Dialami sejak 6 bulan yang lalu, luka
• Bangsa / Suku : Makassar dialami setelah melakukan terapi sinar
• Agama : Islam pada badan. Dan tidak terdapat keluhan
lainnya. Riwayat DM 10 tahun yang lalu
• Pekerjaan : Pensiunan Guru SD/
dan telah berobat secara teratur dengan
guru mengaji
insulin. Nafsu makan baik BAB normal,
• Alamat : JL. Sultan Alauddin BAK lancar.
Lorong 6 No.
• Riwayat Penyakit sebelumnya :
18 B
• Riwayat Diabetes Melitus (+)
• Tanggal Pemeriksaan : Senin, 5 Juni
2017, 10.00 WITA • Riwayat Demam Berdarah (-)
• Riwayat Alergi (-)
• Riwayat Maag (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga (+)
PEMERIKSAAN FISIS :

• Tinggi Badan : 163 cm


• Berat Badan : 78 kg
• Tanda Vital :
• Tekanan Darah : 100/80 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• Pernapasan : 20x/menit
• Suhu : 37⁰C
• Kepala : Anemis (-), Sianosis (-), Ikterus (-)
• Abdomen : Peristaltik (+) normal
• Ekstremitas :Terdapat luka pada kedua ibu jari kaki

DIAGNOSIS

• Diabetes Melitus Tipe 2

PENATALAKSANAAN

•Pengobatan farmakologi yang diberikan :


•Levemir
•Novorapid
•Neurodex
•PCT
•Pengobatan non farmakologi yang dianjurkan kepada pasien antara lain :
•edukasi,
• pengaturan makan,
• olahraga,
• kepatuhan pengobatan
Profil Keluarga
• Pasien tersebut (Tn. H) adalah seorang Pria yang tinggal bersama istri,
satu orang menantu dan dua orang cucu perempuan. Status pendidikan
terakhir Tn. H adalah S1 guru agama, pekerjaan Tn. H saat ini adalah guru
mengaji
Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga
• Pekerjaan sehari-hari pasien adalah Pensiunan guru SD / guru Pasien ini
tinggal dirumah dengan ukuran 8x7 dan dihuni sekitar 5 tahun. Rumah
pasien dalam keadaan baik. Rumah terdiri dari 2 tingkat, di lantai 1
terdapat 1 kamar tidur, ruang makan, 1 kamar mandi dan dapur. Di lantai
2 terdapat 3 kamar tidur. Ventilasi dan pencahayaan dirumah pasien
kurang baik. Udara didalam rumah cukup baik. Peralatan rumah tangga
lengkap. Terdapat 1 sepeda motor dan 1 mobil.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Terdapat riwayat penyakit dalam keluarga, Ayah pasien dan adik pasien
penderita Diabetes mellitus
Pola Konsumsi Makanan Keluarga
• Pola konsumsi makanan tersebut cukup baik dan saat ini
mengkonsumsi beras merah.
Psikologi Dalam Hubungan Antar Keluarga
• Pasien memiliki hubungan yang baik dengan sesama anggota
keluarga yang lainnya. Pasien merupakan seorang suami,
komunikasi antar keluarga terjalin dengan baik dan lancar.
Lingkungan
• Pemukiman pasien terdapat pada lingkungan yang padat
penduduk tetapi cukup bersih dan tertata. Tidak terdapat
sampah yang berserakan disekitar rumah. Tata letak peralatan
rumah cukup baik, sumber air menggunakan PDAM. Sehari-hari
istri pasien masak menggunakan kompor gas.
SKOR APGAR

No Fungsi Uraian Skor

Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman – teman) saya untuk
1. Adaptasi 1
membantu pada waktu sesuatu menyusahkan saya.

Saya puas dengan cara keluarga (teman teman) saya membicarakan sesuatu
2. Hubungan 2
dengan saya dan mengungkapkan masalah dengan saya.

Saya puas bahwa keluarga (teman teman) saya menerima dan mendukung
3. Pertumbuhan 2
keinginan saya untuk melakukan aktivitas atau arah baru.

Saya puas dengan cara keluarga (teman teman) saya mengekspresikan afek dan
4. Afeksi 2
berespons terhadap emosi emosi saya, seperti marah, sedih, atau mencintai./

Saya puas dengan cara teman teman saya dan saya menyediakan waktu bersama
5. Pemecahan 2
sama.

