Mustika dewi setyaningrum DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI Menurut WHO (1992) sehat adalah suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan sosial yang utuh, bukan hanyabebas dari penyakit atau kecacatan, dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI Menurut UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi DEFINISI KESEHATAN REPRODUKSI BKKBN, 1996 Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses,,, Next,,, dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material yang layak,bertakwa pada Tuhan yang Maha Esa,spiritual memiliki hubungan yang serasi, selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan Definisi Gender Gender pada awalnya dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN yang kemudian di adopsi dalam bahasa perancis dan inggris menjadi Gender Definisi Gender Badan Pemberdayaan Masyarakat, 2003 Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai sosial, budaya dan adat istiadat Definisi Gender WHO, 1998 : Gender adalah peran dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara sosial. Next.. Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis Peran gender Peran gender adalah peran sosial yang tidak ditentukan oleh perbedaan kelamin seperti halnya peran kodrati. Peran gender Oleh karena itu, pembagian peranan antara pria dengan wanita dapat berbeda di antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lainnya sesuai dengan lingkungan Beberapa status dan peran yang dianggap pantas oleh masyarakat untuk pria dan wanita Perempuan: –ibu rumah tangga. –bukan pewaris. –tenaga kerja domestik (urusan rumah tangga). –pramugari. Pria:
–kepala keluarga/ rumah tangga.
–pewaris. –tenaga kerja publik (pencari nafkah). –pilot. –pencangkul lahan. Tiga jenis peran gender : 1. Peran produktif adalah peran yang dilakukan oleh seseorang, menyangkut pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa, baik untuk dikonsumsi maupun untuk diperdagangkan. Peran ini sering pula disebut dengan peran di sektor publik. Tiga jenis peran gender : 2. Peran reproduktif adalah peran yang dijalankan oleh seseorang untuk kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan sumber daya manusia dan pekerjaan urusan rumah tangga, seperti mengasuh anak, memasak, mencuci pakaian, menyetrika, membersihkan rumah, dan lain-lain. Peran reproduktif ini disebut juga peran di sektor domestik. Tiga jenis peran gender : 3. Peran sosial adalah peran yang dilaksanakan oleh seseorang untuk berpartisipasi di dalam kegiatan sosial kemasyarakatan, seperti gotong-royong dalam menyelesaikan beragam pekerjaan yang menyangkut kepentingan bersama Peran Kodrati • Wanita: 1. Menstruasi 2. Mengandung 3. Melahirkan 4. Menyusui dengan air susu ibu 5. Menopause Peran Kodrati • Pria: Membuahi sel telur wanita DEFINISI SEKSUALITAS Seksualitas/jenis kelamin adalah karakteristik biologis-anatomis (khususnya system reproduksi dan hormonal) diikuti dengan karakteristik fisiologis tubuh yang menentukan seseorang adalah laki-laki atau perempuan DEFINISI SEKSUALITAS Seksualitas/Jenis Kelamin (seks) adalah perbedaan fisik biologis yang mudah dilihat melalui ciri fisik primer dan secara sekunder yang ada pada kaum laki-laki dan perempuan Seksualitas meliputi 5 area yaitu: 1. Sensualitas Kenikmatan yang merupakan bentuk interaksi antara pikiran dan tubuh. 1. Sensualitas Umumnya sensualitas melibatkan panca indera (aroma, rasa,penglihatan, pendengaran, sentuhan) dan otak (organ yang paling kuat terkait dengan seks dalam fungsi fantasi, antisipasi, memory, dan pengalaman) 5 area yaitu 2. Intimasi Ikatan emosional atau kedekatan dalam relasi interpersonal. 2. Intimasi Biasanya mengandung unsur-unsur: kepercayaan, keterbukaan diri, kelekatan dengan orang lain, kehangatan, kedekatan fisik, dan saling menhargai. 5 area yaitu 3. Identitas Peran jenis kelamin yang mengandung persan- pesan gender perempuan dan laki-laki serta mitos-mitos (feminimitas dan maskulinitas) serta orientasi seksual 3. Identitas Hal ini juga menyangkut bagaimana seseorang menghayati peran jenis kelamin, hingga ia mampu menerima diri dan mengembangkan diri sesuai dengan peran jenis kelaminnya. 5 area yaitu 4. Lifecycle (lingkaran kehidupan) Aspek biologis dari seksualitas yang terkait dengan anatomi dan fisiologi organ seksual. 5 area yaitu 5. Exploitation (eksploitasi) Unsur kontrol dan manipulasi terhadap seksualitas, seperti: kekersan seksual, pornografi, pemerkosaan, dan pelecehan seksual PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS
Karakteristik Gender Seks
Sumber Manusia Tuhan
pembeda (masyarakat)
Visi, Misi Kebiasaan Kesetaraan
PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS Karakteristik Gender Seks Unsur pembeda Kebudayaan Biologis (alat (tingkah laku) reproduksi) Sifat Harkat, Kodrat, tertentu martabat dapat tidak dapat dipertukarkan dipertukarkan PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS Karakteristik Gender Seks Dampak Terciptanya norma- Terciptanya nilai-nilai norma/ketentuan tentang : kesempurnaan, “pantas” atau “tidak pantas” kenikmatan, laki-laki pantas menjadi kedamaian dll. pemimpin, perempuan Sehingga “pantas’ dipimpin dll. Sering menguntungkan kedua merugikan salah satu pihak, belah pihak. kebetulan adalah perempuan PERBEDAAN GENDER DAN SEKSUALITAS Karakteristik Gender Seks Ke-berlaku-an Dapat berubah, Sepanjang masa musiman dan dimana saja, tidak berbeda anra mengenal kelas pembedaan kelas. Menurut Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perbedaan antara Gender dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Gender Tidak dapat berubah, contohnya Dapat berubah, contohnya peran alat kelamin laki-laki dan dalam kegiatan sehari-hari, perempuan seperti banyak perempuan menjadi juru masak jika dirumah, tetapi jika di restoran juru masak lebih banyak laki- laki. Badan Pemberdayaan Masyarakat Jenis Kelamin Gender Tidak dapat dipertukarkan, Dapat dipertukarkan contohnya jakun pada laki- laki dan payudara pada perempuan Badan Pemberdayaan Masyarakat Jenis Kelamin Gender Berlaku sepanjang masa, Tergantung budaya dan contohnya status sebagai laki-laki kebiasaan, contohnya di jawa atau perempuan pada jaman penjajahan belanda kaum perempuan tidak memperoleh hak pendidikan.Setelah Indo merdeka perempuan mempunyai kebebasan mengikuti pendidikan Badan Pemberdayaan Masyarakat
Jenis Kelamin Gender
Berlaku dimana saja, contohnya Tergantung budaya setempat, di rumah, dikantor dan contohnya pembatasan dimanapun berada, seorang laki- kesempatan di bidang pekerjaan laki/perempuan tetap laki-laki terhadap perempuan dan perempuan dikarenakan budaya setempat antara lain diutamakan untuk menjadi perawat, guru TK, pengasuh anak Badan Pemberdayaan Masyarakat Jenis Kelamin Gender Merupakan kodrat Tuhan, Bukan merupakan budaya contohnya laki-laki setempat, contohnya mempunyai cirri-ciri utama pengaturan jumlah anak yang berbeda dengan cirri- dalam satu keluarga ciri utama perempuan yaitu jakun. Badan Pemberdayaan Masyarakat Jenis Kelamin Gender Ciptaan Tuhan, contohnya Buatan manusia, contohnya perempuan bisa haid, laki-laki dan perempuan hamil, melahirkan dan berhak menjadi calon ketua menyusui sedang laki-laki RT, RW, dan kepala desa tidak. bahkan presiden. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
1. Sebagian besar masyarakat banyak
dianut kepercayaan yang salah tentang apa arti menjadi seorang wanita, dengan akibat yang berbahaya bagi kesehatan wanita. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
2. Setiap masyarakat mengharapkan wanita
dan pria untuk berpikir, berperasaan dan bertindak dengan pola-pola tertentu dengan alasan hanya karena mereka dilahirkan sebagai wanita/pria. Contohnya wanita diharapkan untuk menyiapkan masakan, membawa air dan kayu bakar, merawat anak- anak dan suami. Sedangkan pria bertugas memberikan kesejahteraan bagi keluarga di masa tua serta melindungi keluarga dari ancaman. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
3. Gender dan kegiatan yang dihubungkan
dengan jenis kelamin tersebut, semuanya adalah hasil rekayasa masyarakat. Beberapa kegiatan seperti menyiapkan makanan dan merawat anak adalah dianggap sebagai “kegiatan wanita”. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
4. Kegiatan lain tidak sama dari satu daerah ke
daerah lain diseluruh dunia, tergantung pada kebiasaan, hukum dan agama yang dianut oleh masyarakat tersebut. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
5. Peran jenis kelamin bahkan bisa tidak sama
didalam suatu masyarakat, tergantung pada tingkat pendidikan, suku dan umurnya, contohnya : di dalam suatu masyarakat, wanita dari suku tertentu biasanya bekerja menjadi pembantu rumah tangga, sedang wanita lain mempunyai pilihan yang lebih luas tentang pekerjaan yang bisa mereka pegang. BUDAYA YANG MEMPENGARUHI GENDER
6. Peran gender diajarkan secara turun temurun
