PENYULUHAN DAN
KONSELING GIZI
YUNITA AHADTI
Yunita Ahadti
Universitas MH Thamrin_2018
PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
1. Membangun hubungan dalam kelompok:
Introduction (mengawali penyuluhan),
memperkenalkan diri
Menunjukkan kredibilitas sebagai
pembicara
Mengaitkan pengalaman diri berkaitan
dengan situasi yang dihadapi audiens
Menjelasskan garis besar apa yang
akan disampaikan dan tujuan yang
diharapkan
PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
lanjutan
2. Menyampaikan isi pesan
Audiens sepenuhnya akan paham tentang informasi
yang disampaikan. Tidak hanya pesan diberikan secara
jelas dan ringkas
Gunakan bantuan media visual, hand out yang tepat
Melibatkan partisipassi aktif audiens
Membangun hubungan antara penyuluh dengan
audiens sehingga peduli terhadap adanya tantangan
atau pernyataan audiens
Pada tahap akhir penyampaian isi pesan penyuluhan,
penyuluh perlu menyimpulkan dengan berbagai cara
PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
lanjutan
3. Situasi dan kondisi
Jarak antara pembicara dengan audiens harus
dijaga agar ada kedekatan termasuk ruangan dan
penggunaan podium penyuluhan
Pengaturan suara penyuluh juga perlu diperhatikan
diantaranya nada suara, lemah kerasnya suara dan
kecepatam suara perlu disesuaikan dengan jumlah
audiens, situasi ruangan
PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
lanjutan
4. Pengendalian audiens
Audiens menunjukkan sikap kurang perhatian seperti
mengobrol dengan audiens lainnya, mengantuk atau
mengalihkan perhatiannya dengan membuka HP
Untuk mengatasi situasi seperti ini, pembicara perlu
mempunyai ketrampilan untuk mengatasinya, seperti
diam sejenak agar ada jeda saat dirasakan pehartian
audien mulai berkurang
Seorang pembicara perlu mengendalikan gerakan
tubuh sehingga tidak mengganggu konsentrasi
audiens dan memusatkan perhatian audiens pada isi
penyuluhan
PROSES KOMUNIKASI DALAM PENYULUHAN
lanjutan
5. Evaluasi komunikasi kelompok
Dengan memberikan kesempatan bagi audiens untuk
bertanya. Apabila audiens tidak menunjukkan respon
untuk bertanya, pembicara dapat mengajukan
pertanyaan sedemikian rupa tanpa menyebabkan
audiens merasa dinilai atau dicara kelemahannya.
Cara evaluasi yang mungkin akan menarik partisipasi
audiens bila diberikan bentuk kuis berhadiah,
sehingga audiens berlomba-lomba untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan pembicara.
Praktek Komunikasi Kelompok dalam Edukasi
Gizi
• Kontak mata dan senyum
• Suara
volume suara
Kecepatan bicara dan artikulasi
Tinggi rendahnya nada suara/ intonasi
• Bahasa tubuh
Tubuh presentan harus tampak oleh semua audiens
Dengan mudah dapat mengontrol alat bantu
Secara bergantian mendekati audiens
• Mengendalikan kebiasaan
Hilangkan kebiasaan menggerak-gerakab anggota tubuh yang tidak disengaja/
tanpa sadar
Gerakan tangan berlebihan dihindari
Praktek Komunikasi Kelompok dalam Edukasi
Gizi lanjutan
• Mengatur gerakan tangan
Emegang kontrol alat bantu/ mikropon
Jangan menjalin tangan kedepan atau kebelakang, atau dimasukkan ke
dalam saku
Jangan memegang-megang benda yang tidak ada kaitannya dengan topik
presentasi
• Mengatur posisi kaki
Jarak antar kedua kaki tidak lebih dari 20cm
Jangan bertumpu pada satu kaki
Jangan terlalu banyak mondar mandir yang tak ada tujuan, menganggu
pemandangan
Langkah 1. MEMBANGUN DASAR-DASAR KONSELING
Salam, perkenalkan diri, mengenal klien, membangun hubungan, memahami tujuan kedatangan,
menjelaskan tujuan dan proses konseling
Langkah 2. MENGGALI PERMASALAHAN
Mengumpulkan data dan fakta dari semua aspek dengan melakukan pengkajian gizi
menggunakan data antropometri, biokimia, fisik klinis, riwayat makan, personal
Langkah 3. MENEGAKKAN DIAGNOSIS
Memilih alternatif solusi, menggali penyebab, menegakkan diagnosa
a) Memilih rencana bekerjasama dg klien untuk memilih alternative upaya
perubahan perilaku diet yg dapat diimplementasikan
Langkah 4. b) Memperoleh komitmen
INTERVENSI Komitmen untuk melaksanakan perlakuan diet khusus serta membuat
rencana yang realistis dan dapat diterapkan
Menjelaskan tujuan, prinsip diet, ukuran prsi makan
Langkah 5. MONITORING DAN EVALUASI
Ulangi dan tanya kembali kesimpulan konseling dan dapat diphami tidak oleh klien. Kunjungan
berikutnya lihat proses/ dampak
Langkah 6. MENGAKHIRI KONSELING (TERMINASI)
Akhiri sesi konseling (1x pertemuan), akhir suatu proses konseling (beberapa kali pertemuan)
• Setiap tahapan konseling gizi membutuhkan keterampilan
berkomunikasi. Mendiskusikan kebiasaan makanan pasien
merupakan hal yang tidak mudah.
