Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Illat

• Teori ke-‘illat-an hukum pada prinsipnya


mengkaji dan membicarakan tentang apa yang
menjadi ‘illat atau manâth al-hukum yaitu pautan
hukum serta apa pula yang menjadi indikator
bahwa ‘illat yang dimaksud adalah merupakan
alasan yang dijadikan dasar dalam penetapan
hukum tersebut. Di samping itu, bagaimana pula
prosedur atau langkah-langkah yang ditempuh
untuk menemukan dan menetapkan
suatu ‘illathukum serta apa-apa saja yang
menjadi keriteria atau persyaratan dari suatu ‘illat
tersebut.
Syarat-syarat Illat

• Illat suatu hukum haruslah jelas dan tidak samar-samar,


seperti misalnya sifat memabukkan pada pengharaman
arak, sifat tersebut adalah nyata sehingga segala minuman
yang memabukkan dikategorikan sebagai arak.
• Illat suatu hukum haruslah tetap, yaitu tidak berubah oleh
kondisi pelaku, waktu atau tempat.
• Illat suatu hukum tidak berlaku terbatas pada tempat
hukum itu sendiri.
• Illat suatu hukum haruslah pasti, baik ditunjukkan oleh dali
secara qath’I ataupun zhanni.
• Illat suatu hukum haruslah bersifat konstan, yaitu
menunjukkan keberadaan hukum yang dikandungnya di
saat ia juga berada.
Metode Menetapkan Illat Hukum

• Penetapan secara nash atau tekstual


• Ijma’
• Al-Ima atau isyarat dalil
• Al-Munasabah
• Al-Dawran
• Al-Sabru wa al Taqsin
Penerapan pendekatan illat Hukum
dalam Penalaran Fiqh
Penalaran fikih dengan pendekatan illat hukum
dilakukan dengan memahami poin-poin berikut ini:
• Memastikan kebenaran illat suatu hukum sesuai
dengan jalannya yang telah dijelaskan di atas
• Meghindari perkara yang dapat merusak illat
(qawadihul ‘illah), yaitu: al-Naqdu, ‘Adam al-
Ta’tsir, al-Qalbu, al-Qawlu il Mujib, al-Farqu.
• Memahami kaidah-kaidah Usul Fiqh yang
berkaitan dengan illat hukum
• Memastikan keberadaan illat pada permasalah
terapan
Sekian

&

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai