Anda di halaman 1dari 81

Djoti Atmodjo

2
3
KERANGKA WAKTU

Sep Okt Nov Des

Perencanaan 2017
 RKA / RBA

 Perencanaan SDM
 Program unit

o TKP 5.2

o TKP 5.1 EP 2

o TKP 5.5 EP 1
5
KERANGKA WAKTU

Okt Nov Des

Perencanaan 2017
 RKA / RBA

 Perencanaan SDM
 Program unit

 Program mutu dan keselamatan

pasien unit
 Program mutu dan keselamatan
pasien RS
KERANGKA WAKTU

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4
Okt Nov Des

Evaluasi kinerja
Perencanaan  Kinerja governing body

 Kinerja direktur
 Kinerja dokter (OPPE)

 Kinerja perawat

 Kinerja nakes lain


KERANGKA WAKTU

Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4
Okt Nov Des

Evaluasi mutu
Perencanaan  Kinerja mutu unit

 Kinerja mutu rumah sakit


UU Nomor 44 Tahun 2009
tentang
Rumah Sakit

Pasal 40 :

Dalam upaya peningkatan mutu


pelayanan Rumah Sakit wajib
dilakukan akreditasi secara berkala
minimal 3 (tiga) tahun sekali

Djoti - Atmodjo
Djoti - Atmodjo
Crosby :
Mutu adalah kepatuhan terhadap standar
yang telah ditetapkan

2 aspek :
 Organisasi  Unit Kerja
 SDM

Djoti - Atmodjo
Donabedian’s Quality Framework

Structure Process Outcome

Charateristic of What is done to the What happens to the


institution & provider patient patient

facilities, equipment, refers to all of the interactions changes in health


and between patients and providers, status, behavior,
human resources including diagnoses, treatments, knowledge,
preventive care, and patient satisfaction, and quality
education of life
12
13
14
Rawat Jalan Gawat Darurat Rawat Inap Rawat Intensif

Kamar Operasi Farmasi Laboratorium Yan Darah

Radiologi Rehab Med

UNIT KERJA RS
Sanitasi Gizi

CSSD Diklat Rekam Medis

Linen/laundry Kmr Jenasah IPS RS

Djoti - Atmodjo
How an organization operates as an open system
Structure Process Outcome
Structure Process Outcome

Standar

Supaya bisa
diukur

 Indikator Produktivitas
 Indikator Mutu
 Indikator Efisiensi
 Indikator Keuangan

Djoti Atmodjo
Struktur Proses Outcome

Kebijakan Tatalaksana
pelayanan
Pedoman Pedoman
Pengorganisasia Pelayanan SPO
n
• Standar  Survei kepuasan
SDM  Pengukuran Mutu :
• Standar Indikator
Fasilitas Kejadian
 IKP:
K T D : Sentinel Event
Peraturan dan perundangan
KTC
Pedoman KNC
KPC
18
UNIT KERJA RS

19
SDM TENAGA KESEHATAN
Structure Process Outcome
Resource Transformation Product
Input Proses Output
Output
Outcome
Standar

Standar Profesi

Kompetensi

Kewenangan

Djoti Atmodjo
DOKUMEN UNIT KERJA

21
DOKUMEN UNIT KERJA

22
Kebijakan pelayanan
Pedoman pengorganisasian
 Struktur organisasi
 Nama jabatan
 Persyaratan jabatan
 Uraian tugas
 Pola ketenagaan
 Orientasi
 Penilaian kinerja
Pedoman Pelayanan
SPO
Program ( Rencana Kerja Tahunan )
Bukti pelaksanaan
 Laporan bulanan
 Rapat Kerangka acuan / TOR
Bukti kegiatan (jadwal, tanda tangan kehadiran)
 Orientasi
Pre test dan Post test
 Pelatihan Laporan kegiatan
 Pendahuluan
 Gambaran umum RS
 Visi, Misi, Falsafah, Nilai dan Tujuan RS
 Struktur Organisasi RS
 Struktur Organisasi Unit Kerja
 Uraian Jabatan :
 Persyaratan Jabatan