• Kemampuan konselor berkomunikasi dengan baik akan sangat
membantu dalam menggali informasi dari klien untuk
menetapkan diagnosis yang akurat
• Untuk mencapai kesepakatan antara klien dan konselor dalam
melakukan intervensi (terjadinya perubahan perilaku),
mulai dari pertemuan pertama konselor gizi harus berusaha
untuk mengembangkan keterbukaan dan melakukan
hubungan positif dengan klien.
Komunikasi dengan klien
• Cara-cara untuk memperoleh umpan balik:
1. Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya,
mengajukan pendapat, menceritakan pengalaman
2. Mengajukan pertanyaan atau meminta penjelasan
kembali kepada klien untuk mengetahui pemahaman
klien tentang informasi yang telah diberikan
3. Meminta klien untuk meringkas informasi yang telah
disampaikan dan diterimanya
Prinsip komunikasi
Dalam konseling Gizi
KETERAMPILAN MENDENGAR DAN MEMPELAJARI
KETERAMPILAN MEMBANGUN PERCAYA DIRI DAN
MEMBERI DUKUNGAN
CIRI KONSELOR YG BAIK
Tempat dan waktu Konseling
• Aman: memberikan rasa aman untuk berbicara bebas
tanpa didengar orang lain
• Nyaman, ruangan terpisah dengan yg lai
• Tenang
• Ada meja/ tempat untuk mendemonstrasikan materi
• Lokasi mudah dijangkau klien
• Ruangan cukup cahaya dan sirkulasi udara
• Waktu yg digunakan (30-60 menit) menggali data,
diskusi dan pemecahan masalah.
KETERAMPILAN KONSELING
UNTUK PERUBAHAN PERILAKU
• Laquatra dan Danish, konseling untuk perubahan perilaku:
Tahap 1: mengembangkan hubungan dan saling percata antara klien
dan konselor
Tahap 2: strategi perubahan perilaku strategi memecahkan
masalah
• Pavlov, et all, manusia lahir dlm keadaan netral.3 model pembelajaran:
Perubahan perilaku sesuai dg pemenuhan kebutuhan. sadar thd
permasalahan.
Meniru, tergantung juga dengan org sekitar atau teman makan
Konsep model lain: langsung ditiru oleh klien tanpa penilaian scr
rasional
Contoh Kasus Pasien Obesitas
1. MEMBANGUN DASAR KONSELING.
Identifikasi
Minta surat rujukan dari dokter bila ada atau
masalah medis
hasil laboratorium dan hal yang terkait
lainnya
• diagnosis obesitas
Jelaskan tujuan
• Perubahan pola makan
konseling
• 6 kali kunjungan
• Kunjungan 1 : pengkajian gizi selama 60 mnt
Contoh Kasus Pasien Obesitas
2. MELAKUKAN PENGKAJIAN GIZI
Antropometri
overweight BBR > 110 %
obesitas BBR > 120 %
HDL
Laboratorium
LDL, Trigliserida
Klinis
Timbunan lemak tubuh
hal-hal lain terkait diagnosis penyakit
Kualitatif
Riwayat Makan
Kuantitatif
Aktivitas fisik
Riwayat Personal
masalah psikologis dll
3. Menetapkan Diagnosis
Problem :
Domain
Asupan a. Kelebihan asupan makanan
b. Kelebihan berat badan
Etiologi :
a. Kurangnya pengetahuan ttg pola makan
seimbang
b. Asupan energy berlebih
Domain Tanda dan Gejala :
Klinis a. Asupan E,L,P,KH > 100 %
b. IMT > 25 dan BBR > 120 %
4. Melakukan Intervensi Gizi
Ucapkan Text in
terima here
kasih
Keterampilan Komunikasi sebagai Dasar dari
Konseling Gizi
• Keterampilan komunikasi
• Keterampilan mendengar dan mempelajari
• Keterampilan membangun percaya diri dan memberi
dukungan
• Keterampilan dalam konseling
TUGAS
PENYULUHAN
1. Buat Media Power Point/ Poster/Leaflet tema bebas
2. Penyuluhan selama 5 menit
3. Penilaian oleh rekan absen setelahnya
KONSELING
1. Buat skenario konseling gizi
2. Tema bebas
Tugas kelompok
PENYULUHAN
Buat menjadi 5 kelompok
Buat Satuan Acara Penyuluhan
KONSELING
Dibagi menjadi 4 kelompok.