Total 9
SKOR SCREEM

No Variabel Penilaian Penilaian

1. Social Interaksi keluarga dengan tetangga sekitar baik dan rukun

2. Budaya Keluarga ini memiliki sopan santun yang baik dan tata krama yang sopan

3. Agama Keluarga ini merupakan keluarga yang taat beribadah dan membagi ilmu dengan mengajarkan Al-Qur’an

4. Ekonomi Status ekonomi keluarga ini menengah ke atas

Status pendidikan Tn. H dan istrinya tergolong baik begitu pula dengan kedua anaknya yang merupakan
5. Pendidikan
sarjana dan telah memiliki pekerjaan tetap

Keluarga ini mampu mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik. Jika keluarga ada yang sakit, mereka
6. Kesehatan
segera berobat ke puskesmas.
Pasien datang ke Puskesmas Jongaya dengan keluhan utama luka pada
kaki yang dialami sejak 6 bulan yang lalu. Luka muncul setelah
melakukan terapi sinar pada badan. Tidak ada keluhan lain. BAB normal,
BAK lancar.
Pasien merupakan penderita DM sejak 10 tahun yang lalu. Pasien
melakukan pemeriksaan GDS secara teratur dikarenakan pasien
mengetahui bahwa ayahnya menderita DM. Selama ini pasien melakukan
pengobatan terkontrol menggunakan suntik insulin. Setelah 10 tahun
menderita DM, ini kali pertama pasien datang dengan keluhan luka di
kaki. Pasien melakukan perawatan luka sendiri di rumah dengan
menggunakan NaCl 0,9%, kasa dan antibiotik gentamisin.
Kami memberikan edukasi berupa 4 pilar pengendalian Diabetes Melitus
yang terdiri dari edukasi, pengaturan makan, olahraga, dan kepatuhan
pengobatan. Dengan tujuan agar penyandang Diabetes Melitus dapat
hidup lebih lama, karena kualitas hidup membaik.
Defenisi DM

• Diabetes adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu


mengendalikan jumlah glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan
hiperglikemia, suatu keadaan gula darah yang tingginya sudah
membahayakan.

Infectious Agent

• Penyebab diabetes mellitus sampai sekarang belum diketahui dengan


pasti tetapi umumnya diketahui karena kekurangan insulin adalah
penyebab utama dan faktor herediter memegang peranan penting

Gejala Klinis

• Poliuria
• Poliphagia
• Polidipsia
• Penurunan berat badan
FAKTOR RESIKO

• Kedua orang tuanya pernah menderita DM.


• Pernah mengalami gangguan toleransi glukosa
kemudian normal kembali.
• Pernah melahirkan bayi dengan berat lahir lebih dari 4
kilogram

DIAGNOSIS

• Diagnosis klinik
• Pemeriksaan Laboratorium
PERENCANAAN MAKANAN

• Standar yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi yang


seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai dengan
kecukupan gizi baik yaitu :
• 1) Karbohidrat sebanyak 60 – 70 %
• 2) Protein sebanyak 10 – 15 %
• 3) Lemak sebanyak 20 – 25 %

LATIHAN JASMANI

• Dianjurkan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali seminggu) selama


kurang lebih 30 menit yang disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
penyakit penyerta Sebagai contoh olah raga ringan adalah berjalan kaki
biasa selama 30 menit, olahraga sedang berjalan cepat selama 20 menit
dan olah raga berat jogging.
• Sulfonilurea
• Biguanid
• Insulin
DENAH RUMAH
Daftar Masalah Kesimpulan dan Saran

a. Masalah medis: Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit


Ditemukan masalah medis dalam keluarga keturunan yang dapat diperparah juga dengan pola
tersebut yaitu terdapat riwayat penyakit
hidup yang kurang baik. Dari hasil kunjungan rumah
turunan diabetes mellitus yang berasal dari
yang dapat kami simpulkan bahwa keadaan
ayah pasien.
lingkungan rumah pasien cukup baik hanya saja pola
a. Masalah non-medis.
Di dapatkan satu masalah yaitu pola makan hidup pasien dulunya kurang terkontrol seperi pola

pasien yang dulunya kurang terkontrol,, selain makan yang kurang baik. Tetapi saat ini pasien sudah
itu pasien juga sering melakukan terapi herbal sangat sadar dengan pola makan yang baik seperti apa
yang salah sehingga menyebabkan kaki pasien dan kepedulian dalam pemeriksaan rutin gula darah
mengalami luka.
dan perawatan luka yang sudah sangat baik, yang

dibuktikan dengan seringnya pasien melakukan

pemeriksaan rutin ke puskesmas setiap bulannya.

Anda mungkin juga menyukai