dari orang tua ke anaknya. Sejak anak berusia muda, orang tua telah memberlakukan anak perempuan dan laki-laki berbeda, meskipun kadang tanpa mereka sadari PENGERTIAN DISKRIMINASI GENDER Diskriminasi gender adalah adanya perbedaan, pengecualian/pembatasan yang dibuat berdasarkan peran dan norma gender yang dikonstruksi secara social yang mencegah seseorang untuk menikmati HAM secara penuh. BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER 1. Gender dan Marginalisasi Perempuan Bentuk manifestasi ketidakadilan gender adalah proses marginalisasi/pemiskinan terhadap kaum perempuan. 1. Gender dan Marginalisasi Perempuan Ada beberapa mekanisme proses marginalisasi kaum perempuan karena perbedaan gender. Dari segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan pemerintah, keyakinan, tafsiran agama, keyakinan tradisi dan kebiasaan bahkan asumsi ilmu pengetahuan, misalnya marginalisasi dibidang pertanian contohnya revolusi hijau yang memfokuskan pada laki-laki mengakibatkan banyak perempuan tergeser dan menjadi miskin. adanya pekerjaan khusus perempuan seperti : guru anak2, pekerja pabrik yang berakibat pada penggajian yang rendah. contohnya upah wanita lebih kecil, izin usaha wanita harus diketahui ayah (jika masih lajang) dan suami jika udah menikah, permohonan kredit harus seijin suami, pembatasan kesempatan dibidang pekerjaan terhadap wanita, kemajuan tehnologi industry meminggirkan peran serta wanita BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER 2. Gender dan Subordinasi Pekerjaan Perempuan Subordinasi adalah anggapan tidak penting dalam keputusan politik. Perempuan tersubordinasi oleh factor yang dikonstruksikan secara sosial. 2. Gender dan Subordinasi Pekerjaan Perempuan Hal ini disebabkan karena belum terkoordinasi konsep gender dalam masyarakat yang mengakibatkan adanya diskriminasi kerja bagi perempuan. Contoh ; wanita sebagai hak kawin wanita dinomor duakan, bagian warisan wanita lebih sedikit, wanita dinomor duakan dalam peluang bidang politik, jabatan, karir dan pendidikan. BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER 3. Gender dan Sterotip atas Pekerjaan Perempuan Stereotip adalah pelabelan terhadap suatu kelompok / jenis pekerjaan tertentu. Stereotip adalah bentuk ketidakadilan. Secara umum stereotip merupakan pelabelan/penandaan terhadap kelompok tertentu dan biasanya pelabelan ini selalu berakibat pada ketidakadilan, sehingga dinamakan pelabelan negative. 3. Gender dan Sterotip atas Pekerjaan Perempuan Hal ini disebabkan pelabelan yang sudah melekat pada laki-laki misalnya manusia yang kuat, rasional, jantan, perkasa. Sedangkan perempuan adalah mahkluk yang lembut, cantik dan keibuan. Contoh : Wanita-sumur-dapur-kasur, Wanita macak- masak-manak, laki-laki tlang punggung keluarga, kehebatan pada kemampuan seksualnya, Laki-laki mata keranjang, janda mudah dirayu. BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER 4. Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan Kekerasan adalah suatu serangan terhadap fisik maupun integritas mental psikologi seseorang. Kekerasan terhadap manusia sumbernya macam-macam namun ada satu jenis kekerasan yang bersumber anggapan gender. 4. Gender dan Kekerasan Terhadap Perempuan Kekerasan terhadap perempuan merupakan kekerasan yang disebabkan adanya keyakinan gender. Bentuk kekerasan ini tidak selalu terjadi antara laki-laki terhadap perempuan akan tetapi antara perempuan dengan perempuan atau perempuan dengan laki-laki. Meskipun demikian perempuan menjadi lebih rentan karena posisinya yang pincang dimata masyarakat baik secara ekonomi, social atau politik. Posisi perempuan dianggap lebih rendah dibandingkan dengan laki-laki. Kekerasan fisik : perkosaan, pemukulan, dan penyiksaan. Non fisik : pelecehan seksual, ancaman, dan paksaan. Contoh ; Eksploitsi terhadap wanita, pelecehan terhadap wanita, perkosaan, wanita jadi obyek iklan, laki-laki sebagai pencari nafkah,suami membatasi uang belanja dan memonitor pengeluarannya, istri menghina/mencela kemampuan seksual BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN GENDER 5. Gender dan Beban kerja Lebih Berat Dengan berkembangnya wawasan kemitrasejajaran berdasarkan pendekatan gender dalam berbagai aspek kehidupan, maka peran perempuan mengalami perkembangan yang cukup cepat. Namun perlu dicermati bahwa perkembangan perempuan tidaklah “mengubah” peranannya yang “lama” yaitu peranan dalam lingkup rumah tangga (peran reproduktif). 5. Gender dan Beban kerja Lebih Berat Maka dari itu perkembangan peranan perempuan ini sifatnya menambah, dan umumnya perempuan mengerjakan peranan sekaligus untuk memenuhi tuntutan pembangunan, untuk itulah maka beban kerja perempuan terkesan berlebihan. Contoh : wanita bekerja diluar rumah atau dirumah, wanita sebagai perawat, pendidik anak sekaligus pendamping suami pencari nafkah kehidupan, laki-laki mencari nafkah utama sekaligus sopir keluarga. KETIDAKSETARAAN DAN KETIDAKADILAN GENDER DALAM PELAYANAN KESEHATAN 1. Ketidak-setaraan Gender Ketidak-setaraan gender merupakan keadaan diskriminatif (sebagai akibat dari perbedaan jenis kelamin) dalam memperoleh kesempatan, pembagian sumber-sumber dan hasil pembangunan serta kses terhadap pelayanan. Contohnya sebagai berikut : a. Bias gender dalam penelitian kesehatan Ada indikasi bahwa penelitian kesehatan mempunyai tingkat bias gender nyata baik dalam pemilihan topic, metode yang digunakan, atau analisa data. Gangguan kesehatan biasa yang mengakibatkan gangguan berarti pada perempuan tidak mendapat perhatian bila tidak mempengaruhi fungsi reproduksi. Contohnya b. Perbedaan gender dalam akses terhadap pelayanan kesehatan Berbeda dengan Negara maju kaum perempuan dinegara berkembang pada umumnya belum dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan. Perempuan yang mengalami depresi karena kekerasan domestic yang dilakukan oleh pasangannya hanya diobati dengan antidepresan tanpa diberi dalam mengatasi masalah gender yang melatarbelaknginya. KETIDAKSETARAAN DAN KETIDAKADILAN GENDER DALAM PELAYANAN KESEHATAN 2. Ketidak-adilan Gender Dalam berbagai aspek ketidak-setaraan gender tersebut sering ditemukan pula ketidakadilan gender yaitu ketidakadilan berdasarkan norma dan standart yang belaku. Ketidakadilan adalah ketidaksetaraan yang tidak pantas atau tidak adil. Definisi “keadilan gender dalam kesehatan” menurut WHO mengandung 2 aspek :
1. Keadilan dalam status kesehatan yaitu
tercapainya derajat kesehatan yang setinggi mungkin (fisik, psikologi dan sosial). Definisi “keadilan gender dalam kesehatan” menurut WHO mengandung 2 aspek 2. Keadilan dalam pelayanan kesehatan yang berarti bahwa pelayanan diberikan sesuai dengan kebutuhan tanpa tergntung pada kedudukan sosial dan diberikan sebagai respon terhadap harapan yang pantas dari masyarakat dengan penarikan biaya pelayanan yang sesuai dengan kemampuan. Sebagai strategi operasional dalam mencapai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dianjurkan melakukan pengarus-utamaan gender (PUG). ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI Isu gender adalah suatu kondisi yang menunjukkan kesenjangan laki-laki dan perempuan yaitu adanya kesenjangan antara kondisi yang dicita-citakan (normatif) dengan kondisi sebagaimana adanya (obyektif). ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 1. Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir (Safe Motherhood) 2. Keluarga Berencana 3. Kesehatan Reproduksi Remaja 4. Infeksi Menular Seksual PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 1. Masalah kesehatan reproduksidapat terjadi sepanjang siklus hidup manusia missal masalah inses yang terjadi pada masa anak- anak dirumah, masalah pergaulan bebas, kehamilan remaja. PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 2.Perempuan lebih rentan dalam menghadapi resiko kesehatan reproduksi seperti kehamilan, melahirkan, aborsi tidak aman dan pemakaian alat kontrasepsi. Karena struktur alat reproduksi yang rentan secara social atau biologis terhadap penularan IMS termasuk STD/HIV/AIDS. PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 3.Masalah kesehatan reproduksi tidak terpisah dari hubungan laki-laki dan perempuan. Namun keterlibatan , motivasi serta partisipasi laki-laki dalam kespro dewasa ini sangat kurang. PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 4. Laki-laki juga mempunyai masalah kesehatan reproduksi, khusunya berkaitan dengan IMS. HIV, dan AIDS. Karena ini dalam menyusun strategi untuk memperbaiki kespro harus dipertimbangkan pula kebutuhan, kepedulian dan tanggung jawab laki-laki. PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 5.Perempuan rentan terhadap kekerasan dalam rumah tangga 9kekerasan domestic) atau perlakuan kasar yang pada dasarnya bersumber gender yamg tidak setara. PENANGANAN ISU GENDER DALAM KESEHATAN REPRODUKSI 6.Kesehatan reproduksi lebih banyak dikaitkan dengan urusan perempuan seperti KB