 Uraian Tugas

 Tata Hubungan Kerja


 Pola ketenagaan
 Program orientasi
 Pertemuan/rapat
 Pelaporan

Djoti Atmodjo
Pengertian dan batasan
Standar Ketenagaan
Standar Fasilitas
Kemampuan pelayanan
Kebijakan
Tata laksana

Djoti Atmodjo
26
Program harus diuraikan dalam bentuk Kerangka
Acuan Program (TOR) dan tidak boleh hanya
berbentuk time table
Ditanda tangani oleh Kepala Unit Kerja dan
Direktur RS
Format program :
 Pendahuluan
 Latar belakang
 Tujuan umum dan tujuan khusus
 Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
 Cara melaksanakan kegiatan
 Sasaran
 Jadwal pelaksanaan kegiatan
 Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
 Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Djoti - Atmodjo
28
REGULASI
PANITIA/KOMITE/TIM

Komite Medik Komite Komite Etik


Keperawatan

Komite Mutu Komite K3 Komite PPI


& KP

Komite Tim Farmasi Komite PKRS


Rekam Medis danTerapi

Tim MDGs Tim PPRA


29
Leadership and Planning
Design of Clinical and
Managerial Processes
Measure Selection and Data
Collection
Validation and Analysis
of Measurement Data
Gaining and Sustaining
Improvement

30
KEPEMIMPINAN DAN
PERENCANAAN
RANCANGAN PROSES KLINIS
DAN MANAJERIAL
SELEKSI PENGUKURAN DAN
PENGUMPULAN DATA
VALIDASI DAN ANALISIS DATA
PENGUKURAN
MENDAPATKAN DAN
MEMPERTAHANKAN PERBAIKAN

31
Standar PMKP.1
Mereka yang bertanggung jawab memimpin dan menjalankan rumah
sakit berpartisipasi dalam perencanaan dan evaluasi keberhasilan
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien.

Elemen Penilaian PMKP.1


1. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menyusun rencana
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Pimpinan rumah sakit berpartisipasi dalam menetapkan keseluruhan
proses atau mekanisme dari program peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
3. Pimpinan rumah sakit menetapkan proses atau mekanisme
pengawasan program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
4. Program peningkatan mutu dan keselamatan pasien dilaporkan oleh
pimpinan rumah sakit kepada pemilik (governance)
Standar TKP.3.4.
Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah terlatih
dalam melaksanakan konsep peningkatan mutu

Elemen Penilaian TKP.3.4.


1. Pimpinan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya sudah terlatih
atau sudah mengenal konsep dan metode peningkatan mutu
2. Pimpinan asuhan medis, keperawatan dan pimpinan lainnya
berpartisipasi dalam proses yang terkait dengan peningkatan mutu dan
keselamatan pasien
3. Evaluasi kinerja tenaga profesional dimonitor sebagai bagian dari
monitoring klinik
Standar PMKP.1.5.
Staf diberi pelatihan untuk ikut serta dalam program.

Elemen Penilaian PMKP.1.5.


1. Diadakan pelatihan bagi staf sesuai dengan peranan mereka dalam
program peningkatan mutu dan keselamatan pasien
2. Pelatihan dengan pengetahuan cukup disediakan
3. Pelatihan yang diterima staf merupakan bagian dari pekerjaan rutin
mereka
Standar KPS 1
Rumah sakit menentukan pendidikan, ketrampilan, pengetahuan dan
persyaratan lain bagi seluruh staf rumah sakit.

Elemen Penilaian KPS 1


1. Perencanaan harus mempertimbangkan misi rumah sakit,
keragaman pasien, jenis pelayanan dan teknologi yang digunakan
dalam asuhan pasien
2. Ditetapkan pendidikan, keterampilan dan pengetahuan untuk
semua staf.
3. Peraturan perundangan dan ketentuan yang berlaku terpadu
dalam perencanaan.

Pedoman Pengorganisasian
GOVERNING
BODY

DIREKTUR Utama

Prioritas

Pengukuran:
UNIT KERJA  Kejadian
 Indikator
Ka Unit  Analisa
Staf Unit  Validasi
Pengumpulan
data
Donabedian’s Quality Framework

Structure Process Outcome

Charateristic of What is done to the What happens to the


institution & provider patient patient

facilities, equipment, refers to all of the interactions changes in health


and between patients and providers, status, behavior,
human resources including diagnoses, treatments, knowledge,
preventive care, and patient satisfaction, and quality
education of life
38
How an organization operates as an open system

Structure Process Outcome

Djoti Atmodjo
Pengukuran:
UNIT KERJA
 Kejadian
 Indikator

 Kejadian  Frekuensi
Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra anestesi
Kejadian tidak dilaporkannya nilai kritis hasil laboratorium
Kejadian pembelian sediaan farmasi di luar perencanaan rutin
 Indikator  Rate based STANDAR
Angka ketidak lengkapan asesmen awal  dokter atau perawat
Angka keterlambatan penyiapan hasil pemeriksaan cito
Angka ketidak lengkapan monitoring status fisiologis anestesi

40
KETERLAMBATAN PENYERAHAN OBAT JADI
FARMASI RAWAT JALAN

ANGKA KETERLAMBATAN PENYIAPAN


OBAT JADI FARMASI RAWAT JALAN

Angka keterlambatan pemeriksaan analisa


gas darah
INDIKATOR
Diperlukan untuk :

a Mengetahui posisi saat ini


a Menetapkan target yang akan dicapai
a Identifikasi permasalahan yang ada
a Memberi inspirasi kepada seluruh anggota
organisasi untuk bekerja sama mencapai
target yang ditetapkan
UNIT KERJA : Instalasi Kamar Bedah

RUANG LINGKUP : Kamar bedah

NAMA INDIKATOR : Angka infeksi luka operasi

DASAR PEMIKIRAN : Operasi bersih yang memenuhi prosedur


standard tidak menimbulkan infeksi luka
operasi

DEFINISI INDIKATOR : Angka kejadian infeksi luka operasi pada


pasien pasca operasi bersih

KRITERIA :
Inklusi : Pasien operasi bersih, termasuk operasi cito

Eksklusi :

TIPE INDIKATOR : Rate Based

PEMBILANG (Numerator) : Jumlah pasien infeksi luka operasi bersih

PENYEBUT (Denominator) : Jumlah seluruh pasien operasi bersih dalam


periode waktu yang sama dengan lama
perawatan post operatif sama dengan atau
lebih dari lima hari

STANDARD : 2%

KETERANGAN : -
43
PENGUMPULAN DATA

 Manual Sensus
harian

 Sistem
informasi

 Survei

Djoti Atmodjo 44
No. Besaran/Variabel 1 2 3 4 5 6 7 8
1. Jumlah kejadian infeksi 2
jarum infus
2. Jumlah pemasangan 10
infus
3. Jumlah pasien dengan
dekubitus
4. Jumlah pasien tirah
baring total
5. Jumlah infeksi luka
operasi
6. Jumlah operasi bersih

Infeksi jarum infus timbul dalam waktu 3 x 24 jam


Dekubitus terjadi dalam waktu 2 x 24 jam

Djoti - Atmodjo
No. Nama Pasien Datang Selesai <30’ >30’
1. Tn. A 09.05 09.28 v
2. Ny. B 11.16 11.48 v
3. Nn. C 23.10 23.34 v

Jumlah

Waktu penyiapan hasil darah rutin laboratorium rawat jalan <


30 menit

Djoti - Atmodjo
Masalah ?
Cause and Effect ( Fish Bone) Diagram

Lingkungan SDM Fasilitas

Masalah

Pelanggan Prosedur
• What changes • Obyective
are to be made • Questions/Predictions
• Next cycle • Plan to carry out cycle
(Who, what, where
and when)

ACT PLAN

• Compare
STUDY DO
analysis of data • Carry out plan
• Compare data to • Docoment
prediction problems and
• Summarise what observations
wass learned • Begin analysis
dr Luwi - PMKP 14 Jan 49
Plan Do Study Action

Corrective Follow-up
Action

Improvement

Relationship Between Control and Improvement


Under P-D-S-A Cycle Djoti - Atmodjo
Standar PMKP.5.
Rumah sakit menggunakan proses internal untuk melakukan
validasi data

Elemen Penilaian PMKP.5.


1. Rumah sakit melakukan integrasi kegiatan validasi data
kedalam proses manajemen mutu dan keselamatan pasien.
2. Rumah sakit melakukan validasi data secara internal dan
memasukkan hal-hal yang dimuat di huruf a) sampai f) dari
Maksud dan tujuan.
3. Proses validasi data memuat paling sedikit 5 indikator yang
dipilih seperti yang dimuat di PMKP.3.1.
Validasi data penting ketika
 suatu ukuran baru diterapkan (khususnya, ukuran klinis yang
dimaksudkan untuk membantu rumah
 data akan ditampilkan kepada publik lewat situs Web rumah sakit
atau cara lain;
 suatu perubahan telah dibuat pada suatu ukuran yang ada, seperti
jika alat pengumpulan data telah diubah atau proses abstraksi data
atau abstractor telah diubah;
 data yang dihasilkan dari ukuran sebelumnya berubah tanpa alasan
jelas;
 sumber data berubah, misalnya jika ada bagian dari catatan pasien
yang diubah ke format elektronik sehingga sumber datanya menjadi
elektronik dan kertas; atau
 subjek pengumpulan data berubah, misalnya perubahan dalam
umur pasien rata-rata, perubahan protokol penelitian, penerapan
practice guidelines (pedoman praktik) baru, atau pemakaian
teknologi dan metodologi perawatan baru.
Penghitungan keakuratan
dilakukan dengan:
membagi jumlah elemen data
yang sama dengan jumlah total
elemen data dan dikalikan dengan
100.
Tingkat akurasi 90 % adalah tolok
ukur yang baik.
VALIDASI

KASUS LENGKAP TIDAK LENGKAP

Kasus 1 a
Kasus 2 a
Kasus 3 a
Kasus 4 a
Kasus 5 a
Kasus 6 a
Kasus 7 a
Kasus 8 a
Kasus 9 a
……… dst

Jumlah
Jumlah elemen data 120
Tidak lengkap 10

Angka ketidak lengkapan:


10/120 x 100% = 8,3%

Jumlah elemen data 120


Tidak lengkap 15

Angka ketidak lengkapan:


15/120 x 100% = 12,5%
Jumlah elemen data 120
Tidak lengkap 10

Jumlah elemen data 120


Tidak lengkap 15

Jumlah elemen data yang sama 105


105/120 x 100
87,5%
Pemilihan indikator yang terkait dng area klinis meliputi :
1. asesmen pasien;
2. pelayanan laboratorium
3. pelayanan radiologi dan diagnostic imaging;
4. prosedur bedah;
5. penggunaan antibiotika dan obat lainnya;
6. kesalahan medikasi (medication error) dan Kejadian Nyaris
Cedera (KNC);
7. penggunaan anestesi dan sedasi;
8. penggunaan darah dan produk darah;
9. ketersediaan, isi dan penggunaan rekam medis pasien;
10. pencegahan dan pengendalian infeksi, surveilans dan
pelaporan;
11. riset klinis.
dr Luwi - PMKP 14 Jan 57
urgency, seriuosness, dan growth
skor skala 1-5
INDIKATOR U S G JUMLAH
Angka ketidak lengkapan asesmen awal dokter
di rawat jalan 3 3 4 10
Angka ketidak lengkapan asesmen awal perawat
di rawat jalan 3 3 2 8
Angka ketidak lengkapan asesmen awal dokter
di rawat inap 4 4 5 13
Angka ketidak lengkapan asesmen awal perawat
di rawat inap 3 3 2 8
Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra
anestesi 5 5 5 15 1
Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang
nyeri 2 3 4 9
Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang
pasien risiko jatuh 4 5 4 13
AREA KLINIS
Asesmen
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal dokter di
rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal perawat di
rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal dokter di
rawat inap
 Angka ketidak lengkapan asesmen awal perawat di
rawat inap
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra
anestesi
 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang nyeri
 Angka tidak dilaksanakannya asesmen ulang pasien
risiko jatuh
60
AREA KLINIS
Pelayanan Laboratorium
 Angka keterlambatan penyerahan hasil laboratorium
rutin
 Angka keterlambatan pemeriksaan cito AGD untuk
ICU
 Angka pengulangan pengambilan sampel darah
 Angka kerusakan sampel darah
 Kejadian tidak dilaporkannya nilai kritis

