Anda di halaman 1dari 40

ASSALAMU’ALAIKUM

WR.WB
KELOMPOK 2

PULAU JAWA
Geografi Regional Indonesia
162170085 162170003

Anggota Kelompok 2 – Pulau Jawa

162170012
162170037
162170034
Pulau jawa
• Etimologi
Asal mula nama "Jawa" dapat dilacak dari kronik berbahasa
Sansekerta yang menyebut adanya pulau
bernama yavadvip (dvipa berarti "pulau", dan yava berarti
"jelai" atau juga "biji-bijian"). Termasuk kemungkinan
berasal dari kata jaú yang berarti "jauh". Yavadvipa disebut
dalam epik asal India, Ramayana.
Sugriwa, panglima wanara (manusia kera) dari pasukan Sri
Rama, mengirimkan utusannya ke Yavadvip ("Pulau Jawa")
untuk mencari Dewi Sinta. Kemudian berdasarkan
kesusastraan India terutama pustaka Tamil, disebut nama
Sanskerta yāvaka dvīpa (dvīpa = pulau). Dugaan lain ialah
bahwa kata "Jawa" berasal dari akar kata dalam bahasa
Proto-Austronesia, Awa atau Yawa (Mirip dengan kata Awa'i
(Awaiki) atau Hawa'i (Hawaiki) yang digunakan di Polynesia,
terutama Hawaii) yang berarti "rumah".
Pulau jawa
• Aksara
Aksara Jawa, dikenal juga
sebagai Hanacaraka dan Carakan adalah salah satu
aksara tradisional Nusantara yang digunakan untuk
menulis bahasa Jawa dan sejumlah bahasa daerah
Indonesia lainnya seperti bahasa Sunda dan bahasa
Sasak[2] Tulisan ini berkerabat dekat dengan aksara
Bali.Berdasar tradisi lisan, aksara jawa diciptakan
oleh Aji Saka, tokoh pendatang dari India, dari suku
Shaka (Scythia). Legenda melambangkan kedatangan
Dharma (ajaran dan peradaban Hindu-Buddha) ke
pulau Jawa. Kini kata Saka masih digunakan dalam
istilah dalam Bahasa Jawa, saka atau soko, yang
berarti penting, pangkal, atau asal-mula. Aji Saka
bermakna "raja asal-mula" atau "raja pertama“.
SEJARAH PULAU JAWA
Pulau ini merupakan bagian dari gugusan kepulauan Sunda
Besar dan paparan Sunda, yang pada masa sebelum es mencair
merupakan ujung tenggara benua Asia.
Sisa-sisa fosil Homo erectus, yang populer dijuluki "Si Manusia Jawa",
ditemukan di sepanjang daerah tepian Sungai Bengawan Solo, dan
peninggalan tersebut berasal dari masa 1,7 juta tahun yang
lampau. Situs Sangiran adalah situs prasejarah yang penting di Jawa.
Beberapa struktur megalitik telah ditemukan di pulau Jawa,
misalnya menhir, dolmen, meja batu, dan piramida berundak yang lazim
disebut Punden Berundak. Punden berundak dan menhir ditemukan di
situs megalitik di
Paguyangan, Cisolok, dan Gunung Padang, Jawa Barat. Situs
megalitik Cipari yang juga ditemukan di Jawa Barat menunjukkan
struktur monolit, teras batu, dan sarkofagus. Punden berundak ini
dianggap sebagai strukstur asli Nusantara dan merupakan rancangan
dasar bangunan candi pada zaman kerajaan Hindu-Buddha Nusantara
setelah penduduk lokal menerima pengaruh peradaban Hindu-Buddha dari
India. Pada abad ke-4 SM hingga abad ke-1 atau ke-5 M Kebudayaan
Buni yaitu kebudayaan tembikar tanah liat berkembang di pesisir utara
Jawa Barat. Kebudayaan protosejarah ini merupakan pendahulu
kerajaan Tarumanagara.
PULAU JAWA
o GEOLOGI
Pemberian geologi Jawa paling
lengkap diungkap dalam van
Bemmelen (1949). Sebagai pulau,
Jawa secara geologi relatif muda.
Pembentukan dimulai dari
periode Tersier. Sebelumnya, kerak
bumi yang membentuk pulau ini
berada di bawah permukaan laut.
Aktivitas orogenis yang intensif sejak
kala Oligosen
dan Miosen mengangkat dasar laut
sehingga pada
kala Pliosen dan Pleistosen wujud
Pulau Jawa sudah mulai terbentuk.
Sisa-sisa dasar laut masih tampak,
membentuk fitur sebagian besar
kawasan karst di selatan pulau ini.
Van Bemmelen membagi Pulau Jawa
dalam tujuh satuan fisiografi sebagai
berikut:
 pegunungan selatan
Merupakan zona gamping bercampur sisa aktivitas vulkanis dari
kala Miosen yang mengalami beberapa pengangkatan hingga
periode Kuarter
 zona vulkanis
Dari periode Kuarter, dengan gunung-gunung api tinggi, seringkali
dengan puncak di atas 2000 m dari permukaan laut, membentang
dari barat sampai ujung timur.
 Depresi Tengah
Membentuk poros cekungan sebagai poros utama pulau, dengan
dua depresi besar: depresi Bandung dan depresi Solo
 Zona Antiklinal Tengah
Terdiri dari endapan-endapan kala Miosen sampai Pleistosen,
dimulai dari Gunung Karang terus ke timur melewati Bogor,
lembah Serayu, lalu Pegunungan Kendeng, terus sampai ke pantai
utara Besuki.
Van Bemmelen membagi Pulau Jawa
dalam tujuh satuan fisiografi sebagai
berikut:

 Antiklinorium Rembang-Madura
Merupakan formasi perbukitan gamping di pantai utara Jawa
Timur dan membentuk hampir semua bagian Pulau Madura
 Depresi Randublatung
Merupakan depresi kecil memanjang di utara Pegunungan
Kendeng, terbentuk dari endapan laut dan daratan.
 Daratan Aluvial
pesisir utara (Jalur Pantura) yang terbentuk dari delta dan
endapan lumpur, merupakan daratan paling muda
Fisiografi Pulau Jawa
Fisiografi
pulau Jawa secara fisiografi dan struktural, dibagi atas
empat bagian utama (Bemmelen, 1970) yaitu:
1. Sebelah barat Cirebon (Jawa Barat)
2. Jawa Tengah (antara Cirebon dan Semarang)
3. Jawa Timur (antara Semarang dan Surabaya)
4. Cabang Sebelah Timur (Selat Madura dan Pulau
Madura)
Jenis-Jenis Tanah diPulau Jawa
Tanah Vulkanis Tanah Aluvial Tanah Humus

Ciri-cirinya: Ciri-cirinya: Ciri-cirinya:


• Butir tanahnya halus • Tanahnya sangat
hingga menyerupai abu • Tanahnya sangat
subur
• Tidak mudah terbang • Terbentuk dari hasil
subur
bila ditiup angina endapan di tempat yg • Berasal
• Tanahnya sangat subur lebih rendah dari pembusukan
• Banyak mengandung • Banyak terdapat di tumbuhan
unsur hara yang lembah aliran sungai
dibutuhkan oleh dan dataran rendah • Terdapat di bagian
tumbuhan atas dari tanah
• Daerah ini merupakan
• Pulau Jawa merupakan lumbung-lumbung pada hutan-hutan
letak terbanyak gunung
berapi di Indonesia beras di tanah air lebat
• Tersebar di bagian • Dimanfaatkan sebagai • Berasal dari
tengah dan selatan daerah pertanian
tanaman padi pembusukan-
Pulau Jawa
• Tersebar di bagian pembusukan
utara Pulau Jawa tumbuhan
• FLORA DAN FAUNA

• Persebaran flora dan fauna


indonesia terbagi menjadi 3 yang
dibatasi oleh garis wallace dan
weber. Pulau jawa berada pada
zona indonesia bagian barat yang
dibatasi oleh garis wallace. Jenis
flora pulau jawa yaitu Gandaria,
Cempaka putih atau kantil,
Tumbuhan kepel atau burahol,
Sedap malam, dll. Sedangkan jenis
fauna pulau jawa yaitu Macan
tutul jawa, burung berkicau,
perkutut, Ayam hutan hijau atau
ayam bekisar.
Karakteristik iklim
• Pulau jawa menjadi daerah yang terlewati daerah DKAT
yang menyebabkan curah hujan tinggi pada bulan januari
dan februari
• Daerah lebih banyak memperoleh curah hujan daripada
tempat dibalik gunung
• Pulau jawa bagian barat mendapat curah hujan yang
tinggi daripada daerah pulau jawa bagian timur
• Daerah selatan pulau jawa biasanya lebih sejuk
ketimbang daerah utara pulau jawa
BANTEN
• Ibukota Provinsi : Serang
• Luas : 9.161 ̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊ Km2
• Letak : 6̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊-7 LS Antara 105̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊̊-
107̊̊̊̊̊̊ BT
• Rumah Adat : Rumah
Joglo Dan Rumah Baduy
• Senjata Tradisional :
Golok
• Alat Musik Tradisional :
Gendang, angklung buhun
• Lagu Daerah : Dayung
Sampan
• Tarian Tradisional : Tari
Cokek, Tari Saman, Tari
Sekar Putri
SUKU BADUY

