Anda di halaman 1dari 24

Scholastica Diana

M Daniala Syuhada
 Nama Pasien : Ny. A
 Usia : 45 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : Kp. Cisitu Kidul, Kab. Garut
 Tanggal pemeriksaan : 1 April 2014
Keluhan Utama : Buang Air Kecil Sedikit
 Pasien mengeluhkan sudah lama tidak buang air kecil lebih
sedikit dari sebelumnya. Frekuensi buang air kecil pasien
sering namun tidak banyak. Kadang ada perasaan tidak
lampias, namun tidak disertai rasa perih. Saat buang air kecil
tidak muncul darah maupun pasir. Kadang terdapat keluhan
nyeri dan pegal pada pinggang.
 Keluhan lain seperti sesak nafas, anoreksia, sering pusing, nyeri
punggug dan nyeri dada sering kali dirasakan. Pasien memiliki
riwayat Hipertensi dan Diabetes Melitus yang telah diderita
selama 4 tahun. Pasien tidak memiliki riwayat menjalani operasi
sebelumnya. Pasien juga memiliki batasan minum yaitu 1
liter/hari. Obat-obatan yang kini dikonsumsi pasien adalah
amlodipin, natrium bicarbonat dan odansentron. Pasien telah
menjalani hemodialisis setiap minggu dua kali, dan kini akan
menjalankan hemodialisis untuk yang ketiga kalinya. Pasien
dirujuk dengan alasan untuk mengetahui fungsi ginjalnya.
Pemeriksaan Fisik
• Kesadaran : Kompos Mentis
• TB/BB : 145 cm / 43 kg
 Pre-Hemodialisis per 21 Maret 2014
◦ Serum Kreatinin : 11,11 mg/dl
◦ Ureum : 101 mg/dl

 Post-Hemodialisis per 21 Maret 2014


◦ Serum Kreatinin : 2,67 mg/dl
◦ Ureum : 21 mg/dl\
◦ Hb : 9,6
◦ Ht : 29%
 Multiple nephrolithiasis

DIAGNOSIS KERJA
- CHRONIC KIDNEY DISEASE STAGE V

Usulan Pemeriksaan
• GFR
• Renography
1. Corrected GFR
◦ Left = 2.980 x (1.73 / 1.33) = 3.876 ml/min
◦ Right = 4.187 x (1.73 / 1.33) = 5.446 ml/min
◦ Total = 9.322 ml/mn

2. Kurva
 Ginjal kiri dan kanan : terdapat 3 fase jelas:
◦ Initial  normal
◦ Sekresi  cenderung mendatar
◦ Ekskresi  cenderung mendatar
 Radioktivitas pada kedua ginjal minim dan cenderung mendatar.
Menandakan terdapat penurunan fungsi pada kedua ginjal.
 Chronic Kidney Disease (CKD) melingkupi suatu spektrum
proses-proses patofisiologis yang melibatkan kelainan pada
fugnsi ginjal dan juga penurunan progresif dari laju filtrasi
glomerulus.
 Perubahan pada aktivitas ginjal terhadap waktu direkam dan
kurva aktivitas terhadap waktu dari area ginjal dibuat
(renogram). Berdasarkan kurva renografi, maka akan
diperoleh nilai atau hasil pengukuran yang berhubungan
dengan fisiologis ginjal, seperti fungsi penangkapan, waktu
transit, dan efisiensi outflow.
 3 radiofarmaka yang umum digunakan secara rutin digunakan
pada pemeriksaan renografi yaitu 99mTc-MAG3, 99m Tc-
DTPA, dan 13I-I -hippuran
INDIKASI
Evaluasi perfusi dan fungsi ginjal
Uji saring hipertensi renovaskuler
Deteksi dan evaluasi obstruksi system koleksi ginjal
Evaluasi trauma ginjal

DOSIS
Dosis radiofarmaka yang disuntikkan adalah 200 MBq (5 mCi) untuk 99mTc-DTPA, 100 MBq (2,5 mCi) untuk
99mTc-MAG3, 100 MBq (2,5 mCi) untuk 99mTc-EC, atau 80 MBq (2 mCi) untuk 123I-hippuran. Radiofarmaka
ini diberikan secara bolus.

PERSIAPAN
Penderita harus dalam keadaan hidrasi baik dengan memberikan minum 500mL ( sesuai dengan
output urin atau minimal ¼ dari batas minum pasien) sebelum pemeriksaan. Pada pemakaian 131I Hippuran,
penderita sebelumnya diberikan larutan lugol 10 tetes untuk memblok jaringan tiroid agar tidak menangkap 131I
Hippuran. Kandung kemih diusahakan dalam keadaan kosong.
 pemeriksaan renografi menggunakan kamera gamma
 Pada saat pencitraan ginjal dan vesika urinaria harus masuk kedalam lapang pencitraan pada kamera dengan
menggunakan kollimator jenis general-purpose atau high-sensitivity
 Akuisisi citra biasanya diambil dengan pencitraan dinamik menggunakan frame 10-20 detik dan lama
pemeriksaan berkisar antara 30-40 menit
 posisi pasien pada akuisisi citra adalah supine atau tidur terlentang dengan kamera gamma berada di posterior
atau punggung pasien
 Pemeriksaan dianalisa setelah data kasar dari pencitraan digabung dan terlihat secara jelas ginjal dan vesika
urinaria. Kemudian dibuat Regions of Interests(ROI) pada kedua ginjal serta daerah di bawah ginjal
(background).
 Setelah itu akan diperoleh kurva dari aktivitas setiap area, yang kemudian kurva aktivitas di kedua ginjal
dikurangi dengan kurva aktivitas di background. Hasilnya akan didapat kurva aktivitas terhadap waktu yang
telah dikoreksi, dan ditampilkan setelah disatukan antara citra menit ke-1 sampai ke-30
Kurva normal secara khas memperlihatkan adanya tiga fase.
 Fase pertama/inisial: dimana terjadi peningkatan secara cepat
segera setelah penyuntikan radiofarmaka yang menunjukkan
kecepatan injeksi dan aliran darah vaskuler ke dalam ginjal.
Dari fase ini dapat pula dilihat dari teknik penyuntikan
radiofarmaka, apakah bolus atau tidak. Fase ini terjadi kurang
dari 2 menit.
 Fase kedua/sekresi : menunjukkan kenaikan yang lebih
lamban dan meningkat secara bertahap. Fase ini berkaitan
dengan proses penangkapan radiofarmaka oleh ginjal melaui
proses difusi lewat sel-sel tubuli dan filtrasi glomerulus, atau
keduanya ke dalam lumen tubulus. Dalam keadaan normal fase
ini mencapai puncak dalam waktu 2-5 menit. Ketika aktivitas
radiofarmaka mulai meninggalkan daerah ginjal maka
dimulailah fase ketiga.
 Fase ketiga/ekskresi : tampak kurva
menurun dengan cepat setelah
mencapai puncak kurva yang
menunjukkan keseimbangan antara
radioaktivitas yang masuk dan
meninggalkan ginjal. Fase ketiga
menggambarkan terutama untuk
eliminasi radiofarmaka dari daerah
ginjal. Bentuk kurva dari fase ketiga
ini menggambarkan pola urodinamik
dari ginjal dan pola eliminasi melalui
sistem pelvikalises menuju ke ureter
dan vesika urinaria, sehingga pada
fase ini sangat sensitif untuk kelainan
pada saluran kemih (pelvis, ureter,
dan vesika urinaria) dan suatu bentuk
kurva yang normal dapat
menyingkirkan dugaan adanya
obstruksi pada saluran kemih.
 Laju Filtrasi Glomerulus (Glomerular Filtration Rate/GFR)
adalah jumlah filtrasi glomerulus yang dibentuk setiap menit
dalam nefron kedua ginjal.
 GFR = Tekanan filtrasi x Koefisiensi filtrasi
= 10 mmHg x 12,5 mL/menit/mmHg
= 125 mL/menit (protap)

 Digunakan 99mTc-DTPA  dieliminasi secara eksklusif oleh


filtrasi glomerulus, alternatif lain menggunakan 51cr-EDTA
 INDIKASI
1) mencari dan menilai penyakit-penyakit nefrourologi kronis,
bersama dengan renografi sebelum operasi ginjal dan atau
saluran kemih
2) menilai fungsi ginjal sebelum dilakukan transplantasi ginjal
3) memonitor fungsi ginjal selama menjalani pengobatan
dengan obat-obatan yang berpotensi untuk terjadinya
nephrotoksik
4) menghitung dosis obat terutama yang diekskresikan melalui
ginjal.
 Terdapat 2 jenis analisa:
 A) analisa kompartemen ganda  perhitungan didasarkan
pada sifat radiofarmaka. Setelah penyuntikan akan
meninggalkan plasma melalui 2 jalan yaitu ekskresi lewat
ginjal dan proses perpindahan zat tersebut dari intravaskuler
ke ekstravaskuler hingga terjadi ekuilibrium
 B) Analisa kompartemen tunggal: ditentukan dari konsentrasi
radioaktif setelah mencapai ekuilibrium antara intra dan
ekstraseluler sehingga ekskresi hanya lewat ginjal
INDIKASI
- Evaluasi perfusi dan fungsi ginjal
- Evaluasi trauma ginjal

RADIOFARMAKA
99mTc-DTPA 2mCi disuntikkan melalui intravena
PROSEDUR
- Siapkan dua dosis masing-masing 100uCi (1ml) dengan spuit 3 cc, satu
untuk standard, yang lainnya untuk disuntikkan ke pasien
- Setelah disuntikkan, dosis standard dilarutkan dalam beaker glass 1000
ml
- Kedua spuit ditimbang, setelah itu dihitung berapa berat 99mTc-DTPA
yang disuntikkan dan yang digunakan untuk standatd
- Sampel darah diambil pada emnit ke 60,120, dan 180
- Setelah darah membeku, putar dan pipet 1 ml serum ke dalam tabung
hitung
- Pipet 1 ml larutan standard ke tabung
- Hitung counts tiap sample sampai counting error 1%
 Dengan menggunakan 99mTv-DTPA sebanyak 5 mCi
disuntikkan IV secara bolus
 Penderita harus dalam hidrasi baik. Buang air kecil terlebih
dahulu
 Posisi pasien terlentang. Detektor ditempatkan hingga ginjal
dan kandung kemih dalam lapang pandang pencitraan dari
proyeksi posterior
 Dosis yang disuntikkan dihitung dengan mengukur
pemeriksaan dan post injeksi radiofarmaka
 Seluruh data kasar digabung dibuat ROI pada kedua
ginjal, aorta, dan dibawah masing-masing ginjal untuk
substraksi latar belakang
 Counts kedua ginjal ditentukan pada interval waktu 2-3
menit pertama pasca penyuntikkan
 Uptake 99mTc-DTPA oleh ginjal dihitung dari persentasi
dosis yang diberikan. GFR kemudian dihitung dengan
pengumpulan data subyek, yaitu renal uptake antara 2-3
menit pasca injeksi
 1. Harrison's Principles of Internal Medicine, 18th Edition,
McGraw Hill Professional, 2011
 2. Britton KE. Kidney and urinary tract. In: M.N Maisey KEB,
B.D. Collier, ed. Clinical Nuclear Medicine. Third edition ed.
London: Chapman & Hall Medical 1998:389-437.
 3. Johan S. Masjhur. Buku Pedoman Tatalaksana Diagnostik
dan Terapi Kedokteran Nukir. In: Nuklir K, ed.:41-54.
 4. Ganong WF. Review of Medical Physiology. In: Janet Foltin
JM, Jim Ransom, and Karen Davis., ed. Formation & Excretion
of Urine McGraw-Hill Companies, Inc. 2003.

Anda mungkin juga menyukai