61
AREA KLINIS
Pelayanan Radiologi
 Angka keterlambatan penyerahan hasil pemeriksaan
radiologi tanpa kontras
 Angka pengulangan pemeriksaan radiologi
 Angka penolakan ekspertis
 Kejadian kesalahan ekspertis

62
AREA KLINIS
Prosedur Bedah
 Angka penundaan operasi elektif
 Angka keterlambatan pelaksanaan operasi elektif
 Angka ketidak lengkapan surgical check list
 Angka ketidak lengkapan dokumen site marking
 Kejadian tidak dilaksanakannya penandaan lokasi
operasi pada operasi organ 2 sisi

63
AREA KLINIS
Penggunaan antibiotik dan obat lainnya
 Angka pemberian antibiotika ganda
 Kejadian pemberian antibiotika > 1
 Kejadian pemberian antibiotika profilaksis menjadi
terapeutik
 Kejadian pemberian terapi polifarmasi
 Kejadian pemberian obat di luar formularium

64
AREA KLINIS
Medication error
 Kejadian kesalahan penyiapan obat rawat jalan
 Kejadian kesalahan penyiapan obat rawat inap
 Kejadian kesalahan penyiapan obat pada double
check
 Kejadian salah dosis dalam resep
 Kejadian kesalahan baca resep

65
AREA KLINIS
Penggunaan anestesi dan sedasi induksi
 Angka ketidak lengkapan asesmen pra anestesi
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen pra
anestesi
 Angka ketidak lengkapan monitoring status fisiologis
saat operasi atau pemulihan
 Kejadian tidak dilaksanakannya monitoring status
fisiologis pemberian sedasi
 Kejadian tidak dilaksanakannya monitoring status
fisiologis tindakan bedah tanpa anestesi umum

66
AREA KLINIS
Penggunaan darah dan produk darah
 Kejadian kesalahan penyedian darah
 Kejadiaan perbedaan golongan darah PMI dengan
crossmatch
 Kejadian tidak digunakannya darah yang diminta
 Angka keterlambatan penyediaan darah untuk
pasien SC (> 1 jam)

67
AREA KLINIS
Rekam medis
 Angka keterlambatan penyediaan rekam medis
rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan rekam medis rawat inap
 Angka ketidak lengkapan ringkasan rawat jalan
 Angka ketidak lengkapan rekam medis
 Angka ketidak lengkapan ringkasan pulang
 Kejadian tidak adanya ringkasan pulang
 Kejadian tidak adanya ringkasan rawat jalan

68
AREA KLINIS
PPI
 Angka infeksi jarum infus
 Angka infeksi kateter
 Angka infeksi daerah operasi
 Angka infeksi pneumonia pada penggunaan
ventilator
 Kejadian didapatkannya biakan kuman dalam alat
yang telah disterilkan

69
Indikator yg dipilih terkait dengan upaya manajemen meliputi :
a. pengadaan rutin peralatan kesehatan dan obat penting
untuk memenuhi kebutuhan pasien; (IAM 1)
b. pelaporan aktivitas yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan; (IAM 2)
c. manajemen risiko; (IAM 3)
d. manajemen penggunaan sumber daya; (IAM 4)
e. harapan dan kepuasan pasien dan keluarga; (IAM 5)
f. harapan dan kepuasan staf; (IAM 6)
g. demografi pasien dan diagnosis klinis; (IAM 7)
h. manajemen keuangan; (IAM 8)
i. pencegahan dan pengendalian dari kejadian yang dapat
menimbulkan masalah bagi keselamatan pasien, keluarga
pasien dan staf. (IAM 9)
dr Luwi - PMKP 14 Jan 70
AREA MANAJEMEN
PENGADAAN SEDIAAN FARMASI
 Kejadian kekosongan obat emergency di IGD
 Kejadian tidak tersedianya kebutuhan pasien ICU
 Kejadian tidak tersedianya obat emergency di kamar
operasi
 Kejadian tidak tersedianya alkes sesuai kebutuhan
pasien

71
AREA MANAJEMEN
PELAPORAN
 Kejadian keterlambatan RL
 Kejadian keterlambatan laporan obat narkotik

72
AREA MANAJEMEN
MANAJEMEN RISIKO
 Kejadian staf tertusuk benda tajam
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen ulang
pasien rawat inap dengan risiko jatuh
 Kejadian ketidak pahaman staf dalam proses
dekontaminasi bahan berbahaya

73
AREA MANAJEMEN
MANAJEMEN SUMBER DAYA
 Angka efektifitas penggunaan alat canggih
 Kejadian listrik padam > 7 detik di area kritis

KEPUASAN PASIEN
 Survei kepuasan pelayanan unit kerja
 Survei kepuasan asuhan dokter, perawat dan nakes
lainnya

KEPUASAN STAF
 Survei kepuasan staf RS

74
AREA MANAJEMEN
DEMOGRAFI
 Pola pendidikan pasien, termasuk yang buta huruf
 Pola bahasa yang digunakan pasien
 Pola kondisi pasien dengan hambatan fisik dalam
berkomunikasi
 Pola 10 diagnosis atau kondisi pasien terbanyak yang
dirawat
MANAJEMEN KEUANGAN
 Kejadian keterlambatan pengajuan klaim asuransi
atau BPJS
 Rasio keuangan
 Angka piutang yang tidak tertagih

75
AREA MANAJEMEN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN DARI KEJADIAN YANG
DAPAT MENIMBULKAN MASALAH BAGI KESELAMATAN
PASIEN, KELUARGA PASIEN DAN STAF
 Pola pemahaman staf dalam penangan bencana
 Pola pemahaman staf dalam melaksanakan cara cuci
tangan yang benar

76
PENGUKURAN KEPATUHAN
ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran I Ketepatan identifikasi pasien
Sasaran II Peningkatan komunikasi yang efektif
Sasaran III Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai (high-alert)
Sasaran lV Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat-
pasien operasi
Sasaran V Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan
Sasaran VI Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
IDENTIFIKASI PASIEN
 Survei pelaksanaan identifikasi sebelum pemberian
obat
 Survei pelaksanaan identifikasi sebelum
pengambilan spesimen
 Kejadian ketidak lengkapan identitas pada gelang
pasien
 Kejadian kesalahan identitas pada gelang pasien

PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF


 Kejadian ketidak lengkapan konfirmasi the read back
process
 Survei pemahaman staf dalam komunikasi the read
back process

78
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
HIGH ALERT MEDICATION
 Kejadian kesalahan label pada obat LASA
 Kejadian tidak adanya label high alert pada obat
high alert di unit kerja (IGD, ICU, kamar operasi)

KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN


OPERASI
 Kejadian ketidak lengkapan formulir penandaan
lokasi operasi
 Angka ketidak lengkapan surgical safety check list

79
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
HAND HYGIENE
 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum
pemeriksaan pasien oleh dokter
 Survei pelaksanaan cuci tangan sebelum
pemeriksaan pasien oleh perawat/bidan

PASIEN RISIKO JATUH


 Survei pemahaman pasien tentang risiko jatuh
 Kejadian tidak dilaksanakannya asesmen ulang
pasien risiko jatuh
 Kejadian tidak terpasangnya gelang pada pasien
risiko jatuh
 Kejadian tidak terpasangnya bed rail pada pasien
risiko jatuh
80
CLINICAL PATHWAY
Hernia inguinalis/skrotalis
Apendisitis akut
Partus macet dengan SC
FAM
Mioma uteri
Fraktur clavicula tertutup  Pemeriksaan penunjang
Tonsilitis kronis dengan TE  Pemberian obat
Stroke non hemoragik  LOS
Kejang demam sederhana  Komplikasi
 Hasil/outcome
PROTOKOL
Asma
Stroke VARIASINYA
AMI
Syok hipovolemik
81

Anda mungkin juga menyukai