• Merupakan suku asli banten dengan jumlah penduduk 5000-8000


orang yang beralokasi di kaki Pegunungan Kendeng, Desa Kenkes.
Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten.
• Masyarakat suku baduy terbagi dalam 2 kelompok : suku baduy luar
dan suku baduy dalam.
• Bahasa suku baduy : menggunakan bahasa dialek sunda banten
• Kepercayaan suku baduy : sunda wiwitan ; kepercayaan kepada nenek
moyang yang dipengaruhi oleh agama hindu budha yang ditandai
dengan “ pikukuh” yang isinya tanpa ada perubahan apapun.
• Sistem kekerabatan : menitik beratkan pada wilayah tempat tinggal.
Lokasi tempat tinggal baduy menandakan pada kedudukan mana
terletak sebagai seorang keturunan para batara. Hubungan
kekerabtan bisa dilihat dari 3 sisi : kampung tangtu,kampung
panamping,pajaroan.
• Dalam masyarakat baduy sistem kekerabatan merujuk pada nama ibu
( suku kata ) contoh : seorang ibu bernama sarini maka nama anak
laki-laki nya bisa bernama sarpin, atau anak perempuannya bernama
sartini.
• Sistem mata pencaharian : dari hasil bumi ( pertanian ), nelayan
Suku Baduy Luar Suku Baduy Dalam
• Ciri-cirinya;
1. Telah mengenal teknologi, seperti • Ciri-cinya;
peralatan elektronik meskipun 1. Tinggal di pedalaman dan
penggunaan nya tetap merupakan
masih terisolisir dan belum
larangan untuk suku setiap baduy
masuk kebudayaan luar.
2. Proses pembangunan penduduk
baduy luar telah menggunakan 2. Memiliki kepala adat yang
alat-alat bantu,seperti membuat peraturan-
gergaji,palu,paku dll yang peraturan yang harus
sebelumnya dilarang oleh adat
dipatuhi disebut pu’un
baduy dalam
3. Menggunakan pakaian adat 3. Baduy luar menyebut baduy
dengan warna hitam atau biru tua ( dalam dengan panggilan
laki-laki ) yang menandakan bahwa urang girang atau urang
mereka tidak suci. Kadang kajeroan
menggunakan pakaian modern
seperti kaos oblong dan celana 4. Memakai pakaian berwarna
jeans dominan putih tidak
4. Kelompok masyarakat panamping ( berkancing dan tidak
baduy luar ), tinggal di berbagai berkerah
kampung yang tersebar
mengelilingi ( di luar ) wilayah
baduy dalam, seperti cikadu ketuk,
kadu kolot, gajeboh, cisagu dsb
DKI JAKARTA
• Ibukota Provinsi : Jakarta
• Luas : 664 Km²
• Letak : P.Jawa Bagian Utara
(Antara 6̊̊̊̊̊̊-7̊̊̊̊̊̊ LS Dan Antara
106̊̊̊̊̊̊-107̊̊̊̊̊̊ BT )
• Bahasa Daerah : Betawi
• Rumah Adat : Rumah Adat
Betawi ( Rumah Kebaya )
• Senjata Tradisional :
Badik,golok,keris,tombak,toya
• Alat Musik Tradisional :
Tanjidor,tehyan,rebana
• Lagu Daerah : Jali-
jali,keroncong Kemayoran,kicir-
kicir
• Tarian Tradisional : Tari
Topeng, Tari Samrah,tari
Ondel-ondel,tari Ronggeng
Blentek,tari Yapong
• Makanan Khas Daerah : Kerak
Telur, Tauge Goreng
• Sistem IPTEK
• rumah adat (rumah bapang atau
rumah kebaya), rumah gadang.

• Suku-suku Di DKI
Jakarta
• Suku betawi

• Sistem
Kemasyarakatan
• sistem kekerabatan
parental atau bilateral
• Kepercayaan
• mayoritas muslim, minoritas
beragama kristen protestan
dan katolik
20
Sistem Peralatan Hidup
• Senjata tradisional betawi gendre awal

• Rotan
• Punta
• Cudrik ( kris
kecil atau
tusuk konde)
Sistem Peralatan Hidup
• Senjata Tradisional betawi yang dipakai dalam main pukulan

• Golok • Golok Ujung Badik-badik


• kerakel Gobang Turun • Golok Betok

Sistem Kesenian Suku Betawi
• Hasil pelaburan dari berbagai macam kebudayaan yang ada di taanah betawi melalui masa gradual
change yang tidak sekejap

Tari – Tarian • Ondel – • Teater


• • Musik ondel Tradisional • Kuliner

• Mata pencaharian : petani, guru dan pedagang


• Bahasa : betawi

23
JAWA BARAT
• Ibu Kota Provinsi : Kota Bandung
• Luas : 34.597 Km²
• Letak : P. Jawa Bagian Barat
• (Antar 5̊̊̊̊̊̊ - 8̊̊̊̊̊̊ LS Dan Antara 106̊̊̊̊̊̊ –
109̊̊̊̊̊̊ BT)
• Berdiri : 14 Juli 1950 Berdasarkan
UU No. 11 Thn.1950
• Suku : Sunda, Cirebon
• Suku Sunda Disebut Orang
Priangan. Priangan Dibagi
Dua,yaitu: Priangan Timur Dan
Priangan Barat.
• Priangan Barat Terdiri Dari: Bogor,
Cianjur, Sukabumi.
• Priangan Timur: Bandung,
Sumedang, Garut, Tasikmalaya,
Ciamis, Banjar, Pangandaran.
• Bahasa Daerah : Bahasa Sunda
• Rumah Adat : Kraton Kesepuhan
Cirebon
• Bahasa
• Bahasa sunda mengenal
adanya tingkatan dalam • Yang digunakan untuk
bahasa yang disebut undak berbicara kepada
usuk, yaitu tata cara
orang tua, orang yang
berbahasa untuk
membedakan golongan usia di tuakan atau yang di
dan status sosial. segani. Contoh :

• Bahasa sunda lemas ( • Yang digunakan


halus ) antara orang yang
setara baik usia
• Bahasa sunda sedang maupun status sosial
• Religi nya. Contoh :
• Sebagian beragama • Yang digunakan oleh
islam, adapula yang • Bahasa sunda kasar atasan kepada
beragama kristen, bawahan, atau kepada
hindu budha, sunda orang yang status
wiwitan, dll. sosial nya lebih
rendah. Contoh :
Kesenian

• Bubuy Bulan, Karatagan Pahlawan, Badminton,


• Lagu Daerah Sunda Bandung, Tokecang, Cingcangkeling, Manuk
Dadali, Es Lilin, Dan Warung Pojok

• Wayang yang terbuat dari kayu dan salah


satu tokoh karakter wayang yaitu cepot,
• Wayang golek dan dalang yang paling terkenal adalah
Abah Asep Sunandar Sunarya.
• Degung ( Semacam Orcestra )
• Seni Suara Dan Menggunakan Alat Musik
Musik Gendang, Goong, Saron, Kecapi,
dll.

• Seni Tari • Tari Topeng, Merak,


Jaipong Dan Sisingaan
• Senjata
• Kujang Dan Keris

• Makanan khas daerah


• Sorabi, peuyeum, tape,
dodol garut
• Sistem kekerabatan : parental atau bilateral yaitu
mengikuti garis keturunan dari kedua belah pihak
orang tua.
• Mata pencaharian : Bidang perkebunan, pertanian,
perikanan. Selain itu ada juga yang bermata
pencaharian sebagai pedagang, pengrajin, peternak,
dan nelayan.
• Ilmu pengetahuan : fasilitas pendidikan sudah
memadai, ditandai dengan adanya sekolah dasar
hingga perguruan tinggi.
• Teknologi : sudah menggunakan peralatan modern
Keseni
an

• Dan
Rumah
adat

29
JAWA TENGAH
• Ibu kota provinsi : Kota Semarang
• Luas : 32.549 Km²
• Letak : Pulau Jawa Bagian Tengah
(Antara 6̊̊̊̊̊̊ -9̊̊̊̊̊̊ LS Dan Antara 108̊̊̊̊̊̊ -112̊̊̊̊̊̊
BT)
• Berdiri : 4 Juli 1950, Berdasarkan UU
No.11 Thn.1950
• Suku : Jawa, Samin, Kangean,
Karimun,
• Bahasa Daerah : Bahasa Jawa
• Rumah Adat : Rumah Joglo Trajumas,
Rumah Pendapa Agung Pura
Mangkunegaran, Rumah Doro Gepak
• Senjata Tradisional : Kris,
• Alat Musik Tradisional : Bonang,
Gambang, Gendang, Rebab, Sitar,
• Lagu Daerah : Gundul Pacul, Gambang
Suling, Gek Kapiye, Ilir-ilir, Sue Ora
Jawa
• Tarian Tradisional : Tari Bambang Sakil,
Tari Gambyong, Tari Serimpit.
• Makanan Khas Daerah : Buntil,
Ampiyang
D.I YOGYAKARTA
• Ibu Kota : Yogyakarta
• Luas : 3.186 Km²
• Letak : P.Jawa Bagian Selatan
(Antara 7̊̊̊̊̊̊ – 9̊̊̊̊̊̊ LS Dan Antara 110̊̊̊̊̊̊ –
111̊̊̊̊̊̊ BT)
• Berdiri : 4 Maret 1950, Berdasarkan
Uu No.3 Tahun 1950
• Suku : Jawa,
• Bahasa Daerah : Jawa
• Rumah Adat : Mataram
• Senjata Tradisional : Kris, Tombak
• Alat Musik Tradisional : Gendang,
Gamelang, Gong
• Lagu Daerah : Gundul Pacul,
Gambang Suling, Ilir-ilir, Pitik,
Tukang Suwe Ora Jamu
• Tari Tradisional : Tari Bondang, Tari
Gambir Anom, Tari Golek, Ayun
Ayun, Tari Serimpi, Tari Kraton,
• Makanan Khas Daerah : Gudeg
Bahasa : Bahasa
Jawa
Kesenian :
• Wayang

33
• Mata
pencaharian
• Sistem
• Umumnya sebagai
kekerabatan
petani, ada juga sebagai
pedagang, pegawai
negeri, dan pegawai • Bilateral
• Peralatan hidup swasta
• Sistem
• Ada yang terbuat dari tanah kepercayaan
liat, batu, dan kayu.
• Upacara • Islam, Kristen Protestan,
Katholik, Hindu Dan Budha.
keagamaan
• Sistem
• Masyarakat di pengetahuan
daerah kota sudah
tidak melaksanakan • Sudah
upacara keagamaan berkembang di
kecuali pada hal
berbagai bidang,
tertentu saja,
misalnya di
sedangkan
masyarakat yang berbagai bidang
tinggal di desa masih IPTEK, ilmu alam,
banya yang dll.
melakukan upacara
tersebut.
JAWA TIMUR
• Ibu Kota : Surabaya
• Luas : 47.922 Km²
• Letak : P.Jawa Bagian Timur (Antara
6̊̊̊̊̊̊ - 9̊̊̊̊̊̊ LS Dan Antara 110̊̊̊̊̊̊ – 115̊̊̊̊̊̊ BT)
• Berdiri : 4 Maret 1950 , Berdasarkan
UU No.2 Thn.1950
• Suku : Jawa, Madura, Osing, Tengger
• Bahasa Daerah : Jawa, Madura
• Rumah Adat : Rumah Joglo Situ
Bondo, Rumah Tanian Lanjang
• Senjata Tradisional : Clurit
• Alat Musik Tradisional : Bonang
• Lagu Daerah : Karapan Sapi, Tanduk
Majeng
• Tari Tradisional : Tari Dongkrek, Tari
Gandrung, Tari Jaran Kepang, Tari
Remong, Tari Reog,
• Makanan Khas Daerah : Semanggi,
Usik Kikil, Gengsah
• Bahasa
• Jawa, Madura, Osing

• Kebudayaan
• Adat istiadat suku jawa di jawa timur bagian barat menerima
banyak pengaruh dari tengahan, sehingga kawasan ini dikenal
sebagai mataram. Kawasan pesisir jawa timur banyak dipengaruhi
oleh kebudayaan islam.

• Kepercayaan
• Islam, Kristen, Hidu Dan Budha. Sebagiannya juga masih
memegang teguh kepercyaan Kejawen.
Kesenian

• Reog • Wayang • Musik


• Ludruk Ponorogo
• Tari Remong
Kulit Gamelan
Dalam Digunakan untuk
• Yang Dalam pertunjukannya, mengiringi berbagai Tari yang
umumnya pementasannya wayang kulit acara, seperti melanbangkan jiwa
dipentaskan biasanya disertai dimainkan oleh mengiringi pagelaran, kepahlawanan
oleh kaum laki- seorang dalang yang wayang kulit, tari-
musik-musik
laki juga sebagai narator tarian, upacara
tradisional
cerita dan diiringi sekaten,
oleh musikk gamelan perkawinan,dan
38
dan nyanian dari bahkan upacara
Terimakasih
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai